Cara Mengajarkan Senam Lantai Ke Siswa Sd
KAJIAN DAN STRATEGI MENGAJARKAN Predestinasi CACAH DI SD SERTA PERMASALAHANNYA
Menepati tugas individu Ain Ceramah Ilmu hitung 3
Dosen Pembimbing : Drs. H. Fansuri, M.Pd
Disusun Oleh : Nurul Azizah
A1E307904
Adi Rusandy
A1E307935
DEPARTEMEN PENDIDIKAN Kebangsaan UNIVERSITAS Perut MANGKURAT FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN S1 PGSD TERINTEGRASI BANJARBARU 2009
Kajian DAN STRATEGI MENGAJARKAN BILANGAN CACAH DI SD SERTA PERMASALAHANNYA
A . Analisis Tentang Bilangan Cacah A.1
Pendahuluan Bilangan cacah merupakan kodrat yang memiliki anggota paling kecil adalah kosong (0)
dan anggota paling samudra merupakan tak terhingga. Anggota suratan cacah pun mempunyai beda nan kronologis satu (1). Bilangan cacah kerumahtanggaan ilmu hitung dinotasikan dengan C. Anggota bilangan cacah ialah : C = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, . . ..} Bilangan cacah dapat sekali lagi bilukiskan dengan garis ketentuan. Bilangan cacah plong suatu garis predestinasi yaitu :
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 . . . .
Keterangan : –
Bila semakin ke kanan ganjaran cacah semakin besar,
–
Bila semakin ke kiri bilangan cacah semakin kecil, dan
–
Anggota kodrat cacah terkecil yaitu nol (0).
A.1.1. Teknik menyajikan kumpulan Terdapat 4 kaidah untuk menyajikan kompilasi pada kelas semula SD, di antaranya : 1. Menggunakan bundaran, lingkaran 2. Menggunakan kurung kurawal pada (a) menyatakan bilangan Bulat antara 3 dan 10, pada (b) menyatakan bahwa himpunan
(a) {1, 2, 3, . . . , 10} (b) {1, 2, 3, . . . }
Ini n kepunyaan anggota tak setakat anggota. 3. Menulis anggota-anggotanya
4. Benda-benda nan saling berdekatan
Ali
Doni
Rudi
Tuti
Fifi
Tini
A.1.2. Predestinasi cacah tertentu Semua himpunan akan dikatakan n kepunyaan sifat ketentuan 1 jika mereka bisa dipasang satu-satu dengan kompilasi {
}. Himpunan {
} disebut himpunan induk untuk
bilangan suatu. Sebuah himpunan dikatakan memiliki resan bilangn 2 seandainya mereka dapat dipasangkan satu per dengan himpunan {a, b}. himpunan {a, b} disebut himpunan indung lakukan qada dan qadar 2. Semua himpunan yang dapat dipasangkan satu-satu dengan himpunan itu memiliki sifat bilangan tersebut. B.1.3. Bilangan kardinal dan bilangan ordinal. Bilangan kardinal menjawab soal berapa maupun seberapa banyak. Paradigma “Anak itu n kepunyaan 3 pisang”, merenjeng lidah tentang berapa banyak mauz dalam himpunan itu. “Saya membeli 3 kg daging”, berbicara tentang berapa kg daging yang dibeli, semua berisi bilangan kardinal berusul sebuah himpunan. Garis hidup yang mengenali atom mana dalam sebuah himpunan yang dibicarakan disebut ganjaran ordinal. “Ini yakni anak ke 3”, berarti bertutur adapun anggota tertentu berpunca sebuah kompilasi, makara yang dibicarakan tentang kodrat ordinal. Kaprikornus bilangan ordinal mengenali elus dari anggota sebuah himpunan, A.2 Mengajar Konsep “Kurang Dari”, Lebih Dari”, dan “Sebanding Dengan” Hubungan antar bilangan cacah yang absah diajarkan di SD antara lain “kurang berpangkal”, “lebih dari” dan “sama dengan”. Untuk ki memasukkan konsep relasi tersebut kepada anak SD, mereka diajak membedakan bila sebuah himpunan n kepunyaan anggota lebih bersumber, minus dari, atau sama dengan bayaknya anggota himpunan nan lain. “Himpunan punya anggota yang kian berusul (tekor berusul atau sama dengan)” dengan mandu mendekatkan anggota nan dipasangkan. Jika menggunakan buram, anggota-anggota nan dipasangkan dihubungkan dengan garis. Jika dalam memasang anasir-unsur dua himpunan pelajar merodong elemen himpunan pertama terserah yang lain mempunyai kutub dengan partikel himpunan kedua karena semua unsur himpunan yang kedua telah terpasang semuanya, maka ia mendapatkan himpunan permulaan punya unsur lebih dari himpunan kedua. Takdirnya setiap anggota himpunan mula-mula terbentang cak satu demi satu dengan anggota pusparagam kedua dan tak ada anggota himpunan yang tak terpasangkan , maka kedua kumpulan mempunyai resan bilangan yang setolok. Alternatif bukan kerjakan mengembangkan konsep ini : setelah anak beberapa harimasuk sekolah, campakkan semua kursi yang kosong (tidak diduduki siswa). Tanyakan kepada siswa apakah ada siswa yang tidak n kepunyaan panggung duduk (kursi). Siswa menentukan apakah banyaknya geta adalah selevel dengan banyaknya murid yang turut, dengan mengadakan perantaraan satu-satu.
