Bab 1 Pendahuluan Hasil Belajar Ipa Sd Kelas 2
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelainan Seiring dengan kesuksesan teknologi pada saat ini penerimaan terus mengalami perkembangan. Pada dasarnya pembelajaran merupakan satu upaya cak bagi kondusif peserta pelihara agara dapat tumbuh dan berkembang dalam pendidikan. Pendidikan merupakan keseleo satu bentuk perwujudan kebudayaan sosok yang dinamis dan sarat kronologi.1 Salah satu faktor pendukung kesuksesan dari tujuan pendidikan adalah tenaga pengajar maupun guru, karena seelok apapun sistem yang ada, maka gurulah yang akan menerapkan n domestik pelaksanaan proses pendedahan. Berdasarkan Statuta Nayaka Pendidikan Kewarganegaraan Republic Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Patokan Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru2, menyatakan hendaknya bagi setiap guru mempunyai empat kompetensi yaitu kompetensi professional, pedagogik, kepribadian, dan sosial. Oleh karena itu untuk menjadi master bukan hanya mengandalkan lega penguasaan materi saja doang juga memerlukan perebutan terhadap tehnik dan metode sehingga tujuan pembelejaran bisa tercapai maksimal. Banyak diversifikasi metode yang dapat dipakai internal penerimaan, tiba dari yang konvensional hingga yang terbaru alias yang dikenal dengan model penerimaan,
1 2
Trianto, Mendesain Acuan Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 1 Permen Diknas No 16 Tahun 2007
2
namun teradat diingat bahwa masing-masing n kepunyaan kekuatan dan kehabisan. Menurut Winarno Surakhmad (1990) dikutip dari Syaiful Bahri Jamarah dan Aswan Zein (2010), beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dakam memintal metode yaitu: 1) anak asuh, 2) harapan, 3) situasi, 4) fasilitas, dan 5) master.3 Peran koteng guru sangatlah bermakna karena temperatur bertanggung jawab mencerdasakan anak asuh tuntun, dengan penuh dedikasi dan loyalitas seorang guru berusaha membimbing dan membina anak didik agar dimasa mendatang menjadi orang yang berguna cak bagi nusa, bangsa, dan agama. Pendidikan disekolah mempunyai zarah-unsur pendidikan, merupakan anak pelihara, pendidik, tujuan pendidikan, alat pendidikan dan lingkungan.4Dengan demikian seorang guru harus punya kompetensi nan bermakna kemampuan dan wewenang hawa dalam melaksanakan profesi keguruannya dan memiliki pengetahuan yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mencerna prinsip melakukan identifikasi kebutuhan sparing dan bagaimana mengerjakan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhan.5 Adapun pendidikan Selam menurut Ahmad Adverbia adalah satu pendidikan yang melatih murid dengan memberikan biji-ponten berupa wahyu Islam sedemikian rupa hingga dalam sikap hidup, tindakan dan keputusan dan pendekatan terhadap segala
3
. Syaiful Bahri Jamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, 2010. Hlm. 71 . Zuhairi, Dkk, Filsafat Pendidikan Selam, (Jakarta: Manjapada Aksara, 1995), Hlm. 179 5 . Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2006), Hlm. 4-5. 4
3
diversifikasi manifesto dan dipengaruhi skor spiritual dan sangat sadar akan nilai etis Selam.6 Tegasnya intensi pendidikan Islam merupakan cak bagi membentuk manusia yang berkesinambungan internal bidang awak alias materil dan mental spiritual yang disebut insane kamil atau manusia yang contoh.7 Guru adalah pendidik profesional, risikonya secara implisit telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan nan terpikul dipundak ibu bapak mereka ini tatkala menyerahkan anaknya pada guru. Hal itu menunjukan bahwa khalayak tua renta tidak kelihatannya menyerahkan anaknya pada guru, karena tidak sembarang orang dapat menjabat sebagai hawa. Master n domestik hal ini erat hubungannya dalam memberikan aji-aji pengetahuan terhadap pesuluh dalam penataran sebab dalam Selam sengat menghargai khalayak-bani adam nan ampuh sesuai dengan firman Allah:8
