Bentuk Karya Inovasi Media Belajar Sd Menggunakan It
Makalah LOMBA KARYA Terobosan Sarana PEMBELAJARAN
Pemakaian Perkakas Peraga Pop-up card Metamorfosis Dabat bakal Meningkatkan Hasil Sparing IPA Kelas IV SDN Mantar, KSB Sumbawa Barat
Oleh: Budi Iskandar, S.Si Guru meres study Ilmu Amanat Umbul-umbul (IPA) di SDN Mantar Email: [email protected]
SDN MANTAR UPTD KECAMATAN POTOTANO KABUPATEN SUMBAWA BARAT NUSA TENGGARA BARAT 2015
PERNYATAAN Keotentikan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa karya inovasi saya berjudul “Gawai Peraga Pop-up card Alterasi Hewan cak bagi Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SDN Mantar, KSB Sumbawa Barat” merupakan karya safi. Seluruh ide yang ada di dalam karya ilmiah ini adalah hasil pintasan penulis, kecuali kutipan yang di memangkas berdasarkan kode tata susila penulisan karya tulis ilmiah. Takdirnya pernyataan di atas terbukti sebaliknya, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh panitia Simposium Temperatur dan Tenaga Pendidik Kebangsaan tahun 2015.
i
ABSTRAK
Pembuatan media/Alat pelihara berupa pop-up card ini dilatarbelakangi oleh tidak tersedianya media ajar di SDN Mantar dimana sekolah ini terjadwal pelecok satu sekolah yang berada di kewedanan 3T (terpencil, terluar, dan tertinggal), kabupaten Sumbawa Barat. Penelaahan yang abstrak minus menggunakan alat peraga membuat siswa kesulitan dalam memahami materi pelajaran nan disampaiakn, karena bukan adanya ki dorongan belajar, sehingga dampaknya terhadap hasil belajar siswa yang rendah. Murid Memiliki gaya belajar yang berbeda, seperti: visual, audio, dan kinestetik. Oleh karena itu guru berupaya takhlik sebuah inovasi kendaraan/radas tuntun maujud pop-up card metamorfosisi sato yang dapat digunakan intern pembelajaran menunggangi model telling story. Pamrih dari inovasi ini ialah agar petatar boleh termotivasi dan pendedahan tidak absrak ataupun dapat menjadi makin nyata, sehingga hasil belajar peserta bisa meningkat. Pop-up card koteng dapat dibuat dari jeluang tamatan maupun baru. Pop-up card yakni inovasi media ajar yang diilhami dari seni menggunting kertas nan berasal berbunga Tiongkok. Ki alat pop-up card merupakan invoasi mentah internal dunia pendidikan, serta dapat membantu guru di area terpencil yang terbatas dengan teknologi dan media usil lainnya, sehingga penerimaan dapat bepergian dengan efektiv, dan peserta pun dapat mengetahui materi pelihara dengan baik. Kata kunci: kendaraan belajar, pop-up card , kirigami
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………………………………….. i Lawe Pelegalan …………………………………………………………………………. ii ABSTRAK ……………………………………………………………………………………………….. iii DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………..iii Bab I PENDAHULUAN 1.1. Parasan Birit Masalah ……………………………………………………………………….. 1 1.2. Rancangan Inovasi ……………………………………………………………………………….. 2 1.3. Tujuan ………………………………………………………………………………………………… 2 1.4. Manfaat ………………………………………………………………………………………………. 2 BAB II Amatan TEORI 2.1. Kirigami………………………………………………………………………………………………. 3 2.2. Pop-up………………………………………………………………………………………………. . 3 2.3. Media belajar………………………………………………………………………………………. 5 Ki III PEMBAHASAN DAN HASIL 3.1. Ide Dasar …………………………………………………………………………………………….. 6 3.2. Organ dan Bahan …………………………………………………………………………………….. 6 3.3. Proses Pembuatan ………………………………………………………………………………… 6 3.4. Kajian Dagangan………………………………………………………………………………………7 3.5. Analisis Data Hasil Penggunaan dalam Pembelajara………………………………… 8 Pintu IV Konklusi DAN REKOMENDASI 4.1. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………… 10 4.2. Rekomendasi …………………………………………………………………………………… 10
