12 suku bangsa israel
Dua Belas Suku Israel mengacu pada putra-putra semenjak Patriark Yahudi Yakub dan adalah keadaan terdepan bagi garis keturunan tungkai dari mereka yang takhlik bangsa Israel. Di zaman kuno, semua kelompok kesukuan mengembangkan cerita-cerita tentang leluhur mereka pada apa yang dikenal sebagai fondasi mite sebab semua garis keturunan dianggap bermanfaat dalam mempertahankan garis zuriat leluhur dan juga sebagai status untuk penanda identitas.

Dua Belas Suku Israel
Keduabelas putra Yakub sesuai bujuk lahir adalah:
- Ruben
- Simeon
- Lewi
- Yehuda
- Dan
- Naftali
- Gad
- Asyer
- Isakhar
- Zebulon
- Yusuf (Manasye, Efraim)
- Benyamin
Urutan lahir bermanfaat dalam praktik otoritas hak anak barap, atau putra tertua mewarisi sebagian besar harta ayahnya, dan kemudian sisanya dibagikan sesuai strata momongan lainnya. Privat kisahan bibel, sehabis mortalitas Yusuf di Mesir, bagiannya diberikan kepada dua putranya Manasye dan Efraim. Status tiap anak nantinya akan dikoordinasikan di distrik yang mereka songsong di Kanaan. Yakub tidak diragukan memiliki anak asuh-anak asuh pemudi tidak, namun semata-mata satu yang disebutkan, Dina (lihat di bawah).
Yakub
Yakub menerima nama baru: “Israel” atau “ia yang bergulat malaikat atau dengan tuhan dan hidup”. Dengan demikian, semua keturunannya menjadi bangsa Israel.
Yakub adalah anak asuh bungsu dari Ishak dan Ribka. Ishak adalah anak yang dijanjikan oleh Tuhan anak adam Israel kepada Abraham, pendiri tradisional dari bangsa ini. Yakub maling kepunyaan kakaknya (sebagai momongan barap) dan harus melarikan diri ke Timur cenderung Haran (Lor Irak), di mana sebagian sanak Abraham masih hidup. Di sana ia bersesuai Rahel di sumur dan meminta absolusi pada Laban, ayah Rahel, seyogiannya diperbolehkan menikahi Rahel. Laban memberi syarat agar Yakub bekerja malah adv amat untuknya selama sapta hari. Yakub menyanggupinya, doang di lilin lebah pernikahan ternyata yang hadir adalah Lea, empok Rahel. Yakub pun protes, semata-mata Laban menyuruhnya bekerja selama tujuh hari lagi dan menjanjikan akan memberikan Rahel kemudian.
Ceritanya kemudian menjadi lebih mendetil dan elusif akan halnya anak-anak Yakub. Awalnya, Lea melahirkan sejumlah anak laki-laki, sementara Rahel dinyatakan mandul. Kemudian Rahel menyodorkan pelayannya (praktik historis ibu penukar dalam kasus kemandulan). Lea menjadi mandul sesaat dan pun menyodorkan pelayannya. Aktivitas ini kemudian menjadi komplet di tradisi yang belakangan tentang di mana dan cak kenapa para putra tersebut mewarisi wilayah kaki tertentu di tanah Kanaan. Situasi ini kasmaran puas identitas ibu mereka, Lea dan Rahel, dan kedua pelayan mereka, Bilha dan Zilpa.
Leah | Rahel | Bilha | Zilpa |
---|---|---|---|
Ruben | Yusuf | Dan | Gad |
Simeon | Benyamin | Naftali | Asyer |
Lewi | |||
Yehuda | |||
Isakhar | |||
Zebulon |
Rindu mau pulang dan mau berbaikan dengan kakaknya, dalam perjalanan pulang di lilin lebah perian Yakub disambangi maka dari itu suatu manusia dan dengan sosok itu kamu bergulat. Heterogen versi mencitrakan bani adam ini sebagai manusia, Tuhan atau sesosok malaikat. Yakub menuntut berkat dan sekarang sira menyepakati logo mentah: “Israel” ataupun “ia yang bergulat dengan malaikat suci atau dengan Tuhan dan kehidupan.” Dengan demikian semua keturunanya menjadi bangsa Israel.
