apa itu kristen advent

Berasal Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Protestanisme
(di Indonesia dikenal dengan istilah
Protestan
atau
Kristen) adalah sebuah denominasi dalam kesilaman yang menyembah Almalik yang merujuk sreg operasi perbaikan Pro-Testan maka dari itu Martin Luther pada tahun 1517 dengan 95 dalilnya.

Etimologi
Protestan
sendiri pecah berpokok bahasa Latin, yaitu: “Pro Testanum”, (Inggris: “Menyebelahi Testament”). “Menyebelahi” berharga: memihak, memilih bikin atau kepada. Sementara “Testanum” berarti: Perjanjian. Ini ialah 2 pembukaan yang menunjuk sreg Perjanjian Lama dan Perjanjian Mentah di Alkitab.

Kata ini didefinisikan laksana propaganda Reformasi Kekristenan/umat Serani/pengikut Kristus/Yesus nan memulai kembali berdasarkan pada iman dan praktik Kekristenan berdasarkan awal mula Alkitab, yang berawal bermula dorongan Reformasi Protestan dalam segi teologi, politik, dan eklesiologi, mengembalikan apa yang dianggap perumpamaan penyelewengan Gereja Katolik Roma saat itu.[1]

Hal ini merupakan satu semenjak tiga penandasan terdahulu dari “Kekristenan Nikea”, yaitu di samping Dom Katolik Roma dan Gereja Ortodoks.[2]

Istilah “Protestan” juga merujuk kepada “salinan Reformasi Protestan” nan disampaikan oleh para pembesar nan mendukung pernyataan Martin Luther, menyaingi keputusan
Diet Speyer
pada tahun 1529 yang menguatkan keputusan (maklumat) Diet Worms nan mengecam tajali Martin Luther sebagai ajaran sesat (heretik).[3]

Dan gerakan Reformasi Menyebelahi-Testan yang dilakukan makanya Martin Luther ini bukanlah nan pertama boleh jadi terjadi di kalangan Gereja Katolik, sebab sebelumnya sudah ada gerakan-propaganda serupa seperti yang terjadi di : – Prancis yang dipimpin oleh Peter Waldo (dan sekarang para pengikutnya terpumpun dalam Basilika Waldensis) puas pertengahan abad ke-12; – Bohemia (kini termasuk Ceko) di pangkal pimpinan Jan Hus (1369-1415), para penganut Yohanes Hus di Bohemia kemudian bergabung dengan Gereja Calvinis. – Gereja Waldensis banyak terletak di Italia; dan – Negara-negara yang mempunyai banyak imigran dari Italia, seperti Uruguay.

Pada 2005, sekitar 5,9%–14.276.459 jiwa dari 241.973.879 penduduk Indonesia, yang mengikutin tanzil Protestanisme[4]
dan sensus tahun 2010 sekitar 6,96%- 16.528.513 umur.

Disebabkan karena sebagian besar para misionaris yang ke Indonesia berpangkal dari Belanda dan Jerman, kebanyakan Gereja Kristen Protestan di Indonesia adv amat diwarnai oleh corak warna Calvinis dan Lutheran.


[sunting
|
sunting sumber]

Jumlah penganut Masehi Protestan Bersendikan Sensus penduduk menurut negeri (Juni 2022)[5]:

  1. Aceh: 1,17%
  2. Sumatra Utara: 26,73%
  3. Sumatra Barat: 1,51%
  4. Riau: 9,76%
  5. Jambi: 3,31%
  6. Sumatra Selatan: 0,97%
  7. Bengkulu: 1,61%
  8. Lampung: 1,37%
  9. Kep. Babel: 2,11%
  10. Kep. Riau: 11,97%
  11. DKI Jakarta: 8,56%
  12. Jawa Barat: 1,79%
  13. Jawa Tengah: 1,58%
  14. DI Yogyakarta: 2,42%
  15. Jawa Timur: 1,65%
  16. Banten: 2,61%
  17. Bali: 1,65%
  18. NTB: 0,25%
  19. NTT: 36,27%
  20. Kalimantan Barat: 11,61%
  21. Kalimantan Tengah: 16,70%
  22. Kalimantan Selatan: 1,34%
  23. Kalimantan Timur: 7,49%
  24. Kalimantan Lor: 19,72%
  25. Sulawesi Utara: 62,95%
  26. Sulawesi Perdua: 16,24%
  27. Sulawesi Kidul: 7,48%
  28. Sulawesi Tenggara: 1,66%
  29. Sulawesi Barat: 13,32%
  30. Gorontalo: 1,45%
  31. Maluku: 39,54%
  32. Maluku Utara: 24,87%
  33. Papua Barat: 53,96%
  34. Papua: 69,44%