A.3 Cara Mengajar Garis hidup dengan Pendekatan Memetiakan Suka-suka dua mandu membilang, permulaan membilang buta (memeka tanpa adanya objek yang dibilang) yakni menjuluki nama ketentuan menurut elus tertentu. Kedua membilang bermakna yaitu siswa menentukan banyaknya anggota himpunan dengan cara membenakan. Eksemplar : Tanyakan kepada papan bawah, “Berapa banyak ini?
Mereka akan
mengatakan 5 atau 2 dan 3, kemudian katakana “ayo kita lihat bagaimana asian jawaban 5 tersebut, dengan membilang : satu, dua, tiga, empa, lima (letakkan jarimu pada noktah yang mentah pada perian kalian menyebutkan nama bilangan itu). Kata terakhir yang diucapkan merupakan 5, kata ini yaitu segel bilangan nan menunjukkan banyak anggaota dalam pusparagam itu. A.4 Cara Mengajar Ganjaran Zero Kalimat yang normal digunakan bakal kelas satu adalah kalimat-kalimat nan menarik ingatan peserta akan sifat bilangan nol. Misalnya, “Amin takhlik nol kesalahandalam tiang penghidupan rumahnya”, “Ada kosong murid yang tidak turut hari ini”, “setelah menyerahkan semua kertasnya kepada kawan-kawannya, Siti mempunyai nihil plano”, “banyaknya gajah berkaki tiga dalam ruangan ini yaitu nihil”. A.5 Cara Mengajar Ketidaksamaan Dengan kaidah menanyakan mana yang mempunyai pemasangan
anggota
makin
satu-suatu.
banyak
dengan
Setelah
itu
mengembangkan konsep lebih berasal dan kurang dari dan melingkarkan cara menyimpulkan. A.6 Mandu Mengajar Bilangan dengan Tiga Ponten Membilang : 100, 200, 300, (pasca- sampai 1000 peserta mengatakan “10 ratus” katakana lega siswa “itu ter-hormat” semata-mata umumnya kita sebut 1000 untuk 10 ratus. N domestik mengajar peserta menggubris dengan satuan sampai 1000, bukan perlu membilang seluruhnya mulai berpokok 1 sampai 1000. Nan diperlukan adalah pemusatan pada sekitar setiap ratusan. Misalnya 398, 399, 400, berhenti, kemudian apa? (lanjut ke 401) atau 100, 200, 300, berhenti, kemudian segala apa? (lanjut ke 400).
A.7 Cara Mengajar Ganjaran Ribuan, Jutaan, dan Milyaran. Contoh : 347. 347. 347. 347
Setiap kali guru meletakkan tangan di sumber akar lambang ketentuan,
pesuluh
membaca
lambang
bilangan
itu,kemudian guru lengkapi. Siswa menjawab “tiga – dupa empat – puluh tujuh” dan
347. 347. 347. 347
guru menambahkan “milyar”. Siswa menjawab “tiga – ratus empat – desimal tujuh” dan
347. 347. 347. 347
guru menambahkan “miliun”. Siswa menjawab “tiga – ratus empat – desimal sapta” dan
347. 347. 347. 347
temperatur menambahkan “ribu”. Siswa menjawab “tiga – ratus empat – puluh tujuh” dan
347. 347. 347. 347
hawa menambahkan “benar, lain disebutkan nama periodenya pada waktu membacanya”. Kemudian guru menggabungkan segala nan diucapkan hawa dan peserta menjadi “tiga – dupa empat – puluh tujuh milyar, tiga – ratus empat – puluh tujuh juta, tiga – dupa empat – desimal tujuh ratus, tiga – ratus empat – desimal tujuh”. Teladan mengajarkan periode dengan nol puas kancah ratusan. 17 017
Guru mengatakan ini dibaca “tujuh belas”.
17.017.017
Guru meletakkan tangan di bawah periode tujuh belas, dan mengulang nama masa itu.
17.017.017
Murid menjawab “ tujuh belas” dan guru menambahkan “juta”.
17.017.017
Siswa menjawab “ tujuh belas” dan guru menambahkan “mili”.
17.017.017
Siswa menjawab “ tujuh belas”.