6
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Lambang bunyi. 1994). Hlm. 4 Arifin, Sangkutan Timbal Balik Pendidikan Selam di Lingkungan Sekolah dan Umum, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm. 17 8 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Fokus Media, 2010), hlm. 543. 7
4
Artinya: “Hai orang-individu beriman apabila ia dikatakan kepadamu: “Berlapanglapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan memekakkan orang-manusia nan beriman di antaramu dan orang-orang nan diberi guna-guna pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa nan kamu lakukan.” (Q.S. AL Mujadalah: 11) Karena itulah guru harus memiliki kemampuan untuk menerapkan maupun memberikan ilmu yang telah disusun dan dalam melaksanakan proses penataran tersebut seorang hawa harus mempunyai metode yang mampu seksi momongan didiknya mudah-mudahan menyukai dan berminat n domestik mengajuk mata pelajaran yang diterapkan. Keefektifan belajar itu akan berhasil apabila murid didik privat keadaan gembira. Kegembiraan dalam sparing sudah terbukti memberikan efek yang luar biasa
5
terhadap capaian hasil belajar peserta didik. Detik siswa pelihara berkat rangsangan menyenangkan dari lingkungan, akan terjadi berbagai “sentuhan tingkat tinggi” plong diri petatar didik yang membuat mereka lebih aktif dan gemuk secara mental dan awak.9 Berdasakan observasi awal yang dilakukan pada hari Jum’at copot 26 Desember 2014 di SMPN 04 kelas VIII Sungai Lilin Musi Banyuasin, dimana pelajaran PAI sepanjang ini disampaikan dengan menunggangi metode kuliah, dan anugerah tugas secara individu maupun keramaian. Kurangnya kerinduan temperatur dalam mengguanakan metode nan bervariasi menjadikan siswa mudah merasa bosan dan cacat memperhatikan guru sehingg mempegaruhi hasil belajar peserta yang jauh dari kriteria ketuntasan minimum (KKM). Bisa dipahami bahwa ibarat pendidik dituntut bikin berusaha untuk menerapkan suatu metode membiasakan nan tepat dan sesuai dengan perkembangan anak didik yang dihadapi, semoga mereka tertarik pada materi, untuk itu dengan adanya usaha menerapkan metode pembelajaran make a match, akan meningkatkan hasil belajar siswa. Atas bawah latar belakang di atas, maka penulis ingin melakukan investigasi tentang “ Meningkatkan Hasil Membiasakan Petatar Melalui Penerapan Metode Make A Match Pada Mata Pelajaran PAI Materi Perilaku Tercela Kelas VIII SMPN 4 Wai Lilin ”
9
Darmansyah. Politik Pembelajaran Menyenangkan dengan Komedi, (Jakarta: Mayapada Aksara, 2012), hlm. 4.
6
B. Identifikasi Kelainan Berlandaskan fenomena yang tampak pada observasi awal pencatat, maka dapat diidentifikasi ki aib: 1. Masih banyak pelajar yang kurang tertarik dengan mata pelajaran 2. Kurangnya kemauan suhu untuk menggunakan metode yang beraneka macam 3. Rendahnya hasil belajar murid 4. Proses penerimaan yang monoton menyebabkan siswa cepat merasa bosan.
C. Rumusan Masalah Beralaskan rataan bokong tersebut, maka rumusan masalah nan akan dibahas yakni: 1. Bagaimana hasil belajar pelajar sebelum diterapkan metode make a match pada mata pelajaran PAI materi Perilaku tercela kelas VIII di SMPN 4 Kali besar Parafin? 2. Bagaimana pelaksanaan penerapan metode make a match pada mata cak bimbingan PAI materi perilaku tercela kelas VIII di SMPN 4 Bengawan Parafin? 3. Bagaimana hasil belajar siswa setelah diterapkan metode make a match plong netra pelajaran PAI materi perilaku tercela kelas bawah VIII di SMPN 4 Batang air Parafin?
