Contoh Implementasi Proses Pembelajaran Jigsaw Matematika Untuk Anak Sd
Dalam kegiatan sehari – hari, petatar pelahap terlibat privat kegiatan yang berhubungan dengan matematika. Tetapi pada kenyataannya, pembelajaran ilmu hitung yang dilaksanakan guru di SD masih lebih menitikberatkan pada tutorial pertanyaan beralaskan komplet maupun rumus. Kejadian ini menyebabkan pengetahuan yang diperoleh peserta sahaja bersifat verbal, bukan pengertian, sehingga kesadaran murid rendah, hasil belajar terbatas, pengumuman nan diperoleh tidak bersiteguh dalam waktu nan lama (mudah terlupakan), peserta menjadi bosan, tidak responsif dan bahkan menjadi bukan gemar dengan tutorial matematika. Peserta merasa takut dengan pembelajaran ilmu hitung. Siswa menjadi pasif dan rendah berinteraksi dengan
teman
.
Pemahaman materi abnormal sehingga siswa kesulitan ketika menghadapi pertanyaan dengan nilai atau gambar berlainan.
Kondisi pembelajaran yang
demikian, memerlukan pertukaran kamil pembelajaran yang dilakukan hawa seyogiannya
mampu meningkatkan hasil sparing dan aktivitas peserta ke arah yang lebih baik.
Rumusan keburukan kerumahtanggaan penelitian ini yaitu apakah penerapan lengkap penerimaan
kooperatif variasi jigsaw dapat meningkatkan
hasil membiasakan matematika akan halnya luas bangun pergaulan pada murid kelas VI SDN 1 Bruno.
Subjek pecah penelitian ini yaitu siswa kelas V
I
SD Area
1 Bruno
tahun latihan 2017/2018 yang berjumlah 21 orang. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pendirian pengumpulan data dilakukan
melalui validasi, pengamatan aktivitas sparing siswa, serta performansi guru saat
pembelajaran berlanjut. Indeks keberhasilan penelitian ini yaitu rata-rata nilai
hasil membiasakan siswa sama dengan 72, dengan persentase ketuntasan minimal 75%,
keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran minimal 75%, dan skor performansi
guru paling kecil B
(71).
Hasil penekanan menunjukkan bahwa pada siklus I umumnya nilai hasil sparing
siswa 73,95 dengan ketuntasan membiasakan klasikal 73,69%, keaktifan siswa privat proses
penerimaan sebesar 74,60% dengan kriteria tinggi, dan nilai performansi guru
85,21 (A). Sreg siklus II rata-rata nilai hasil belajar siswa 81,84 dengan ketuntasan
belajar klasikal 78,95%, keaktifan siswa dalam proses pengajian pengkajian 81,47% dengan
kriteria lampau tinggi, dan angka performansi guru 92,86 (A). Hasil tersebut
menunjukkan adanya kenaikan dari siklus I ke siklus II. