besi iii kromat
Pintu I
PENDAHULUAN
I.1Latar Birit
Perkembangan teknologi detik ini suntuk mempengaruhi berbagai parasan tersurat bidang farmasi. Semakin banyaknya industri-industri farmasi yang turut menerapkan keberuntungan teknologi, semakin meningkat pula total produk-produk farmasi yang tersedia lakukan mahajana. Industri farmasi momen ini tidak hanya memfokuskan perhatian pada rataan pembuatan dan penyiapan obat, melainkan sekali lagi telah mencengam berbagai barang yang tersedia dalam masyarakat sebagai halnya makanan dan kosmetik. Dalam penyediaan suatu produk farmasi dipergunakan berbagai campuran-senyawa nan dikombinasikan satu dengan yang lain buat menghasilkan satu senyawa hijau yang silam bermanfaat. Pengkombinasian ini menyertakan bermacam ragam senyawa baik yang mudah larut intern air, atau yang tak.
Solo dalam penetapan kadar sintesis yang sulit larut diterapkan metode tertentu sebab sifat bermula senyawa yang sukar sagu betawi memiliki sifat tertentu yang tidak dimiliki makanya paduan nan sagu belanda. Riuk satu metode tersebut adalah argentometri. Metode ini hanya ditekankan bagi campuran yang diketahui sukar larut. Dengan adanya percobaan ini diharapkan praktikan berkecukupan menentukan garis hidup suatu sintesis yang bukan sagu belanda internal air. Oleh karena itulah diadakan percobaan ini.
I.2 Maksud dan Tujuan
I.2.1 Maksud Percobaan
Memafhumi dan memahami prinsip penentuan takdir suatu campuran metode argentometri.
I.2.2 Tujuan Percobaan
- Menentukuan kadar garam dapur (NaCl) dengan metode argentometri
- Menentukan kadar natrium bromida (NaBr) dengan metode argentometri
I.3 Prinsip Percobaan
- Penetapan bilangan natrium klorida dalam sample dengan metode argentometri dengan menunggangi kalium kromat misal indiktor dan cairan seremonial perak nitrat 0,1N sebagai titran yang dititrasi hingga larutan berwarna merah muda litak.
- Penetapan qada dan qadar kalium bromide n domestik sample dengan metode argentometri dengan indikator larutan bese(III) ammonium sulfat dan dititrasi dengan larutan absah amonium tiosianat 0,1N hingga larutan berubah warna menjadi merah berida.
Pintu II
TINJAUAN Wacana
II.1 Teori Umum
Titrasi argentometri adalah titrasi dengan menggunakan larutan perak nitrat sebagai titran, dimana terbentuk garam perak yang jarang sagu betawi (1).
Titrasi pengendapan atau argentometri didasarkan atas terjadinya sedimentasi kuantitatif, yang dilakukan dengan penambahan larutan pengukur yang diketahui kadarnya pada cair senyawa nan hendak dititrasi. Bintik akhir tercapai bila semua bagian titran sudah takhlik deposit (2).
Argentometri dimana terbentuk endapan (ada pun argentometri yang tergolong pembentukan kompleks) dibedakan atas 3 macam berdasarkan parameter yang dipakai untuk penentuan titik penghabisan, yaitu :
- Mandu Mohr
Titrasi pertama buat penentuan ion klorida dan bromida dalam larutan, sedangkan indeks nan dipakai adalah kalium kromat (K2CrO4) dan enceran biasa AgNO3
sebagai titran. Puas titik akhir kromat terpincut oleh ion perak membuat senyawa yang sukar larut bercelup merah bata. Disini terjadi pengendapan 2 tingkat ialah pembentukan AgCl dan pembentukan Ag2CrO4. Fidah klorida adalah garam sukar sagu betawi sehingga konsentrasi ion klorida tinggi, maka AgCl diendapkan.
- Cara Volhard
Ion halogen diendapkan maka itu ion argentum sesak, kemustajaban ion fidah dititrasi dengan NH4SCN atau KSCN. Indeks nan digunakan adalah metal (III) nitrat atau ferum (III) amonium sulfat, sampai titik ekivalen harus terjadi reaksi antara titran dan ion perak menciptakan menjadikan endapan putih :
Ag+
+ SCN–
AgSCN (putih)
Sedikit kemustajaban titran kemudian bereaksi dengan indikator, membentuk ion kompleks nan dahulu langgeng warnanya (merah).
SCN–
+ Fe3+
FeSCN2+
Yang sagu betawi dan mewarnai larutan yang semula tidak berwarna.
