Cara Mengemukakan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sd
BAB I
PENDAHULUAN
-
A.
Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang sistematis dan berurutan. Oleh sebab itu, kegiatan pengajian pengkajian terlazim direncanakan dengan baik. Beberapa kompetensi nan harus dikuasai Guru Agama Selam pada khususnya adalah merencanakan dan mendesain pembelajaran. Seorang Suhu penidikan agama Islam wajib memiliki Kompetensi merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil dan proses pendedahan.
Adapun bentuk kompetensi guru Temperatur penidikan agama Islam diantaranya adalah dituntut bagi banyak bekerja dan berinovasi internal segala peristiwa, termasuk di dalamnya yaitu berkreasi dalam kejadian menentukan politik, metode, sarana dan alat evaluasi dalam proses pendedahan. Aktivitas belajar mengajar seharusnya memberikan kesempatan nan baik kepada anak didik bakal memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, prinsip berpikir dalam-dalam, sarana untuk merumuskan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar.
Cak bagi melaksanakan tugas secara profesional, hawa agama Selam memerlukan wawasan nan mantap tentang kemungkinan-kemungkinan kebijakan membiasakan mengajar yang sesuai dengan tujuan membiasakan pendidikan agama Selam yang telah dirumuskan, baik pamrih belajar yang dirumuskan secara eksplisit dalam proses belajar mengajar, maupun hasil ikutan nan didapat dalam proses belajar, misalnya kemampuan berpikir paham, berbenda, sikap terbuka setelah anak didik mengikuti diskusi kecil gerombolan kecil intern proses belajar.
-
B.
Rumusan Keburukan- Bagaimanakah konsep dasar strategi pembelajaran PAI dan asal-dasar nan wajib diperhatikan untuk memilih stategi pembelajaran yang tepat?
- Bagaimanakah konsep dasar metode penerimaan PAI serta hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode pengajian pengkajian PAI nan tepat?
- Bagaimankah konsep dasar media pengajian pengkajian PAI dan cara memilih alat angkut penelaahan PAI nan tepat?
- Bagaimankah konsep radiks incaran pendedahan PAI dan prinsip memilih bahan pembelajaran PAI yang tepat?
- Bagaimankah konsep dasar evaluasi pengajian pengkajian PAI dan cara memilih evaluasi penerimaan PAI yang tepat?
-
C.
Intensi - Fertil memaklumi konsep radiks strategi pendedahan PAI dan mengidas strategi pembelajaran PAI yang tepat.
- Mampu mengarifi konsep dasar metode penerimaan PAI serta memilih metode penerimaan PAI yang tepat.
- Berbenda mencerna konsep dasar media pembelajaran PAI dan memilih media pembelajaran PAI nan tepat.
- Rani memaklumi konsep radiks bulan-bulanan pembelajaran PAI dan melembarkan bahan pendedahan PAI yang tepat.
- Mampu memahami konsep dasar evaluasi penerimaan PAI dan cara memilih perlengkapan evaluasi pengajian pengkajian PAI yang tepat.
Gapura II
Garis haluan, METODE, Alat angkut, BAHAN DAN EVALUASI Penerimaan PAI
-
A.
Strategi Pembelajaran PAI-
1.
Pengertian Strategi Pembelajaran PAI
-
1.
Kata “ketatanegaraan” dalam kamus bahasa Indonesia mempunyai beberapa arti, antara tak:
- Susuk yang irit mengenai kegiatan untuk mencapai alamat.
- Ilmu dan seni memandu barisan angkatan lakukan menghadapai musuh dalam kondisi yang menguntungkan.
- Palagan yang baik menurut kancing perang.[1]
Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks pembelajaran, sebagaimana yang diungkapkan oleh Nana Sudjana sebagai berikut: “politik mengajar adalah buku yang digunakan temperatur intern melaksanakan proses belajar mengajar hendaknya boleh mempengaruhi siswa didik cak bagi mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.” Sementara itu penerimaan ialah suatu proses membelajarkan petatar pelihara agar dapat mempelajari sesuatu nan relevan dan bermakna untuk diri mereka, disamping itu, juga bikin mengembangkan pengalaman belajar dimana peserta didik dapat secara aktif menciptakan apa yang sudah lalu diketahuinya dengan pengalaman nan diperoleh. Dan kegiatan ini akan mengakibatkan petatar bimbing mempelajari sesuatu dengan cara lebih efektif dan efisien.[2]
Dengan demikian, Strategi Pembelajaran adalah perencanaan yang berilmu tentang afiliasi kegiatan nan didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berpunca pengertian diatas, ada dua hal yang perlu dicermati, yaitu:
purwa,
strategi pengajian pengkajian merupakan rang tindakan (rangkaian kegiatan) terjadwal eksploitasi metode dan pemanfaatan berbagai sumber gerendel internal penataran.
Kedua,
politik disussun untuk mencapai tujuan tertentu.[3]
Adapun pengertian strategi pembelajaran Pendidikan Agama Selam adalah satu politik yang menjelaskan tentang komponen-komponen awam semenjak suatu set bahan pembelajaran pendidikan agama dan prosedur-prosedur nan akan digunakan bersama-selevel dengan bahan-objek tersebut bakal hingga ke tujuan penelaahan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Suku cadang-komponen umum dari suatu set bahan pendedahan pendidikan agama menghampari:
- Kegiatan pendahuluan,
- Kegiatan penyajian
- dan penghabisan. [4]
-
2.
Spesies-jenis Kebijakan Pembelajaran PAI
Berikut adalah jenis-jenis politik pengajian pengkajian secara publik:
- Politik Pembelajaran Ekspoitri
Garis haluan Penataran ekspoitri merupakan politik pengajian pengkajian yang menekankan kepada proses pengajuan materi secara verbal dari seorang guru kepada setumpuk siswa dengan maksud sebaiknya siswa dapat menguasai pelajaran dengan optimal. Metode pengajian pengkajian nan sering digunakan adalah metode lektur.
- Strategi Pendedahan Inkuiri
Strategi Pembelajaran inkuiri adalah rangkain kegiatan pendedahan nan menitikberatkan puas proses berpikir secara perseptif dan anilitis bikin mencari dan menemukan koteng jawaban semenjak suatu keburukan.
- Strategi Pengajian pengkajian Kooperatif
Pembelajaran kooperatif yakni garis haluan yang menggunakan model pengajian pengkajian dengan menggunakan sistem pengelompokan yang memiliki latar belakang kemampuan, jenis kelamin, rasa tau suku nan farik.[5]
-
3.
Dasar buat Memilih Kebijakan Pembelajaran PAI
Secara mahajana ada catur dasar privat menentukan ketatanegaraan penataran, yaitu:
- Mengindentifikasikan dan menetapkan kekhususan perubahan perilaku murid didik nan diharapkan.
- Memilih sistem pendekatan berlatih mengajar berdasarkan cita-cita dan pandangan hidup masyarakat.
- Memilih dan menargetkan metode belajar mengajar yang dianggappaling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh pendidik kerumahtanggaan menunaikan tuganya.
- Mengidas dan menetapkan format keberhasilan kegiatan belaja rmengajar sehingga dapat dijadikan pedoman oleh suhu untuk mengerjakan evaluasi (penilaian).[6]
Selain catur bawah diatas, ada beberapa hal nan perlu dipertimbangkan juga sebelum mengembangkan ketatanegaraan pembelajaran pendidikan agama, merupakan:
- Tujuan pendedahan mahajana pendidikan Agama (bisa dilihat pada silabus atau garis-garis besar program pendedahan nan diberlakukan)
- Karakteristik bidang studi pendidikan Agama
- Karakteristik siswa yang akan mengikutinya (dapat diketahui melalui pre tes secara verbal ataupun tersurat, angket dan lainnya)[7]
-
B.
Metode Pembelajaran PAI-
1.
Pengertian Metode Pembelajaran PAI
-
1.
Metode adalah suatu cara nan dipergunakan bakal mencapai maksud yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya plural sesuai dengan maksud nan ingin dicapai setelah indoktrinasi berjauhan. Seorang temperatur lain akan boleh melaksanakan tugasnya bila ia tidak menguasai satu kembali metode mengajar yang sudah dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan.[8] Dari signifikansi diatas, Metode Pembelajaran PAI boleh diartikan sebagai cara yang digunakan oleh sendiri master agama kerumahtanggaan proses pembelajaran kerjakan mencapai harapan yang sesuai dengan pendidikan pendidikan Islam.
-
2.
Macam-macam Metode Penataran PAI
Berikut ini akan dikemukakan beberapa metode pengajian pengkajian yang sekirannya dapat dipertimbangkan penggunannya dalam pelaksanaan kegiatan berlatih mengajar dalam Pendidikan Agama Islam.
-
a.
Ceramah Bervariasi
Metode syarah berbagai rupa ialah satu cara penyajian informasi maupun materi pelajaran melewati artikulasi secara lisan divariasikan penggunaanya dengan penyampaian lain, seperti diskusi, soal jawab, dan tugas.
Ceramah dimulai dengan menjelaskan intensi yang ingin dicapai, menyiapkan garis-garis besar yang akan dibicarakan, serta menghubungkan antara materi nan akan disajikan dengan bahan nan telah disajikan. Khotbah akan bertelur sekiranya mendapatkan perhatian nan betapa-sungguh bersumber peserta didik. Pada akhir ceramah perlu dikemukakan kesimpulan, memasrahkan kesempatan kepada peserta didik lakukan bertanya, dan memberikan tugas kepada petatar didik serta adanya penilaian akhir.[9]
-
b.