Di Kanaan
Kitab Kejadian memberikan beberapa cerita tambahan tentang kehidupan Yakub dan anak-anaknya setelah kembalinya mereka ke Kanaan. Dina merupakan anak perempuan Lea dan Yakub. Ia pergi mengunjungi kuntum-perawan di Sikhem. Anak laki-laki berusul pemimpin provinsi itu, Hemor, yang juga bernama Sikhem, mengambil dan mencabulinya. Sikhem menganakemaskan Dina dan meminta ayahnya cak bagi mendapatkannya dari Yakub (34:6-10).
Lalu Hemor ayah Sikhem, meninggalkan mendapatkan Yakub untuk berbicara dengan ia. Sementara itu momongan-anak Yakub pulang bersumber padang, dan sesudah mendengar peristiwa itu khalayak-manusia ini sakit hati dan sangat berang karena Sikhem sudah lalu berbuat bercak di antara khalayak Israel dengan memperkosa momongan perempuan Yakub, sebab yang demikian itu tak patut dilakukan. Berbicaralah Hemor kepada mereka itu: “Lever Sikhem anakku mengingini anakmu; seharusnya kamu mengasihkan dia kepadanya menjadi isterinya dan biarlah kita ambil-cekut: berikanlah upik-amoi kamu kepada kami dan nah amoi-kuntum kami. Tinggallah pada kami: negeri ini terbuka bagi kamu; tinggallah di sini, jalanilah negeri ini dengan adil, dan menetaplah di sini. (34:6-10).
Karena saudari mereka telah dinodai, Simeon dan Lewi berkeras moga Sikhem harus disunat malar-malar dahlulu. Hemor dan Sikhem setuju dan menghimbau insan-individu Sikhem yang lain untuk mengamalkan ritual tersebut. Lega hari ketiga, “ketika mereka sedang menderita kesakitan” (Hal 34:25), Simeon dan Lewi membantai Hemor, Sikhem dan seluruh klannya serta menjarah desa mereka. Bilang sarjana modern menganggap kisah ini dimasukkan belakangan, dengan pemikiran Yahudi nan menganggap orang-orang non-Ibrani yakni penyembah berhala dan lain murni. Dalam beberapa periode kemudian di dalam sejarah Yahudi, terdapat larangan perkawinan paduan dengan orang-orang semacam itu. Dina muncul dalam novel bertamadun,
The Red Tent
karya Anita Diamant.
Yusuf
Dua anak maskulin berpangkal Rahel yakni Yusuf dan Benyamin. Rahel meninggal saat melahirkan Benyamin. Karena cintanya lega Rahel, mereka adalah momongan-anak kesayangan Yakub. Yusuf adalah penafsir mimpi dan bercerita pada tembuni-saudaranya akan halnya sebuah mimpi di mana mereka mengerubuti Yusuf dan membungkuk padanya. Ketika sebuah karavan yang sedang n domestik perjalanan menuju Mesir lewat, mereka lego Yusuf sebagai budak. Mereka mencuil jubah spesial yang dibuatkan Yakub kerjakan Yusuf, melumurinya dengan darah dan bercakap pada Yakub bahwa Yusuf sudah nyenyat. Seumpama penafsir mimpi, Yusuf ki berjebah memahamkan mimpi Firaun dan menjadi menteri di Mesir.

Cerita Yusuf oleh Ghiberti
Hal ini berorientasi pada narasi bagaimana Dua Belas Kaki tersebut pindah ke Mesir. Ketika itu terjadi paceklik di Kanaan, Yakub mengutus putra-putranya ke Mesir untuk menegosiasikan rahim. Mereka tidak mengenali Yusuf, yang membuayai mereka, tapi pada kesannya ia memaafkan saudara-saudaranya dan berfirman mudahmudahan mereka pindah ke Mesir. Mereka menjadi makmur di Mesir sampai seorang Firaun naik tahta dan tak memahfuzkan Yusuf kemudian mengeksploitasi turunan-orang Israel buat membangun kota-daerah tingkat lumbung.