B. Politik Mengajarkan Bilangan Cacah di SD dan Rasam-sifatnya B.1 Pendahuluan Ada dua notasi (penulisan) yang diajarkan kepada siswa merupakan dalam kerangka horizontal, di baca dari kidal ke kanan, dan bentuk tegak dibaca dari atas ke sumber akar. 6 + 5 = 11 gambar mendatar 6 + 5 bentuk takut 11
B.2 Mengajarkan Fakta Dasar Pembilangan dengan Memperalat Model Papan flannel, gawang berpaku, balok, merjan, alat bantu penunjuk nilai arena, sempoa, buram, dan laian-enggak merupakan alat yang berguna bagi pencekokan pendoktrinan konsep pembilangan. Cermin-pola kegiatan belajar-mengajar penjumlahan dengan menunggangi radas bantu: Terserah himpunan 2 bintang, himpunan 3 bintang dan dan himpunan 5 tanda jasa. Alat peraga berupa buram medalion, lambang ganjaran, merek + dan = terbuat dari karton masing-masing dilapisi dengan kain flanel sehingga boleh ditempelkan pada papan flanel. Kedua kompilasi itu digabungkan atau dijadikan suatu. Siswa di minta menyebutkan banyaknya bintang sreg himpunan baru. Kemudian menyatakan penggabungan dengan membuat kalimat 3 + 5 = 8 di bawah himpunan tadi. Kalimat itu diajarkan cara membacanya merupakan “tiga tambah panca seperti mana okta-”. Garis ganjaran dapat juga digunakan untuk mengajar penjumlahan ketentuan cacah. Melukiskan 3 +5 = 8 dapat ditunjukkan dengan garis bilangan, Kerena tungkai pertama 3, meloncat berbunga bintik 0 ke kanan 3 satuan. Menciptakan menjadikan garis lengkungdari titik zero
ke
menambahkan 5
tutul
3,
kemudian
kepada 3, kemudian
meloncat 5 eceran ke kanan dari 3. Membuat garis relung dari noktah 3 ke titik 8, kemudian batik tanda + di kanan 3, sehingga diperoleh 3 + 5, jadi setelah melompat 3 rincih dilanjutkan 5 satuan gemuk di 8, di catat 3 + 5 = 8, kalimat dibaca tiga tambah panca seperti delapan. B.3 Cara Mengajarkan Sifat-resan Penjumlahan dengan Menggunakan Arketipe Terdapat sekerumun teoretis khusus penghitungan yang disebut dengan sifat-sifat koheren. Cermin dari kebiasaan-sifat terstruktur:
1. 3 + 2 = 2 + 3, sifat perlintasan (komutatif) a + b = b + a Menggunakan manik-manik:
2. 3 + 0 = 3, rasam identitas a + 0 = a Menggunakan jari tangan, laksana tangan kiri
menunjukkan 3 jari dan tangan kanan
dikepal. 3. 2 + (3 + 4) = (2 +3)+ 4, aturan kategorisasi (asosiatif) a + (b + c) = (a + b) + c Menggunakan manik-manik:
Metode yang bisa digunakan kerumahtanggaan membimbing anak menemukan hasil sebuah penjumlahan: Soal 1+1=
Metode Meletakkan himpunan bersama-sama. {
3+2=
} U{
}={ ,
Penyelesaian 1+1=2
}
Menunggangi garis kadar
3+2=5
0 1 2 3 4 5 4+5=
Berkarya menduakalikan,
5 +4 = 9
Karena 4 + 4 = 8 dan 5 adalah 1 lebihnya dari 4, maka… 9+6=
Menggunakan aturan komutatif
9 + 6 = 15
Karena 6 + 9 = 15, maka… 6+4=
Menggunakan pola tertentu
6 + 4 = 10
Karena 6 + 1 = 7, 6 + 2 = 8, dan 6 + 3 = 9, maka… 9+0=
Menggunakan kesimpulan umum Karena n + 0 = horizon, maka…
9+0=9
B.4 Cara Mengajar Pembilangan dengan Menggunakan Garis Ganjaran
0
1
2
3
4
5
4
5
(a)
0 Puluhan
1
2
3
puluhan
puluhan
puluhan
puluhan
puluhan
(b) Guru menjelaskan Garis ganjaran (a) bermakna 2 +3 = 5, garis bilangan (b) bermakna 2 puluhan ditambah 3 puluhan sama dengan 5 puluhan, kemudian hawa menanyakan nama lain berpangkal 2 puluhan, 3 puluhan, peserta menjawab 20 dan 30. Guru menanyakan 20 ditambah 30 seperti berapa. B.5 Cara Mengajarkan Penghitungan Kadar Dua Poin dengan Menggunakan Cermin Uang 10
Guru lamar pada siswa berapa banyak uang nan
1
dimiliki jika terdapat 2 puluhan dan 1 ketengan, siswa
10
menjawab 21 rupiah.
Temperatur menanyakan puas siswa berapa banyak uang nan 10
10
10
dimiliki jika terdapat 30 puluhan dan 2 satuan, petatar menjawab 32 rupiah.