Metode Dengar pendapat
Metode tanya jawab yaitu suatu kaidah menyajikan target tuntunan dalam bentuk pertanyaan dari temperatur nan harus dijawab oleh peserta didik atau sebaliknya, baik secara lisan atau tercantum.
Dalam praktiknya, metode cak bertanya jawab ini dimulai dengan mempersiapkan pertanyaan yang diagkat dari bahan tuntunan nan akan diajarkan, mengajukan pertanyaan, menilai proses tanya jawab yang berlangsung.[10]
-
c.
Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian pelajaran dimana temperatur bersama-sebanding peserta bimbing mencari jalan pemisahan atas permasalahan yang dihadapi. Inti berbunga signifikasi diskusi adalah
meeting of mind.
Para petatar tuntun dihadapkan pada suatu masalah, dan yang didiskusikan adalah pemecahannya. Internal pemecahan masalah terdapat berbagai macam alternatif. Semenjak neko-neko kesimpulan jawaban nan dikemukakan privat diskusi perlu dipilih satu jawaban nan lebih logis dan tepat. Jawaban ini melalui mufakat. Jawaban yang ialah pemecahan kebobrokan itu mempunyai argumentasi yang kuat.[11]
-
d.
Metode simulasi atau bermain peran
Kata simulasi bermula berasal kata
simulate
yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah, alias polah nan pura-pura cuma. Simulasi boleh digunakan untuk mengerjakan proses-proses tingkah laku secara imitasi. Akan halnya Tulang beragangan-bagan simulasi adalah misal berikut:
1)
Peer Teaching
Tutorial atau praktek mengajar, yang menjadi peserta didiknyaadalah temannya sendiri. Tujuannya untuk memperoleh keterampilan internal mengajar.
2)
Sosiodrama
Sosiodrama yakni sandiwara alias dramatisasi tanpa tulisan tangan (bahan tertulis), minus latihan terlebih dahulu, dan tanpa menyuruh peserta didik menghapal sesuatu.
3)
Psikodrama
Permainan peranan yang dilakukan, dimaksudkan agar basyar yang berkepentingan memperoleh
insight
atau pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan
self concept. Psikodrama digunakan untuk maksud terapi. Masalah yang diperankan adalah perihal emosional nan lebih mendalam yang dialami seseorang.
4)
Simulasi game
Simulasi game merupakan permainan adu cepat buat menyentuh tujuan tertentu dengan mentaati ordinansi-peraturan yang ditetapkan.
5)
Role playing
Role playing merupakan permainan peranan yang dilakukan untuk mengkreasi pun hal-peristiwa sejarah masa lalu, mengkreasi probabilitas-kemungkinan masa depan dan mengekspos kejadian-kejadian masa kini. Permainan ini makin setuju cak bagi pelajaran sejarah.[12]
-
e.
Metode hidayah tugas dan resistasi
Metode belas kasih tugas dan resistasi adalah suaatu pendirian penyampaian cak bimbingan dengan cara guru memberi tugas tertentu kepada pesuluh asuh intern waktu yang telah ditentukan dan peserta asuh mengamanahkan tugas yang dibebankan kepadanya.
Pelaksanaan pengerjaan tugas oleh peserta didik seyogyanya dapat dipantau sehingga dapat diketahui bahwa tugas tersebut betul-betul tergarap makanya murid tuntun sendiri terutama bila tugas itu dilakukan diluar sekolah alias diluar jam bertatap.
Penapisan tugas dilakukan sebaik mana tahu, artinya bukan ditangguhkan sampai tugas berikutnya. Jika tugas peserta asuh tidak diperiksa sebagai mana mestinya, momongan akan kecewa dan akhirnya tidak akan memetiakan tugas berikutnya.[13]
-
f.
Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Metode Demontsrasi dan Eksperimen adalah suatu pendirian penyampaian pelajaran dengan penjelasan oral disertai perbuatan atau memperlihatkan sesuatu proses tertentu nan kemudian diikuti atau dicoba oleh peserta didik untuk melakukannya. Dalam Unjuk rasa, guru alias pesuluh didik berbuat suatu proses nan disertai penjelasan oral. Pasca- hawa alias siswa didik meragakan suatu protes tersebut, selanjutnya di eksperimenkan oleh peserta didik nan lainnya.[14]
-
g.
Metode Kerja Kelompok
Metode Kerja kerubungan adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara peserta tuntun mengerjakan sesuatu tugas dalam situasi kerubungan dibawah bimbingan temperatur.[15]
-
h.
Metode Problem Solving (Separasi Penyakit)
Metode Problem solving adalah suatu cara penyajain pelajaran dengan cara petatar didik dihadapkan puas suatu masalah yang harus dipecahakan atau diselesaikan, baik individual maupun kerumunan.
Metode ini baik untuk melatih kedatangan peserta didik intern memecahkan ki aib-kebobrokan yang dihadapi dalam kehidupannya. Tak ada manusia yang lepas dar kesulitan atau problem dalam hidupnya yang harrus tergarap secara logis. Maka itu sebab itu, sekolah berkewajiban melatih kemampuan membereskan masalah melangkaui situasi belajar-mengajar.
-
i.
Metode Karyawisata/ Widyawisata/Studiwisata
Metode karyawisata/widyawisata/studi wisata adalah satu cara pengutaraan les dengan membawa para petatar pelihara serampak kepada objek tertentu cak bagi dipelajari, nan terdapat diluar kelas dengan bimbingan guru.
Alasan penggunaan metode ini antara lain adalah karena target yang akan dipelajari hanya suka-suka di tempat target itu gemuk. Selain semenjak itu, camar duka langsung sreg umumnya lebih baik tinimbang enggak langsung, misalnaya mengunjungi museum atau situs sejarah akan lebih jeas jika diamati secara langsung. Dengan metode ini, murid didik lebih banyak memahami bukti-bukti nyata dari warisan peristiwa sejarah yang dilakukan oleh para pejuang pada hari dulu.[16]
-
j.
Metode Suri Tauladan
Yakni metode mengajar dengan mandu menyerahkan kamil dalam ucapan, perbuatan, atau tingkah kayun yang baik dengan pamrih menumbuhkan hasrat cak bagi peserta didik untuk bercermin alias mengikutinya. Dalam karunia keteladanan tersebut boleh bersifat sambil maupun tidak langsung. Yang bersifat sewaktu misalnya: pendidik mengasihkan kamil bagaimana sikap membaca Al-Alquran nan baik, sikap sholat nan bermoral, dan lain sebagainya. Sedangkan yang bersifat tidak sedarun misalnya: tampilan badan dan pribadi pendidik dan tenaga lainnya yang sesuai dengan suasana agamis. Pendidik moga harus memiliki sikap yang mumbung sopan santun, ketaatan serta cak acap menyambut peserta didiknya ketika masuk dengan sambutan yang ramah.
-
k.
Metode Narasi Atau Kisah
Yaitu suatu cara mengajar dengan cara meredaksikan narasi bagi menyampaikan wanti-wanti-pesan yang terkandung di dalam materi pembelajaran.[17]
-
3.
Prinsip-prinsip Metode Pembelajaran
Pendidikan Agama Selam
Berikut adalah prinsip-pendirian metode penataran Pendidikan Agama Selam:
a. Karsa dan orientasinya untuk mendekatkan hubungan antara makhluk dengan Allah dan sesama makhluk. Pendekatan kepada Allah disertai dengan tauhid, menyatukan Allah, tiada Almalik kecuali Allah. Tauhid ini menjadi ruh bagi aktivitas muslim. Prinsip ketauhidan ini yang membedakan dengan metode nan lain. Penerapan metode apa sekali lagi diterima radiks memperkuat keimanan dan pengabdian kepada Tuhan. Keterpaduan (integrative, tauhîd). Terserah wahdah antara iman-hobatan-amal, iman-selam-ihsan,
dzikir-fikr
(hati dan pikir), dhahir-batin (jiwa-awak), manjapada-akhirat, dulu-kini-belakang hari.
b. Bertumpu plong kebenaran. Materi nan disampaikan itu benar, disampaikan dengan kaidah yang benar, dan dengan radiks karsa yang sopan.
c. Kejujuran (sidq
dan
amânah). Berbagai metode nan dipakai harus menjabat teguh keterbukaan (akademik). Kebohongan dan dusta (kidzb) dalam bentuk apapun dilarang. Keteladanan pendidik. Ada ahadiat antara mantra dan amal. Pendidik yang mengajar dituntut menjadi contoh tauladan untuk peserta didiknya. Lain diperkenankan ada alas kata “saya hanya mengajar”. Penyuluh shalat, kamu harus juga melaksanakan shalat. Ada dispensasi (rukhshah)
jika pendidik berhalangan secara syar’i semisal ia mengajar tentang haji temporer dia belum punya biaya untuk pergi haji sehingga belum rani haji.
d. Berpedoman pada nilai. Metode pendidikan Islam taat berdasarkan pada
al-akhlâq al-karîmah, budi terdepan. Metode pendidikan Islam sarat nilai, tidak nonblok nilai semisal proses pendedahan harus memperhatikan hari shalat (terbiasa).
e. Sesuai dengan kehidupan dan kemampuan akal busuk anak (biqadri uqûlihim).
f. Sesuai dengan kebutuhan peserta didik
(child center), bukan bikin menepati keinginan pendidik tambahan pula bikin proyek semata.
g. Mengambil pelajaran pada setiap kasus atau peristiwa (ibrah) yang menentramkan ataupun yang menyedihkan.
h. Sebanding dalam memberikan janji (wa’d, targhîb)
nan meriakan dan ancaman (wa’îd, tarhîb)
untuk mendidik kedisiplinan.
-
4.