Berkat Yakub Menjelang Kematiannya
Di pengunci kitab Kejadian, ketika Yakub menengah sekarat, beliau menyapa masing-masing putranya (ayat 49). Berkat yang diberikan menjelang kematian dijunjung hierarki (seperti mana diukir di atas batu) dan digunakan bikin memprediksi kejadian nan akan datang:
Kemudian Yakub memanggil anak asuh-anaknya dan bertutur: “Datanglah berkumpul, biar kuberitahukan kepadamu, segala yang akan kamu alami di kemudian tahun. Berhimpunlah anda dan dengarlah, ya momongan-momongan Yakub, dengarlah kepada Israel, ayahmu. Ruben, engkaulah anak sulungku, kekuatanku dan permulaan kegagahanku, engkaulah yang terutama dalam keluhuran, yang terutama n domestik kesanggupan. Engkau yang membual andai air, bukan lagi ia yang terutama, sebab ia telah naik tempat tidur ayahmu; waktu itu ia telah melanggar kesuciannya. Sira sudah menanjak petiduranku! Simeon dan Lewi berfamili; senjata mereka ialah radas kekerasan. Janganlah semoga jiwaku turut internal permupakatan mereka, janganlah hendaknya rohku bersatu dengan perkumpulan mereka, sebab n domestik kemarahannya mereka sudah mendabih makhluk dan dalam keangkaraannya mereka telah menyusup otot keting lembu. Terkutuklah kicauan mereka, sebab amarahnya keras, terkutuklah keberangan mereka, sebab berangnya bengis. Aku akan membagi-bagikan mereka di antara anak-anak asuh Yakub dan menyerakkan mereka di antara anak-anak Israel. Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan jitok musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu. Yehuda yaitu sama dengan anak singa: selepas cerkau, engkau mendaki ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring sebagaimana singa kesatria alias sama dengan singa betina; siapakah nan gagah membangunkannya? Tongkat kerajaan tidak akan beranjak mulai sejak Yehuda ataupun lambang tadbir dari antara kakinya, sampai dia nomplok yang berkuasa atasnya , maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.” (Peristiwa 49:1-10)
Keadaan ini berlanjut hingga ke momongan terakhir. Berkat merefleksikan tali peranti di kemudian perian saat bangsa ini bermukim di tanah mereka. Sebagai anak sulung, Ruben seharusnya mewarisi otoritas, namun ia berdosa terhadap ayahnya. Simeon dan Lewi membantai kabilah Sikhem. Berkat ini mengklarifikasi mengapa Yehuda, putra keempat, mewarisi janji buat memimpin yang lain (Kanjeng sultan Daud ialah keturunannya). Lewi, yang keturunannya yakni Musa dan Harun, tak mengakuri peninggalan tanah. Harun menjadi imam jenjang pertama. Alih-alih kapling, kaum Lewi menjadi anggota Kuil ketika akhirnya dibangun di Yerusalem. Suku-tungkai lain nan tidak menggarap tanah berkontribusi dengan kondusif kaum Lewi dengan memberikan ufti kasatmata daging, roti dan anggur. Kabilah Lewi juga diberi kota-daerah tingkat perlindungan di kapling itu.
Dari Konfederasi Suku Hingga Rumah pasung Babilonia
Kitab Yosua, kitab Hakim-Juri, dan 1 Samuel berhubungan dengan perjuangan dan menetapnya bangsa Israel di Kanaan setelah bangsa Ibrani keluar dari Mesir (Bekas). Bersendikan tradisi, dikatakan pada bangsa Yahudi di Gunung Sinai bahwa mereka tidak boleh menjadi begitu juga bangsa enggak. Hal ini bermain juga untuk rezim; Israel tidak diperkenankan memilki basyar umpama raja sebab Sang pencipta yaitu yang dipertuan mereka. Selepas menetap di Kanaan, nasion Israel berkuasa melalui konfederasi suku . Ini adalah kerja sama bakal mengorganisir perang melawan orang Kanaan dan pun cucu adam-orang Filistin. Pada waktu tersebut bangsa Israel mempunyai tenda pertemuan portabel sebagai palagan penyimpanan Tabut Perjanjian (yang terdiri semenjak dua loh batu yang berisi sepuluh perintah Allah nan diberikan kepada Musa di G. Sinai). Bikin pergi rasa timburu hati serta kemungkinan suku-suku enggak mengajukan klaim kepemilikan mereka, ceteri tersebut dirotasi di antara bermacam rupa wilayah suku. Berjenis-jenis situs tagut (seperti Shiloh) menghasilkan banyak sumber dan kisahan tentang suku-suku Israel selama periode tersebut.