iii
DAFTAR Referensi LAMPIRAN
iv
Ki I PENDAHULUAN
1.1. Parasan Pinggul Masalah Aji-aji Pengetahuan Alam (IPA) ialah pelecok suatu materi tutorial yang di sampaikan di Sekolah Dasar. Kriterian pengajian pengkajian IPA yang baik sesuai Tingkat Satuan Pendidikan tidak cukup doang bermula pada kunci didik saja, tetapi pengajar harus dilengkapi oleh alat/ media Membiasakan. Melampaui pemanfaatan media pembelajaran, penanaman konsep, cara dan hukum IPA yang pada awalnya dirasa sulit oleh siswa, akan menjadi lebioh mudah lakukan dipahami seandainya menggunakan media berlatih, karena pelajaran IPA seharusnya disampaiakna secara nyata, agar siswa boleh memahami dan mencerna materi yang disampaikan denagan baik. Di era kesejagatan, dengan kecanggihan teknologi yang cepat, ternyata lain semua limbung boleh menikmatinya. Begitupun dengan peserta/i yang berada di pedesaan (baca: daerah 3T). Pelecok satunya di SDN Mantar, kecamatan. Pototano. Kabupaten, Sumbawa Barat. Minimnya akses terbit dunia asing, takhlik sekolah ini masih terisolir dan belum mendapatkan perasaan tersendiri begitu juga sekolah-sekolah di perkotaan. Setelah saya mengamati bilang kelas, dalam prosesnya, pembelajaran di kelas terlampau monoton, bahkan pada materi IPA. Guru menyampaiakn materi pelajaran minus memperalat media/alat peraga, sehingga pelajar SDN Mantar kesulitas dalam memahami tuntunan. Dampaknya ialah angka siswa yang selalu sedikit. Setelah saya tanya guru kelas, diantaranya hawa kelas 4,5, dan 6. Mereka mengeluhkan tidak adanya media/perlengkapan peraga yang bisa kontributif mereka dalam presentasi materi ajar. Menyibuk konsisi ini, maka inovator punya rancangan pengembangan inovasi berwujud
wahana pop-up card yang barangkali ini dibuat cak bagi mempermudah
pemaparan materi IPA tentang metamorfosisi hewan, selain itu pembuatan media ini tidak memerlukan biaya yang tinggi, dan ketersediaan bahannya mudah lakukan
1
didapat. Ki alat berlatih ini dapat menarik pikiran petatar dalam belajar, karena warnanya nan cahaya, serta gambarnya yang kulur berusul dalam jeluang( tiga dimensi). 1.2. Rancangan Inovasi 1. Karya inovasi alat/wahana ajar konkret pop-up card yang di buat dari kertas bau kencur ataupun bekas. Pop-up card Merupakan kendaraan yang mempermudah pengajian pengkajian dengan memajukan lembaga dua atau tiga dimensi yang dikemas semenarik bisa jadi. 2. Desain dan konsep sumber akar inovasi pembelajaran ini adalah membentuk media ajar popup card dengan menggunakan alat dan bahan riil: gunting, lem, kertas, dan pensil rona. Dengan prosedur pembuatan seni menggunting daluang ataupun yang di kenal “kirigami”. Jadilah sebuah produk pop-up card yang bisa membantu proses belajar Ilmu Informasi Alam materi metamorfosis hewan yang dapat dikemas dengan menggunakan metode telling story.
1.3. Pamrih Beralaskan uraian berpangkal latar bokong diatas, tujuan dari pembuatan wahana ajar berupa pop-up card plong materi metamorfosis hewan ini adalah untuk menunaikan janji kebutuhan guru di daerah terpencil terhadapa kendaraan asuh yang dapat memudahkan pesuluh intern memafhumi cak bimbingan. 1.4. Manfaat 1.4.1. Guru lebih inovatif dalam mengemas pembelajaran agar PAIKEM (Penelaahan aktif, Berada, Inovatif, Efektip dan Menyenangkan. 1.4.2. Pelajaran dapat disampaikan dengan jelas dan faktual, sehingga motovasi dan hasil belajar peserta boleh meningkat. 1.4.3. Siswa bisa mengepas sendiri membuat pop-up card kerjakan meningkatkan kemampuan psikomotorok, afektif dan kognitif.
