Aplikasi Teori Belajar Montessory Terhadap Pembelajaran Di Sd
Daftar Isi
-
1
Teori Piaget dan Penerapannya-
1.1
A. Teori Belajar Piaget -
1.2
TahapPerkembangan Anak Berlandaskan Teori Piaget-
1.2.1
C. Penerapan Teori Piaget internal Pembelajaran IPA di SD -
1.2.2
D.ContohPembelajaran IPA di SD Beralaskan Teori Piaget
-
1.2.1
-
1.1
Teori Piaget dan Penerapannya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Membiasakan Piaget
Piagetmerupakan salah suatu pioner konstruktivis, dia
berpendapat bahwa anak membangun koteng pengetahuannya dari pengalamannya
sendiri dengan lingkungan. Intern pandangan Piaget, pengetahuan datang dari
tindakan, perkembangan kognitif sebagian samudra bergantung kepada seberapa
jauh anak anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya.
Internal hal ini peran guru adalah perumpamaan fasilitator dan sendi sebagai pemberi
manifesto. Kecenderungan anak anak asuh SD beranjak dari hal-hal yang konkrit,
memandang sesuatu kebutuhan secara terpadu. Berdasarkan keceenderungan diatas
maka, sparing merupakan satu proses yang aktif, konstruktif, berorientasi pada tujuan,
semuannya bergantung puas aktifitas mental peserta didik.
Teori Piaget
menguraikan jalan kognitif dari orok sampai dewasa. Dalam pandangan
Piaget, struktur psikologis merupakan kerubungan ingatanyang tersusun dan silih
berhubungan, operasi dan strategi nan dipakai oleh momongan-anak untuk memahami
dunia sekitarnya. Pada kanak-kanak anyir, struktuf kognitif nan dimiliki merupakan refleks.
Ideal: bayi secara faali mengisap benda – benda yang menyentuh
bibirnya. Selain mengisap , menjangkau, menyepak, melihat dan menampung merupakan
kegiatan sensorimotor yang terorganisir. Struktur psikologis ini cepat
dimodifikasi ketika bayi tumbuh dan berinteraksi dengan dunia. Pada masa
anak-anak mutakadim start cak semau pemahaman dan kegiatan mental. Proses
kognitif pada bayi dimulai dengan n kepunyaan respon mengisap, respon
melihat, respon menggapai, respon menjawat yang berfungsi secara
terpisah. Lama-lama respon ini diorganisasikan ke dalam sistem yang lebih
tinggi, yang merupakan harmonisasi pecah respon-respon tersebut. Contoh: bayi
yang menjangkau jambangan tetek memasukkannya kedalam mulutnya cak bagi diisap.
B. Tahapan Perkembangan Kognitif Anak
Untuk memahami
teori perkembangan kognitif dari Jean Piaget, suka-suka bilang konsep yang harus
dipahami terlebih adv amat, yaitu:
a. Inteligensi
Piaget
memahamkan intelegensia secara bertambah luas dan tidak mendefinisikannya secara
ketat. Anda menerimakan beberapa definisi yang umum yang kian mengungkapkan
orientasi biologis, seperti:
Yang terdapat dalam Suparno (2001)
:Intelegensi adalah suatu contoh eksklusif habituasi biologis……(Origin of
Intelligence). Intelegensi adalah suatu susuk ekuilibrium kearah mana semua
struktur yang menghasilkan kegemparan, adat, dan mekanisme sensori
diarahkan… (Piaget, 1981)
Secara progressif, dapat dikatakan bahwa :Inteligensi menciptakan menjadikan peristiwa
ekuilibrium kearah mana semua adaptasi sifat-sifat sensorimotor dan kognitif
dan juga interaksi-interaksi asimilasi dan fasilitas antara organisme dan
lingkungan mengacu (Piaget,1981).
b. Organisasi
Menunjukpada tendensi semua variasi untuk
mengadakan penyisteman dan mengorganisasi proses-proses mereka intern sustu
system yang terstruktur, baik secara fisis maupun psikologis (Suparno: 2003).
Ideal : bayi menggabungkan kemampuan mengintai dan menjamah.
c. Skema
Schemais Piaget’s term for cognitive unit
that coordinates related actions and perceptions(Peterson, 1996).