1
1
Kemudian menggabungkan kedua himpunan persen dan mencari banyaknya himpunan gabungannya dan menanyakan persuasi apa yang digunakan, siswa menjawab penjumlahan. Suhu menunangi pada murid jumlah satuan dan puluhan menggabungkan semua hasil akhir.
nan diperoleh dan
B.6 Kaidah Mengajar Alogaritma Penjumlahan 23 + 9
Ancang 1:
(20 + 3) + 9
Langkah 2:
20 + (3 + 9)
Awalan 3:
20 + 12
Langkah 4:
20 + (10 + 2)
Langkah 5:
(20 + 10) + 2
Langkah 6:
30 + 2
Anju 7:
kategorisasi pertama
pengelompokkan kedua
32
Terdapat 2 puluhan dan 2 ketengan yang mewakili bilangan 22 dan terwalak suratan 9 nan menggantikan 9 eceran lakukan menggabungkan kedua himpunan dan mencari bilangan yang
mewakili
gabungannya
diperlukan
kampanye
penjumlahan. 9 satuan dan 2 satuan digabungkan menjadi 11 satuan. Bila memiliki 1 satuan dan 9 satuan maka mempunyai 10 satuan harus diikat dan diganti dengan 10 puluhan dan tertinggal 1 satuan. 1 puluhan pengganti 10 dikelompokan dengan puluhan, jadi puluhan yang dimiliki 3 puluhan dan 1 asongan, diperoleh kalimat penjumlahan 22 + 9 = 31
3 22
1 + 9
= 31
B.7 Mandu Mengajarkan Soal Cerita Penjumlahan Budi memiliki 3 gundu. Rini memberi Kepribadian 2 gundu pula. Berapa banyak gundu yang dimiliki budi waktu ini? Langkah awal siswa merupakan menginvestigasi. Jikalau soal dikomunikasikan kerumahtanggaan catatan, maka pemeriksaan internal bentuk mendaras soal sampai mereka merasa mengerti. Jika soal dikomunikasikan secara oral, maka pemeriksaan internal bentuk mendengarkan dan meminta bagi mengimlakan alias menyatakan soal tersebut hingga ia reseptif. Riuk satu teknik untuk mengetahui apakah siswa mencerna soalnya yakni siswa diminta menyatakan juga soalnya. Setelah siswa diberi soal nan harus dipecahkan, berilah mereka kesempatan untuk menemukan barang apa yang harus dicari (diselesaikan). Tugas pesuluh lebih jauh adalah mengidentifikasi aspek kuantitatif yang berkaitan dengan penceraian persoalan tersebut. Guru hendaknya rajin menyelatkan wara-wara lain kerumahtanggaan usaha meningkatkan kemampuan anak mengidentifikasi struktur soal dalam konteks yang lebih luas. Kemampuan memperlainkan esensial mulai sejak yang tidak merupakan aspek penceraian ki kesulitan sehari-hari yang perlu disisipkan terus-menerus pada tanya yang disajikan sreg anak. C. Prinsip Mengajar Operasi Pengurangan dan Sifat – sifatnya C.1 Pendahuluan Ada tiga lambang nan perlu diajarkan kepada siswa di SD, adalah : 6 6–2=
:
2
: +2=6
Perhatikan bahwa + 2 = 6 ialah satu signifikansi pengurangan pada kalimat ini dinamakan interpolasi tidak tampak (bukan diketahui). C.2 Mengajar Fakta Ki pemotongan dengan Menggunakan Model Papan flanel, papan magnetik, adalah beberapa alat sokong nan dapat digunakan dalam mengajar konsep pengkhitanan, nan memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan sparing – mengajar nan dilakukan. Sempurna mengajar pengurangan bagaikan pengimbang 2 himpunan : Hawa memperlihatkan gambar segitiga dan halangan.
Suhu menanyakan berapa segitiga dan siswa menjawab 5, kemudian suhu meminta berapa pematang dan pelajar menjawab 3. Master meminta salah suatu peserta memasangkan segitiga sama kaki dengan lingkaran. Akan terlihat segitiga sama yang tidak boleh lingkaran. Guru menanyakan berapa segitiga yang tidak mendapat lingkaran dan petatar menjawab 2. Kemudian guru menanyakan berapa lebihnya segitiga bermula kalangan dan siswa menjawab 2. Teoretis mengajar pengurangan dengan menggunakan penyekatan kumpulan. Guru mengatakan memiliki 7 bintang, lalu mengambil 3 bintang. Kemudian menanyakan kepada siswa bera yang keteter Cara terakhir yang lazim digunakan untuk mengajar pengkhitanan adalah sempurna himpunan putaran. Hipotetis dari acuan ini : Mamik memiliki 5 bola, 2 dari mereka bergaris, berapa nan tidak bergaris ? Ikhtisar Sempurna
Soal
Nama Model
5–2=
ambil
5–2=
tara
?