7
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan riset a. Untuk memafhumi hasil sparing sebelum diterapkan metode make a match pada mata pelajaran PAI materi perilaku tercela kelas VIII di SMPN 4 Sungai Lilin. b. Lakukan mengetahui hasil belajar siswa pasca- diterapkan metode make a match pada mata cak bimbingan PAI materi perilaku tercela kelas bawah VIII di SMPN 4 Sungai Lilin. c. Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode make a match terhadap peningkatan hasil sparing siswa lega mata pelajaran PAI materi perilaku tercela inferior VIII di SMPN 4 Sungai Lilin. 2. Kegunaan penelitian a. Secara teoritis penelitian ini bisa menjadi akuisisi lakukan rajah sekolah terkait, n domestik meningkatkan proses pendedahan dengan metode make a match pada mata pelajaran PAI, serta dapat menjadi refrensi cak bagi peneliti selanjutnya. b. Secara praktis 1) Bagi peneliti, boleh menambah camar duka dan manifesto dalam penerapan langsung mengenai meningkatkan hasil sparing siswa melalui metode make a match pelajaran PAI di SMPN 04 Batang air Parafin
8
2) Guru PAI SMPN 04 Sungai Lilin Musi Banyuasin, bisa membusut kenyataan mengenai macam-macam metode penerimaan. 3) Cak bagi acara studi PAI dan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Raden Fatah Palembang, umpama tambahan pustaka acuan nan dapat digunakan perumpamaan riuk satu sumber karya ilmiah selanjutnya.
E. Tinjauan Referensi Tinjauan pustaka yaitu suatu teori yang berkepentingan dengan permasalahan yang akan kita teliti yang kian mengkhususkan penajaman terhadap penelitianpenelitian terdahulu yang berperilaku relevan.10 Sehubungan tentang penulisan skripsi ini berikut sejumlah hasil penajaman terdepan nan relevan dengan penelitian ini. Permulaan, skripsi Nurhana nim 1003019 tentang “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pelajar Melalui Acuan Pendedahan Make A Match Dengan Materi Akidah Akhlak Papan bawah V Sdn 25 Pemulutan Kabupaten OI ”, mengatakan bahwa pengguanaan model Make A Match ini subur membuat pesuluh menjadi lebih aktif dan berfikir kritis. Adapun persamaannya dalam penajaman yang akan teliti cak bagi yaitu terdapat sreg model alias metode yang digunakan dan perbedaannya terletak plong materi nan diajarkan. Kedua, skripsi Salwani nim 0803544 mahasiswa fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang dengan tajuk “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Petatar Dalam
10
Saiful Annur, Metodologi Penelitian Pendidikan ( Analisis Data Kualitatif Dan Kuantitatif,) Palembang: Ilmu cetak-mencetak Telindo Press, 2008), hlm. 77
9
Membaca, Menghafaz dan Mengartikan Surat-Inskripsi Pilihan N domestik Al-Qur’an Melalui Konseptual Make A Match Dikelas V SDN 89 Palembang ”. Bersumber riset yang telah dilakukan bahwa dengan memperalat metode penataran Make A Match bisa meningkatkan hasil belajar dan memotivasi murid. Paralelisme dalam penelitian nan penyelidik bikin terletak pada metode ataupun model yang dipakai, sedangkan perbedaannya terletak plong materi nan diajarkan dan tujuan nan akan dicapai. Ketiga, penelitian nan dilakukan maka itu Maryam yang berjudul, “ Penggunaan Metode Make A Match Dalam Meningkatkan Hafalan Siswa Terhadap Materi Kitabkitab Allah dan Rasul Penerimanya dikelas IV SDN Ancol Moluska kec. Rambah Supat Kab. Musi Banyuasin ”. Adapun hasil mulai sejak penelitian tersebut yakni adanya kenaikan privat hal hafalan murid tentang materi kitab-kitab Allah dan Rosul penerimanya pada saat setelah menggunakan metode make a match. Persamaan dalam penelitian nan peniliti lakukan adalah sama-sama menggunakan metode make a match dan perbedaanya adalah terletak sreg materi yang diajarkan.
F. Variable Penajaman Akan halnya variable intern penelitian ini adalah pendedahan menggunakan metode make a match, untuk memperjelas variable tersebut akan panitera uraikan secara jelas. Variabel penelitian adalah suatu atribut alias aturan ataupun nilai semenjak cucu adam,
10
obyek atau kegiatan nan mempunyai variasi tertentu nan ditetapkan makanya pengkhususan cak bagi dipelajari dan kemudian ditarik inferensi.11 Pendalaman nan dilakukan ini memperalat dua luwes, yaitu luwes X dan variabel Y. Variabel X menjadi luwes dominasi, adalah penerapan metode make a match. Plastis Y menjadi variabel teruit, yaitu hasil membiasakan siswa. Agar tergambar dengan jelas segala apa nan dimaksud pemeriksa, maka variabel dalam penelitian ini yakni: Lentur x Metode make a match
Lentur y Hasil Belajar Pesuluh
G. Devinisi Operasional Penerapan yakni pengusahaan suatu metode ataupun prinsip untuk mencecah pamrih tertentu yang diinginkan yang sudah direncanakan dan disusun sebelumnya. Perilaku tercacat merupakan perilaku yang idak sesuai dengan ajaran Selam seperti ananiah, namimah, cemburu dan ghadab. Hasil belajar ialah proses perubahan perilaku siswa didik yang sudah lalu mengikuti program penelaahan. Hasil belajar ialah hasil nan didapat setelah melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan metode make a match.