Hal-hal yang Harus Dipertimbangkan intern Memilih Metode Pembelajaran PAI
Kerumahtanggaan memintal dan menganalisis metode pembelajaran, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan antara tak:
- Keadaan pesuluh nan mencakup pertimbangan tentang tingkat kecendekiaan, kematangan, perbedaan individu lainnya.
- Tujuan nan hendak dicapai, jika tujuannya pembinaan daerah psikologis maka metode driil tekor tepat digunakan.
- Situasi yang mencakup hal nan awam sebagaimana kejadian kelas, peristiwa lingkungan. Bila total murid begitu besar, maka metode urun pendapat agak sulit digunakan lebih lagi bila ruangan yang tersedia boncel. Metode syarah harus merefleksikan antara lain jangkauan suara miring hawa.
- Alat-alat yang tersedia akan mempengaruhi pemilahan metode yang akan digunakan. Bila metode eksperimen yang akan dipakai, maka perkakas-alat untuk eksperimen harus terhidang, dipertimbangkan sekali lagi jumlah dan mutu perangkat itu.
- Kemampuan pengajar tentu menentukan, mencaplok kemampuan fisik, keahlian.
- Resan bulan-bulanan pengajaran. Suka-suka bulan-bulanan pelajaran yang bertambah baik disampaikan lewat metode ceramah, ada nan lebih baik dengan metode driil, dan sebagainya. Demikianlah beberapa pertimbangan privat menentukan metode yang akan digunakan dalam proses interaksi belajar mengajar.[18]
Hal-situasi diatas perlu diperhatikan oleh seorang pendidik dalam rangka melembarkan dan menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan, karena lazimnya pendidik cuma menunggangi satu metode saja yang hal itu akan membuat murid didik menjadi bosan dan akan mengabaikan proses pembelajaran.
-
C.
M
edia Pembelajaran PAI-
1.
Pengertian
Media Pembelajaran
-
1.
Perkenalan awal
alat angkut
berasal bermula bahasa latin
medius
nan secara harfiah berjasa ‘tengah’, makelar atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah broker (وسائل) atau pengantar wanti-wanti dari pengirim kepada penerima wanti-wanti. Menurut Gelach dan Ely, kendaraan apabila difahami secara garis raksasa yakni manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi nan takhlik siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, ataupun sikap. Dalam pengertian ini, guru, taktik teks, dan mileu sekolah merupakan media. Secara kian khusus, konotasi media dalam proses pengajian pengkajian memusat diartikan sebagai alat-perlengkapan grafis, photografis, atau elektronis untuk menggetah, memproses, dan mengekspresikan kembali takrif visual atau oral.[19]
Ada pula nan mendefinisikan media sebagai perlengkapan tolong apa saja nan dapat dijadikan sebagai penyalur wanti-wanti guna mencapai harapan pengajaran.[20] Adapun pengertian ki alat penerimaan PAI adalah perantara alias pengantar wanti-wanti (informasi) semenjak suhu agama Islam kepada penerima warta merupakan pelajar tuntun.[21]
-
2.
Macam-macam Kendaraan Pengajian pengkajian PAI
Dalam perkembangannya media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Secara masyarakat macam sarana pembelajaran dikelompokkan menjadi :
- Media Okuler
- Media Auditif
- Media Audio-visual
- Kendaraan Berbasis Gemblengan
- Media Pajang
- Kendaraan Berbasis Komputer
-
a.
Media Visual
Adalah media nan hanya mengandalkan indera rukyah. Artinya sarana ini doang dapat dilihat semata-mata, bukan mengandung anasir celaan. Media ini ada yang menyorongkan rang diam sama dengan film strip (film perantaraan), slides (lis) foto, gambar, alias lukisan, cetakan, ilustratif, diagram, peta dan lainnya.[22]
Kebaikan
sarana visual yaitu n domestik media ini peserta dapat mengawasi obyek nan diperlihatkan guru dalam proses pembelajarannya sehingga peserta didik tahu obyek apa yang madya dijelaskan dan dipelajarinya.
Kelemahan
media visual yaitu dalam wahana ini hanya kemampuan indera penglihat saja yang terasah kemampuannya, sehingga siswa hamya congah melihat buram tersebut tanpa mengasah indera peraba dan indera pendengaran, serta minus bagi nan mempunyai kelainan penglihatan ataupun buta.
-
b.
Media Auditif
Adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan celaan saja, seperti radio,
cassette recorder, piringan hitam. Alat angkut ini lain cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran.
Kelebihan
ki alat auditif yaitu n domestik alat angkut ini murid dapat makin fokus karena siswa jaga dituntut cak bagi bertambah peka dalam pendengarannya. Jadi kemampuan peserta didik dalam mendengarkan dapat terasah.
Kelemahan
alat angkut auditif yaitu intern media ini belaka mencanai indera pendengar belaka, tanpa bisa mengasah indera enggak sebagai halnya indera penglihat dan peraba. Selain itu media ini sangat terbatas bakal yang mempunyai kelainan tuna rungu.
-
c.
Media Audio-visual
Yakni wahana nan n kepunyaan unsur kritik dan partikel gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena menutupi kedua jenis wahana yang pertama dan kedua. Sebagai halnya contoh: memori video, film dan lain sebagainya.[23]
Kelebihan
media audio-visual yaitu intern media ini mencangam segala aspek indera pendengar, penglihat dan peraba. Sehingga kemampuan semua indera dapat terasah dengan baik karena dipergunakan dengan seimbang dan bersama.
Kelemahan
media audio-visual adalah keterbatasan biaya serta penerapannya yang harus produktif mencengam segala aspek indera pendengaran, rukyah dan peraba.
-
d.
Alat angkut Berbasis Cetakan
Sarana pendedahan berbasis cetakan yang masyarakat digunakan adalah trik teks, pamflet, poster, majalah dan lain sebagainya.[24] Kurnia yang dimiliki makanya media ini diantaranya adalah peserta didik dapat belajar dan maju sesuai dengan kederasan saban, peserta bimbing dapat mempelajari berulang kali dan lainnya. Adapun kekurangan dari alat angkut ini antara lain, biaya percetakan mahal, susah menampilkan gerak, umumnya media gemblengan tetapi mampu mengangkut hasil tujuan bersifat koginif hanya.[25]
-
e.
Ki alat Pajang
Media pajang biasanya digunakan untuk menyorongkan wara-wara didepan kelompok boncel. Transendental: Papan tulis, Flip Chart, Papan magnetik dan tidak-bukan. Keefektifan media ini diantaranya adalah berguna di uang manapun minus harus ada penyesuain khusus, pengguna dapat secara fleksibel takhlik transisi-perubahan provisional penyajian berlangsung. Sedangkan kekurangan dari media ini antara tidak, bilamana menulis di kusen hal yang sering terjadi adalah guru membelakangi murid pelihara pengembang jika ini berlanjut lama karuan akan menggangu suasana dan pengelolaan kelas.[26]
-
f.
Wahana Berbasis Komputer jinjing
Media ini menggunakan komputer sebagai calo untuk menyampaikan proklamasi kepada pelajar didik. Contoh :
1)
Tuntunan terprogram, yaitu seperangkat tayangan yang lebih dahulu diprogramkan.
2)
Computer assisted instruction
, merupakan satu system penyampaian materi pelajaran yang berbasis mikroprosesor nan pelajarannya diancang dan dipogram ke intern system tersebut, dan enggak-tak.[27]
Keefektifan
media ini, dapat sensual petatar didik untuk melakukan les, simulasi karena tersedianya kartun graik, warna dan music yang dapat menaik realisme.
Kehabisan, Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan distingtif, computer hanya efektif bila digunakan oleh koteng atau bilang orang privat kelompok kerdil.[28]
-
3.
Cara Memilih Kendaraan Pembelajaran PAI
Cara memintal media pembelajaran yang sesuai dengan Pendidikan Agama Islam adalah:
- Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan nan mau dicapai. (dalam hal ini sesuai dengan pamrih Pendidikan Agama Islam).
- Pemilihan media harus berdasarkan keobjektifan, artinya pemilihan media pembelajaran tidak didasarkan kepada kepelesiran guru atau sekedar selingan atau hiburan.[29]
- Pemilahan media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa
- Penyortiran media harus sesuai dengan kecondongan belajar siswa dan kemampuan temperatur.
- Penyaringan media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, akomodasi dan waktu yang tersedia bakal kebutuhan pembelajaran.[30]
Selain pertimbangan-pertimbangan diatas, pemilihan media penataran PAI sekurang-kurangnya dapat mempertimbangkan sejumlah hal juga yakni fasilitas akses, biaya, tingkat interaktif nan bakir ditimbulkan, dukungan organisasi, serta tingkat motivasi nan berlimpah ditimbulkannya dan tingkat biaya yang diperlukannya.[31]
Interaksi peserta didik dengan media berarti bagaimana peran kendaraan pembelajaran n domestik merangsang kegiatan belajar pelajar didik. Setiap media penelaahan PAI yang direncanakan semoga dipilih, ditetapkan dan dikembangkan sehingga dapat menimbulkan interaksi pelajar pelihara dengan pesan-pesan nan dibawa media pembelajaran.
-
D.
Bahan Asuh PAI-
1.
Pengertian Bahan Ajar
-
1.