Skema adalah struktur mental
seseorang dimana dia secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya. Skema itu akan beradaptasi dan berubah selama urut-urutan psikologis
seseorang. Skema bukanlah benda nan riil yang dapat dilihat, melainkan suatu
pernah proses kerumahtanggaan system kesadaran seseorang. Skema lain n kepunyaan bentuk
fisik dan lain bisa dilihat. (Wadsworth,1989 intern Suparno).
d. Pernapasan
Assimilation is
Piaget’term for the incorporation of new information into an existing mental category
or schema(Peterson,1996).
respirasi
ialah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan kehebohan,konsep atau
asam garam baru ke intern skema atau pola nan sudah ada di dalam fikirannya.
Menurut Wadsworth dalam Suparno, pernapasan tidak menyebabkan perubahan skemata,
namun memperkembangkan skema semata.
e. Akomodasi
Accomodation is
Piaget’term for alteration of a thought process, or schema, to incorporate new
information(Peterson,1996).
Akomodasi yakni pembentukan skema mentah atau mengingkari skema yang lama, peristiwa ini
terjadi karena dalam menghadapi rangsangan/pengalaman baru, seseorang tidak
dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru itu dengan skema yang sudah lalu sira
miliki, keadaan ini terjadi karena pengalaman baru itu lain cocok dengan skema nan
mutakadim ada.
f. Ekuilibrasi
Equilibration
is the act of achieving equilibrium. Equilibrium is a state of harmony or
stability. In Piaget’s theory, relative (or temporary) equilibrium occurs
whenever assimilation and accommodation are in balance with one another(Peterson,1996).
Ekuilibrasi (timbang) yaitu
tindakan untuk menyentuh kesamarataan. Equilibrium adalah keadaan harmoni maupun
stabilitas. Dalam teori Piaget, nisbi (alias sementara) ekuilibrium terjadi
setiap kelihatannya asimilasi dan kemudahan berada dalam keseimbangan dengan suatu sama
lain (Peterson, 1996).
g.
Pembiasaan
Adaptation in
Piaget’s theory consist of an interplay between the processes of assimilation
and accommodation(Peterson,1996). Aklimatisasi dalam teori Piaget terdiri berbunga interaksi antara
proses fotosintesis dan akomodasi (Peterson, 1996). Secara garis ki akbar, Piaget
mengklasifikasikan tahap-tahap kronologi psikologis anak asuh menjadi catur tahap
secara berturutan. Setiap tahapan ditandai dengan tingkah laku tertentu serta
urut-urutan manah dan pemecahan keburukan tertentu pun. Tahap pertama disebut
bagaikan
sensory-biang keladi, untuk momongan yang barulahir sangka-agak anak asuh berumur
18 bulan sampai dua tahun. Tahap
per-operasional. Bakal anak asuh yang
berumur dari dua periode hingga tujuh tahun.
Operasional
yang terbagi
menjadi tahap
aktual operasional
berawal bermula momongan umur 7 tahun dan
sah operasional
nan berawal dari anak berusia 11 tahun.
TahapPerkembangan Momongan Berdasarkan Teori Piaget
1. Tahap Sensori Gembong
Salah satu ciri khusus anak pada usia ini ialah penyerobotan, nan Piaget
ucap misal
konsep incaran, suatu pengertian bahwa benda atau objek itu
cak semau dan merupakan kekhasan dari benda tersebut, dan akan taat ada sungguhpun
benda tersebut enggak terlihat atau tidak dapat di jabat/ diraba ole anak. Selain
ciri di atas, tidak suka-suka bahasa pada awal tahapan ini tetapi cak semau permulaan
simbolisasi. Piaget beranggapan bahwa representasi n domestik dari benda alias
keadaan dihasilkan melintasi buatan.
Adatiga kemampuan penting yang dicapai anak puas mmasa
sensori motor ini yaitu:
1) Kemampuan mengontrol secara internal,yaitu
terbentuknya kontrol dari dalam pikirannya terhadap dunia aktual. Dengan kata
lain, hingga dengan usia dua masa anak mengalami transisi kehebohan dari
motor murni ke sebelah gambaran yang berwujud simbol (lambang).
2) Perkembangankonsep kenyataan. Pada penghabisan tahap ini anak akan
menyadari bahwa mayapada ini ada dan tegar ada, sehingga momongan akan mengetahui
bahwa benda itu ada.
3) Perkembanganpengertian beberapa sebab dan akibat.
