Cara Mengajarkan Kd Bangun Ruang Di Sd

PENDAHULUAN

Eskalasi dur pendidikan asal dan menengah, tidak ampunan pecah bagaimana program-program kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Program kegiatan berlatih mengajar  perlu disiapkan sematang bisa jadi sebelum sendiri master merebus kelas agar teraih suatu harapan yang diinginkan ialah kenaikan penampilan membiasakan murid. Intern upaya untuk meningkatkan penampilan belajar siswa tidak terlepas dari peranan hawa laksana pengelolaan sistem penelaahan. Didalam sistem penataran terdapat komponen-suku cadang yakni tujuan pembelajaran, bahan pendedahan, pembelajar, ketatanegaraan penelaahan, metode pembelajaran, sendang membiasakan, media pembelajaran dan penilaian pembelajaran.

Penelaahan dikatakan efektif dan efisien jika sebagian osean dari siswa menyerap isi mangsa penataran dengan baik. Sepatutnya isi wanti-wanti (objek latihan) boleh diserap peserta secara maksimal sesuai tujuan pembelajaran yang diharapkan mesti menggunakan media penataran yang tepat andai pemandu isi pesan tersebut. Karena media pembelajaran plong hakekatnya merupakan penyalur wanti-wanti-pesan pengajian pengkajian yang disampaikan oleh sumber wanti-wanti (master) kepada penerima pesan (siswa) dengan maksud sepatutnya pesan-wanti-wanti tersebut bisa diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan pamrih (Winataputra, dkk.1997:15.5).

Selain peranan guru, pemerintah juga telah berupaya mengadakan pembaharuan diberbagai sektor pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan maka itu pemerintah adalah penyempurnaan kurikulum, tak terkecuali kurikulum ilmu hitung. Seyogiannya lepasan pendidikan nasional memiliki keunggulan kompetitif dan kooperatif sesuai standar mutiara nasioanal dan jagat rat, kurikulum terlazim dikembangkan dengan berbasis kompetensi. Kemampuan matematika yang dipilih dalam kurikulum matematika ini dirancang dan disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa, serta memperhatikan perkembangan pendidikan matematika didunia sekarang ini. Walaupun pemerintah sudah berusaha mensosialisasikan transisi kurikulum ini disekolah-sekolah, tapi pelaksanaannya ditingkat sekolah-sekolah masih banyak dijumpai obstruksi. Pada praktek pengajian pengkajian ilmu hitung disekolah pada umumnya suhu masih tetap menggunakan pendekatan ceramah, konsultasi dan kasih tugas.

Bersendikan pengamatan peneliti (temperatur kelas), diketahui bahwa penyakit utama pembelajaran Matematika di papan bawah XI Listrik SMK Negeri 1 Bangil yaitu kemampuan menghitung tagihan ingat ruang rendah.

Dari kenyataan di atas peneliti berpendapat bahwa pembelajaran Ilmu hitung lain sepan tetapi dengan menggunakan metode kuliah dan cak bertanya jawab saja, tetapi juga harus menggunakan cara mengajar yang lain.

Riuk satunya adalah dengan menggunakan benda kongkrit yang bisa kontributif siswa mengkonkritkan konsep-konsep Matematika yang tanwujud. Sebab menurut teori perkembangan cendekiawan, siswa SMK kebanyakan berharta pada tahap operasi cermin, walaupun beberapa peserta kesulitan dalam mengknkritkan yang mujarad. Pada tahap ini anak telah produktif menyibuk obyek secara serentak, tetapi belum produktif berabstraksi.

Melampaui benda kongkrit memungkinkan siswa menemukan konsep-konsep abstraksi di intern Matematika dan siswa dapat sparing sekalian mengobservasi mulai sejak konkret ke abstrak. Siswa bukan saja mendengarkan amanat sahaja siswa juga mengerjakan sesuatu, sehingga proses penanaman informasi nan dibentuk siswa akan menjadi lebih permanen.

Menurut Bahri (2002), melangkahi benda kongkrit trik serap momongan ajar terhadap alamat les nan sulit dan runyam akan bisa diatasi, anak asuh akan lebih mudah memahami konsep dan prinsip, dapat berputra umpan balik nan baik dan anak ajar, serta dapat memotivasi semangat berlatih petatar. Dalam pembelajaran Matematika, penggunaan model dan pendekatan yang tepat sangat diperlukan.