2
BAB II Analisis TEORI
2.1. Kirigami Seni memanipulasi kertas atau bertambah di kenal dengan Origami adalah asal mula keberadaan kirigami. Origami seorang lahir dari negeri sakura Jepang, dan kini sudah banyak di kenal di berbagai belahan dunia. Menurut ajudan orang jepang origami digunakan seumpama bentuk ritual ataupun alat angkut memohon kepada para betara. Selain itu pelecok satu karya kerajinan origami ialah burung bangau menurut mitos yang berlaku disana, jika membentuk origami dalam bentuk kalam bangau dengan jumlah banyak bisa mendatangkan manfaat cak bagi orang nan membuatnya. Dilihat dari penulisan katanya kirigami punya kesaman dengan oringami. Kirigami merupakan koneksi dua prolog yakni prolog “kiru maupun kiri” artinya adalah memotong, dan dan pengenalan“gami yang berasal bersumber kata kami” nan n domestik bahasa jepang artinya adalah jeluang, makara kirigami artinya adalah memotong atau menggunting kertas (Sartika dan Saputra, 2012) Sebenarnya seni menggunting atau memotong plano ini sudah lalu ada sejak lama, sebelum lahirnya merek kirigami. Tempat lahirnya seni memotong jeluang adalah dari Tiongkok-Cina. Seni mengguntig kertas ini sudah di kenal sejak ribuan hari suntuk di Cina, ialah sreg hari kekuasaan Dinsti Catut, hasilnya dibuat untuk menghias kepala wanita di masa itu. Di abad ke-12, plong hari otoritas Dinasti Song seni menggunting kertas digunakan sebagai pembungkus buah tangan. Seiring perkembangannya, seni menggunting kertas mengalami banyak pembaharuan. Pada tahun itu, ada orang Jepang yang memasyarakatkan kesenian origami di Cina, sehingga dari sinilah diperkirakan terjadi percampuran kesenian kertas antara origami dan seni menggunting kertas berpangkal Tiongkok-Cina, sehingga sekarang seni menggunting plano ini kian dikenal dengan kirigami ( Elsya, 2013) 2.2. Pop-Up 2.2.1. Pengertian pop-up Pop-up yakni sebuah karya seni yang benilai tinggi. Pop-up berasal dari bahasa inggris, jika kita terjemahkan artinya ialah “muncul keluar”. Pop-up card maupun tiket pop-up ini merupakan sebuah kartu yang memajukan kerangka
3
dua maupun tiga dimensi, sehingga nampak seperti nyata. Pop-up merupakan kertas interaktif yang seakan-akan menampakan gambar yang muncul dari privat buku (Sabuda dalam Aditya, 2013). Kartu pop-up dapat memberikan pengisahan nan faktual, dan menarik dalam pembelajaran. Sebenaranya mutakadim terletak karya pop-up intern bentuk buku, namun ketersediaannya lampau abnormal, begitupun dengan jenisnya. Pop-up yang cak semau di pasaran lazimnya riil kisah, masih jarang nan menampilkan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Pop-up mempunya kemampuan lakukan memperkuat kesan nan ingin disampaiakan dalam sebuah penelaahan. Sehingga boleh memicu ketertarikan pesuluh dalam belajar. 2.2.2. Diversifikasi-keberagaman Teknik Pop-up Desain muka buku pop-up tidak jauh berlainan dengan desain bungkusan siasat pada biasanya. Namun puas pembuatan pop-up koteng pencipta harus mempunyai keterampilan khusus. Pembuatan buku/kartu pop-up diawali dengan perancangan konsep sebatas puas alhasil didapatkan sebuah hasil karya yang unik dan menarik pembaca bagi mempelajarinya. Teknik pembuatan pop-up ada beberapa macam, antara lain: teknik transformation, volvelles, pepshwo, flaps, pull-tabs, pull-downs,
dan lain
sebagainya ( Sabuda dalam Aditya, 2013). 2.2.2.1 Transformation Transformation adalah tampilan bentuk pop-up yang terdiri berpangkal potonganpotongan pop-up yang disusun secara vertikal. Jenis ini memerlukan teknik-teknik khusus dalam pembuatannya. Apabila menarik halaman ke samping atau atas, akan menghasilkan tampilan dengan rangka nan berlainan.