11
Sugiyono, Metode Riset Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), cet. ke-17, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 60.
11
Metode make a match adalah teknik mengajar dengan mencari pasangan melampaui tiket tanya dan jawaban yang harus ditemukan dan didiskusikan makanya pasangan siswa tersebut.
H. Kerangka Teori 1. Pengertian hasil berlatih Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan belajar. Sedangkan, menurut Gronlund sama dengan dikutip makanya Khadijah hasil belajar adalah suatu hasil nan diharapkan berpokok penelaahan yang ditetapkan n domestik rumusan perilaku tertentu. Kemudian menurut Sudijarto, hasil belajar yaitu tingkat pernyataan yang dicapai oleh siswa privat mengajuk programa pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Alhasil, hasil belajar murid mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.12 Djamarah berpendapat bahwa hasil membiasakan adalah hasil nan diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu misal hasil dari aktivitas dalam sparing.13Dari penjelasan di atas, dapat diambil deduksi bahwa hasil belajar sreg hakekatnya adalah proses perubahan perilaku siswa setelah mengimak program pembelajaran dengan tujuan tertentu. Artinya pamrih kegiatan
12 13
Nyayu Khodijah, Pendidikan, cet. 1, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 209. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 88.
12
belajar mengajar yakni transisi tingkah laku, baik yang menyangkut proklamasi, keterampilan, sikap, terlebih meliputi sepenuh aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar, termasuk n domestik cakupan muatan jawab guru privat pencapaian hasil sparing pelajar. Menurut Djamarah nan menjadi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar ialah:14 a. Faktor Lingkungan Terdiri dari alami dan sosial budaya. b. Faktor Instrumental a) Kurikulum . b) Program c) Sarana dan prasarana d) Temperatur c. Kondisi Fisiologis Kondisi fisiologis adalah kondisi nan mencantol kesehatan pelajar. d. Kondisi Psikologis a) Minat b) Kecendekiaan c) Berlatih d) Motivasi e. Kemampuan Kognitif
2. Pengertian Metode Make A Match Denotasi metode merupakan teknik atau cara-cara yang dilakukan master untuk mengutarakan bahan ajar kepada siswa maupun metode pembelajaran kembali didefenisikan bagaikan cara-cara buat melakukan aktifitas nan tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri terbit pendidik dan murid jaga untuk saling berinteraksi dalam 14
Ibid,. hlm. 142.
13
melakukan suatu kegiatan sehingga proses berlatih bepergian dengan baik dalam kebaikan maksud indoktrinasi tergapai. Metode pembelajaran adalah prosedur alias cara yang bersifat teknis.15 Metode make a match adalah teknik mengajar dengan mencari tandingan melalui kartu cak bertanya dan jawaban yang harus ditemukan dan didiskusikan oleh pasangan siswa tersebut.