Doktrin-doktrin

[sunting
|
sunting sumber]

Walaupun teologi dari denominasi-denominasi Protestan jauh dari seragam, ada beberapa religiositas yang tersebar lega Protestantisme ialah teologi
sola gratia,
sola fide, dan
sola scriptura.

  • Sola gratia
    berpegang bahwa keselamatan merupakan pemberian bersumber Almalik. Anak adam tidak dapat menyelamatkan dirinya seorang.
  • Sola fide
    berpijak bahwa keselamatan yang menclok namun melintasi iman di kerumahtanggaan Yesus andai Kristus, bukan melewati ragam baik.
  • Sola scriptura
    mempertahankan bahwa Alkitab (enggak tradisi gereja atau interpretasi gerejawi dari Alkitab) merupakan sumber otoritas final buat semua insan Serani.

Gereja-katedral Protestan galibnya menolak doktrin Katolik dan Ortodoks akan halnya pewarisan apostolik dan pelayanan sakramental bersumber klerus. Kecuali yang ditemukan lega banyak negara, seperti di penggalan selatan Eropa, yang produktif di bawah pengaruh non-Katolik jauh sebelum Reformasi.

Pendeta Protestan dan pemimpin gereja mempunyai peran dan pengaruh yang sedikit berlainan di dalam komunitas mereka dibandingkan dengan pastor dan paus sreg Katolik, Anglikan dan Ortodoks.

Denominasi Gereja Protestan

[sunting
|
sunting sumber]

Passional Christi und Antichristi, lukisan Lucas Cranach the Elder, dari karya Luther (1521)
Passionary of the Christ and Antichrist. Paus digambarkan sebagai Antikristus, menandatangani dan menjual inskripsi pertobatan (indulgensi).

Pemuja manuver Protestan menyebut pengelompokan gereja-gereja menurut doktrin-teologi landasan mereka andai “denominasi”. Mereka adalah stempel fragmen-episode berbeda kerumahtanggaan suatu “Gereja” yang utuh. Suku bangsa Protestan memerosokkan doktrin Katedral Katolik Roma umpama satu-satunya dom nan benar. Sejumlah denominasi Kristen lebih ketat dibanding yang bukan dan terserah dasar-dasar ortodoksi yang dipertentangkan di antara denominasi-denominasi tersebut. Denominasi solo juga bermunculan menurut perbedaan dogma yang kadang suntuk tidak kentara. Banyak sekali lagi denominasi yang cuma yaitu ekspresi etnis maupun kedaerahan terhadap tangan kanan yang sebabat, yang memufakati panca
sola
ibarat cara dasar penting iman Kristen. Gerombolan Non-denominasional juga dimasukkan ke dalam golongan Protestan. Karena semua faktor ini, pembilangan yang pasti tidak dimungkinkan, tetapi diperkirakan ada sekitar 33.000 denominasi Protestan.[6]

Cabang utama

[sunting
|
sunting sendang]

Diagram sejarah cabang-simpang gereja Protestan

Protestan bisa dibedakan berdasar puas bagaimana dominasi gerakan-gerakan yang terdahulu sejak Reformasi,yang hari ini dianggap sebagai cabang. Beberapa kampanye ini mempunyai garis nasab yang sama, sesekali langsung memijah ke denominasi orang. Karena banyak kelompok religiositas yang sudah disebutkan sebelumnya, adegan ini tetapi membahas adapun keluarga-keluarga dengan denominasi terbesar, atau cabang-cabang, yang secara luas dianggap andai bagian dari Protestanisme. Bagian berpokok protestanisme adalah, internal urutan abjad: Advent, Anglikan, Permandian, Calvinis (Reformed), Lutheran, Methodist dan Pantekosta. Sebuah simpang Anabaptis yang boncel tetapi historis penting juga untuk dibahas. Bagan di asal ini menunjukkan aliansi timbal kencong dan asal sejarah dari keluarga denominasi Protestan terdahulu, atau bagian-bagiannya.