2.2.2.2. Volvelles Volvelles adalah tampilan varietas pop-up yang menggunakan unsur lingkaran internal pembuatannya, tampilan ini memiliki bagian-fragmen nan dapat berputar. 2.2.2.3. Peepshow
4
Peepshow atau dapat disebut sebagai terowongan buku, tersusun dari serangkaian kertas yang disusun secara bertumpuk menjadi suatu dibelakang jeluang yang bukan, boleh mereka cipta ilusi kedalam, dan menciptakan perspektif seperti melihat kedalam terowongan. 2.2.2.4. Carousel Keberagaman pop-up Carousel
didukung dengan rayon, pita, kunci, dan lain
sebagainya, kalau dibuka dan dilipat kembali akan berbentuki benda nan kompleks. Jenis ini akan menampilkan tampilan dua atau tiga matra sehingga tersaji rajah kerangka yang nyata. 2.2.2.5. Box and Cylinder Box and cylinder atau kotak dan silinder merupakn kampanye sebuah kubus atau torak nan dapat bergerak naik semenjak tengah jerambah ketika buku dibuka. 2.3 Media/Alat Peraga Pembelajaran Hawa dalam proses pembelajaran tentunya membutuhkan suatu alat atau media yang boleh melajukan kerumahtanggaan pengajuan materi tuntunan kepada petatar. Media ini di anggap penting terlebih di Sekolah Dasar. Media pengajian pengkajian ialah apa sesuatu nan dapat digunakan untuk mengairi pesan semenjak pengirim ke penerima pesan, sehingga boleh panas fikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan (Yuswarni, 2007). Dengan demikian setiap benda alias apapun nan ada di selingkung, sebenarnya bisa digunakan bak media dalam menyampaiakn materi ajar. Media atau alat peraga intern pembelajaran bisa difungsikan umpama perantara atau penyampai pesan pengajian pengkajian. Pembeajaran menggunakan media belajar berarti mengoptimalkan seluruh panca indra pelajar bagi meningkatkan efektivitas petatar belajar, dengan cara melihat, mendengar, meraba, dan menunggangi fikiran secara logis dan realistis ( Widiatmoko, 2012) Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Linda, dkk (2013) penggunaan media pembelajaran khususnya pop-up card puas materi ilmu hitung dapat meningkatkan hasil berlatih siswa SMP. Sehingga dengan demikian keadaan ini bisa deikembangkan di sekolah dasar dengan materi tuntunan nan farik.
5
BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL
3.1. Ide Dasar Ide bermula pembuatan ki alat belajar berupa pop-up card berawal bersumber seni menggunting kertas atau lebih dikenal dengan “kirigami” yang berasal dari Tiongkok, selanjutnya hasil karya dari seni menggunting kertas ini boleh dibukukan menjadi sebuah cerita bergambar yang menarik cak bagi di tatap dan dipelajari (buku pop-up). 3.2. Perabot dan Bahan Alat dan bahan kerumahtanggaan pembuatan sarana membiasakan berupa pop-up card
adalah
sebagai berikut: Radas:
Objek:
a. Gunting
a. kertas kardus mantan/baru
b.Penggaris
b. potlot gambar/crayon
c. pisau kater
c. lem plano
3.3. Proses Pembuatan Proses pembuatan media pop-up card adalah umpama berikut: Tahapan pertama, tikam kertas kartoon menjadi seukuran plano A4 atau dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Tahap kedua, kertas ukuran A4 di lipat menjadi dua bagian nan setimbang pangkat, kemudian di guntung penggalan tengahnya (lain menyentuh ujung), sesuaikan dengan kebutuhan bentuk.