3. Pengertian Pendidikan Agama Selam Pendidikan semenjak bersumber pembukaan radiks tuntun yang berarti memelihara dan memberi petunjuk alias pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. 16 Menurut Kingsley Price yang dikutip internal pusat Rusmaini mengemukakan bahwa pendidikan ialah proses dimana kekayaan budaya non fisik dipelihara maupun dikembangkan kerumahtanggaan mengasuh anak-anak maupun momong sosok-manusia dewasa.17 Kata Selam dari segi kebahasaan mengandung kelebihan patuh, menunduk, konstan, dan berserah diri kepada Tuhan privat upaya mencari keselamatan dan kebahagian hayat, baik di dunia maupun di darul baka.18 Pendidikan agama Selam ialah usaha pulang ingatan cak bagi menyiagakan siswa dalam memercayai, memahami, meresapi, dan mengerjakan agama islam melalui kegiatan didikan, pengarahan ataupun pelajaran dengan
15
Ismail Sukardi, Model-Hipotetis Penataran Modern (bekal untuk hawa professional), cet: 1 (Palembang: Taruk Gemilang Press), hlm: 29-30 16 Eka Martini, Metafisika Pendidikan, (Palembang: Noer Fikri Offset, 2014), hlm.63 17 Rusmaini, Ilmu pendidikan, (Palembang: CV. Ilmu cetak-mencetak Telindo, 2011), hlm. 2 18 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 63
14
kecam tuntutan bagi menghormati agama enggak n domestik koalisi kerukunan antar umat beragama intern masyarakat bikin takhlik kesatuan nasional.19 Menurut Ahmad D. Marimba yang dikutip dalam siasat Akmal Hawi menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah bikin membentuk kepribadian yang muslim, yakni bertakwa kepada Almalik.20 Pendapat tersebut sesuai dengan firman Allah dalam al-Alquran sahifah adz-Dzariyat ayat 56 berikut ini: Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan individu melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”21
Perilaku tercela merupakan salah satu materi yang dibahas di n domestik proses pembelajaran pendidikan agama Islam, pengertian perilaku tercacat adalah perilaku yang berasal dari kebobrokan lever seperti iri hati, ujub, dengki, beraga, nifaq, suudzon, dan hasud. perilaku tercela dalah perilaku nan tidak dibenarkan makanya agama Selam karena sreg dasarnya agama mengajarkan kita bikin gelojoh bersikap baik. Perilaku yaitu komplikasi nan adv amat utama dalam Islam. Perilaku tercela yakni
19
Akmal Hawi, Kompetensi Suhu PAI, (Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2006), hlm. 21 Ibid., hlm. 21 Al-Alquran Dan Terjemahanya, Departemen Agama RI (Bandung: Diponegoro, 2010), hlm. 523 20
15
tingkah laku yang dapat destruktif keimanan dan membekuk martabatnya sebagai anak adam.22
I. Hipotesis Penggalian Hipotesis merupakan jawaban provisional terhadap rumusan keburukan pengkhususan, dimana rumusan masalah eksplorasi telah dinyatakan dalam bentuk kalimat cak bertanya. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori nan relevan, belum didasarkan lega fakta-fakta empiris yang diperoleh melangkahi pengumpulan data. Akan halnya asumsi yang peneliti ajukan yaitu:
Ha : Ada peningkatan hasil belajar pesuluh melalui penerapan metode make a match pada mata cak bimbingan PAI materi perilaku tercacat pada kelas VIII SMPN 4 Sungai Lilin. H0 : Tak suka-suka pertambahan hasil belajar siswa melalui penerapan metode make a match sreg mata les PAI materi perilaku tercela papan bawah VIII di SMPN 4 Bengawan Lilin.
22
Abudin Nata, op. Cit, hlm. 182.
16
J. Metodologi Riset 1. Jenis Studi Jenis penajaman ini menggunakan penelitian eksperimen (experimental method). Metode penelitian ini ialah penelitian yang digunakan kerjakan mencari pengaruh treatment (perlakuan tertentu).23 Pendalaman eksperimen yang pemeriksa kerjakan di sini yakni penekanan yang memperalat perbandingan antara sebelum menggunakan metode make a match dan selepas menggunakan metode make a match untuk meningkatkan hasil berlatih siswa. Peneliti dalam situasi ini menggunakan desain eksplorasi pre-experimental designs (non design) kategori pre-test dan post-test. Dalam rangka ini memilih subjek menjadi 1 kelompok nan dikenai perlakuan pre-test dan post-pembenaran. 24
Pre-Test
Treatment
O1
X
Post-test O2
2. Populasi Dan Sampel Populasi yakni wilayah penyamarataan yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti bakal dipelajari kemudia ditarik kesimpulannya.25 23
Ibid., hlm. 6. Sugiyono, Metode Eksplorasi Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta), Hlm. 109-110 24
17
Menurut sukardi, populasi pada prinsipnya merupakan semua anggota kerubungan orang, binatang maupun benda yang tinggal bersama dalam suatu penelitian.26 Babak dari populasi nan terdiri dari beberapa unit populasi disebut contoh maupun spesimen. Dalam riset ini yang menjadi populasi adalah pesuluh-siswi kelas VIII SMPN 4 Bengawan Lilin dengan besaran sebagai berikut:
Tabel. 1 Jumlah Populasi Siswa SMPN 4 Sungai Lilin No.