Bahan ajar merupakan bahan atau materi pengajian pengkajian yang disusun secara berstruktur nan digunakan pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Secara umum Bahan Ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk kondusif guru/pendidik kerumahtanggaan melaksanakan kegiatan membiasakan mengajar. Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan tercantum atau korban lain tersurat. Dengan incaran didik memungkinkan petatar dapat menguasai kompetensi melangkaui materi yang disajikan secara runtut dan berstruktur sehingga mampu memecahkan semua kompetensi secara utuh dan terpadu sesuai dengan tujuan pendidikan Agama Islam. [32]
Korban pelihara secara lebih sempit lagi dipahami umpama materi penataran
(instructional materials)
secara garis besar terdiri terbit kabar, kegesitan, dan sikap yang harus dipelajari siswa kerumahtanggaan rangka menyentuh barometer kompetensi yang sudah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pendedahan terdiri berpunca pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap alias nilai. [33]
Termasuk jenis materi fakta adalah segel-cap obyek, peristiwa sejarah, lambang, keunggulan tempat, nama orang, dsb. Terdaftar materi konsep adalah pengertian, definisi, ciri unik, komponen maupun bagian satu obyek (Transendental kursi yaitu tempat duduk berkaki catur, terserah sandaran dan lengan-lengannya).
Termaktub materi prinsip ialah dalil, rumus, atau ikatan antara konsep yang menayangkan “jika..maka….”, misalnya “Jika ferum dipanasi maka akan memuai”, rumus cak menjumlah luas bujur sangkar adalah sisi kelihatannya sisi.
Materi jenis prosedur merupakan materi nan berkenaan dengan langkah-anju secara sistematis alias beruntun internal mengerjakan suatu tugas. Misalnya ancang-anju menjalankan ibadah sholat; ancang-ancang berwudlu. Materi macam sikap (afektif) yaitu materi yang berkenaan dengan sikap atau biji, misalnya skor keterusterangan, pemberian cangap, tolong-menolong, semangat dan minat membiasakan, semangat bekerja, dan lain-tidak. [34]
Bagi kondusif memudahkan memahami keempat jenis materi pembelajaran aspek psikologis tersebut, perhatikan tabel di asal ini:
No. |
Jenis Materi |
Pengertian dan contoh |
1. |
Fakta |
Mengistilahkan bilamana, berapa, nama, dan di mana. Contoh: Ka’bah terletak di makkah; Masjid terbesar di Asia bernama Istiqlah nan berbenda di Jakarta Negara Indonesia. |
2. |
Konsep |
Definisi, identifikasi, klasifikasi, ciri-ciri khusus. Contoh: Hukum ialah peraturan yang harus dipatuh-taati, dan sekiranya dilanggar dikenai sanksi berwujud denda atau pidana. |
3. |
Prinsip |
Penerapan dalil, hukum, atau rumus. (Jika…maka….). Paradigma: Jika kita berbuat kebaikan maka kita akan mendapat pahala dari Almalik dan melampaui ridloNya kita akan dimasukkan ke dalam surgaNya |
4. |
Prosedur |
Bentuk arus atau tulangtulangan alur Teladan: Ancang-awalan berbuat wudlu ialah: a) Niat b) Membasuh Muka c) Membasuk kedua tangan mengaras siku d) Menyapu rambut e) Membasuk kedua kaki hingga mata kaki f) Tertib |
-
2.
Jenis-Jenis Bahan Ajar PAI
Incaran bimbing plong dasarnya adalah semua bahan yang didesain secara spesifik bikin keperluan pembelajarn, bahan asuh nyata sesetel materi nan disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan alias suasana nan memungkinkan siswa membiasakan dengan baik. Secara umum wujud bahan ajar bisa dikelompokkan menjadi catur yaitu; mangsa cetak (printed);
Bahan didik dengar (audio); bahan asuh tatap-dengar (audio visual) dan bahan jaga interaktif.[35]
-
a.
Alamat cetak (
printed)
Bahan cetak antara tidak handout, gerendel, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto alias tulangtulangan,. Target cetak dapat disajikan privat berbagai macam bentuk. Adapun macam-macam mangsa jaga cetak antara lain:
1) Handout
Handout ialah korban termuat yang disiapkan oleh sendiri hawa cak bagi memperkaya pemberitaan pesuluh jaga. Handout biasanya diambil mulai sejak beberapa literature nan memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan ataupun kompetensi asal dan materi daya yang harus dikuasai oleh pelajar didik.
2) Buku
Buku adalah mangsa terdaftar yang menyajikan mantra pengetahuan. Sentral sebagai bahan ajar ialah buku yang berisi suatu aji-aji pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam rang tertulis.
3) Modul
Modul yaitu sebuah kunci yang ditulis dengan tujuan semoga peserta didik boleh belajar secara mandiri sonder alias dengan bimbingan guru, sehingga modul digdaya minimum enggak akan halnya segala komponen dasar sasaran ajar yang mutakadim disebutkan sebelumnya. Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik bisa dengan mudah menggunakannya.
4) Benang kegiatan Pelajar
Lembar Kegiatan Siswa (
student work sheet) yakni lembaran-lembaran nan berisi tugas yang harus dikerjakan pesuluh pelihara. Utas kegiatan rata-rata faktual ilham, langkah-langkah untuk memintasi suatu tugas. Suatu tugas nan diperintahkan dalam sutra kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan bikin mata cak bimbingan apa namun. Tugas-tugas sebuah rayon kegiatan tidak akan dapat diolah oleh peserta jaga secara baik apabila tidak dilengkapi dengan taktik lain ataupun refrensi lain yang terkait dengan materi tugasnya.
5) Brosur
Brosur yakni alamat pemberitaan tertulis mengenai suatu masalah nan disusun secara bersistem alias cetakan yang hanya terdiri atas bilang halaman dan lipat sonder dijilid alias serakan cetakan nan sakti keterangan singkat belaka lengkap tentang perusahaan atau organisasi.[36] Dengan demikian, maka selebaran boleh dimanfaatkan seumpama bahan didik, selama sajian brosur diturunkan pecah kompetensi dasar nan harus dikuasai makanya siswa.
6) Wallchart
Wallchart ialah bulan-bulanan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. agar wallchart terlihat menarik abgi siswa maupun guru, maka wallchart didesain dengan menggunakan tata warna dan pengeturan rasio yang baik. Wallchart biasanya masuk dalam kategori radas bantu mengajar, cuma n domestik situasi ini wallchart didesain seumpama bahan jaga.
7) Foto/rancangan
Foto merupakan instrumen okuler yang efektif karena dapat divisualisasika sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit dan realistis. Embaran yang disampaikan boleh dimengerti dengan remaja karena hasil nan diragakan lebih menentang kenyataan melalui foto nan diperlihatkan kepada anak-anak, dan hasil yang masin lidah oleh momongan-anak akan setimpal.
-
b.
Incaran jaga dengar (audio)
Sasaran ajar dengan yakni bahan tuntun nan didesain dengan menunggangi kendaraan dengan (audio) sebagaimana kaset, radio, plat, dan compact disk audio.[37]
1)
Kaset ataupun plat
Media kaset dapat menyimpan suara yang boleh secara berulang-ulang diperdengarkan kepada peserta ajar yang menggunakannya bagaikan bahan jar. Bahan ajar kaset biasanya digunakan untuk pembelajaran bahasa tau pembelajaran musik. Bahan tuntun kaset tidak dapat kabur seorang, dalam penggunaannya memerlukan uluran tangan perkakas dan bahan lainnya seperti tape recorder dan utas naskah temperatur.
2)
Radio
Radio adalah media dengar yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan pelihara, dengan radio petatar didik bisa belajar sesuatu. Radio kembali bisa dimanfaatkan sebagai sumber membiasakan. Program radio dapat dirancang sebagai incaran didik, misalnya pada jam tertentu guru merencanakan sebuah acara penelaahan melalui radio. Misalnya mendengarkan berita siaran langsung suatu peristiwa atau fakta yang sedang berlangsung.
-
c.
Bahan ajar pandang dengar (audio optis)
Bahan ajar audio visual adalah bulan-bulanan didik yang didesain dengan menggunakan media audio visual begitu juga video compact disk, film.
1)
Video/film
Program video/film biasanya disebut perumpamaan alat bantu pandang dengar (audio optis aids/audio okuler kendaraan). Umumnya program video telah dibuat privat tulang beragangan teladan, sehingga setaip akhir bersumber penayangan video pelajar boleh menguasai satu atau makin kompetensi dasar. Baik tidaknya program video tentu saja tersampir puas desain awalnya, mulai analisis kurikulum, penentuan media, skema yang menunjukkan sekuensi (dikenal dengan skenario) berasal sebuah program video atau film, skenario, pengutipan gambar dan proses editingnya.
2)
Orang/Nara Perigi
Insan sebagai sumber belajar boleh juga diakatakan sebagai bahan bimbing yang dapat dipandang dan didengar, karena dengan orang seseorang dapat belajar misalnya karena orang tersebut memiliki ketrampilan idiosinkratis tertentu. Melalui ketrampilannya seseorang dapat dijadikan bahan ajar. Agar orang dapat dijadikan incaran ajar secara baik, maka rencana tertulis diturunkan dari kompetensi dasar harus dibuat. Bagan nan baik akan mendapatkan hasil belajar yang baik pun. Dengan demikian, privat memperalat orang ibarat bahan bimbing lain bisa berdiri koteng melainkan dikombinasikan dengan korban termaktub.
-
d.
Korban ajar interaktif (interactive teaching material)
Multimedia interaktif adalah kombinasi pecah dua atau lebih media (audio, referensi, buram, kartun, dan video) yang oleh penggunaannya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan perilaku alami dari satu presentasi. [38]
Saat ini sudah menginjak banyak orang memanfaatkan bulan-bulanan ajar ini, karena disamping meruntun kembali melincirkan bagi penggunaannya internal mempelajari suatu bidang tertentu. Rata-rata bulan-bulanan ajar multimedia dirancang secara lengkap start dari ajaran penggunaannya hingga penilaian.