Provinsi nan Diberikan kepada Dua Belas Suku Israel
Ketika Konfederasi Suku tidak pula mampu memecahkan bangsa Filistin, bangsa Israel meminta lega Rasul Samuel kerjakan “menjatah kami sunan” (1 Samuel 8:5). Kanjeng sultan pertama, Saul, yaitu model nan buruk, dan momen ia dibunuh, suku-suku tersebut mengidas Daud sebagai paduka tuan. Perian ini dikenal bagaikan pengikatan monarki dan dipandang sebagai zaman keemasan. Putranya, Salomo, membangun mania kuil pertama di ibu kota baru, Yerusalem.
Terlepas dari ketenaran akan kekayaan dan kearifan Salomo, acara pembangunannya mewajibkan pekerja dari tungkai-kaki tersebut. Setelah kematian Salomo (+
920 SM?), kaki-suku tersebut mendekati putranya dan memintanya kerjakan menghentikan praktik ini. Ia menolak. Sepuluh suku memisahkan diri dan membentuk kerajaan sendiri di Israel Utara. Dua tungkai yang tetap taat, tungkai Yehuda dan tungkai Benyamin, membuat kerajaan mereka seorang di Kidul (kerajaan Judah). Selama dua ratus tahun berikutnya, kerajaan-imperium ini kadang-kadang bergabung kerjakan menyaingi penjajah, tapi cukup sering mereka saling bersengketa (2 Raja-sultan dan 1&2 Tawarikh).
Hanya Kaki Benyamin dan Yehuda di selatan yang selamat.
Tahun 722 SM, Imperium Asyur menginvasi Imperium Lor Israel dan menghancurkannya. Bangsa Asyur memiliki peraturan yang dirancang untuk membasmi kemungkinan adanya penangkisan dari wilayah-wilayah taklukan. Bangsa Asyur menukar populasi di sana dengan mengeluarkan nasion Israel dan menggantinya dengan kaum mereka seorang. Palagan harapan dan kelangsungan hidup kesepuluh suku ini masih menjadi misteri. Mereka menjadi deka- tungkai Israel nan hilang, hilang bersumber rekaman.
Kekaisaran Asyur ditaklukkan oleh Kekaisaran neo-Babilonia. Bangsa Babilonia menjinakkan Yerusalem dan Kerajaan Kidul pada tahun 587 SM dan menggagalkan Kuil Salomo. Dengan kebjiakan luar negeri yang sama, para tersiksa dibawa ke Babilonia. Periode ini dikenal dengan sebutan Tangsi Babilonia (terbuang bermula tanah mereka). Ketika Koresh Agung (memerintah +550-530 SM), pembangun Kekaisaran Akhmeneniyah menundukkan Babilonia, ia mengizinkan bangsa Ibrani cak bagi kembali dan membangun sekali lagi Kuil mereka (539 SM). Dengan demikian, namun suku Benyamin dan suku Yehuda di selatan yang selamat.
Kitab Para Nabi
Para Utusan tuhan Israel main-main sebagai ahli nujum, alias sebagai jembatan di mana orang-anak adam historis berkomunikasi dengan Halikuljabbar mereka. Para Nabi ditunjuk oleh Tuhan untuk memberikan pencekokan pendoktrinan, peringatan dan detil-detil keseimbangan sosial. Kejadian ini terdapat di dalam kitab Para Nabi di mana kita akan menemukan penjelasan mengapa Tuhan mengizinkan terjadinya godaan-bisikan ini. Tuhan menggunakan khasiat mulai sejak luar cak bagi menghukum sosok Israel atas dosa-dosa mereka, dosa yang terbesar adalah mengizinkan menyembah berhala di tanah mereka. Di saat yang sama, para Nabi menerimakan pesan penungguan bahwa Sang pencipta pada akhirnya akan turun tangan sekali lagi dalam sejarah bani adam, puas “hari-waktu penutup” (eschaton internal bahasa Yunani). Tuhan akan menghadirkan seorang Mesias (“dia yang diurapi”), berpunca keturunan Daud. Pada periode tersebut, akan terjadi perang bungsu yang diikuti oleh penghakiman anak bungsu. Makhluk-orang jahat akan dijatuhkan ke Neraka, dan yang baik akan menempati Taman Firdaus yang hijau di bumi, itulah buram tadinya Yang mahakuasa untuk umat makhluk. Pada waktu itu, ketinggian bangsa Israel akan dipulihkan dan nasion-bangsa lain akan tunduk pada otoritasnya. Keadaan ini meliputi tema dominan tentang pengembalian kedua belas suku Israel yang dikumpulkan berusul tempat-wadah jauh.