2. TahapPre-operasional
Dilihat dari
segi urut-urutan bahasa, tangga ini merupakan tahapan nan amat menakjubkan.
Dimulai mulai sejak anak asuh nan baru bisa mengatakan suatu dua abtar kata sehingga
menjadi anak asuh nan boleh mengekspresikan suatu kalimat. Anak asuh tidak akan memiliki
kemampuan berfikir nan operasional sampai anak asuh mencapai vitalitas tujuh hari dan
terkadang di sebut dengan jenjang hati kecil. Selain itu anak umur ini masih
berfikir animisme mereka masih menganggap sejumlah benda tak sukma sebagai
benda semangat. Sebagai conntohnya mereka sering mengatakan bahwa matahari sebagai
benda hidup karena dia berputar.
Lega tahapan
ini anak asuh dibekali makanya bilang pengamatan mereka tertipu makanya penampakan
segumpal tanah pekat yang pertama kali dibentuk menjadi bola dan diubah menjadi
lempengan. Mereka belum mengetahui meskipun bentuknya berbeda namun substansi
alias materinya sama. Piaget menamakannya sebagai pelestarian substansi (materi).
Pada usia ini anak asuh belum mengerti bahwa bejana yang pendek dan gempal memiliki
lebih banyak cairan dibanding dengan sebuah botol kecil dan panjang. Piaget
menyebutkan hal ini sebagai konservasi piutang larutan.
Anakjuga belum mengerti bahwa takdirnya benda ditebarkan ke
daerah nan luas, jumlah benda tersebut enggak bertambah. Piaget menyebutnya
sebagai konservasi jumlah permainan.Keterbatasan lain anak pada arwah ini adalah
belum bisa membentuk urutan berseri, dan anak berfikir cak satu demi satu secara
berapit. Keterbatasan konsep tersebut diatas membatasi anak asuh puas tahapan
ini berbunga pengertian-pengertian bentuk, ukuran, waktu, dan total.
3. TahapanKonkret Operasional
Tahapanini berawal ada anak umur 6/ 7
tahun ddan bererak pada usia 11 tahun. Pada tahap ini pula sudah terjadi
perubahan-transisi walaupun masih ada pun keterbatasannya. Perubahan yang lalu
mendasar yaitu perubahan dari pemikiran nan kurang logis ke pemikiran yang
lebih rasional. Operasi yang mendasari pemikirannya berdasarkan sreg yang konkret
alias berupa: dapat dilihat, diraba, atau dirasa, atau dirasa, bersumber suatu benda
ataupun kejadian, sehingga janjang ini disebut sebagai tahapan ini disebut sebagai
tahap konkret operasional. Anak pada usia ini mutakadim mencatat bahwa jumlah atau
debit satu benda bukan akan berubah apabila tidak terjadi penambahan maupun
pengukuran, selain perubahan-pergantian bentuk atau perubahan kadar
(aturan).
Kemampuanlain yang telah dimiliki oleh anak asuh
umur ini adalah kemampuannya bikin mencatat tentang reversibel (peristiwa nan dapat
dibalik) dan identitas. Revensibilitas dicirikan bahwa setiap operasi ada satu
operasi lain nan sebaliknnya. Contoh operasi penyisipan boleh diputar balikkan
dengan pengoprasian pengurangan; 3 + 4 = 7 atau 7- 3 = 4. Sedangkan identitas
maksudnya adalah setiap operasi enggak yang lain berubah. Contoh; identitas
usaha penambahan adalah 0, sehingga 2 + 0 + 0 + 0= 2, dan identitas perkalian
yaitu 1, sehingga 2 × 1= 2. Selain perkembangan yang telah dipaparkan diatas
masih cak semau keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki anak asuh plong masa ini, antara
lain siaran bahwa polah ataupun percobaan nan dilakukan momongan pada usia
ini masih berperangai coba-coba, percobaan-percobaan tersebut masih sulit nan
berhubungan antara yang satu dengan nan enggak.
4. Tahap Resmi Operasional
Anak asuh spirit sekitar sebelas periode memasuki tahap legal operasional. Tahap
iniberakhir pada usia 14/ 15 perian sebelum memasuki musim
dewasa. Tahap ini dikatakan andai tahap akhir dari perkembangan struktur
berfikit Anak asuh usia ini sudah boleh secara penuh mengerjakan usaha secara makul
belaka masih mempunyai pengalaman yang sedikit.