Kampanye interdenominasi

[sunting
|
sunting sumur]

Ada pun gerakan-gerakan Masehi nan melintasi garis-garis denominasi dan justru cabang-cabangnya, dan tidak dapat diklasifikasikan pada tingkat yang proporsional dengan yang disebutkan sebelumnya. Evangelikalisme adalah salah satu contoh yang menonjol. Sebagian berbunga gerakan-operasi itu aktif secara eksklusif di dalam Protestanisme, bilang di antaranya Masehi. Kampanye-gerakan transdenominasi kadang-kadang juga berharta mempengaruhi bagian-bagian berusul Gereja Katolik Roma, begitu juga melakukan Gerakan Karismatik, yang n kepunyaan tujuan bagi menggabungkan kepercayaan dan praktik yang seperti mana Pentakosta ke dalam berbagai cagak di agama Serani. Basilika-gereja Neo-karismatik sewaktu-waktu dianggap sebagai subkelompok Gerakan Karismatik. Keduanya ditempatkan di dasar label umum Karismatik Kristen (disebut Renewalists), bersama juga dengan Pentakosta. Gereja-gereja nondenominasional dan berbagai gereja apartemen sering mengadopsi, ataupun semacam gerakan seperti ini.

Megachurches galibnya dipengaruhi oleh gerakan interdenominasi. Secara global, sidang-sidang lautan ini merupakan perkembangan yang signifikan dalam agama Serani Protestan. Di Amerika Serikat, fenomena ini terjadi lebih dari catur boleh jadi lipat intern dua sepuluh tahun terakhir.[7]
Sejak itu lalu menyebar ke seluruh bumi.

Gambar di sumber akar ini menunjukkan hubungan timbal balik dan asal-usul bersejarah dari usaha interdenominasi utama dan pun perkembangan-perkembangan lain dalam Protestanisme.

Links between interdenominational movements and other developments within Protestantism.

Perkembangan Protestan lainnya

[sunting
|
sunting sumber]

Banyak gerakan-aksi dan pemikiran lainnya nan dapat dibedakan berasal turunan-orang transdenominasi dan ceranggah yang telah tersebar luas muncul dalam agama Kristen Protestan. Bilang terbit mereka sekali lagi sudah lalu menjadi bukti hari ini. Yang lain muncul sepanjang berabad-abad dan selepas Reformasi menghilang secara bertahap seiring berjalannya waktu, seperti mana rata-rata berasal Pietisme. Sejumlah menginspirasi orang-orang transdenominasi saat ini, seperti Evangelisme nan memiliki fondasi dalam fundamentalisme Masehi.
[butuh rujukan]

Budaya Protestan

[sunting
|
sunting sendang]

Lamun Reformasi adalah kampanye agama, tetapi pun memiliki dampak yang kuat pada semua aspek spirit yang lainnya: pernikahan dan keluarga, pendidikan, manusiawi dan aji-aji pengetahuan, tatanan politik dan sosial, ekonomi, dan seni.[8]
Basilika-gereja Protestan menunda gagasan imamat yang selibat dan akibatnya memungkinkan imam mereka bakal menikah.[9]
Banyak mulai sejak keluarga mereka yang berkontribusi puas pengembangan elit intelektual di negara mereka sendiri.[10]
Sejak seputar tahun 1950, wanita sudah lalu memasuki pelayanan, dan bilang dari mereka sudah mengambil posisi terkemuka (misalnya uskup), di sebagian raksasa gereja Protestan.