6
Tahap ketiga, tarik bagian jeluang yang sudah lalu di potong, ke bagiam dalam. Penggalan ini selanjutnya akan ditempeli oleh lembaga materi pelajaran.
Tahap keempat, buatlah gambar tertentu yang ingin di sampaikan pada pembelajaran ( misalkan materi metamorfosis, maka temperatur harus menggabar itemitem proses metamorfosis sedetail boleh jadi). Warnai setiap gambar yang sudah di bakal (seharusnya menyedot), kemudian gunting seseuai format bentuk tersebut. Tahap kelima, tempelkan rencana yang sudah di guunting tadi, pada kertas karton berlipat yang telah di gunting penggalan tengahnya.
Bagian dasara atau permukaan alat peraga substansial pop-up card ditambahkan warna-warna tertentu, hendaknya bisa menarik perhatian orang yang mengaram, sehingga bagan yang cak semau tampak nyawa. 3.4 Analisis Dagangan Dalam pembuatan pop-up card secara manual tidak dapat dikatakan mudah. Penyusun karya harus memiliki skil dalam berimajinasi dan menuangkannya intern tulangtulangan pop-up card dengan warna nan hidup dan tampilan gambar yang menarik
7
perhatian. Untuk alat peraga pop-up card metamorfosis bani adam hidup dibuat dengan menggunakan kertas manila yang sudah memiliki warna dasar. Buat item rancangan di dalamnya di sediakan lembaga-gambar transfigurasi dabat yang sudah di bacok. Karya nan saya buat salah satunya merupakan metamorfosisi kupu-kupu. Pop-up card metamorfosis hewan ini boleh dijadikan sebagai peranti peraga penelaahan di kelas bagi membantu memahamkan siswa mengenai proses transformasi sreg hewan. Seperti rata-rata pop-up, media sparing ini boleh digunakan dalam pembelajaran memperalat metode story telling atau bercerita. Malah anak sekolah pangkal sangat menyukai rajah kisahan dalam pendedahan. Dengan di padukan menggunakan metode story telling memiliki kemujaraban untuk meningkatkan kemampuan peserta internal menyimak dan bercakap (Hamidah, 2013). Pembelajaan dengan menggunakan alat peraga pop-up card di padukan dengan metode story telling dapat dikemas menjadi pengajian pengkajian aktif yang menyertakan siswa dan master. Lakukan memenuhi kebutuhan belajar PAIKEM (Pendedahan Aktif, Makmur, Efektiv, dan Menyenangkan) pop-up card Metamorfosis makhluk hidup di sesuaikan dengan kebutuhan sekolah di wilayah. Kendaraan ini tidak memerlukan setrum ataupun alat elektronik yang serba canggih. Lebih lagi bikin sekolah yang minim akses teknologi seperti di SDN Mantar dan beberapa sekolah di Kabupaten Sumbawa Barat. Media sparing riil Pop-Up card ini juga belum terlalu di kenal di sekolah-sekolah, terlebih di sekolah marjinal. Potensi untuk dikembangkan lebih tinggi. Serta penggunaannya lain cacat pada materi Mantra embaran Standard (IPA) beberapa tutorial boleh menggunakan media pop-up card , seperti bahasa indonesia, dan IPS. 3.5. Analisis Data Hasil Pendayagunaan dalam Pembelajara Pasca- di uji cobakan privat penerimaan, siswa mempunyai respon yang memadai tinggi. Melangkaui survey dengan mengisi quisioner bersumber 25 siswa kelas bawah IV SDN Mantar. Semuanya menyatakan senang membiasakan menggunakan media ini, salah satu faktornya karena kebiasaan siswa belajar tanpa ketersediaan media belajar yang
8
boleh menarik minat mereka dalam belajar, serta pembelajaran yang adv minim menggelandang dengan alas kata lain belum PAIKEM. Selain itu inovasi riil pop-up card lagi meruntun dan boleh di aplikasikan buat pembuatan hasil karya siswa. Untuk meningkatkan kemampuan motorik siswa, kegiatan pembuatan popup tidak saja bisa dilakukan guru, siswa pun bisa masuk terlibat bagi mencoba membuatnya.
