Contoh Hasil Observasi Sd Mata Pelajaran Ipa






LAPORAN HASIL OBSERVASI


PENDIDIKAN IPA SD


DI SD NEGERI



WONOKERTO 01 BATANG


Description: 11138637_693539424112829_1780076371704186979_n.jpg

Disusun Guna Menetapi Tugas Individu Mata Kuliah Pendidikan IPA SD


Dosen Pengampu: Eka Titi Andaryani, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh:

Abdul Aziz

NIM 1401415
322

Rombel 3D


Program Investigasi PGSD


FAKULTAS Ilmu pendidikan


Perkumpulan NEGERI SEMARANG


2016


PRAKATA

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat dan rahmat-Nya, sudah lalu memberikan kemudahan dan kepantasan dari persiapan, proses observasi, analisis, hingga terselesaikannya penyusunan butir-butir observasi ini.

Katib ucapkan terima kasih kepada semua pihak nan telah mendukung dan terbabit selama kegiatan observasi ini dilaksanakan, diantarannya Kepada SD Provinsi

Wonokerto


0
1

Mayat
, Guru Kelas bawah

3

dan petatar yang menjadi narasumber. Tidak tengung-tenging penyusun ucapkan terima kasih kepada Ibu Eka Titi Andaryani S.Pd, M.Pd selaku dosen pengasuh internal mata orasi Pendidikan IPA SD nan sudah lalu memasrahkan arahan sebelum pelaksanaan observasi.

Harapan penulis semoga laporan observasi ini bermakna bakal panitera dan pembaca seumpama sumbangan pengethuan.

Tipar,
September 2016

Penulis

Abdul Aziz


PENDAHULUAN



A.





Latar Pinggul

Tugas penting guru intern membentuk tujuan pendidkan di sekolah adalah meluaskan pembelajaran yang efektif. Bakal menyelenggarakan kegiatan pembelajaran efektif, guru (calon hawa) harus memahami terlebih dahulu pengetahuan dan camar duka tentang pembelajaran nan efektif. Menurut Yulaelawati (2004:80) proses pembelajaran menyertakan kelima alat indera (pencium, peraba, perasa, mustami, dan pandangan), penggerak serta otot. Kejadian lingkungan akan memberikan keadaan stimulus alias rangsangan yang berpengaruh internal penyimpanan amanat perumpamaan perhatian. Hal terdahulu nan menjadi pelajaran bagi guru (favorit guru) merupakan bahwa peserta didik SD merupakan seseorang yang aktif. Seorang suhu yang konstruktif adalah doyan menyediakan lingkungan belajar dan meyakini bahwa penelitian lingkungan dan interaksi yang terjadi dapat membentuk yang akan berkembang. Oleh karena itu guru (calon guru) harus mengetahui berbagai peranti pendedahan, model pembelajaran, serta metode-metode yang baik dan saling tersapu serta mendukung internal proses pembelajaran, sehingga tercipta suatu pembelajaran yang efektif, menarik, membuat siswanya aktif dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Cak bagi mengetahui implementasi pendedahan di Sekolah Bawah khususnya ain les IPA,
observer
mengamalkan kegiatan observasi di SD Distrik

Wonokerto 01 Batang

lega kelas

3

Tahun Ramalan 2016/2017. Dengan dilakukannya kegiatan observasi ini diharapkan kita


sebagai primadona temperatur


dapat mengetahui bagaimana seorang guru


mempersiapkan segala apa saja nan diperlukan dalam proses pembelajaran sehingga dapat mengarifi bagaimana


mengajar puas peserta didiknya yang baik dan benar, kemudian boleh kita terapkan momen mengajar nanti.



B.





Rumusan Problem

Berdasarkan permukaan belakang diatas, permasalahan nan akan dibahas dalam laporan observasi ini adalah: bagaimanakah implementasi proses penelaahan IPA kelas

3 SD Negeri Wonokerto 01 Batang.



C.





Tujuan Observasi

Bersendikan rumusan masalah diatas, pamrih berasal kegiatan observasi ini yaitu menganalisis implementasi proses penataran IPA kelas

4 SD Negeri Wonokerto 01 Batang.



D.





Metodologi Observasi


1.



Pelaksanaan Observasi:


a.



Kancah Observasi

Kegiatan observasi ini dilakukan di SD Negeri

Wonokerto 01 Batang, tempat pelaksanaan observasi di ira kelas 4.


b.



Pelaksanaan Observasi


1)



Penentuan sekolah nan akan di observasi dan pembayaran kopi tugas.






Hari
: Jum’at






Copot


: 8 September 2016






Waktu


: 08.00 – selesai


2)



Pelaksanaan Kegiatan Observasi






Periode
: Sabtu






Tanggal
: 10 September 2016






Waktu
: 09.00 – radu


c.