Master hendaknya mengidas dan menggunakan metode pendekatan yang banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara awak memiliki keunggulan kompetitif dan kooperatif internal beraneka ragam satah khususnya bidang studi Matematika (Hudojo, 1998).

Matematika yakni kursus yang terdiri berbunga rumus-rumus, kabar menunjukkan bahwa siswa belum mempunyai teknik nan cukup kerjakan memahami pembenaran rumus tersebut, sehingga teknik hafalan digunakan bakal dapat mengatasi soal yang terserah. Jika Ilmu hitung dipelajari dengan hafalan, maka siswa akan menjumpai kesulitan, sebab incaran latihan nan diperoleh dengan hafalan belum siap untuk tanggulang masalah bahkan intern peristiwa-situasi yang mirip dengan bahan yang dipelajari itu. Selain itu kompetensi yang dimiliki petatar hanya memasukkan bilangan ke internal suatu rumus.

Berdasarkan kondisi nyata yang terjadi di XI Setrum SMK Daerah 1 Bangil, menunjukan bahwa pengajaran Matematika di sekolah tersebut condong tak menunggangi media, dimana penekanannya hanya pada Prestasi Belajar, dan kurang membagi kesempatan pada murid lakukan menemukan dan menerapkan perolehan konsep. Keadaan ini menyebabkan amanat nan diterima petatar kurang bermakna.

Berlandaskan jabaran tentang latar bokong diatas, pemeriksa tercabut untuk mengadakan penelitian dengan tajuk “
Upaya Kenaikan Performa Berlatih Cak menjumlah Volume Siuman Ulas Memperalat Benda kongkrit Siswa Kelas XI-Setrum SMK Kewedanan 1 Bangil Periode Pelajaran 2012/2013”.

METODE Pengkajian

A.  Subjek Penyelidikan

1. Lokasi dan Waktu Penekanan

        Tempat penajaman di SMK Negeri 1 Bangil Kabupaten Pasuruan. Waktu penelitian ini dilakukan plong bulan April s/d Juni 2013.

2. Alat penglihatan Les

        Mata tutorial yang menjadi incaran investigasi ini adalah mata pelajaran matematika kelas XI khususnya kerjakan kompetensi sumber akar menotal volume ingat ira.

3. Sasaran penelitian

              Incaran dalam penelitian ini adalah kelas XI Listrik SMK Negeri 1 Bangil Tahun Pelajaran 2012/2013 nan memiliki siswa sebanyak 36 siswa.

4. Karakteristik Pelajar

         Karakteristik murid kelas XI Listrik SMK Negeri 1 Bangil yaitu kemampuan menotal piutang bangun urat kayu masih kurang. Hal ini terbukti berpokok Manifestasi Belajar dari kelas sebelumnya.

B. Deskripsi Per Siklus

                 Proses dan Prestasi Belajar alat penglihatan pelajaran Matematika yakni objek untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan penelitian tindakan kelas. Privat hal ini pemeriksa berkolabosari dengan guru sebagai teman seprofesi, untuk menetapkan materi dan strategi pengajian pengkajian agar kualitas pembelajaran lebih baik. Dibawah ini gambaran rencana galur Pelaksanaan Tindakan Papan bawah menggunakan benda kongkrit sebagai politik membiasakan.

1.   Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus I

a.  Perencanaan

                Pada tahap ini kegiatan nan dilakukan adalah mengekspresikan perangkat pembelajaran nan terdiri pecah :

1)  Penetapan tujuan pembelajaran matematika kompetensi radiks cak menjumlah debit siuman ira.

2) Menargetkan strategi pembelajaran dengan menggunakan benda kongkrit.

3)  Penelaahan dilakukan secara klasikal

4)  Mengekspresikan pedoman penilaian Prestasi Belajar serta pedoman refleksi.

b.   Pelaksanaan

1) Pendahuluan :

           Lega tahap ini    rencana tindakan pembelajaran matematika memperalat benda kongkrit secara klasikal, diantaranya :

a) Guru melakukan apersepsi

b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran matematika

c) Temperatur menjelaskan cara mencapai tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan inti :

a)   Guru melakukan pembelajaran berburu volume sadar ruang dengan menggunakan benda kongkrit secara klasikal.

b)   Suhu membimbing pesuluh cara mencari volume bangun ira dengan berburu tagihan sadar ruang yang tersisa secara klasikal.

c)   Siswa mengerjakan lembar kerja berdasarkan petunjuk guru.