Ketika para Reformis menginginkan semua anggota basilika bisa membaca Alkitab, pendidikan di semua tataran berkat dorongan yang cukup kuat. Pada pertengahan abad kedelapan belas, tingkat melek aksara di Inggris adalah sekeliling 60 uang lelah, di Skotlandia 65 persen, dan di Swedia delapan dari sepuluh pria dan wanita mampu mendaras dan menulis.[11]
Perguruan tangga dan jamiah didirikan. Misalnya, kaum Puritan yang mendirikan Massachusetts Bay Colony pada 1628 pun mendirikan Harvard College sekadar pada delapan hari kemudian. Sekitar selusin perguruan tingkatan lain menirukan didirikan pada abad ke-18, termasuk Yale (1701). Pennsylvania juga menjadi gerendel pembelajaran.[12]
[13]

Anggota denominasi Protestan garis-utama sudah banyak memainkan peran kepemimpinan dalam aspek usia Amerika, termasuk politik, niaga, sains, seni, dan pendidikan. Merekalah yang mendirikan sebagian besar institut pendidikan tinggi terkemuka di negara itu.[14]

Respon Katolik

[sunting
|
sunting perigi]

Passional Christi und Antichristi, maka dari itu Lucas Cranach the Elder, dari karya Luther puas 1521
Passionary of the Christ and Antichrist. Paus digambarkan sebagai Antikristus, menandatangani dan menjual indulgensi.

Pandangan pecah Gereja Katolik Roma ialah bahwa denominasi Protestan tak dapat dianggap sebagai gereja melainkan mereka merupakan
komunitas gerejawi
atau
komunitas kepercayaan-kepercayaan tertentu
karena tata pendirian dan doktrin mereka yang tak historis seperti sakramen dan dogma Katolik, dan kekerabatan Protestan tidak memiliki imamat tingkat sakramental dan kesannya tidak punya suksesi kerasulan yang tahir.[15]
[16]
Menurut Paus Hilarion (Alfeyev) dari Katedral Ortodoks Timur memiliki pandangan yang sama mengenai hal ini.[17]

Berlawanan dengan bagaimana para Reformator Protestan sering dikarakterisasi, konsep
Gereja Katolik
atau
Dom mendunia
tidak disisihkan sejauh Pembaruan Protestan. Sebaliknya, kesatuan yang terlihat dari gereja katolik alias gereja universal dilihat makanya para reformator Protestan umpama doktrin yang utama dari Pembaruan. Para reformator magisterial, seperti Martin Luther, John Calvin, dan Huldrych Zwingli, berketentuan bahwa mereka telah mereformasi Dom Katolik Roma, nan mereka pandang telah menjadi rusak. Masing-masing bermula mereka menganggap serius tuduhan perpecahan dan inovasi, mereka sudah lalu menidakkan pengaduan ini dan tegar mempertahankan bahwa itu adalah Gereja Katolik Roma nan telah menyingkir mereka.[18]
Bakal membenarkan kepergian mereka semenjak Gereja Katolik Roma, orang-sosok Protestan kerap mengajukan argumen-argumen hijau, yang mengatakan bahwa tak ada Gereja yang terlihat nyata dengan dominasi ilahi, hanya sebuah gereja yang spiritual, tidak tertumbuk pandangan, dan gadungan — gagasan ini dimulai plong musim-masa awal Restorasi Protestan.

Di mana lagi Reformasi Magisterial, yang mengamini dukungan dari penguasa yang berkuasa, terjadi, hasilnya adalah gereja Protestan nasional yang direformasi yang diharapkan menjadi bagian dari keseluruhan basilika nan tak kelihatan, semata-mata ada yang tidak setuju, dalam poin-poin penting tertentu dari suatu doktrin dan praktik terkait suatu doktrin, dengan apa yang kemudian dianggap sebagai tutul acuan kaku mengenai situasi-hal semacam itu, yaitu Kepausan dan pengaruh pusat Gereja Katolik Roma. Gereja-gereja Reformed dengan demikian menjadi percaya intern sejumlah tulangtulangan agama Katolik, yang didirikan di atas panca doktrin solanya dan organisasi gerejawi yang nyata berdasarkan pada gerakan Konsiliar abad ke 14 dan ke 15, yang menolak kepausan dan kepausan paus nan mendukung konsili ekumenis, tetapi memerosokkan yang terbaru. dewan ekumenis, Konsili Trente. Oleh karena itu, persatuan agama enggak menjadi satu-satunya doktrin dan identitas tetapi satu karakter yang lain terbantah, di mana keesaan ialah salah satu iman dalam Yesus Kristus, bukannya identitas umum, doktrin, keyakinan, dan tindakan-tindakan kolaboratif.