Jumlah Siswa
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Total
1.
VIII A
11
14
25 siswa
2.
VIII B
14
25
36 siswa
3.
VIII C
21
15
36 siswa
40
40
97 siswa
Total
(Sumber: Penyelenggaraan Usaha SMPN 04 Sungai Lilin) Sesudah memahami jumlah populasi yang ada, selanjutnya adalah menentukan bahan yang akan diteliti. Internal kejadian ini, yang akan diteliti adalah anggota populasi siswa kelas VIII B SMPN 4 Sungai Lilin yang berjumlah 36 orang.
25
Ibid., Hlm. 6 Sukardi, Metodologi Studi Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Cet. Ke-10, (Jakarta: Bumi Fonem, 2011), Hlm. 53 26
18
Sampel adalah babak berpokok jumlah dan karateristik yang dimiliki makanya populasi tersebut. Sampel dalam pendalaman ini ialah kelas bawah VIII B yang berjumlah 36 murid. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dari keseluruhan papan bawah VIII SMPN 4 Bengawan Lilin. Tabel. 2 Jumlah Percontoh Pesuluh SMPN 04 SUNGAI Lilin No.
Jumlah Siswa
Kelas bawah
2.
VIII B Jumlah
Laki-laki
Dayang
14
25
Total 36 petatar 36 siswa
(Sumber: Tata Usaha SMPN 04 Sungai Lilin) 3. Diversifikasi Dan Sumber Data a. Diversifikasi Data Data yang diperlukan kerumahtanggaan penelitian ini yaitu, data kuantitatif adalah data berupa angka-angka atau total sama dengan hasil pre- test dan post-test, dan data kualitatif adalah data berwujud kalimat-kalimat yang berhubungan dengan penelitian ini seperti data mengenai ki kenangan dan letak geografis SMPN 04 Sungai Parafin, peristiwa kendaraan prasarana, stuktur organisasi, serta hasil wawancara dengan hawa PAI.
19
b. Sumber Data Mata air data adalah semua sumber baik berwujud data, bulan-bulanan, atau orang yang diperlukan dalam eksplorasi. Sumber data kerumahtanggaan penelitian ini meliputi mata air data primer dan sumber data sekunder.27 Sendang data primer ialah siswa-siswi SMPN 4 Sungai Parafin yang menjadi sampel penelitian, dan sumber data sekunder meliputi guru PAI, pertinggal sekolah mengenai album dan letak geografis, sarana dan prasarana, stuktur organisasi, keadaan temperatur, peristiwa siswa dan buku-buku, serta inskripsi atau dokumen nan diperlukan untuk penyelidikan ini. 4. Teknik Akumulasi Data Teknik reklamasi data yang akan dilakukan n domestik penelitian ini adalah dengan wawancara, dokumentasi, observasi, dan tes manfaat memperoleh hasil belajar pelajar setelah penerapan metode make a match pada pembelajaran PAI. a. Wawancara Wawancara adalah bagan komunikasi antara dua manusia, melibatkan seseorang nan kepingin memperoleh informasi bermula seorang lainnya dengan mengajukan cak bertanya-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.28 Teknik ini digunakan lakukan mendapatkan warta dari hawa PAI tentang hasil belajar dari para siswa sebelum penelitian ini dilaksanakan, kemudian model apa doang yang baku digunakan guru pada proses pembelajaran PAI khususnya pelajar kelas VIII SMPN 04 Sungai Parafin.
27
Ibid., hlm. 308. Sugiyono, Op.Cit., hlm. 235
28
20
b. Dokumentasi Dokumen adalah tulisan keadaan yang mutakadim berlalu. Manuskrip bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental berbunga seseorang.29Teknik ini pula boleh dipakai oleh peneliti intern mengumpulkan data-data sekolah sama dengan: sejarah dan letak geografis sekolah, kejadian media dan infrastruktur, stuktur organisasi, keadaan guru, dan keadaan siswa, silabus, RPP penerapan pembelajaran menghilangkan dengan kelucuan, dan sebagainya. c. Observasi Secara awam, observasi adalah pendirian menghimpun sasaran-alamat keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pembukuan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang semenjana dijadikan sasaran pengamatan. Observasi dapat dilakukan dengan dua prinsip yaitu observasi nonsistematis dan observasi sistematis. Observasi nonsistematis dilakukan oleh pengamat dengan tak menunggangi instrumen pengamatan dan observasi sistematis ialah observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan mengunakan instrumen pengamatan.30Adapun metode observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui keadaan objek secara langsung serta kejadian area, letak geografis, keadaan media dan prasarana serta kondisi pada pelaksanaan pendedahan di SMPN 4 Wai Lilin.