-
3.
Kriteria Objek Jaga PAI Yang Baik
Korban pengajian pengkajian nan baik harus mempermudah dan bukan sebaliknya mempersulit petatar dalam memaklumi materi yang sedang dipelajari. Maka itu sebab itu, bulan-bulanan pembelajaran harus memenuhi kriteria berikut:
- Sesuai dengan topik nan dibahas
- Memuat intisari atau informasi pendukung kerjakan memahami materi yang dibahas.
- Disampaikan dalam bentuk pak dan bahasa yang ringkas, padat, sederhana, sistematis, sehingga mudah difahami.
- Sekiranya ada mesti dilengkapi contoh dan ilustrasi yang relevan dan menarik kerjakan makin mempermudah memahami isinya.
- Sebaiknya diberikan sebelum berlangsungnya kegiatan sparing dan pembelajaran sehingga bisa dipelajari terlebih dahulu oleh peserta.
- Memuat gagasan nan berkarakter tantangan dan rasa cak hendak sempat pesuluh.[39]
Selain kreteria di atas, bahan bimbing yang baik harus selalu berorintasi pada kurikulum dan peta pemikiran. Ketika menjalankan tugas mengajar sreg pendidikan baku ataupun nonformal yang penyelenggaraannya memperalat kurikulum, maka rujukan terdahulu dari target ajar nan disusun adalah: Standar kompetensi lulusan (SKL), SK, KD dan Indeks serta buku karier utama yang digunakan.
-
4.
Cara-prinsip Pemilihan Incaran Ajar PAI
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan privat penyusunan bahan ajar alias materi pendedahan. Cara-pendirian n domestik pemilahan materi pengajian pengkajian meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.
a. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan maupun ada kaitan ataupun ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi radiks. Sebagai perumpamaan, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai peserta berupa memahfuzkan fakta, maka materi pendedahan yang diajarkan harus berupa fakta alias sasaran mahfuz.
b. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Seandainya kompetensi sumber akar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan jaga yang harus diajarkan juga harus meliputi catur jenis. Misalnya kompetensi radiks nan harus dikuasai pelajar adalah pengertian thaharoh (bersuci), macam-macam hadats dan najis, dan cara mensucikan bermula hadats dan najis, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi pengertian thaharoh (bersuci), macam-diversifikasi hadats dan najis, dan mandu mensucikan dari hadats dan najis.
c. Prinsip kecukupan artinya materi nan diajarkan kiranya cukup layak dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar nan diajarkan. Materi tidak boleh terlalu cacat, dan tak dapat terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang kontributif mengaras patokan kompetensi dan kompetensi asal. Sebaliknya, jika bersisa banyak akan menyianyiakan waktu dan tenaga yang bukan perlu kerjakan mempelajarinya.[40]
-
5.
Langkah-Langkah Penyaringan Bahan Ajar PAI
Secara garis besar langkah-anju pemilihan alamat ajar meliputi pertama-tama mengidentifikasi aspek-aspek yang terwalak dalam barometer kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi kamil atau rujukan penyaringan bahan tuntun. Langkah berikutnya yakni mengidentifikasi diversifikasi-jenis materi bahan ajar. Langkah ketiga memintal bahan jaga nan sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sudah teridentifikasi tadi. Terakhir adalah mengidas sumber bahan pelihara.[41]
-
6.
Langkah-langkah analisis dan pengembangan bahan tuntun PAI
Analisis dan Pengembangan objek ajar PAI yakni Kegiatan yang dilakukan oleh suhu dalam meneliti, menganalisis dan mengembangkan materi melalui penelaahan isi Kurikulum, hakekat, tujuan dan karakteristik PAI, kompetensi yang ingin dicapai, menginjak terbit analisis rumusan kompetensi keluaran (SKL); standar kompetensi; dan Kompetensi Asal (KD), kemudian menjabarkan materi secara mendalam bersendikan kompetensi secara sistematis dengan mempertimbangkan penyajiannya.
Hasil dari analisis materi ini kemudian digunakan privat menyusun silabus dan Buram Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Jadi Kajian Materi Pendedahan yaitu salah satu bagian dari kerangka kegiatan belajar mengajar yang berhubungan dempet dengan materi les dan penyusunan silabus/RPP. Beralaskan pengertian tersebut maka langkah-awalan analisis dan peluasan materi PAI merupakan sebagai berikut :
1) Mengkaji kurikulum PAI
2) Mengkaji hakekat, tujuan dan karakteristik PAI
3) Analisis SK dan KD
4) Kajian materi PAI (apakah materi termasuk informative, hipotetis, procedural alias nilai/sikap)
5) Pengembangan/ penjabaran materi PAI secara mendalam dan memadai.[42]
-
E.
Evaluasi Penelaahan PAI-
1.
Pengertian evaluasi Penataran PAI
-
1.
Secara verbatim, kata evaluasi berusul dari bahasa Inggris yakni evaluation; dalam bahasa Arab berarti al-taqdîr (التقدير); dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar susu katanya adalah value; kerumahtanggaan bahasa Arab berarti al-qîmah (القيمة); dalam bahasa Indonesia berarti nilai.[43]
Adapun pengertian evaluasi dalam pembelajaran pendidikan agama islam adalah proses bagi mengetahahui, mengetahui dan menggunakan hasil kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang sesuai dengan tujuan pendidikan Islam.
-
2.
Prinsip-kaidah Evaluasi Penelaahan PAI
Intern pelaksanaan evaluasi perlu diperhatikan bilang prinsip umpama dasar pelaksanaan penilaian.
Prinsip-prinsip tersebut adalah laksana berikut:
- Evaluasi seharusnya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif (menyeluruh). Yaitu pengukuran yang menghampari aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik.
- Prinsip kesinambungan (kontinuitas); penilaian seyogiannya dilakukan secara berkesinambungan.
Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari hari ke waktu
bikin memahami secara universal perkembangan peserta tuntun, sehingga kegiatan dan unjuk kerja murid asuh boleh dipantau
- Prinsip obyektif, penilaian diusahakan agar seobyektif mungkin.
- Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi pelajar didik dan objektifitas pendidik, sonder mengasingkan jenis kelamin, latar pantat kesukuan, budaya, dan plural hal yang menerimakan konstribusi pada penelaahan. Sebab ketidakadilan privat penilaian dapat menyebabkan menurunnya motivasi belajar petatar bimbing karena mereka merasa dianaktirikan.[44]
- Kaidah bersistem, yakni penilaian harus dilakukan secara sistematis dan terstruktur.[45]
-
3.
Keberagaman-jenis Evaluasi
P
embelajaran PAI
Varietas-keberagaman evaluasi nan dapat diterapkan privat pendidikan Islam adalah:[46]
- Evaluasi Formatif, yakni penilaian untuk memahami hasil belajar nan dicapai oleh para peserta didik setelah menyelesaikan satuan program pembelajaran (kompetensi sumber akar) pada mata pelajaran tertentu.
- Evaluasi Sumatif, adalah evaluasi yang dilakukan terhadap hasil berlatih pelajar didik selepas mengikuti pelajaran dalam suatu semester dan akhirusanah kerjakan menentukan tinggi berikutnya.
- Evaluasi penempatan (placement), yaitu evaluasi tentang peserta ajar untuk kepentingan penempatan di dalam situasi membiasakan yang sesuai dengan kondisi alias kemampuan yang dimiliki pesuluh jaga.
- Evaluasi Diagnostik, adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan latar birit (psikologi, badan, lingkungan) berbunga murid/ siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan dalam belajar, yang balasannya dapat digunakan sebagai dasar privat memintasi kesuliatan –kesuliatan tersebut. Evaluasi jenis ini hampir hubungannya dengan kegiatan bimbingan dan penyuluhan di sekolah.[47]
-
4.
Jenis-jenis Gawai/instrumen Evaluasi Pengajian pengkajian PAI
Dalam pengertian umum, alat adalah suatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang bikin melaksanakan tugas atau mencapai pamrih secara lebih efektif dan efisien. Prolog perangkat, biasa disebut juga dengan istilah instrumen. Dengan demikian maka instrumen evaluasi pula dikenal dengan instrumen evaluasi. Secara garis besar, alat evaluasi digolongkan menjadi dua spesies yaitu, testimoni dan non tes.
Berikut ialah jenis-jenis peranti evaluasi:
-
a.
Alat/
Instrumen Evaluasi
Rangka
Non-Tes
1)
Observasi
(observation)
a) Pengertian Observasi
Observasi yakni suatu proses pengamatan dan pencatatan secara bersistem, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi nan sepantasnya ataupun dalam situasi sintetis bikin mencapai tujuan tertentu. Radas yang digunakan dalam melakukan observasi adalah pedoman observasi.[48]
b)
Khasiat Observasi
Sebagai alat evaluasi, observasi digunakan bikin :
(1) Menilai minat, sikap dan skor nan terkandung dalam diri siswa.
(2) Meluluk proses kegiatan nan dilakukan oleh pelajar ataupun gerombolan.
(3) Suatu tes essay / objektif tidak bisa menunjukan seberapa kemampuan siswa dapat menjelaskan pendapatnya secara lisan, intern berkreasi keramaian dan juga kemampuan murid dalam mengumpulkan data.
c)
Teknik Pelaksanaan Observasi
Dilihat berasal teknik pelaksanaannya, observasi dapat ditempuh melintasi tiga kaidah:
(1) Observasi langsung, ialah observasi yang dilakukan secara langsung terhadap incaran yang diselidiki.
(2) Observasi bukan langsung, yaitu observaasi yang dilakukan melintasi perantara.