Objek Observasi

Objek pengamatan pada observasi ini ialah Kegiatan Belajar Mengajar mata pelajaran IPA. Subjek yang menjadi pengamatan adalah guru dan siswa kelas bawah di Papan bawah

3 SD Wilayah Wonokerto Batang.


2.



Metode Pengumpulan Data

Metode nan digunakan
observer
dalam pengurukan data makrifat observasi ini merupakan metode pengamatan bertepatan dan wawancara
(interview).

Pengamatan sinkron ialah metode pengumpulan data dengan menuduh langsung pembelajaran IPA di dalam papan bawah.

Sedangkan metode konsultasi
(interview)
merupakan metode penumpukan data yang dilakukan dengan cara menginterviu narasumber secara
langsung alias dengan cara interviu terkait dengan objek yang akan diambil datanya n domestik laporan observasi.


ISI



A.





Data Fisik Sekolah


1.



Nama sekolah
: SD Area Wonokerto 01


2.



Kepala Sekolah
:
Slamet Sudarso, S.Pd. SD


3.



Guru Kelas bawah 3
:
Darini, S.Pd


4.



Jumlah Siswa
: 20 pelajar, putra 12 anak dan putri 8 anak



B.





Kurikulum yang diterapkan


1.



Galangan teori

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi sumber akar nan dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ). Konsep Pangkal KTSP. Dalam Standar Nasonal Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan maka itu masing-masing rincih pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan maka itu satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi bawah nan dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-undang No. 20 Periode 2003 akan halnya Sistem Pendidikan Kebangsaan pasal 36 ayat 1), dan 2) umpama berikut
:

1.Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada barometer kebangsaan pendidikan untuk mewujudkan harapan pendidikan nasional.

2.Kurikulum lega semua jenjang dan spesies pendidikan dikembangkan dengan mandu jenis sesuai dengan rincih pendidikan, potensi distrik, dan siswa didik.



Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat rincih pendidikan (KTSP) ialah sebagai berikut:






KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi eceran pendidikan, potensi dan karakteristik kawasan, serta social budaya masyarakat setempat dan peserta didik.


Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat ketengan pendidikan dan silabusnya berdasarkan lembaga radiks kurikulum dan standar kompetensi alumnus, dibawah supervise dinas pendidikan kabupaten/ii kabupaten, dan departemen agama yang bertanggungjawab di latar pendidikan.




2.



Hasil Observasi

SD
Daerah Wonokerto 01 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).



Pengusahaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinilai para guru layak mudah internal peneyampaian materi kepada siswa dan sistem penilaian yang sudah dipahami maka dari itu para guru. Pembelajaran nan digunakan pada kurikulum ini pun lalu efektif, karena Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengedepankan penanaman konsep awal nan matang kepada para siswa. Kemudian dari segi siswa, para peserta kian mudah mengakuri penerimaan. Hal ini karena perangkat pengajian pengkajian yang ada sebagaimana buku cak bimbingan memuat materi yang lengkap. Berlainan dengan buku pelajaran pada Kurikulum 2013 nan bukan membubuhkan konsep awal secara mendetail. Lalu penggunaan Kurikulum Tingkat Eceran Pendidikan (KTSP) di SD Negeri Wonokerto 01 bertambah melajukan para ibu bapak buat mengetahui sistem penilaian puas pendedahan. Sehingga orang tua mengetahui pencapaian pengejawantahan anaknya.


Di SD Negeri Wonokerto 01 pada tahun tuntunan 2014/2015 jalinan menggunakan kurikulum 2013, namun kurikulum ini digunakan dan bepergian hanya satu semester merupakan semester gasal. Perubahan penggunaan kurikulum ini juga mutakadim mempertimbangkan sejumlah faktor yang mengharuskan perubahan kurikulum menjadi Kurikulum Tingkat Runcitruncit Pendidikan (KTSP). Hal-peristiwa yang menyebabkan tidak diberlakukannya kurikulum 2013 di SD Provinsi Wonokerto 01 merupakan dari segi guru pengajar kurang mengendalikan dalam sistem penilaian nan menurut salah satu master cukup melinglungkan dan rumpil.



C.





Radas Penerimaan


1.



Halangan teori

Perangkat penataran menggunakkan silabus dan RPP.


·



Silabus adalah tulangtulangan penerimaan pada suatu kerubungan mata les/tema tertentu yang mencaplok standar kompetensi , kompetensi dasar, materi sosi/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indeks, penilaian, alokasi hari, dan sendang/bahan/gawai berlatih. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi radiks ke n domestik materi pokok/pengajian pengkajian, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi bikin penilaian.

Silabus merupakan sesetel kerangka dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, manajemen kelas, dan penilaian hasil berlatih.