2+=5 maupun
penambahan tak tampak
5–2=
5–2=
himpunan fragmen
Suka-suka sekali lagi paradigma mengajar pengurangan dengan menggunakan garis bilangan. Temperatur menujukkan melompat 8 ancang dan menayakan berapakalian tulis di sini (sambil menunjuk palagan menulis poin okta- ) dan siswa menjawab 8. Guru mengatakan dari noktah 8 nocat 6 langkah ke kiri dan menayakan akan mulai di titik mana, kemuian siswa menjawab 2. Guru mengatakan berpangkal titik 8 melompat 6 langkah ke kiri dan menayakan akan tiba di noktah mana, kemuian petatar menjawab 2. Suhu mengatakan melompat ke kidal 6 persiapan berguna kita mengurangi 6 dari delapan dan kita peroleh 2. Jadi 8 – 6 = 2.
C.3 Mengajar Fakta Pengurangan dengan Memperalat Pola Cara mengajar fakta pengkhitanan Soal
Metode
Perampungan
5–2=
Menyekat himpunan . . .
5–2=3
8–6=
Membanding himpunan . . .
8–6=2
11 – 5 =
Kalimat interpolasi yang berkaitan : 5 +
11 – 5 = 6
6 = 11 12 – 3 =
12 – 3 =9
Dengan teoretis : 12 – 1 = 11 ; 12 – 2 =10
15 – 7 =
15 – 7 =8
Dengan kompensasi : 15 – 7 = (15 + 3) – (7 + 3) = 18 – 10
7 – 4 =
Dengan garis takdir
0 9 – 6 =
1
2
3
4
5
6
7
Dengan menghubungkan dengan fakta – fakta yang bukan : 8 – 6 = 2
9–6=3
C.4 Cara Mengajar Pengurangan Bilangan “ Satu Angka “ dari Bilangan “ Dua Angka “ dengan Menggunakan Model Persen Cara mengajar pengurangan bilangan satuangka dari bilangan dua biji minus pengelompokkan baru. Keseleo satu cara adalah dengan menggunakan “ komplet uang “. Contoh : 10
10
1
1
1
1
1
Guru menanyakan pada pelajar berapa banyak uang jasa puluhan dan peserta menjawab 2, kemudian guru meminang berapa banyak eceran dan siswa menjawab 5. Setelah itu master menanyakan berapa jumlah uang lelah, siswa menjawab 25 rupiah. Guru menanyakan berapa yang harus diberi kepada cucu adam lain, siswa menjawab 3, keseleo satu siswa diminta maju ke depan mengambil 3 satuan. Guru menanyakan berapa satuan yang terbelakang dan siswa menjawab 2, guru menulis 2 pada ajang rincih. Guru menanyakan berapa puluhan yang tersisa dan pesuluh menjawab 2, guru menulis 2 puas medan puluhan. Anak bungsu guru meminta jika punya 25 peso dan diberikan 3 mata uang lega khalayak lain berapa rupe yang sederhana, siswa menjawab 22 rupiah. C.5 Cara Mengajar Pengurangan Bilangan Puluhan bersumber Ketentuan Puluhan dengan Menunggangi Hipotetis Garis Bilangan
0
1
2
3
4
0 puluhan 1 puluhan 0
10
2 puluhan
3 puluhan
4 puluhan
20
30
40
Hawa meminang siswa melihat garis ketentuan puluhan. Ke kanan 4 puluhan dan kembali 2 puluhan. Kemudian mempersunting pada siswa 4 puluhan dikurangi 2 puluhan sebagai halnya berapa,peserta menjawab 2 puluhan. Terakhir guru menunangi 40 dikurangi 20 puluhan sama dengan berapa, siswa menjawab 20.
C.6 Cara Mengajar Pengkhitanan Garis hidup Dua Angka dengan Lengkap Abakus 34
Guru mengatakan akan mengurangkan 12 berusul 34.
12 –
Guru menanyakan bilangan apa yang di nayatakan oleh 3 piring dan 4 piring rincih, petatar menjawab 34.
Guru menunangi berapa piring rincih yang harus puluhan
puluhan
diambil menurut soal, siswa menjawab 2.
(dua piring satuan diambil dan skor 2 ditulis di palagan satuan) puluhan
puluhan
Temperatur meminang berapa piring puluhan yang harus diambil, siswa menjawab 1. puluhan
puluhan
(satu pecah piring puluhan diambil, biji 2 ditulis ditempat puluhan.
24 12 22
C.7 Mandu Mengajar Pengurangan Ganjaran Satu Nilai berasal Garis hidup Dua Poin ( dengan Pengelompokkan Baru ) Menggunakan Model Buntang
Guru mengatakan kita punya 3 gabung lidi yang masing – masing isinya 10 mayit, dan 4 lidi lagi. Kemudian menanyakan semua lidi – lidi ini menyatakan bilangan barang apa dan siswa menjawab 34. 34 6-
Guru mengatakan lega soal ki pemotongan ini, adalah 34 dikurangi 5, dan menyakan berpa satuan yang diambil dan siswa menjawab 5.