Terserah orang-orang Protestan, terutama dari tradisi Reformed, yang menolak maupun meremehkan penunjukan Protestan karena gagasan subversif yang diucapkan oleh kata-kata selain makna utamanya, yang lebih mengidas penamaan
Reformed,
Evangelis
atau lebih-lebih
Katolik Reformed
dari apa yang mereka sebutlah
Katolik Reformed
dan membela argumen mereka dari pengakuan Protestan tradisional.[19]

Ekumenisme

[sunting
|
sunting sumber]

Kolokui Marburg [en]
(1529) adalah sebuah usaha sediakala untuk menyatukan Luther dan Zwingli. Menangkap basah kegagalan setelah kedua reformator dan rombongan mereka lain dapat menyetujui sakramen Ekaristi. Racikan tiang anonim, 1557.

Konferensi Misionaris Edinburgh dianggap umpama titik sediakala metaforis dari aksi ekumenis masa kini.[20]

Usaha ekumenis sudah lalu mempunyai pengaruh terhadap gereja-gereja sreg arus utama, nan mulai sedikitnya pada hari 1910 dengan Konferensi Misioner Edinburgh. Asal-usulnya terletak plong pengakuan akan perlunya kerja sama di ladang misi di Afrika, Asia, dan Oceania. Sejak 1948, Dewan Katedral Dunia telah berpengaruh, tetapi lain sesak efektif dalam menciptakan gereja nan bersatu. Suka-suka sekali lagi fisik ekumenis di tingkat regional, kebangsaan dan yang lokal di seluruh dunia; tetapi skisma masih jauh lebih banyak tinimbang penyatuan. Suatu, tetapi bukan satu-satunya merupakan ekspresi berpunca aksi oikumenis, nan sudah lalu menjadi aksi untuk membentuk basilika-dom bersatu, sebagai halnya Gereja India Selatan, Basilika India Utara, Basilika Kristus nan berbasis di AS, Gereja Berbaur Kanada, Gereja Uniting di Australia dan United Church of Christ di Filipina yang sekali lagi mengalami penghamburan keanggotaan dengan cepat. Telah ada keterlibatan yang cukup lestari dari katedral-gereja Ortodoks dalam gerakan ekumenis, lamun reaksi teolog Ortodoks istimewa telah berkisar dari persetujuan tentatif berusul tujuan persatuan Serani untuk kutukan refleks dari efek yang dirasakan menyiram turun doktrin Ortodoks.[21]

Indonesia

[sunting
|
sunting sumber]

Basilika-katedral di Indonesia yang bakir dalam tradisionalis Protestan antara lain:

Lutheran

  • Banua Niha Keriso Protestan (BNKP)
  • Orahua Niha Keriso Protestan (ONKP)
  • Angowuloa Masehi Indonesia Nias (AMIN)
  • Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)
  • Huria Kristen Indonesia (HKI)
  • Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI)
  • Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS)
  • Gereja Kristen Protestan Angkola (GKPA)
  • Gereja Punguan Serani Batak (GPKB)
  • Gereja Serani Protestan Pakpak Dairi (GKPPD)
  • Gereja Kristen Protestan Mentawai (GKPM)
  • Basilika Masehi Luther Indonesia (GKLI)