·



Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah bentuk yang mencitrakan prosedur dan pengerahan pengajian pengkajian untuk mencapai suatu kompetensi sumber akar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan n domestik silabus.  Skop Rencana Pembelajaran minimal luas mencakup satu kompetensi bawah yang terdiri atas satu indicator alias beberapa indicator bakal satu kelihatannya pertemuan atau lebih.

RPP yakni awalan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar. Ancang disini dapat diartikan persiapan tertulis maupun anju mental, kejadian emosional nan ingin dibangun, lingkungan belajar yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau berkujut secara munjung. Rencana Pelaksanaan Pengajian pengkajian dengan silabus memiliki perbedaan, meskipun dalam keadaan tertentu n kepunyaan pertepatan. Silabus memuat hal-keadaan yang terbiasa dilakukan siswa untuk menuntaskan suatu kompetensi secara utuh, artinya di internal suatu silabus adakalanya sejumlah kompetensi yang sejalan akan disatukan sehingga perkiraan waktunya belum sempat pasti berapa pertemuan yang akan dilakukan. Tentatif itu, rencana pelaksanaan pengajian pengkajian yakni bagian-penggalan kegiatan nan mesti dilakukan oleh suhu untuk setiap pertemuan. Didalamnya harus tampak tindakan apa yang teradat dilakukan makanya guru bagi mencecah ketuntasan kompetensi serta tindakan selanjutnya pasca- perjumpaan selesai.


2.



Hasil Observasi

Proses pembelajaran akan bepergian dengan baik apabila menggunakan sebuah urutan maupun adat yang mutakadim dipersiapkan sebelum proses pembelajaran dimulai, Master diharapkan telah menentukan ketatanegaraan pembelajaran segala yang sesuai dengan peristiwa siswa didiknya. Strategi pembelajaran dapat disusun dan dicantunkan kerumahtanggaan perangkat pembelajaran. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan lega kegiatan observasi, Guru Kelas bawah

3 SD Negeri Wonokerto Batang

memperalat perangkat pembelajaran dalam implementasi proses pembelajarannya. Perangkat penerimaan yang digunakan sebagai panduan untuk mengajar merupakan silabus dan RPP. Dengan mengacu pada instrumen pembelajaran tersebut diharapkan tujuan pengajian pengkajian boleh dicapai sesuai dengan tujuan.



D.





Pola Pembelajaran


1.



Halangan Teori

Komplet pembelajaran yakni kerangka konseptual yang mencitrakan prosedur yang sistematis kerumahtanggaan mengorganisasikan pengalaman belajar bakal mencapai pamrih belajar mengajar tertentu yang berfungsi sebagai pedoman bagi para ahli grafis pengajian pengkajian dan para penyuluh n domestik merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Teladan pembelajaran Kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antara peserta didik n domestik kelompok untuk mencapai tujuan penelaahan.


2.



Hasil Observasi

Teladan pembelajaran IPA yang dilakukan guru kelas 3 SD Negeri Wonokerto ialah kooperatif, karena dalam penelaahan master kian mengutamakan waktunya agar siswa berdiskusi kemudian juga siswa bersama-sekelas untuk menjawab kenur soal yang telah diberikan berbunga temperatur. Master membagi pikulan jawab ke siswa secara individu detik berdiskusi, ada yang bertugas buat menulis, mencari sumur materi, membuat inferensi, dan membacakan hasil diskusi di depan kelas. Sehingga kendatipun sumbang saran pelajar n kepunyaan tanggung jawab sendiri-sendiri.



E.





Metode Pembelajaran IPA


1.



Landasan teori

Jenis metode dalam pembelajaran IPA antara tak:


·



Metode Penugasan

Metode ini guru memasrahkan tugas kepada peserta didik sesuai dengan materi yang sudah ditentukkan. Pengutusan yang baik adalah berkepribadian menantang dan bersifat lentur sesuai dengan minat dan bakat murid.


·



Metode Sawala

Metode penerimaan yang kerap digunakan intern IPA, karena sangat bermanfaat untuk membahas keberartian suatu data.


·



Metode tanya jawab

Metode ini bakal mengetahui pesuluh didik sejauh mana peserta tuntun mengerti dan mengingat mengenai fakta yang dipelajari dan didengarnya.


·



Metode Ceramah

Metode yang paling dilakukan, karena metode ini temperatur saja menyampaikan mualamat dan pesuluh mendengarkan.


2.



Hasil Observasi

Metode pembelajaran yakni cara yang digunakan makanya guru untuk mengimplementasikan rencana yang disusun dalam bentuk faktual dan praktis kiranya tercapainya maksud pendedahan. Metode penelaahan nan digunakan privat pembelajaran IPA di kelas

3 SD Negeri Wonokerto 01

saat kegiatan observasi berlangsung yaitu metode pidato, tanya jawab, berdiskusi dengan teman sebangku dan penugasan akhir. Guru menunggangi metode ceramah dalam proses penataran IPA karena disesuaikan dengan materi yang akan dibahas yaitu tentang

Turunan Sukma.