(3) Observasi partisipasi, ialah observasi yang dilakukan dengan kaidah ikut ambil bagian alias menyertakan diri dalam keadaan objek yang diteliti.[49]
d)
Langkah-anju Penyusunan Pedoman Observasi
(1) Merumuskan harapan observasi.
(2) Membuat jari-jari-kisi (lay out) observasi.
(3) Menyusun pedoman observasi.
(4) Menyusun aspek-aspek yang akan diobservasi.
(5) Mengamalkan uji coba pedoman observasi bagi melihat kelemahan-kelemahan pedoman pedoman observasi.
(6) Merivisi pedoman observasi berdasarkan hasil uji coba.
(7) Melaksanakan observasi puas detik kegiatan berlangsung.
(8) Mengolah dan menafsirkan hasil observasi.[50]
2)
Wawancara
(Interview)
Wawancara, suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan soal-cak bertanya (tanya-jawab), baik secara langsung atau lain spontan dengan pesuluh didik.[51]
Wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu :
pertama, tanya jawab independen yaitu si penjawab (responden) diperkenankan untuk mengasihkan jawaban secara nonblok sesuai dengan yang ia diketahui sonder diberikan batasan makanya pewawancara.
Kedua,
yakni wawancara terpimpin dimana pewawancara telahmenyusun pertanyaan soal terlebih dahulu yang bermaksud cak bagi menggiring penjawab puas maklumat-informasi yang diperlukan saja. Wawanrembuk adalah suatu teknik penilain yang dilakukan dengan perkembangan interlokusi (dialog) baik secara langsung
(face to face)
secara langsung apabila wawancara itu dilakukan kepada anak adam tak misalnya kepada sosok tuannya atau kepada temanya.
Keberhasilan temu duga sebagai instrumen penilaian habis dipengaruhi makanya beberapa situasi :
a) Hubungan baik pewawancara dengan momongan yang diwawancarai. Dalam hal ini hendaknya pewawancara bisa menyesuikan diri dengan individu nan diwawancarai .
b) Keterampilan pewawancara. Kelincahan pewawancara lampau raksasa pengaruhnya terhadap hasil wawancara yang dilakukan, karena guru teristiadat melatih diri agar meiliki keterampilan intern melaksanakan wawancara.
c) Basmi prasangka-prasangka yang terbatas baik sehingga pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berperangai netral.
Tentang Langkah-langkah penyusunan wawancara adalah sebagai berikut :
a) Perumusan tujuan
b) Perumusan kegiatan atau aspek-aspek yang dinilai
c) Penyusunan terali-kisi
d) Merumuskan pertanyaan-cak bertanya sesuai dengan data nan diperlukan.
e) Penyusunan pedoman temu duga
f) Melaksanakan wawancara dalam keadaan sebenarnya.[52]
3)
Jajak pendapat
Angket (kuesioner) adalah alat penampung data melalui komunikasi tidak langsung, yaitu melintasi tulisan. Angket ini berisi daftar cak bertanya nan bertujuan untuk mengumpulkan keterangan adapun berbagai situasi nan berkaitan dengan responden.
Ditinjau dari segi barangkali nan menjawab:
a) Kuesioner langsung
Kuesioner dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh sosok nan akan dimintai jawaban tentang drinya.
b) Kuesioner tidak langsung
Ialah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang diminta keterangannya. Kuisioner tidak sekalian biasanya digunakan bagi mencari informasi tentang kaki tangan, anak, saudara, jiran dan sebagainya.
Ditinjau dari segi cara menjawabnya:
a) Kuesioner tertutup
Ialah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawabam lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi segel pada jawaban yang dipilih.
b) Kuesioner ternganga
Yaitu kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi nonblok memunculkan pendapat. Kuesioner terbuka disusun apabila macam jawaban pengisi belum terperinci dengan jelas sehingga jawabannya akan beraneka ragam. Keterangan tentang alamat pengisi, tidak mungkin diberikan dengan pendirian memilih seleksian jawaban nan disediakan. Kuesioner terbuka juga digunakan cak bagi meminta pendapat seseorang.[53]
Bakal mengisi angket, dapat mengajuk langkah-anju sebagai berikut:
a) Menyusun kisi-kisi survei
b) Menyusun pertanyaan-pertanyaan dan bentuk jawaban yang diinginkan
c) Takhlik pedoman maupun petunjuk prinsip menjawab cak bertanya.
d) Jika angket sudah lalu tersusun dengan baik, wajib dilaksanakan uji coba di lapangan.
e) Jajak pendapat nan sudah lalu diujicobakan dan terdapat kelemahan teristiadat direvisi.
f) Menggandakan angket sesuai dengan banyaknya peserta didik.[54]
4)
Skala Sikap
Skala sikap digunakan untuk menimbang sikap seseorang terhadap target tertentu. Hasilnya positif kategori sikap, merupakan kondusif (nyata), menolak (merusak), dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berwatak pada seseorang. Sikap juga dapat diartikan reaksi seseorang terhadap suatu stimulus nan menclok pada dirinya.[55]
a)
Bentuk Perimbangan
Sikap
Bentuk skala yang dapat di pergunakan dalam pengukuran bidang pendidikan adalah:
-
Skala likert
ialah nisbah yang dapat di pergunakan bikin mengukur sikap, pendapat, dan kegaduhan seseorang alias sekelompok sosok tentang suatu gejala ataupun fenomena pendidikan mulai berasal sangat negative sampai dengan sangat substansial.[56] Arketipe alternatif jawaban: Adv amat setuju ( SS ), Semupakat ( S ), Ragu-Ragu ( RR ), Lewat Enggak Setuju ( STS ). -
Perimbangan guttman
adalah skala faktual sederetan pernyataan opini tentang satu incaran secara berurutan. Responden diminta untuk menyatakan pendapatnya tentang pernyataan itu (setuju atau tidak setuju). Bila ia setuju dengan pernyataan pada nomor urut tertentu, maka diasumsikan juga cocok dengan pernyataan sebelunya dan tidak sejadi dengan pernyataan sesudahnya.
-
Nisbah differensial
merupakan nisbah lakukan menimbang tiga dimensi. Matra-dimensiyang ada diukur kerumahtanggaan kategori: menyenangkan-membosankan, sulit-mudah, baik-tidak baik, awet-loyo, berguna-tidak berjasa, dan sebagainya - Skala thurstone
merupakan suatu instrument yang responya dengan member tanda tertentu pada suatu kontinum baris. Puas skala ini total skala yang digunakan berkisar anatara 7 setakat 11.[57]
5)
Penilaian Berbasis Portofolio
Penilaian berbasi portofolio ialah suatu usaha bakal memperoleh berbagai pesiaran secara berkala, per-sisten, dan menyelurh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan, pengetahuan, sikap dan keterampilan petatar didik.
Dalam penilaian portofolio seorang peserta jaga galibnya memuat:
a) Hasil ulangan koran dan ulangan umum.
b) Tugas-tugas berstruktur
c) Catatan perilaku kronik para peserta didik
d) Takrif kegiatan pesuluh didik di sekolah.[58]
6)
Penilaian Muncul Kerja
Penilaian Unjuk kerja(performance asasement) yaitu suatu penilaian yang mempersunting siswa untuk mempertontonkan dan mengaplikasikan pengetahuan kedalam berbagai konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Hasil nan diperoleh merupakan suatu hasil berpokok unjuk kerja tersebut.
7)
Penilaian Produk dan Proyek
Penilaian dagangan yaitu penilaian yang berpusat dari hasil kerja alias hasil karya siswa dimana penilaian ini akan dievaluasi menurut kriteria tetentu. Hasil karya tersebut dapat berupa:
- rangka tertulis, biasanya berwujud pengetahuan, buletin, dagelan, karya catat ilmiah dan sebagainya.
- lembaga tak teragendakan, biasanya berbentuk tiga dimensi sebagai halnya pahatan, benda-benda ruang ilmu hitung seperti balok, kubus dan lain-lain.
Tentang yang dimaksud penilaian proyek ialah penilaian terhadap suatu tugas nan harus diselesaikan internal hari alias waktu tertentu. Kamil : Suhu memberikan tugas kepada peserta asuh lakukan melakukan investigasi tentang sekelompok perbuatan nabi nabi muhammad shohih, hasan dan dlaif.[59]
- b. Alat/Instrumen Evaluasi berbentuk Verifikasi
Tes sebagai alat penilaian adalah konkret pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk gubahan (testimoni tulisan), dan dalam bentuk ulah (tes tindakan). Tes pada rata-rata digunakan untuk menilai dan menyukat hasil belajar siswa, terutama hasil berlatih kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidkan dan pengajaran.
1)
Tes Uraian (tes subjektif)
Tes Uraian, yang dalam uraian disebut juga essay, merupakan perlengkapan penilaian yang hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah soal yang memaui siswa menjawab intern bentuk mengklarifikasi, menguraikan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan buram bukan yang sepersaudaraan sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menunggangi kata-kata dan bahasa sendiri. Dengan demikian, internal pengecekan ini dituntut kemampuan siswa kerumahtanggaan mengekspresikan gagasannya melangkaui bahasa tulisan.[60]
2)
Tes objektif
Testimoni objektif sering kembali disebut testimoni dikotomi, karena jawabannya anatara bermartabat alias salah. Disebut validasi independen karena penilaiannya bersifat nonblok, siapapun yang mengedit jawabannnya sudah jelas dan pasti.[61] Soal-soal bentuk objektif dikenal ada beberapa kerangka yaitu:
a)
Bentuk jawaban singkat
Buram soal jawaban singkat merupakan tanya yang memaui jawaban dalam buram kata, bilangan, kalimat atau simbol. Contoh kerangka cak bertanya dengan jawaban singkat.