SkemaCatur Tahap Urut-urutan Kognitif Teori Piaget
Tahap |
Atma |
Ciri Rahasia |
Sensorimotor |
0-2 tahun |
* Berdasarkan * Anju |
Praoperasional |
2-7 hari |
* Penggunaan symbol/bahasa tanda * Konsep intuitif |
Operasional |
8-11 tahun |
* Pakai * Reversibel |
Operasi |
11 waktu ke |
* Presumsi * Khayali * Deduktif * Makul dan |
Sendang : Suparno,2003
C. Penerapan Teori Piaget dalam Penerimaan IPA di SD
Teori
Piaget
ini banyak dipakai intern
penentuan proses penataran di kelas SD terutama pembelajaran IPA.
Berdasarkan teori di atas, hal-situasi yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
pembelajaran di papan bawah antara lain: bahwa Piaget beranggapan anak bukan
merupakan satu jambang zero nan siapun untuk diisi, melainkan anak secara
aktif akan membangun pengetahuan dunianya. Suatu hal lagi, teori Piaget
mengajarkan kita pada suatu kenyataan bahwa seluruh anak mengikuti paradigma
perkembangan yang sama minus mempertimbangkan kultur dan kemampuan anak
secara umum. Hanya umur anak di mana konservasi muncul cangap berbeda. Kredit
yang penting ini menjelaskan kita mengapa pembelajaran IPA di SD banyak
menunggangi percobaan-percobaan nyata dan berhasil pada anak asuh nan teklok dan
momongan yang secara kebudayaan terhalangi.
Penerapanselanjutnya adalah guru harus
kerap sadar bahwa anak menangkapdan menerjemahkan sesuatu secara berbeda.
Sehingga walaupun anak mempunyai spirit yang sama tetapi suka-suka kemungkinan mereka
punya denotasi yang berbeda terhadap suatu benda atau kejadian yang sekelas.
Bintang sartan setiap anak adam anak yakni unik (singularis).Implikasilainnyayang wajib
diperhatikan, apabila namun kegiatan jasmani yang diterima anak, tidak cukup
kerjakan menjamin jalan intelektual anak yang berkepentingan. Ide- ide anak
harus selalu dipakai.
Piaget memberikan hipotetis sementara beliau menerima
seluruh ide anak, beliau juga mempersiapkan pilihan-seleksian yang dapat
dipertimbangkan oleh anak. Sehingga apabila ada seorang anak yang mengatakan
bahwa air yang terserah di luar gelas digdaya es berpangkal mulai sejak korok-gorong-gorong kecil
yang cak semau pada gelas maka guru harus menjawab pernyataan itu dengan “bagus”.
Tetapi setelah beberapa momen guru harus menujukan sesuai dengan apa yang
sebaiknya bahwa sepantasnya air yang ada di parasan luar kaca bukan berasal
berpangkal lubang-lubang kecil lega gelas, melainkan semenjak dari embun di mega
yang mengembun pada satah kaca yang dingin. Jadi hawa harus buruk perut secara
tidak serta merta mengasihkan idenya hanya tidak memaksakan kehendaknya. Dengan
demikian anak asuh akan mengingat-ingat bagaimana anak tersebut bisa mendapatkan idenya.
Denganmemberikan kesempatan kepada momongan
kerjakan membiji sumur ide-idenya akan memasrahkan kesempatan kepada mereka untuk
menilai proses pemecahan masalah. Hal ini pun terbiasa dilakukan di dalam kelas.
Misal transendental, apabila kelas telah menyelesaikan suatu masalah, semoga guru
menanyakan pun kepada pelajar tentang cara mendapatkan jawaban tersebut.
Misalnya dengan “Bagaimana kita bisa samapai sreg jawaban ini?” dan kondusif
kelas kerjakan mengulas kembali tahapan-jenjang yang dilalui sebatas menemukan
jawaban ataupun deduksi itu. Dengandemikian guru lebih mendukung anak dalam
proses urut-urutan intelektualnya. Dari pembahasan di atas, terlihat bahwa
proses pembelajaran di inferior menurut Piaget harus meletakkan anak sebagai
faktor nan penting. Hal ini sering disebut bak pembelajaran yang berpusat
sreg momongan (child center).