Suhu memberikan penjelasan bahkan dahulu perumpamaan pengantar n domestik proses pembelajaran kendati siswa didik dapat mengerti materi yang akan dipelajarinya. Setelah memberikan penjelasan, guru memberikan beberapa pertanyaan bikin mengetahui pengetahuan yang telah dimiliki oleh pelajar didiknya. Selain memperalat metode lektur dan wawancara
. G
uru menyerahkan pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta pelihara, sepatutnya guru boleh mengetahui sejauh mana tingkat pendudukan terhadap materi.

Kemudian pasca- metode tanya jawab guru menggunakkan metode diskusi antar rival yang terdiri berasal 4 momongan.



F.





Proses Pengajian pengkajian IPA dan Suasana di intern Kelas

Proses penataran


diawali dengan

membaca basmallah


bersama terlebih lewat yang dipimpin oleh ketua kelas. Selepas

itu

radu, temperatur mengawali proses pembelajaran dengan mengabsen kehadiran petatar didik

.

Pertama, temperatur kelas meminta pelajar didik kerjakan menyiagakan perlengkapan membiasakan mereka dan memberikan penjelasan tentang materi yang akan dikaji. Kegiatan inti diawali dengan penjelasan hawa tentang materi penataran melangkahi metode orasi. Bilamana guru memberikan penjelasan materi

anak sudah adv minim mengetahui tentang materi, karena pada pertemuan sebelumnya guru telah menyuruh anak untuk membiasakan malar-malar adv amat, sehingga suhu doang mengklarifikasi dengan waktu yang ringkas. Sehabis itu guru menggunakkan metode soal jawab, guru menanyakan kepada pelajar akan halnya materi nan belum dipahami siswa. Kemudian siswa ada yang menanya namun juga suka-suka yang diam. Setelah metode tersebut selesai, guru memperalat metode urun rembuk, peserta disuruh bergerombol yang terdiri dari empat anak, murid lagi sekaligus bergegas bagi membentuk kerubungan dan duduk saling terus-terang sesama anggota kerubungan. Kemudian suhu memberikan soal sesuai dengan materi yang tadi dijelaskan dan yang telah dipelajari siswa sebelumnya. Siswa langsung berpolemik dengan kelompoknya, semata-mata dalam diskusi tersebut lebih di dominasi berusul siswa yang aktif, siswa yang pendiam hanya mengawasi saja. Sesudah semuanya selesai kemudian hawa mengarak bikin di bahas bersama-sama.



G.





Evaluasi Penataran


1.



Guri teori

Evaluasi yakni suatu proses yang sistematis untuk menentukkan atau mewujudkan keputusan sebatas sejauh mana intensi-tujuan pembimbing telah dicapai makanya siswa. Kerangka evaluasi bisa substansial validasi maupun non pembenaran.


2.



Hasil Observasi

Evaluasi yang dilakukan guru kelas

3 di SD Area Wonokerto Kunarpa

pasca- proses penerimaan dilakukan adalah dengan anugerah soal. Tanya tersebut harus diselesaikan maka dari itu petatar ajar sebagai bentuk perbaikan.


PENUTUP



A.





Simpulan

Bersendikan hasil observasi nan dilakukan di SD Negeri


Wonokerto 01 Buntang
, diperoleh data:


1.



Dalam menerapkan proses pembelajaran, suhu memperalat perangkat pembelajaran sebagai kerangka cermin bagi mencapai intensi penataran.


2.



Metode dan media pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pendedahan IPA disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan dan dibuat menggandeng agar pesuluh lebih mudah menguasai materi pembelajaran.



B.





Saran

Mata tutorial IPA merupakan salah satu ain pelajaran daya yang harus dikuasai maka dari itu pesuluh bimbing. Temperatur harus menerapkan

model,

metode dan sarana pembelajaran nan tepat agar intensi pendedahan yang disusun dalam perangkat penerimaan dapat terjangkau dengan hasil yang memuaskan merupakan petatar ajar dapat memintasi materi kerumahtanggaan penataran.



DAFTAR PUSTAKA

Setijowati, Niraksara. 2016.
Politik Penerimaan SD (Implementasi KTSP dan






Kurikulum 2013).


Yogyakarta: K-Media.

Sapriati, Amalia. dkk. 2009. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universtas Terbuka Kementrian Pendidikan kewarganegaraan.


Suplemen



A.





Silabus










B.





Evaluasi










C.





Proses Pembelajaran















Source: http://rumahpgsd.blogspot.com/2018/09/laporan-hasil-observasi-pendidikan-ipa.html

Posted by: skycrepers.com