                 3) Penutup :

                                 Temperatur dan murid menyimpulkan pembelajaran Ilmu hitung kompetensi dasar menotal volume bangun ruang dengan benda kongkrit secara klasikal.

c.   Reklamasi Data

        Pada tahap ini guru dan teman sejabat mengadakan pengamatan kegiatan siswa dalam beraktifitas belajar yaitu mencari volume sadar ruang.

d.   Tahap Refleksi

        Pada tahap ini guru ibarat peneliti menilai kesuksesan tindakan, mengevaluasi tahap-tahap tindakan, menentukan hasil tindakan serta merumuskan rekomendasi bagi menentukan restorasi perencanaan lega siklus II diteruskan atau mengulang tataran yang dianggap belum berhasil.

2.   Pelaksanaan Restorasi Pembelajaran Siklus II

a.  Perencanaan

                Perencanaan pada siklus ini berdasarkan pada hasil refleksi dan analisis penyelidik bersama teman sejabat terhadap proses dan Pengejawantahan Belajar plong siklus I. Perencanaan restorasi penerimaan pada siklus II difokuskan pada aktivitas siswa dalam membagi poligon menjadi beberapa bangun ira terlambat. Secara keseluruan perencanaan reformasi penelaahan sreg siklus II mencakup:

1) Memformulasikan rencana perbaikan penelaahan siklus II

2) Menyiapkan media pendedahan positif benda atau potongan plano berbentuk segi banyak.

3) Menyiapkan instrument pembelajaran ialah rayon pengamatan.

b. Pelaksanaan

1) Pendahuluan :

           Pada tahap ini pelaksanaan penerimaan ilmu hitung menggunakan benda kongkrit, diantaranya :

a)   Guru melakukan apersepsi

b) Guru menginformasikan tujuan penelaahan Ilmu hitung yaitu kemampuan murid menghitung volume bangun ruang.

2) Kegiatan inti :

a)  Master mengklarifikasi prinsip mencari volume ingat ruang dengan menggunakan benda kongkrit

b) Hawa  menjatah peserta menjadi beberapa gerombolan

c) Siswa ditugasi bakal mengamati dan melakukan untai kerja siswa secara kelompok

d) Hawa membimbing siswa internal proses berburu volume bangun ruang dengan membagi menjadi beberapa bangun ulas sederhana.

e) Murid mempresentasikan hasil diskusi kelompok

3) Akhir :

   Guru dan murid menyimpulkan pembelajaran Matematika kompetensi dasar menghitung piutang bangun ulas menggunakan benda kongkrit.

c. Pengumpulan Data

        Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti bersama dengan teman sejawat sebagai pengamat selama proses perbaikan pembelajaran.

     Data tersebut merupakan:

1)   Data aktivitas siswa intern meyelesaikan tugas

2)   Kemampuan pesuluh kerumahtanggaan mengerakan lembar kerja siswa.

f) Tahap Refleksi

Sreg tahap refleksi dilakukan berdasarkan data yang diperoleh pemeriksa dan jodoh sejawat dari siklus II, jika :

1)   Jika belum mencapai batas ketuntasan kelas maka teradat diadakan pembelajaran siklus III

2)   Jika telah mencapai senggat ketuntasan kelas maka enggak diperlukan cak bagi pembelajaran siklus III

C.  Instrumen Eksplorasi

Perabot nan digunakan intern riset ini merupakan Tes Formatif. Tes ini disusun beralaskan intensi pembelajaran yang akan dicapai dan digunakan untuk mengukur kemampuan kognisi murid terhadap materi volume bangun urat kayu. Tes formatif ini diberikan puas setiap akhir siklus. Bentuk soal subyektif yang berjumlah 5 cak bertanya.

D.  Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui Hasil evaluasi per siklus

E.  Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap siklus dilakukan dengan mandu memberikan evaluasi berupa pertanyaan tertulis puas setiap penghabisan siklus.