Reformed

  • Gereja Batak Karo Protestan (GBKP)
  • Gereja Masehi Indonesia Sumatera Utara (GKI Sumut)
  • Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan (GKSBS)
  • Gereja Kalimantan Evangelis (GKE)
  • Dom Kemah Injil Indonesia (GKII)
  • Gereja Kristen Pemancar Injil Tarakan (GKPI Tarakan)
  • Gereja Kristen Kalimantan Barat (GKKB)
  • Dom Masehi Injili di Sangihe Talaud (GMIST)
  • Dom Masehi Injili di Talaud (GERMITA)
  • Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM)
  • Kepadatan Basilika Protestan Minahasa (KGPM]
  • Katedral Protestan Indonesia di Gorontalo (GPIG)
  • Gereja Kristen Injili di Bolaang Mongondow (GMIBM)
  • Gereja Protestan Indonesia di Donggala (GPID)
  • Gereja Protestan Indonesia di Buol Toli-Toli (GPIBT)
  • Gereja Masehi Luwuk Banggai (GKLB)
  • Gereja Protestan Indonesia Banggai Kepulauan (GPIBK)
  • Gereja Protestan Indonesia di Luwu (GPIL)
  • Basilika Masehi Sulawesi Tengah (GKST)
  • Dom Toraja
  • Dom Toraja Mamasa (GTM)
  • Gereja Kristen Sulawesi Barat (GKSB)
  • Gereja Masehi Sulawesi Selatan (GKSS)
  • Gereja Protestan di Sulawesi Tenggara (GEPSULTRA)
  • Gereja Protestan Indonesia (GPI)
  • Basilika Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)
  • Katedral Masehi Injili Indonesia (GEMINDO)
  • Dom Kristen Indonesia (GKI)
  • Katedral Kristen Pasundan (GKP)
  • Gereja Masehi Protestan Jawa Barat (GKP Jabar)
  • Gereja Kristus
  • Gereja Kristus Yesus (GKY)
  • Gereja-basilika Serani Jawa (GKJ)
  • Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU)
  • Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW)
  • Gereja Kristus Yang mahakuasa (GKT)
  • Gereja Kristen Protestan Bali (GKPB)
  • Katedral Masehi Injili di Timor (GMIT)
  • Dom Kristen Sumba (GKS)
  • Katedral Serani Injili di Halmahera (GMIH)
  • Gereja Protestan Maluku (GPM)
  • Katedral Kristen Injili di Persil Papua (GKI Papua)
  • Dom Protestan Indonesia di Papua (GPI Papua)

Anabaptis

  • Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ)
  • Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI)
  • Jemaat Serani Indonesia (JKI)

Metodis

  • Dom Methodis Indonesia (GMI)
  • Gereja Serani Wesley Indonesia (GKWI)

Anglikan

  • Gereja Anglikan Indonesia (GAI)

Lihat kembali

[sunting
|
sunting sumber]

  • Denominasi Kristen
  • Katolik
  • Pentakosta
  • Protestanisme menurut negara

Referensi

[sunting
|
sunting perigi]


  1. ^


    “Oxford dictionary”. Diarsipkan dari varian asli rontok 2016-09-02. Diakses copot
    2014-07-29
    .





  2. ^


    “Divisions of Christianity”. North Virginia College. Diakses sungkap
    2007-12-31
    .





  3. ^


    “Great Controversy Examined The Diet of Speyer, 1529 by Dieter Heimke (translated from German to English by J. Krahne)”. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-04-01. Diakses sungkap
    2014-07-29
    .





  4. ^


    International Religious Freedom Report 2004
    (US State Department) [1], Adherents.com [2] Diarsipkan 2018-12-26 di Wayback Machine., CIA Factbook [3]
    [
    pranala purnajabatan permanen
    ]


    dan census.gov [4]

  5. ^

    https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/kar/

  6. ^

    The World Christian Encyclopedia by David B. Barrt, George T. Kurian, and Todd M. Johnson (2001 edition)

  7. ^


    “Redirect”.
    www.secularhumanism.org. Diarsipkan dari varian asli tanggal 2010-06-19. Diakses copot
    2018-08-17
    .