- Siapakah nama ayah Nabi Muhammad saw?
- Kapan Utusan tuhan Muhammad saw dilahirkan?
b)
Bentuk pertanyaan sopan-pelecok
Bentuk cak bertanya benar-salah adalah bentuk pembuktian yang soal-soalnya maujud peryataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban, adalah benar (B) dan salah (S). Model bentuk tanya bermartabat keseleo:
(B-S) : Nun Tenang berlaga dengan ta’ hukumnya ikhfa’
(B-S) : Nun Mati berpadan hamzah hukumnya iqlab
c)
Bentuk soal menjodohkan
Bentuk soal menjodohkan terdiri dari dua kelompok pertanyaan yang parallel nan bakir n domestik suatu kesatuan. Keramaian sebelah kiri merupakan bagian nan maujud pertanyaan-soal dan arah kanan adalah jawaban yang disediakan. Tapi hendaknya jumlah jawaban yang disediakan lebih banyak dari tanya karena hal ini akan mengurangi kemungkinan pesuluh menjawab nan betul dengan sahaja menebak. Kamil susuk soal menjodohkan:
No |
Daftar A |
Daftar B |
1. |
Ar-Rahman…. |
a. Maha Suci |
2. |
Al-Quddus….. |
b. Maha Esa |
Dst.. |
c. Maha Penyayang |
d)
Bentuk soal saringan ganda
Tanya seleksian ganda adalah tulangtulangan pembuktian yang n kepunyaan suatu jawaban yang benar atau paling tepat. Contoh buram soal pilihan ganda:
Ilmu mawarits disebut juga faraidh. Faraidh punya arti….
- Adegan tertentu
- Sesuatu yang fardhu
- Wajib
- Harta peninggalan
3)
Tes
Oral
Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta jaga kerumahtanggaan bentuk verbal, pesuluh didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah nan diberikan. Dalam melakukan pertanyaan di kelas prinsipnya adalah: mengajukan pertanyaan, member waktu kerjakan nanang, kemudian menunjuk peserta bagi menjawab pertanyaan.
-
5.
Persyaratan dalam Memintal Gawai Evaluasi Pengajian pengkajian PAI
Buat mengidas perangkat evaluasi, maka harus memenuhi persyaratan maupun kreteria sebagai berikut: (1) Memiliki Legalitas, (2). N kepunyaan reliabitas, (3). Keobjektifan, (4) Efesiensi, dan (5) kegunaan/kepraktisan.
Valaditas, artinya penilaian harus benar-benar menimbang apa yang hendak di ukur. Demikian pula suatu tes n kepunyaan suatu valaditas bila pembuktian itu benar-benar mengukur hal yang hendak di tes.
Reliabilitas, suatu alat evaluasi memiliki reliabilitas, bila menunjukan kecepatan hasilnya.dengan kata lain, orang yang akan di pembenaran itu akan berbintang terang skor kembali dengat alat uji yang sama.
Untuk mengetahui osean kecilnya kredibilitas suatu tes dapat ditempuh majemuk cara, yakni dengan mandu mengulangi kembali konfirmasi itu (test-retest.
Objektifitas,
satu alat evaluasi harus khusyuk menimbang apa nan diukur, tanpa adanya interprestasi yang enggak ada hubungannya dengan instrumen evaluasi itu. Guru harus membiji siswa dengan kreteria yang sama bikin setiap pekerjaan tanpa memperbedakan si A dengan si B dan lebih jauh.
Kenetralan,
internal penilaian camar diperlukan dalam menunggangi;
questioner, essay test, observation, rating scale, check
list
dan radas-alat lainya.
Kesangkilan, satu instrumen evaluasi sedapat kali dipergunakan tanpa membuang periode dan komisi yang banyak. Ini tidak berfaedah, bahwa evaluasi yang memakan waktu, usaha dan uang sedikit dianggap alat evaluasi yang baik.hal ini tersangkut pada tujuan pemakaian alat evaluasi dan banyaknya siswa nan dinilai dan sebagainya.
Satu alat evaluasi diharapkan dapat digunakan dengan sedikit biaya dan persuasi nan abnormal, dalam tahun yang singkat, dan hasil nan memuaskan. Efisiensi bisa dicapai dengan cara :
- Sang penilai berkecukupan memintal alat nan tepat kerjakan harapan tertentu.
- Si penilai dapat mempertimbangkan teristiadat tidaknya menggunakan beberapa diversifikasi alat penilaai.
- Si penilai cuma memperhatikan situasi-hal yang berhubungan dengan maksud yang sama.
Keguanaan/kepraktisan. Ciri enggak bersumber evaluasi ialah usefulness (harus berguna). Bagi memperoleh keterangan akan halnya murid, sehingga guru dapat memasrahkan bimbinagn sesegak-baiknya untuk para siswanya.[62]
BAB III
KESIMPULAN
- Strategi penerimaan Pendidikan Agama Islam
- Politik pembelajaran PAI mengandung denotasi perantaraan perilaku pendidik yang tersusun secara terencana dan berstruktur untuk menginformasikan, mentransformasikan dan menginternalisasikan nilai-poin islam moga dapat membuat keperibadian muslim seutuhnya.
- Jenis-jenis strategi penelaahan adalah strategi ekspositori, strategi penerimaan inkuiri, dan strategi kooperatif.
- Dasar-pangkal nan menjadi pertimbangan intern pemilihan strategi penelaahan: mengindentifikasikan dan mematok kekhususan pertukaran perilaku pelajar didik nan diharapkan, mengidas sistem pendekatan belajar mengajar bersendikan cita-cita dan sikap hidup masyarakat, dan Memilih dan menjadwalkan metode berlatih mengajar nan dianggap paling kecil tepat dan efektif sehingga boleh dijadikan pencahanan maka itu pendidik privat menunaikan tuganya, dan Memilih dan menargetkan dimensi kejayaan kegiatan belaja rmengajar sehingga bisa dijadikan pedoman oleh guru untuk melakukan evaluasi (penilaian
- Metode Pembelajaran PAI
- Pengertian Metode Pembelajaran PAI merupakan prinsip yang digunakan oleh seorang suhu dalam proses pembelajaran lakukan sampai ke tujuan yang sesuai dengan pendidikan pendidikan Islam
- Neko-neko Metode Pembelajaran PAI:
– Metode Ceramah Berjenis-jenis
– Metode Soal Jawab
– Metode Simulasi Atau Main-main Peran
– Metode Pemberian Tugas dan Resistasi
– Metode Demonstrasi dan Eksperimen
– Metode Kerja Keramaian
– Metode Penyakit Solving (Pemecahan Ki aib)
– Metode Karyawisata/ Widyawisata/Studiwisata
– Metode Suri Tauladan
– Metode Kisah Atau Cerita
- Hal-hal nan Harus Dipertimbangkan privat Melembarkan Metode Penerimaan: Kejadian siswa , Tujuan yang hendak dicapai, Situasi yang mencakup keadaan yang mahajana seperti mana situasi kelas, kejadian lingkungan, Alat-perabot yang terhidang akan mempengaruhi pemilihan metode yang akan digunakan. Kemampuan pengajar pasti menentukan, mencangam kemampuan fisik, keahlian. Dan Rasam bahan pencekokan pendoktrinan.
- Wahana Pembelajaran PAI
- Signifikasi Media Penelaahan, media pendedahan PAI adalah seluruh perangkat dan bahan yang dapat digunakan buat mencapai intensi pendidikan Selam.
- Macam-jenis Wahana Pendedahan PAI
Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut,secara publik variasi media pembelajaran dikelompokkan menjadi; kendaraan okuler, alat angkut auditif, kendaraan audio-visual, wahana berbasis cetakan, wahana pajang dan kendaraan berbasis komputer.
- Mandu Mengidas Ki alat Penerimaan PAI, Prinsip memilih kendaraan pendedahan yang sesuai dengan Pendidikan Agama Islam adalah: Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. (dalam hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan Agama Islam), Penyortiran wahana harus berdasarkan kenetralan, Pemilihan media harus disesuaikan dengan karakteristik pelajar, Pemilihan media harus sesuai dengan gaya sparing siswa dan kemampuan temperatur, Pemilihan alat angkut harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu yang tersedia cak bagi kebutuhan pembelajaran.
- Bahan Tuntun PAI
- Bahan ajar merupakan bahan ataupun materi pengajian pengkajian yang disusun secara sistematis yang digunakan pendidik dan peserta bimbing n domestik proses penataran.
- Secara publik wujud objek ajar dapat dikelompokkan menjadi empat yakni; target cetak (printed);
Bahan ajar dengar (audio); incaran didik tatap-dengar (audio visual) dan bulan-bulanan jaga interaktif. - Kriteria bahan ajar yang baik adalah sebagai berikut: Sesuai dengan topik yang dibahas, Memuat intisari alias informasi simpatisan lakukan mencerna materi nan dibahas, Disampaikan n domestik bentuk kemasan dan bahasa yang singkat, padat, sederhana, bersistem, sehingga mudah difahami, Sekiranya terserah perlu dilengkapi contoh dan ilustrasi yang relevan dan menarik buat lebih mempermudah memahami isinya, Sebaiknya diberikan sebelum berlangsungnya kegiatan sparing dan penerimaan sehingga boleh dipelajari apalagi terlampau maka dari itu pelajar, dan Memuat gagasan yang bertabiat tantangan dan rasa kepingin sempat petatar.