Analisis ini dihitung dengan memperalat statistik sederhana yaitu :

1.   Menghitung persentase Prestasi Belajar siswa (absorbsivitas) persiklus

2.   Menghitung persentase ketuntasan kelas

Pesuluh secara berkawanan ata­u satu kelas dianggap tuntas belajar bila ketuntasan kelas mencapai
>
80% dari total pesuluh yang mencapai daya serap
>
70  (standar baik)

HASIL Riset DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penyelidikan Sendirisendiri Siklus

1. Siklus I

a. Rencana Tindakan

                 Kegiatan dalam rencana tindakan ini meliputi penyusunan persiapan mengajar tentang mengenali siuman ruang nan meliputi:

1)     Penentuan kompetensi dasar

2)     Perumusan Indikator

3)     Perumusan Alternatif Pembelajaran

4)     Materi pelajaran

5)     Rumusan soal-cak bertanya tutorial

6)     Pembuatan benda kongkrit

     b.  Pelaksanaan Tindakan

        Pelaksanaan tindakan kasatmata pembelajaran dalam kelas secara klasikal dengan prosedur sebagai berikut :

        Apersepsi dengan melakukan tanya jawab neko-neko sadar ira, piutang pulang ingatan ruang dan menjumlah volume dua siuman urat kayu atau lebih

1)     Penjelasan materi terdiri berpokok :

      Menghitung volume sadar ruang (limas, prisma dan bola) dengan benda kongkrit

2)     Mengamalkan lembar kerja siswa berlandaskan petunjuk temperatur.

3)     Mengadakan evaluasi (konfirmasi termaktub)

4)     Guru membetulkan hasil tes petatar.

     c.  Refleksi

                       Kegiatan refleksi intern siklus ini merupakan evaluasi terhadap perencanaan, pelaksanaan dan observasi pembelajaran matematika kompetensi asal cak menjumlah debit ingat pangsa.

Pada kegiatan ini ditemukan :

1)   Aktivitas berlatih siswa belum optimal sehingga diperlukan petunjuk nan lebih jelas dan penapisan guru lebih intensif. Hal ini terbukti dari hasil pengamatan aktivitas petatar selama proses penerimaan yaitu terwalak 26 siswa (72%) siswa yang aktif, padahal sisanya masih belum menunjukan peningkatan aktifitasnnya.

2)   Prestasi Membiasakan alias penampilan membiasakan siswa dalam kegiatan siklus ini masih belum maksimal, sesuai dengan tujuan belajar yang diharapkan sehingga guru harus melakukan perbaikan ulang. Dari data evaluasi Manifestasi Belajar ditemukan 10 siswa (28 %) dari seluruh pesuluh berjumlah 36 pesuluh masih memperoleh nilai dibawah 2,67.

2.  Siklus II

     a. Rencana tindakan

                       Kegiatan privat rencana tindakan ini terdiri dari :

1)     Penentuan kompetensi dasar

2)     Perumusan tujuan pengajian pengkajian / indikator

3)     Perumusan Alternatif Pembelajaran (pemakaian benda kongkrit secara kelompok)

4)     Materi penerimaan

5)     Rumusan pertanyaan-soal latihan

     b.  Pelaksanaan Tindakan

                       Pelaksanaan tindakan berupa pengajian pengkajian dalam kelas bawah dengan benda kongkrit dan kelompok sawala dengan prosedur sebagai berikut :

1)     Apersepsi dengan melakukan temu duga volume bangun ulas (limas, prisma dan bola).

2)     Penjelasan materi dengan pemakaian benda kongkrit secara kelompok yaitu :

a)   Suhu menjatah siswa dalam satu kelas menjadi 4 keramaian masing-masing kelompok 4-5 anak asuh.

b)   Menentukan volume siuman urat kayu dengan memberi menjadi sejumlah bangun ruang sederhana (limas, prisma dan bola) dengan cara mengerjakan lembar kerja yang telah disediakan secara kelompok.

c)   Pesuluh menuding dan mengerjakan tali kerja yang sesuai petunjuk guru.

d)   Pelajar mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan panduan temperatur.

e)   Siswa menyelesaikan soal latihan (materi menentulan tagihan bangun pangsa)

     c. Refleksi

                       Kegiatan refleksi dalam siklus II merupakan evaluasi terhadap perencanaan, pelaksanaan dan observasi pendedahan matematika kompetensi dasar menotal volume sadar ruang.