Hawa menjelaskan karena kita hanya punya 4 satuan maka puluhan ini kita jadikan satuan (sewaktu mengekspos karetnya ). Dan menanyakan pada pesuluh saat ini punya berapa satuan, siswa menjawab 14.
34
Master lamar berapa yang sederhana jikalau empat belas batang ini diambil
5 –
panca dan siswa menjawab 9 (Suhu batik angka sembilan di tempat satuan).
9 20
Guru menanyakan berapa puluhan yang tertinggal dan siswa menjawab 2
34
(guru menggambar angka 2 di tempat puluhan).
529 C.8 Prinsip Mengajar Pengurangan Bilangan dengan Bilangan Yang Dikurangi Berisi Angka Nihil 304
ditulis terka sukar menjadi
3
0
4
2
10
4
2
9
14
Satu ratusan ditukar dengan puluhan ditulis di panggung puluhan satu puluhan ditukar dengan 10 rincih, kemudian ditambah ke satuan yang ada dan ditulis di tempat rincih 14 satuan dikurangi 7 satuan
7 –
Sama dengan 7 eceran
2
9
7
C.9 Cak bertanya Cerita Pengurangan Tiga mandu memandang peristiwa pengurangan yang sahih digunakan kerumahtanggaan situasi sosial yakni
“diambil“
(siswa
menentukan
adat
bilangan
himpunan
yang
tersisa),
“membandingkan“ 2 kumpulan ( koleksi yang satu punya sifat qada dan qadar yang satu dan pusparagam lainnya punya rasam bilangan yang lain ), dan laksana “ penyisipan yang belum diketahui “. D. Cara Mengajar Propaganda Perkalian dan Sifat-sifatnya D.1 Pendahuluan Ada 3 definisi multiplikasi nan banyak digunakan yaitu : definisi antologi, perkalian 3 x 2 adalah sifat garis hidup berusul sebuah
himpunan yang yaitu wasilah dari tiga
himpunan yang saling asing dan mempunyai adat bilangan 3. Definisi ini puas hakikatnya mengatakan bahwa 3 x 2 = 2 + 2 +2. Pada definisi susunan 3 x 2 ialah banyak seluruh titik
yang suka-suka pada 3 ririt titik yang setiap barisnya terdiri dari 2 bintik. Sedangkan dalam definisi hasil silang, perkalian 3 x 2 merupakan banyaknya seluruh lawan terurut yang partikel pertamanya anggota koleksi banyak anggotanya 3 dan atom keduanya adalah anggota himpunan lain yang beranggota 2. D.2 Pendirian mengajar Fakta Pergandaan Menunggangi Model Papan flannel atau gawang magnetik dengan benda-benda yang menyertainya berguna bila hendak membentangkan fakta perkalian yang didefinisikan perkalian bak himpunan terbit himpunan (misalnya banyaknya anggota 3 himpunan nan masing-masing terdiri berbunga 4 anggota yaitu 12). Contoh: Letakkan 3 mayit hitam dan letakkan 4 batang plonco sehingga memotong batang hitam. Kemudian hitung diberapa tempat batang hitam memotong batang hijaudengan memedulikan lompat 4. Dapat dilihat suka-suka 3 koleksi 4 titik potong. Jadi 3 x 4 =12.
D.3 Cara Mengajarkan Fakta Multiplikasi dengan menggunakan Pola. Cara Mengajar Fakta Perkalian: Pertanyaan 2×3=
Cara
Penyelesaian
Menggunakan susunan
2×3=6
Misalnya memperalat jeluang yang berbentuk medalion yang susunannya diputar lain akan merubah banyaknya tanda jasa internal jalinan. 3×2=
Memperalat himpunan
3×2=6
2×4=
Menunggangi garis predestinasi
2×4=8
0 7×5=
1
2
3
4
5
6
7
8
Menggunakan sifat komutatif
7 x 5 = 35
Sebab 5 x 7 = 35 7×1=
Menggunakan sifat identitas
7×1=7
t x 1 = n sebab 1 x tepi langit = n 8×9=
Menggunakan sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan 8 x (4 + 5) = (8 x 4) + (8 x 5) = 32 + 40 = 72
8 x 9 = 72
9×5=
Menggunakan pola perkalian
9 x 5 = 45
9 x 1 = 9, 9 x 2 = 18, 9 x 3 = 27, 9 x 4 = 36 3×5=
Menggunakan penambahan berulang
3 x 5 =15
5 + 5 + 5 = 15
D.4 Cara Mengajar Perkalian Asongan dengan Puluhan Cara pertama adalah membilang loncat puluhan. Dengan menggunakan garis bilangan puluhan siswa diajar untuk memetiakan loncat. Contoh misalnya mengajarkan 5 x 30. Pertama tampilkan sebuah garis garis hidup puluhan. Kedua, ajak siswa cak bagi membenakan loncat (3 puluhan) dari nol 5 kali ke kanan ternyata sampai 150.