9
Gerbang IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1. Kesimpulan Dari penjelasan tentang ki alat belajar pop-up card materi metamorfosis hewan, maka dapat dismpulkan seumpama berikut: 1.Pembuatan pop-up card materi metamorfosis lain bisa dikatakan mudah, karena pembuatnya membututuhkan imajinasi, dan kecekatan dalam mengambar. 2. Media ini bisa kontributif dalam menjelaskan materi IPA di ruang kelas bawah. 3. Bahan yang dibutuhkan bagi pembuatan mudah di dapat, dan murah. 4. Pesuluh memiliki ketertarikan yang lautan pada wahana jaga ini, sehingga bisa menarik mereka bagi lebih fokus saat pembelajaran. 4.2. Rekomendasi Setelah dibuat media sparing maujud pop-up card materi tuntunan IPA tentang metamorfosis ini, maka penggubah karya menyarankan: pertama, dilakukan penelitian lanjutan akan halnya manfaat ki alat ini. Penelitian tersebut dapat dilakuakan dalam Pengkhususan Tindakan Kelas bawah (PTK), sehingga kita bisa tahu secara ebih akurat mengenai kebermanfaatannya. Kedua, inovator menyarankan kiranya kendaraan ini dikembangkan pada materi kursus lain lakukan mempermudah para master di daerah terpencil dalam mengutarakan materi ajar, karena alamat yang dibutuhkan sangat terjangkau, selain memudahkan hawa, pemanfaatan media ini diharapkan boleh meningkatakan motivasi belajar peserta.
10
DAFTAR Teks
Aditya. 2013. Perencanaan Taktik Pop-up Cerita Rakyat Bledhug Kuwu. Semarang: Unnes Elsya. (2013). Gambaran Masyarakat Tentang Kirigami. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara Hamidah. 2013. Penerapan Metode Story Telling Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Pada Siswa Papan bawah V Sekolah Dasar ( Penekanan Tidakan Kelas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SDN Bukanagara ). Bandung: Perserikatan Pendidikan Indonesia. Linda, dkk. 2013. Kurnia Eksploitasi Karcis Bergambar berbentuk pop-up card pada pendedahan siswa SMP. Semarang: Unnes Sartika dan Saputra. (2012). Kreasi Kirigami Paling Keren, Unik dan Subur. Aceh: Marcapada Kreasi. Yuswami. 2007. Penggunaan Alat angkut Grafis bakal Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu hitung Siswa kela VI SDN 07 Silaing Asal lega Materi Luas Talenta Segi Banyak. Jurnal Hawa. 2(4): 103-107 Widiatmoko, A, dan Pamlasari, S.D. 2012. Pendedahan Berbasis Bestelan Bakal Meluaskan Instrumen Peraga IPA dengan Memanfaatkan Bahan Lulusan Pakai. Semarang: Unnes
11
LAMPIRAN
Presentasi cara pendayagunaan pop-up card
Presentasi mandu penggunaan pop-up
di wahana domestik (RRI Radio)
card di media domestik ( cili post FM)
Penyampaian pembuatan dan pemakaian
Presentasi media belajar Pop-up card
Pop-up card di TVRI NTB
di programa kasih inovator Alat Peraga Pembelajaran di I-Envex Malaysia
Model produk Pop-up card
Contoh dagangan Pop-up card karya
(metamorfosis kupu-kupu)
peserta
12
Siswa mengamati langsung media belajar
Pop-up Card Meraih medalion Argentum dari
pop-up card
lomba karya di I-ENVEX 2015 Malaysia
13
Source: https://adoc.pub/makalah-lomba-karya-inovasi-media-pembelajaran.html
Posted by: skycrepers.com