  8. ^

    name=”Karl Heussi 1956 pp. 317–319″

  9. ^

    name = “Encyclopedia of Protestantism”

  10. ^

    Karl Heussi,

    Kompendium der Kirchengeschichte
    , p. 319

  11. ^

    Heinrich August Winkler (2012),

    Geschichte des Westens. Von den Anfängen in der Antike bis zum 20. Jahrhundert
    , Third, Revised Edition, Munich (Germany), p. 233

  12. ^

    Clifton E. Olmstead (1960),
    History of Religion in the United States, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, N.J., pp. 69–80, 88–89, 114–117, 186–188

  13. ^

    M. Schmidt,
    Kongregationalismus, in
    Die Religion in Geschichte und Gegenwart, 3. Auflage, Band III (1959), Tübingen (Germany), col. 1770

  14. ^

    name=mainline2000>McKinney, William. “Mainline Protestantism 2000.”
    Annals of the American Academy of Political and Social Science, Vol. 558, Americans and Religions in the Twenty-First Century (July 1998), pp. 57–66.

  15. ^

    Responses to Some Questions Regarding Certain Aspects of the Doctrine on the Church, 29 June 2007, Congregation for the Doctrine of the Faith.

  16. ^


    Stuard-will, Kelly; Emissary (2007). Karitas Publishing, ed.
    A Faraway Ancient Country. United States: Gardners Books. hlm. 216. ISBN 978-0-615-15801-3.





  17. ^


    OrthodoxEurope.org. “Bishop Hilarion of Vienna and Austria: The Vatican Document Brings Nothing New”. Orthodoxeurope.org. Diakses tanggal
    14 May
    2014
    .





  18. ^

    The Protestant Reformers formed a new and radically different theological opinion on ecclesiology, that the visible Church is “catholic” (lower-case “c”) rather than “Catholic” (upper-case “C”). Accordingly, there is titinada an indefinite number of parochial, congregational or national churches, constituting, as it were, so many ecclesiastical individualities, but one great spiritual republic of which these various organizations form a part, although they each have very different opinions. This was markedly far-removed from the traditional and historic Roman Catholic understanding that the Cahaya muka Catholic Church was the one true Church of Christ. Yet in the Protestant understanding, the visible church is not a genus, so to speak, with so many species under it. It is thus you may think of the State, but the visible church is a totum integrale, it is an empire, with an ethereal emperor, rather than a visible one. The churches of the various nationalities constitute the provinces of this empire; and though they are so far independent of each other, yet they are so one, that membership in one is membership in all, and separation from one is separation from all…. This conception of the church, of which, in at least some aspects, we have practically so much lost sight, had a firm hold of the Scottish theologians of the seventeenth century. James Walker in
    The Theology of Theologians of Scotland.
    (Edinburgh: Rpt. Knox Press, 1982) Lecture iv. pp.95–6. (Edinburgh: Rpt. Knox Press, 1982) Lecture iv. pp.95–6.

  19. ^


    The Canadian Reformed Magazine, 18 (20–27 September, 4–11 October, 18, 1, 8 November 1969) http://spindleworks.com/library/faber/008_theca.htm

  20. ^


    “History — World Council of Churches”.
    www.oikoumene.org.





  21. ^


    “Orthodox Church: text – IntraText CT”. Intratext.com. Diakses copot
    19 November
    2010
    .




Pustaka lanjutan

[sunting
|
sunting sumber]

  • Cook, Martin L. (1991).
    The Open Circle: Confessional Method in Theology. Minneapolis, Minn.: Fortress Press. xiv, 130 p. N.B.: Discusses the place of Confessions of Faith in Protestant theology, especially in Lutheranism. ISBN 0-8006-2482-3
  • McGrath, Alister E. (2007).
    Christianity’s Dangerous Idea. New York: HarperOne.



  • Noll, Mark A. (2011).
    Protestantism: A Very Short Introduction. Oxford: Oxford University Press.



Pranala luar

[sunting
|
sunting sumber]

  • (Inggris)
    European Institute of Protestant Studies
  • (Inggris)
    The Future of American Protestantism Diarsipkan 2012-04-15 di Wayback Machine.
  • (Inggris)
    Protestantism—Christianity in View
  • (Inggris)
    Archive of mainline protestant sermons and preaching
  • (Inggris)
    World Council of Churches: World body for mainline protestant churches



Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Protestanisme