0
10
140
150
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110 120
130
Ketiga, simpulkan bahwa 3 x 50 = 150 Cara kedua dengan memperalat sifat alegoris multiplikasi yakni misalnya hendak mengajarkan 3×70, dan takdirnya siswa telah memahami bahwa 70 = 7 x 10 dan 3 x 70 dapat ditulis sebagai 3×70=3(7×10)=(3×7)x10. Cara ketiga yaitu dengan cara yang dapat digunakan terutama lakukan murid lebih lambat. Prinsip ini menggunakan eksemplar (misalnya kubus dan batang). D.5 Cara Mengajarkan Algoritma Perkalian. Misalnya hendak mengajar 5 x 17 =
, bisa diajarkan menurut persiapan-awalan
berikut : 5 x 17 = (1) 5 x (10 + 7)
memberi tera bau kencur pada 17
(2) (5 x 10) + (5 x 7)
menggunakan resan distributif
(3) 50 + 35
mengalikan eceran dengan puluhan
(4) 50 + (30 +5)
memberikan nama bau kencur lega 35
(5) (50 + 30) + 5
menggunakan sifat asosiatif
(6) 80 + 5
menambahkan puluhan dengan runcitruncit
(7) 85
D.6 Cara Mengajarkan Soal Cerita tentang Perkalian Misalnya mempunyai cak bertanya narasi berikut : Ana membeli 3 pensil, setiap pensil berharga 1500 mata uang. Berapa harga pensil itu? Cak bagi mengajarkan siapkan buram tiga potlot.
1500
1500
1500
Guru menanyakan ada berapa pensil yang dibeli oleh Ana dan siswa menjawab 3. Kemudian guru meminang berapa harga potlot ini (menunjuk pensil pertama) dan siswa menjawab 1500 peso. Guru menulis 1500 di bawah tulangtulangan potlot pertama. Proses ini diulangi untuk pensil kedua dan ketiga. Terakhir hawa menanyakan bera garga ketiga potlot dan siswa menjawab 1500 + 1500 + 1500 atau 3 x 1500. Jika siswa menjawab “1500 + 1500 + 1500” maka minta mereka bagi menjumlahkannya (4500). Kemudian tanyakan pada peserta dapatkah mereka menyatakan dalam bentuk (kalimat) perbanyakan (3 x 1500). Akhirnya harap siswa untuk melakukan perbanyakan tersebut. E. Mandu Mengajarkan Propaganda Pembagian Ganjaran Cacah E.1 Pendahuluan Hasil bagi bersumber dua bilangan cacah a dan b (a : b =
, b ≠ 0) adalah qada dan qadar cacah
lain c yang bersifat c x b = a, sebagai transendental hasil bagi dari 8 dan 4 ialah 2 (8 : 4 = 2) sebab 2 x 4 = 8. Dikatakan 8 dahulu dibagi 4. Demikian pun 8 dahulu dibagi 2 sebab 4 x 2 = 8. Tidak setiap bilangan habis dibagi takdir lain. Misalnya 9 = 2 x 4 +1, 9 disebut bilangan yang dibagi, 4 disebut pembagi, 2 hasil bagi dan 1 adalah sisanya. Adapun symbol yang digunakan yakni: 12 : 3 = 4 ;
=4;
12 / 3 = 4
Hasil kerjakan dapat disebut faktor yang tak diketahui dari sebuah perkalian yaitu 8 : 4 = dipikirkan sebagai x 4 = 8. Pendistribusian bisa pun dipikirkan misal pengkhitanan berulang yaitu misalnya hasil untuk dari 8 dan 4 yaitu 2 yang merupakan banyak kali kita mengurangkan 4 pecah 8 sehingga kesudahannya nol (8 – 4 – 4 =0). E.2 Cara Mengajarkan Pengalokasian dengan Menggunakan Model Ada dua model himpunan privat mengajar fakta penjatahan. Yang pertama adalah model pengukuran. Bermacam-tipe radas peraga dapat digunakan internal model ini antara lain : manik-manik, kartu dan karton. Bagaikan menggunakan manik-manik cak bagi mengajarkan
6 : 3 = 2. Bagikan manic-manik tersebut sehingga setiap pelajar berbahagia 6 manik-manik di meja masing-masing. Kemudian suruh setiap pesuluh menaruh keenam manik-manik di bidang datar masing-masing. Kemudian suruh setiap siswa buat mengambil tiga-tiga sampai habis menempatkannya di arah bukan.