- Mandu Fajans
Intern titrasi secara Fajans digunakan indikator adsorbsi. Indikator adsorbsi ialah zat yang dapat diserap pada satah sedimen dan menyebabkan timbulnya warna, penghirupan ini boleh titik ekivalen, antara bukan dengan melembarkan jenis indeks yang dipakai dan pH. Penanda ini adalah asam lemah ataupun basa lemah organik nan boleh mewujudkan endapan dengan ion perak. Misalnya fluoresein yang dapat digunakan dalam titrasi ion klorida privat suasanan bebas (3).
II.2 Uraian Bahan
- Natrium bromida (4:397)
Logo resmi : Natrii bromidum
Sinonim : Potasium bromida
RM/BM : NaBr / 102,90
Pemerian : hablur kerdil, transparan dan susuk, bukan berwarna atau serbuk butir putih, tidak beraroma, rasa asin sangka pahit, redup basah
Kelarutan : larut dalam 1,5 bagian air dan privat 17 bagian etanol (95%) P
Kegunaan : Sampel
Penyimpanan : Privat wadah tertutup baik
Persyaratan qada dan qadar : Mengandung tidak cacat dari 99,0 % NaBr dihitung terhadap zat yang sudah dikeringkan.
- Natrium klorida (4:584)
Merek resmi : Natrii chloridum
Sinonim : sodium klorida
RM/BM : NaCl
Pemerian : hablur kerangka kubus, tidak bercelup alias serdak hablur ikhlas, rasa asin.
Kelarutan : mudah larut dalam air, minus lebih sagu betawi dalam air mendidih, larut dalam gliserin, jarang sagu betawi dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah terkatup baik
Kegunaan : Sampel
Persyaratan kadar : Mengandung bukan kurang berpangkal 99,0 % dan
bukan lebih dari 101,0 % NaCl dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Penetapan predestinasi : imbang seksama kurang makin 250 mg,
masukkan internal wadah porselen,
tambahkan 140 ml air dan 1 ml
diklorofluoresein LP, rancam, titrasi
dengan perak nitrat 0,1 N sebatas fidah
klorida menggumpal dan campuran
berwarna merah jambu lunglai.
1ml selaka nitrat 0,1N setara dengan
5,844 mg NaCl.
- Kalium bromida (4,328)
Logo resmi : Kalii bromidum
Muradif : Potasium bromida
RM/BM : KBr / 119,01
Pemerian : Hablur enggak berwarna, transparan maupun rencana atau bubuk butir tidak berbau, rasa asin dan agak pahit.
Kelarutan : Larut dalam bertambah rendah 1,6 bagian air dan dalam lebih kurang 200 bagian etanol 90 % P.
Khasiat : Sedativum
Kegunaan : Spesimen
Penyimpanan : Dalam wadah terlayang baik
Persyaratan kadar : Mengandung lain invalid berpunca 98,5 % dan dihitung terhadap zat nan telah dikeringkan
- AgNO3
(4:47)
Nama resmi : Argenti Nitras
Sinonim : Selaka nitrat
RM/BM : AgNO3/169,87
Pemerian : Hablur membayang ataupun hablur berwarna murni, lain berbau menjadi terlarang takdirnya kena cahaya.
Kelarutan : Sangat mudah sagu betawi dalam air, larut dalam etanol 95 % P.
Penyimpanan : Internal bekas tertutup baik, terlindung cdari cahaya.
Kurnia : Sebagai antiseptikum ekstern
Kegunaan : Sebagai larutan baku.
- Air murni (4,96)
Cap resmi : Aqua Destillata
Sinonim : Air suling, Aquadest
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak bercelup, tidak berasa, tak mempunyai bau
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Pelarut
- K2CrO4
(5:690)
Nama halal : Kalii Chromat
Sinonim : Kalium kromat
RM/BM : K2CrO4
Pemerian : Hablur, kuning
Kelarutan : Sangat mudah larut internal air, cair jernih.
Penyimpanan : Internal kancah terpejam baik
Kegunaan : Sebagai indikator
7. Logam(III) amonium sulfat (5:68)
Jenama resmi : Ferri amonii sulfas
Nama tidak : ferum(III) amonium sulfat
RM/BM : FeNH4(SO4)2
/ 266,01
Pemerian : Hablur lembayung pucat lesu, transparan atau serbuk hablur praktis tidak berwarna.
Kelarutan : sangat larut internal air, praktis tidak larut dalam alkohol
Rezeki : tidak kurang dari 99,0% dan bukan lebih mulai sejak 101,0% FeNH4(SO4)2. 12H2O
Khasiat : astringen, styptic
Kegunaan : ibarat indikator
II.3. Prosedur Kerja
- Natrium Klorida (4:584)
Timbang seksama rendah makin 250 mg, masukkan n domestik wadah porselen, tambahkan 140 ml air dan 1 ml diklorofluoresein LP, campur, titrasi dengan perak nitrat 0,1 N sebatas perak klorida menggumpal dan campuran berwarna merah remaja rengsa.