D.ContohPembelajaran IPA di SD Beralaskan Teori Piaget
Seperti telah
dikatakan di atas bahwa pembelajaran beralaskan teori Piaget harus
mempertimbangkan peristiwa tiap petatar (dikatakan sebagai terpumpun pada peserta) dan
petatar diberikan banyak kesempatan untuk mendpatkan pengalaman bermula eksploitasi
inderanya. Berikut akan disampaikan rancangan pembelajaran secara garis besar.
Konsep yang
diajarkan :Udaramempunyai sifat-kebiasaan tertentu dan
banyak kegunaannya cak bagi hidup basyar.
Sub
Konsep :Udarayang bergerak mempunyai impitan nan lebih rendah
daripada udara bungkam.
Metode yang
dipakai : Eksperimen
Alat dan bahan
yang digunakan :
1. Duabola pingpong (tenismeja)
2. Sutra
3. Kayu, sangka-tebak 30 cm
Cara kerja :
1. Ikatlahkedua bola tenis meja dengan benang nan terserah.
2. Ikatkankedua ujung untai secara berhimpit pada kusen nan
sudah lalu disediakan, sehingga tampak seperti rangka berikut.
3. Peganglahsalah suatu ujung kayu dan tiuplah kuat-kuat persis di
tengah-tengah antara kedua bola pingpong yang tergantung.
4. Amatiapa yang terjadi.
Kegiatan hawa nan terdahulu yaitu
memperhatikan pada setiap murid apa yang mereka lakukan. Apakah mereka sudah lalu melaksanakannya dengan benar.
Apakah mereka lain mendapatkan kesulitan? Dan temperatur harus berbuat apa yang
Piaget perbuat yaitu memasrahkan kesempatan anak cak bagi menemukan sendiri
jawabannya, padahal guru harus selalu siap dengan alternatif jawaban bila
sambil-waktu dibutuhkan. Pada akhir pembelajaran tentunya guru mengulas
sekali lagi bagaimana peserta dapat menemukan jawaban nan diinginkan.
BAB III
PENUTUP
A.
Penali
1. TeoriPiaget mengklarifikasi urut-urutan kognitif
dari jabang bayi sampai dewasa.
2.Secaragaris lautan, Piaget mengategorikan tahap-tahap
urut-urutan serebral anak menjadi empat merupakan : tahap
sensory-motor,
tahap
per-operasional, tahap
Operasional
dan tahap
jamak
operasional.
3. Penerepanteori Piaget internal pendedahan IPA SD merupakan :
Denganberanggapan anak asuh bukan adalah
suatu botol kosong nan siapun untuk diisi, melainkan anak asuh secara aktif akan
membangun pengetahuan dunianya. Penerapan selanjutnya adalah guru harus
cerbak ingat bahwa anak menangkap dan menerjemahkan sesuatu secara berbeda.Ide- ide anak asuh harus kerap dipakai. Hanya sesudah
bilang ketika master harus mengacungkan sesuai dengan segala apa yang agar.
4.Contohpembelajaran IPA di SD berdasarkan teori Piaget yakni
melelui eksperimen yang melibatkan siswa.
B.
Saran
1.Sebagaiseorang guru seyogiannya memiliki asal ketangkasan
yang mumpuni, seperti kegesitan agar dapat menuntaskan keadaan kelas.
2.Hendaknyaseorang guru yang baik harus memahami karakteristik
dari saban peserta didiknya.
3.Seorangguru yang baik harus makmur memilih dan menggunakan
metode dan media nan tepat sesuai karakter peserta didik.
Daftar bacaan
Isti
Rokhiyah. 1999.
Pendidikan IPA di SD.
Jakarta: UT PGSD
2302 MODUL 3
Widodo, A. Dkk. 2008.
Pendidikan IPA di
SD. Bandung
: UPI Press
http://www.scribd.com/doc/46499424/Teori-Belajar-Nan-Mendukung-Pengajian pengkajian-IPA-SD
http://www.masbied.com/2010/03/20/teori-urut-urutan-kognitif-piaget-dan-implikasi-dalam-penelaahan-matematika/
https://karyatulisku.com/2012/02/teori-piaget.html
Source: https://blog.widiyanata.com/pendidikan/makalah-teori-piaget-dan-penerapannya-dalam-pembelajaran-di-sd/
Posted by: skycrepers.com