6:3=2 (enam dibagi tiga sama dengan dua) Model himpunanyan nan kedua adalah konseptual sekatan. Misalnya menunggangi tiket sebagai alat peraga. Kelompok peserta menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari 3 anak. Serah setiap kelompok 6 karcis. Mula-mula minta seorang siswa
berpangkal setiap kelompok
memegang keenam kartu, kemudian membagikan satu-persatu karcis tersebut kesetiap anggota kelompok terjadwal dirinya sendiri. Kemudian tanyakan kepada mereka masingmasingmendapat berapa kartu. Sehabis itu katakana lega petatar apa yang yunior doang dilakukan adalah membagi 6 oleh 3 dan akhirnya adalah 2. Ajak pesuluh menyabdakan serempak atau sendiri-sendiri kaliamat “6 dibagi 3 seperti mana 2” (6 : 3 = 2). Cara lain yaitu menunggangi model garis bilangan, gelar sebuah garis bilangan di kayu. Kalimat penjatahan 12 : 3 =
, dengan membilang loncat 3 awalan ki bertambah hingga
mencapai nol. Loncatan dilakukan 4 bisa jadi.
0
1
2 3
4
5
6 7
8
9 10 11 12
E.3 Cara Mengajar Sifat-sifat Pembagian dengan Menunggangi Paradigma Cara mengajar fakta penjatahan : Soal 6:2=
Kaidah Menggunakan himpunan yang
Perampungan 6:2=3
disebut
4:2=
Menunggangi susunan
4:2=3
36 : 6 =
Memperalat aturan distributif
36 : 6 = 6
pembagian terhadap penghitungan
12 : 3 =
Menggunakan pengurangan
12 : 3 = 4
berulang 12 – 3 = 9 9–3=6 6–3=3 3–3 =0
E.4 Kaidah mengajar Alternatif Algoritma Pengalokasian Cara mengajar algoritma pembagian dengan pengurangan repetitif. Contoh : 5 x 10 =
Ani memiliki tabungan yang sakti 305 buah uang metal ratusan. Ia mengganti
5 x 20 =
uangnya dengan uang pecahan 5 ratusan ke sebuah bank. Berapa lembar
5 x 30 =
uang lelah nan akan ia peroleh? 10 kah?, 20 kah? 30 kah?
5 / 305 5 / 305
Kemudian dia menulis 60, sebab ia menduga akan memperoleh 60. 60
5 / 305 300 60
5 / 305 300 60
Ia kalikan 5 dengan 60 menghasilkan 300. Anda tulis 300 cak bagi mengingat berapa ratusan nan akan ia berikan kepada kasir bank.
Sira kurangkan 300 berpunca 305 bagi mengetahui berapa dupa yen nan sederhana. Ternyata 5.
5
5 / 305 300 60
Kemudian ia catat 1 karena anda tahu 5 ratusan dapat ditukar dengan 1 benang panca ratusan.
5
Ia tulis 5 cak bagi mengingat berapa biji zakar ratusan yang akan diberikan kepada
5 1
kasa bikin ditukar dengan 1 lembar lima ratusan. Kemudian engkau catat kredit 1.
5 / 305 300 60 5 5 1 0 61
Anda kurangkan 5 dari 5 bakal memafhumi berapa ratusan nan masih tercecer. Permulaan sira mendapat 60 rayon lima ratusan kemudian 1 lungsin lima ratusan. Makara seluruhnya anda memperoleh 60 + 1 = 61 lawe lima ratusan.
E.5 Kaidah mengajarkan Tanya Kisahan Pencatuan Dalam menyelesaikan soal narasi ada 3 langkah yaitu: (i) menerjemahkan soal tersebut dalam kalimat ilmu hitung., (ii) menyelesaikan kalimat matematika yang diperoleh, dan (iii) menjawab cak bertanya kisah tersebut. Sesuai dengan definisi pembagian maka cak semau 3 spesies tanya kisahan yaitu hal pencatuan sekatan, situasai pencatuan pengukuran, dan situasi pembagian faktor hilang. Pencatuan penahan banyaknya anggota himpuan dan banyaknya sekatan diketahui. Yang tidak diketahui (harus dicari) adalah banyaknya anggota dari setiap pengadang. Contoh: Ali punya 12 kartu, ia menyerahkan semua tiket itu sama rata kepada 3 kawannya. Persoalan ini dapat diterjemahkan ke kerumahtanggaan kalimat matematika 12 : 3 = Pada hal pengukuran, banyaknya anggota himpunan dan banyaknya anggota berasal setiap sekatan diketahui sedangkan yang dicari yakni banyaknya pengempang. Sempurna : Ali mempunyai 12 kartu, kamu memberikan setiap teman 3 kartu. Berapa teman yang mendapat kartu? Persoalan ini boleh diterjemahkan ke dalam kalimat matematika 12 : 3 =
Source: https://idoc.pub/documents/kajian-dan-strategi-mengajarkan-bilangan-cacah-di-sd-k6nq57e6kznw
Posted by: skycrepers.com