29 30
Ibid., hlm. 329. Ibid., hlm. 157
21
Disamping itu, observasi dilakukan kerjakan mengamati kegiatan dikelas selama kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang diamati meliputi aktivitas peneliti umpama pengajar dan siswa n domestik pengajian pengkajian. Observasi dilakukan dengan memperalat lungsin observasi. d. Tes Testimoni digunakan untuk menguji tingkat hasil belajar siswa, dan peningkatan biji peserta sebelum menggunaka metode make a match dan sesudah mendapat perlakuan dengan menggunakan metode make a match. Maka pengkaji perlu mengadakan tes sekalian terhadap sampel.
5. Prosedur Penekanan Prosedur penelitian mengenai bikin pelaksanaannya bagaikan berikut: a. Tahap awalan 1. Peneliti menyiapkan surat ampunan penelitian dan menyiagakan jadwal penelitian. 2. Peneliti menyusun instrument nyata: a) Menetapkan pokok bahasan nan akan digunakan internal penelitian b) Membuat bulan-bulanan ajar dan bagan pelaksanaan penelaahan (RPP) yang mengacu pada metode make a match. c) Membuat media penerimaan kasatmata pengecekan. b. Tahap pelaksanaan. 1. Pemeriksa melaksanakan penelaahan dengan menggunakan metode make a match lakukan mendapatkan hasil belajar pelajar
nan berupa Post-Test.
22
Sedangkan cak bagi mendapatkan hasil belajar siswa yang faktual pre-test melaksanakan pendedahan dengan memperalat metode biasa atau protokoler. c. Tahap evaluasi Pengkaji menganalisis maupun menempa data yang dikumpulkan dengan metode yang ditentukan. d. Tahap penyusunan laporan Penyelidik menyusun dan melaporkan hasil-hasil penggalian.
6. Teknik Dan Analisis Data Setelah data terkonsentrasi, langkah seterusnya ialah menganalisis datanya, untuk menganalisis data, notulis menggunakan teknik kajian uji Horizon-pemeriksaan ulang. Uji T digunakan cak bagi menguji dua hipotesis nan diajukan yakni premis mula-mula dan hipotesis kedua. Dalam penelitian ini, uji kaki langit nan digunakan bertujuan untuk membandingkan besarnya pengaturan sebelum dan sesudah treatment atau perlakuan berupa penggunaan Strategi pembelajaran menyenangkan dengan humor dalam proses pembelajaran. Pembuktian “t” digunakan kerjakan menguji postulat apakah ada pengaruh yang berjasa antara kelas eksperimen dengan kelas control 31. Rumus lakukan uji “ n ”32
31
Anas Sudijono, Pengantar Statistik pendidikan., hlm, 278
32
Ibid., hlm 346-353
23
Rumus: Pemberitaan : to
: Hasil pengunci skala
M1
: Mean variabel X
M2
: mean elastis Y
SEM1-M2
: Standar Error perbedaan antara mean variable 1 dan mean variable 2
Adapun langkah-langkah perhitungannya ialah sebagai berikut : a) Mencari Mean variable X (Variabel I) menggunakan rumus: MX atau M1 = b) Mencari Mean Laur Y (Variabel II) menggunakan rumus : My atau M2 = c) Mencari SD Variabel X menggunakan rumus: SDx atau SD1 = √
d) Mencari SD Elastis Y memperalat rumus : SDy ataupun SD2 = √
24
e) Berburu Pataka Error Mean Variabel X menggunakan rumus: =
√
f) Mengejar Standard Error Mean Variabel Y menggunakan rumus : =
√
g) Berburu Pataka Error Perbedaan antara mean Laur X dan mean Variabel Y dengan menggnakan rumus : =√ h) Kemudian mencati “t” atau t0:
Source: https://adoc.pub/bab-i-pendahuluan-a-latar-belakang-masalah-seiring-dengan-ke8bff7970940c281e3207f686738deeeb72207.html
Posted by: skycrepers.com