Menurut Nabi Ezekiel:
Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan Yang mahakuasa: Sekarang, Aku akan menyembuhkan situasi Yakub dan akan menyayangi seluruh suku bangsa Israel dan cemburu-Ku timbul bagi mempertahankan nama-Ku yang kudus.
Mereka akan melupakan noda mereka dan segala ketidaksetiaan mereka, yang dilakukannya terhadap Aku, kalau mereka telah diam lagi di tanah mereka dengan kesepakatan tenteram dengan tidak dikejutkan makanya apapun, dan sekiranya Aku sudah membawa mereka kembali dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka dari tanah musuh-musuh mereka dan pada saat Aku menunjukkan kekudusan-Ku kepada mereka di hadapan bangsa-bangsa nan banyak. Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Almalik mereka, yang mengirimkan mereka ke dalam pembuangan di tengah bangsa-nasion dan mengumpulkan mereka pula di tanahnya dan Aku tidak membiarkan seorangpun dari padanya tinggal di sana. Aku tidak lagi ondok wajah-Ku terhadap mereka, kalau Aku menumpahi Atma-Ku ke atas kaum Israel, demikianlah firman Almalik Sang pencipta.” (39:25-29)
Di tahun 330 SM, Aleksander Agung (memerintah 336-323 SM) menaklukkan Mediterania Timur teragendakan Israel dan menerapkan kebiasaan-aturan Yunani. Balasan Makabe (167-160 SM) menghasilkan kejayaan atas bangsa Yunani; kekuasaan Yahudi berkeras hati selama seputar seratus waktu sampai alhasil Roma menundukkan Israel pada masa 63 SM. Periode ini memberikan intensi untuk bangsa Israel, dengan adanya sejumlah insan nan memproklamirkan diri umpama mesias nan memohon interferensi Tuhan sekarang sekali lagi. Ide memulihkan bangsa Israel dihidupkan kembali puas perian ini.
Kekristenan
Umat Masehi menyatakan Yesus mulai sejak Nazaret adalah mesias nan diprediksi oleh para Nabi. Beliau mengajarkan pesan yang sederajat dengan para Utusan tuhan dan juga adapun Kerajaan Yang mahakuasa yang telah rapat persaudaraan. Ajarannya juga meliputi pemanggilan kedua belas rasul ( “murid” n domestik bahasa Yunani), nan secara simbolik melambangkan kedua belas suku Israel. Kitab-kitab Injil tidak selalu sepakat soal nama-nama, dan Lukas menulis bahwa ada 70 orang petatar lain. Akan tetapi, mereka secara konsisten disebut sebagai “dua belas rasul”. Privat perjamuan terakhir varian Injil Lukas, peran mereka internal keberadaan kerajaan Allah termaktub secara eksplisit: “Kamulah yang tetap lewat bersama-sebagaimana Aku dalam barang apa pencobaan nan Aku alami. Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, setimbang seperti Bapa-Ku menentukannya lakukan-Ku, bahwa ia akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Imperium-Ku dan dia akan duduk di atas kedudukan untuk menghakimi kedua belas suku Israel” (Lukas 22:28-30).

Pemanggilan Nabi-rasul oleh Domenico Ghirlandaio
N domestik Kisah Para Nabi menurut Lukas, engkau mengutip Ezekiel (di atas) n domestik narasinya pada periode Pentakosta. Bangsa Ibrani mampu di Yerusalem bakal memestakan Pentakosta (“dari setiap bangsa di atas bumi”) dan inilah ketika “sukma Tuhan” ambruk ke atas para pengikut Yesus. Dalam kitab Nubuat, Yohanes berpunca Patmos batik tentang 144.000 martir di surga (12×12=144). Intern pengelihatannya akan Yerusalem nan dipulihkan, nama terbit kedua belas kaki Israel tersurat pada gerbang-gerbang kota (21:12-13).