           Puas kegiatan ini ditemukan :

1)  Pemahaman siswa terhadap materi akan halnya menghitung volume bangun ruang telah menunjukan eskalasi performa sparing yang bermakna, ini manjur dari hasil pengamatan aktivitas pesuluh selama proses pembelajaran yaitu 34 peserta (94,4 %) yang aktif melakukan pengamatan dengan baik dan benar dan 2 siswa (5,6 %) yang masih dibawah nilai tuntas karena memang kemampuan pesuluh nan terlampau sedikit.

2)  Upaya meningkatkan kognisi dan aneksasi materi menggunakan benda kongkrit (benda kongkrit) yang disampaikan guru dan sawala kelompok menunjukkan hasil nan memuaskan.

B. Pembahasan

Pendalaman ini adalah upaya membantu siswa meningkatkan prestasi sparing siswa SMK Negeri 1 Bangil Kabupaten Pasuruan tentang menghitung volume ingat urat kayu menggunakan benda kongkrit. Untuk merealisasikan usaha tersebut penelitian dilakukan 2 siklus yang terdiri dari 4 suku cadang yaitu : perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Setiap pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan bineka anju sesuai dengan rencana reformasi pembelajaran.

Sreg siklus I, guru berupaya mengaktifkan siswa intern proses penerimaan dengan menunggangi benda kongkrit secara klasikal, membimbing petatar mengerjakan lembar kerja. Situasi ini dilakukan dengan maksud agar cak semau kemauan lakukan menemukan koteng tentang materi menentukan debit bangun ruang. Setelah diadakan evaluasi melewati tes tertulis diperoleh data merupakan 26 pesuluh (72 %) berasal keseluruhan jumlah 36 peserta telah mendapatkan Prestasi Belajar diatas biji ketuntasan dan 10 siswa (28 %) belum mencapai biji ketuntasan yaitu
>
2,67 dengan rata-rata 2,91.

Pada Siklus II guru memberi siswa menjadi 4 kelompok dan menyorongkan materi latihan dengan menggunakan benda kongkrit positif potongan kertas warna berbentuk pulang ingatan ruang (segitiga sama, persegipanjang dan persegi). Dari potongan kertas warna digabung menjadi segi banyak. Kemudian guru membimbing cara mencari piutang bangun ruang tersebut dengan membagi menjadi beberapa bangun ruang tersisa (segitiga, persegipanjang atau persegi). Selepas debit bangun segi banyak dapat ditentukan, kepada kelompok diberikan diberikan bangun segi banyak yang lain dengan model yang farik antara kelompok satu dengan yang lainnya. Kelompok diperintahkan untuk berburu piutang bangun tersebut dengan pendirian seperti yang sudah lalu disampaikan guru. Dari haril pengukuran kemudian didiskusikan dan dipresentasikan. Sebelum 20 menit menjelang berakhirnya proses belajar-mengajar diadakan evaluasi (pembuktian tertulis). Dari hasil evaluasi diperoleh 34 petatar (94,4 %) berbahagia biji
>
2,67 dan 2 siswa (5,6 %) mendapat nilai
<
2,67 sehingga dengan umumnya 3,14 sehingga siklus III tidak perlu diadakan.

Dengan demikian penggunaan benda kongkrit dapat meningkatkan prestasi belajar cak menjumlah piutang ingat ruang pesuluh kelas XI Elektrik SMK Negeri 1 Bangil.

Penali DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berlandaskan paparan dan data pecah pembahasan Gerbang IV, dapat disimpulkan bahwa pengusahaan benda kongkrit boleh meningkatkan prestasi membiasakan menghitung debit bangun ulas siswa kelas XI Elektrik SMK Negeri 1 Bangil.

B.  Saran

Pasca- ditemukan bahwa penggunaan benda kongkrit dapat meningkatkan performa belajar menotal volume bangun ruang siswa kelas bawah XI Listrik, maka Bapak/Ibu dapat melakukannya.

Source: https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/peningkatan-prestasi-belajar-menghitung-volume-bangun-ruang-menggunakan-benda-kongkrit/

Posted by: skycrepers.com