- Prinsip-prinsip Penyortiran Mangsa Ajar PAI, adalah: Mandu relevansi, Mandu konsistensi artinya keajegan, Prinsip kecukupan
- Persiapan-persiapan pemilihan bahan bimbing
meliputi, pertama-tama mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi sumber akar nan menjadi acuan ataupun rujukan pemilihan mangsa ajar. Awalan berikutnya ialah mengenali tipe-jenis materi bahan ajar. Langkah ketiga memintal bahan didik yang sesuai atau relevan dengan kriteria kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi. Terakhir adalah memintal sumber bahan pelihara. - Langkah-awalan amatan dan pengembangan bahan ajar PAI meliputi: Mengkaji kurikulum PAI, Mengkaji hakekat, tujuan dan karakteristik PAI, Analisis SK, KD dan penanda, Analisis materi PAI (apakah materi termasuk informative, abstrak, procedural maupun nilai/sikap).
- Evaluasi Pembelajaran PAI
- Pengertian evaluasi Penelaahan PAI
- Bahan ajar merupakan bahan ataupun materi pengajian pengkajian yang disusun secara sistematis yang digunakan pendidik dan peserta bimbing n domestik proses penataran.
Pengertian evaluasi kerumahtanggaan penelaahan pendidikan agama selam adalah ingin mengetahahui, memafhumi dan menggunakan hasil kegiatan belajar petatar dalam mencapai intensi yang sesuai dengan tujuan pendidikan islam.
d. Prinsip-prinsip Evaluasi Pendedahan PAI sebagai berikut:
1) Evaluasi mudah-mudahan didasarkan atas hasil pengukuran nan komprehensif (global).
2) Prinsip kelanjutan (kontinuitas);
3) Prinsip obyektif, penilaian diusahakan agar seobyektif mungkin.
4) Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi pesuluh bimbing dan objektifitas pendidik.
5) Cara berstruktur.
e. Keberagaman-jenis Evaluasi Penelaahan PAI, ialah: Evaluasi Formatif, Evaluasi Sumatif, Evaluasi penaruhan (placement), Evaluasi Diagnostik,
f. Variasi-jenis Peranti Evaluasi Penelaahan PAI
1) Alat/Alat Evaluasi Non-Tes: Observasi
(observation
,
wawansabda, skala sikap, angket, portofolio, penilaian proyek dan poduk, dan unjuk kerja.
2) Perlengkapan/Peranti Evaluasi Tes:
– Tes subjektif (validasi uraian)
– Konfirmasi objektif (pilihan ganda, benar-pelecok, menyandingkan, dan lain-bukan)
– Tes tindakan
g. Cara memilih alat evaluasi penataran PAI adalah harus mempertimbangkan faedah, efisiensi dan rahasia tarik
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Joko Tri Prasetyo. 2005.
Garis haluan Berlatih Mengajar. Bandung: Referensi Setia.
Arifin, Zainal. 2011.
Evaluasi pembelajaran. Bandung: Rosdakarya ..
Arsyad, Azhar. 1997.
Ki alat Pembelaja
ran.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zain. 2002.
Politik Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Majid, Abdul . 2011.
Perencanaan Penerimaan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Marno.
Modul Pengembangan Bahan Ajar PAI pada Sekolah. Hak Penerbitan: Direktorat Pendidikan Agama Selam pada Sekolah (DITPAIS) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
Muhaimin dkk. 1996.
Strategi Membiasakan Mengajar. Surabaya: Citra Media.
Nata, Abuddin. 2009.
Perspektif Selam adapun Strategi Pengajian pengkajian. Jakarta: Emas.
Penyusun Kamus Besar, Tim. 1990.
Kamus Osean Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ramayulis. 2002.Hobatan Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Indah.
Saleh, Abdul Rachman. 2000.
Pendidikan Agama dan Keyakinan Visi, Misi dan persuasi. Jakarta: Gemawindu Pancaperkasa.
Sanjaya, Wina Sanjaya. 2008.
Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta: Kencana.
Sudijono, Anas. 2007.
Pengantar Evaluasi Pendidikan
(Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sukiman. 2012.Pengembangan Sistem Evaluasi. Yogyakarta: Insan Madani.
Uhbiyati. 1997.
Guna-guna Pendidikan Islam. Bandung: Referensi Konstan.
Usman, Moh. Uzer, Lilis Setiawati. 1999.
Upaya Optimalisasi Kegiatan Sparing Mengajar
. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Widoyoko, Eko Putro. 2009.
Evaluasi Program Penerimaan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/09/18/mengerti-kaidah-memilih-metode-pembelajaran-yang-tepat/
[1] Tim pembentuk kamus Besar,
Kamus Ki akbar Bahasa Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka.1990), 859.
[2] Muhaimin dkk,
Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Sarana, 1996), 157
[3] Wina Sanjaya,
Perencanaan dan Desain Sistem Pendedahan
(Jakarta: Kencana, 2008), 186.
[4] Muhaimin,
Strategi Belajar Mengajar
, 103.
[5] Wina Sanjaya,
Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, 189-194.
[6] Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetyo,
Strategi Sparing Mengajar, (Bandung: Bacaan Konstan,2005), 46.
[7] Muhaimin,
Strategi Belajar Mengajar, 106-107.
[8] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,
Garis haluan Berlatih Mengajar
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), 53.
[9] Moh. Uzer Usman, Lilis Setiawati,
Upaya Optimalisasi Kegiatan Sparing Mengajar
(Bandung: Akil balig Rosdakarya, 1999), 121.
[10]
Ibid.,
122.
[11]
Ibid.,
124.
[12] Moh. Uzer Usman, Lilis Setiawati,
Upaya Optimalisasi Kegiatan Membiasakan Mengajar,
126-128.
[13] Moh. Uzer Usman, Lilis Setiawati,
Upaya Optimalisasi Kegiatan Berlatih Mengajar,
128-129.
[14]
Ibid.,
129.
[15]
Ibid.,
130.
[16] Moh. Uzer Usman, Lilis Setiawati,
Upaya Optimalisasi Kegiatan Membiasakan Mengajar
,
131-134.
[17] Uhbiyati,
Pedagogi Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 153.
[19] Azhar Arsyad,
Media Pembelaja
ran
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), 3.
[20] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,
Garis haluan Membiasakan Mengajar
, 137.
[21] Muhaimin,
Strategi Belajar dan Mengajar, 91.
[22] Wina Sanjaya,
Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, 211.
[23] Wina Sanjaya,
Perencanaan dan Desain Sistem Pendedahan,
211.
[24] Azhar Arsyad,
Media Pembelajaran, 87.
[25] Azhar Arsyad,
Media Pembelajaran,
39-40.
[26]
Ibid., 41-42.
[27]
Ibid., 35.
[28] Azhar Arsyad,
Kendaraan Pembelajaran, 56.
[29] Abuddin Nata,
Perspektif Islam mengenai Politik Pembelajaran
(Jakarta: Kencana, 2009), 306.
[30] Wina Sanjaya,
Perencanaan dan Desain Sistem Pendedahan,
224.
[31]
Ibid.,
225.
[32] Marno,
Modul Pengembangan Bahan Pelihara PAI plong Sekolah, (Milik Penerbitan: Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah (DITPAIS) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam), 2.
[33] Wina Sanjaya,
Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, 142-143.
[34] Marno,Modul Pengembangan Bahan Tuntun PAI lega Sekolah, 4-5.
[35] Marno,Modul Pengembangan Sasaran Jaga PAI sreg Sekolah, 11.
[36] Marno,Modul Pengembangan Bulan-bulanan Didik PAI sreg Sekolah, 13.
[37] Marno,Modul Pengembangan Target Ajar PAI puas Sekolah ,15.
[38] Abdul Majid, Perencanaan Penerimaan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011), 182.
[39] Marno,
Modul Pengembangan Bahan Ajar PAI Lega Sekolah, 17.
[40] Marno,
Modul Pengembangan Bahan Ajar PAI Lega Sekolah, 27.
[41] Marno,
Modul Pengembangan Bahan Ajar PAI Plong Sekolah,
28.
[42] Marno,
Modul Pengembangan Bulan-bulanan Ajar PAI Pada Sekolah, 105.
[43] Anas Sudijono,
Pengantar Evaluasi Pendidikan
(Jakarta: Syah Grafindo Persada, 2007), 1.
[44] Ramayulis,
Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Ceceh Mulia, 2002), 226.
[45]
Ibid.,
140.
[46]
Ibid.,
227-228.
[47] Abdul Rachman Saleh,
Pendidikan Agama dan Keagamaan Visi, Misi dan aksi
(Jakarta: Gemawindu Pancaperkasa, 2000), 76-79.
[48] Zainal Arifin,
Evaluasi penelaahan
(Bandung: Rosdakarya , 2011), 153
[49] Zainal Arifin,
Evaluasi pembelajaran
,154.
[50]Ibid., 156.
[51]
Ibid., 157.
[52] Zainal Arifin,
Evaluasi Pembelajaran, 158-159.
[53] Zainal Arifin,
Evaluasi Penerimaan, 166.
[54] Zainal Arifin,
Evaluasi Pembelajaran,
167.
[55] Eko putro Widoyoko,
Evaluasi Acara Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Siswa, 2009), 113.
[56]Ibid.,
115.
[57] Eko putro Widoyoko,
Evaluasi Programa Penataran,
116-117.
[58]
Ibid.,, 120.
[59] Sukiman,
Pengembangan Sistem Evaluasi, (Yogyakarta: Basyar Madani, 2012), 117.
[60] Eko putro Widoyoko,
Evaluasi Acara Pendedahan, 79.
[61] Zainal Arifin,
Evaluasi Pendedahan, 135.
Source: https://nurfitriyanielfima.wordpress.com/2013/10/09/strategi-metode-media-bahan-dan-evaluasi-pembelajaran-pai/
Posted by: skycrepers.com