Pencarian Kaki-Suku nan Hilang
Pencarian sepuluh suku Israel nan hilang dimulai semenjak zaman dulu dan berlangsung hingga zaman berbudaya. Berbagai gubahan dari zaman kuno akhir dan Abad Pertengahan menyatakan tentang provinsi-kawasan sebatas ke Timur Israel dan lagi bekas-tempat di Afrika, terutama Ethiopia yang memiliki komunitas Ibrani. Komunitas Beta Israel di Ethiopia mengklaim seumpama keturunan dari suku Dan. (Orang-hamba allah Yahudi kemudian diterbangkan ke Israel selama Aksi Salomo di akhir perang sipil Eritrea/Ethiopia hari 1991). Adanya persekusi sporadis atas kaum Yahudi di Rusia dan Eropa, intensi akan tanah air (Zionisme) menjadi tema yang terdepan yang menghampari cara-pendirian bikin mengumpulkan tungkai-suku yang hilang.
Kekaisaran Asyur, ditaklukkan makanya Babilonia dan kemudian makanya Persia, meliputi negeri luas dari Suriah hingga Afganistan, berpunca bagian paksina Arabia sampai ke Laut Hitam dan arah selatan Rusia. Kawasan ini mencakup Kempang Untai, rute karavan menghadap Tiongkok dan India, dan situasi ini menimbulkan gambling bahwa suku-kaki yang hilang itu mungkin bisa ditemukan di antara beraneka macam bangsa di wilayah ini. Pemikiran yang tenar adalah dapat jadi bangsa Skithia atau bangsa Kimmeri yang adalah bangsa Ibrani kuno nan mengadopsi kebiasaan-istiadat suku; dan berbunga wilayah ini suku-suku tersebut meyebar ke Rusia dan kemudian ke Eropa.
Abraham Mordechai Farissol (1451-1525) adalah penulis Ibrani mula-mula yang mengklaim bahwa penduduk zakiah Amerika adalah tungkai-suku nan hilang tersebut. Aaron Levi yang berpergian ke daerah-daerah ini, menyatakan bahwa ia menyaksikan kaki-suku kudus Amerika itu mempraktikan ritual-ritual Yahudi dan mereka yaitu keturunan berasal Ruben dan Lewi. Yang lain mengklaim bahwa komunitas Yahudi di India adalah keturunan suku-suku Israel. Kesepuluh tungkai nan hilang mulai diidentifikasi bangsa Ibrani yang atma di wilayah-wilyah Afganistan, Azerbaijan, Myanmar, Kurdistan, Kashmir, dan di antara nasion Kerak gigi di Rusia, Jepang dan Tiongkok.
Pada abad ke-19, Joseph Smith, pembangun komunitas Basilika Yesus Kristus berpokok Orang-orang Masif Zaman Akhir (Dom Mormon), mengklaim bahwa penduduk asli Amerika merupakan anak cucu berpokok kesepuluh suku Israel yang beremigrasi ke benua Amerika setelah kerusakan Babilonia (587 SM). Klaim ini pula menyatakan bahwa Yesus nomplok ke Amerika bikin mengunjungi mereka.
Dengan berdirinya negara Israel di tahun 1948, sebagian makhluk Israel menyatakan bahwa pemulihan bangsa Israel yang sebenarnya tidak akan tercapai tanpa menemukan kesepuluh tungkai yang hilang tersebut. Rancangan-lembaga penelitan didirikan kerjakan memanfaatkan ilmu pengetahuan plonco akan halnya DNA dan genetika. Dengan menggunakan model DNA dari bani adam-orang di area Asiatik dan Afrika, ditemukan hubungan dengan ciri-ciri dominan dari kaum Semit Timur Tengah (bangsa Arab dan Ibrani), meski sudah terbaur selama berabad-abad dengan gen local. Penelitian masih berlanjut.
Source: https://www.worldhistory.org/trans/id/2-1822/dua-belas-suku-israel/