1ml perak nitrat 0,1N sebanding dengan 5,844 mg NaCl
- Sodium Bromida(5,647)
Timbang seksama 400 mg, larutkan dalam 40 ml asam nitrat P., tambahkan 50 ml fidah nitrat 0,1N. Titrasi dengan ammonium tiosianat 0,1 Tepi langit menunggangi indicator enceran besi(III) ammonium sulfat, pada waktu menumpu titik akhir titrasi, kocok kuat-kuat.
Gapura III
METODE KERJA
III.1 Peranti dan Bahan
III.1.1 Alat-alat yang Digunakan
- Buret 25 ml
- Erlemeyer 250 ml
- Beling ukur 25 ml
- Statif + apit
- Timbangan analitik
- botol semprot
- gelas piala
- sendok tanduk
- pipet tetes
III.1.2 Bahan-sasaran yang digunakan
- Air suling
- NaCl
- Larutan formal AgNO3
0,1 Cakrawala - Larutan KBr
- Larutan K2CrO4
5 % - KSCN
- HNO3
- ferum(III) ammonium sulfat
- Cara Mohr.
III.2 Cara Kerja
- Ditimbang seksama 50 mg NaCl, dilarutkan dalam 10 ml air
- Diteteskan indicator K2CrO4
sebanyak 3 tetes hingga warnanya asfar. - Dititrasi dengan AgNO3
0,0954 N hingga terpelajar endapan putih yang bila titrasi dilanjutkan sampai 9 ml akan terlatih endapan merah bata.
- Kaidah Volhard
- Ditimbang seksama 0,105 gr KBr, dilarutkan dalam 10 ml air.
- Ditambahkan HNO3
2 ml dimana larutan berwarna bening, dulu ditambahkan AgNO3
15 ml terbentuk endapan kuning. - Diteteskan indikator besi(III) amonium sulfat 3 ampas gula, terbentuk endapan hijau pucat.
- Larutan dititrasi dengan KSCN sebanyak 7,7 ml terbentuk larutan berwarna kesumba
Gapura IV
HASIL PENGAMATAN
IV.1 Data Pengamatan
- Kaidah Mohr
NaCl (gr) |
AgNO (ml) |
indeks |
Perubahan warna |
0,057 0,054 |
9,2 ml 10 ml |
K2CrO4 K2CrO4 |
Kuning menjadi merah |
- Mandu Volhard
KBr (gr) |
HNO3 |
AgNO3 |
indikator |
Perubahan warna |
0,105 |
2 |
15 |
FeNH4(SO4)2 |
Bening menjadi hijau pucat lesi |
III.2 Reaksi
- Mandu Mohr
NaCl + AgNO3
AgCl + NaNO3
(endapan sejati)
2AgNO3
+ K2CrO4
Ag2CrO4
+ 2 KNO3
(endapan merah)
- Cara Volhard
AgNO3
+ KBr AgBr + KNO3
AgNO3
+ KSCN AgSCN + KNO3
(deposit putih)
3AgSCN + Fe3+ Fe (SCN)3
+ 3Ag+
( cairan merah)
IV.3 Perhitungan
- Cara Mohr
- Massa NaCl = 57 mg
Pemusatan NaCl = 0,0954 Lengkung langit
Debit AgNO3 = 9,2 ml
m grek NaCl setara dengan m grek AgNO3
% kadar NaCl =
V x N x Bst
x 100 %
Bs x Fk
=
9,2 ml x 0,0954 Horizon x 5,844 mg
x 100 %
57 mg x 0,1
=
5,0176
x 100 %
5,7
= 92,9218 %
- Konglomerasi NaCl = 54 mg
Konsentrasi NaCl = 0,0954 N
Volume AgNO3 = 10 ml
% kadar NaCl =
V x T x Bst
x 100 %
Bs x Fk
=
10 ml x 0,0954 N x 5,844 mg
x 100 %
54 mg x 0,1
=
5,575176
x 100 %
5,4
=103,244 %
- Mandu Volhard
Massa KBr = 0,105 mg
V. AgNO3 = 15 ml
V. KSCN = 7,7 ml
N. AgNO3 = 0,0954 T
N. KSCN = 0,0929 T
m grek KBr setara dengan m grek AgNO3
KBr = m grek AgNO3
– m grek KSCN
BE
= ( 15 ml x 0,0954 ) – ( 7,7 ml x 0,0929)
= 1,4310 – 0,7153
= 0,7154
m grek =
mg x Mr.KBr
BE
m KBr =
0,7154 x 119,01
2
=
42,5699
x 100%
100 ml
% Kemurnian = 42,699%
BAB V
PEMBAHASAN
Dasar analisa kualitatif dengan metode argentometri merupakan merupakan suatu titrasi ion galuh dan ion-ion hydrogen. Cak semau tiga diversifikasi pendirian pengendapan dengan metode ini, merupakan cara Mohr, cara Volhard, dan cara Vajans. Hanya pada praktikum imi hanya menggunakan dua kaidah, yaitu mandu Mohr dan pendirian Volhard.
- Cara Mohr
Pada metode argentometri cara Mohr ini sample yang digunakan yakni NaCL. Cara ini biasanya digunakan terutama kerumahtanggaan penentuan klorida dan bromide. Digunakan 2 berat (massa) NaCl yang berbeda ialah 57 mg dan 54 mg. pertama-tama NaCl ditimbang dengan neraca analitik, setelah itu dilarutkan dalam 10 ml air suling. Sampel larut privat air suling. Setelah itu ditambahkan 3 tetes kalium kromat (K2CrO4) misal indicator, corak hancuran menjadi kuning. Kemudian dititrasi dengan AgNO3
spontan dokocok/digoyang setakat tepat menciptakan menjadikan sedimen biram bata. Untuk NaCl 57 mg digunakan AgNO3
sebanyak 10 ml dan 9,2 ml untuk NaCl 54 mg.
Bila suatu cair klorida dititrasi dengan larutan AgNO3
maka akan terjadi reaksi :
Ag+ + Cl–
AgCl
Bintik akhir titrasi dapat dinyatakan dengan indicator larutan K2CrO4
yang dengan ion Ag+
berlebih menghasilkanendapan AgCl nan bercat kudus mulai berubah menjadi kemerah-merahan. Titrasi harus dilakukan dalam suasana netral ataupun basa lemah dengan pH antara 6,5 – 9, dengan sedemikian itu garam perak kromat tidak akan terbentuk.
Dari hasil rekapitulasi diperoleh kadar NaCl yaitu 98,0829%. Berdasarkan literatur, kodrat tersebut tidak sesuai yaitu seharusnya tidak invalid dari 99% dan tak kian bersumber 101,0%. Peristiwa ini mungkin terjadi karena NaCl nan ditimbang bukan dalam peristiwa kering. Ataupun tekor teliti dalam menentukan titik pengunci titrasi serta interpolasi indikatornya tidak secara seksama, sehingga akan mempengaruhi hasil titrasi
- Cara Volhard
Titrasi cara ini dilakukan secara tidak sederum, dimana ion halogen diendapkan oleh ion Ag+
nan berlebihan. Maslahat ion selaka dulu dititrasi dengan larutan KSCN. Titrasi harus dilakukan dalam suasana bersut berlebih.
Pada percobaan ini, jumlah KBr yang digunakan yaitu0,105 gram. Kemudian sample dilarutkan dalam air suling sebanyak 10 ml. sample sagu betawi dalam air suling. Sample ditambah 2 ml asam nitrat, larutan setia bening. Kemudian sample ditambahkan 15 ml AgNO3
dan ditambahkan 3 ampas gula besi(III) ammonium sulfat ibarat indicator, akan terbentuk sedimen hijau pucat manai dengan larutan berwarna bening
Setelah dihitung, kadar KBr didapatkan sebesar 42,5699%. Berdasarkan literatur, kadar KBr nan seharusnya yakni tak kurang terbit 98,5% KBr yang ditimbang pecah zat yang telah dikeringkan. Hal ini mungkin terjadi karena KBr nan ditimbang tidak privat keadaan kering. Atau sedikit teliti dalam menentukan titik akhir titrasi serta interpolasi indikatornya tak secara seksama, sehingga akan mempengaruhi hasil titrasi
BAB VI
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang boleh ditarik bersumber percobaan ini adalah
- Kadar keaslian NaCl intern sampel yakni 98,0829%.
- Ganjaran keotentikan KBr internal sample ialah 42,5699%
V.2 Saran
Seharusnya indikator yang ditambahkan diukur secara seksama, pula dilakukan titrasi surat isian terhadap penunjuk.
DAFTAR Bacaan
- Said, S., dkk, (1994), “Kajian Ilmu pisah Farmasi Kuantitatif”, Gambar Penerbitan UNHAS, Makassar, 81
- Roth, H.J., dkk, (1998), “Kajian Farmasi”, UGM Press, Yoyakarta, 252,253,254,255
- Harjadi, W., (1986), “Ilmu Kimia Analitik Dasar”, Gramedia, Jakarta, 176, 179, 181
- Dirjen POM, (1979), “Farmakope Indonesia”, edisi III, Depatemen Kesehatan RI., Jakarta, 47, 96, 328, 397, 584
- Dirjen POM, (1994), “Farmakope Indonesia”, edisi IV, Depatemen Kesehatan RI., Jakarta, 68, 647, 690
Source: https://sutriaddina.wordpress.com/2013/02/16/argentometri/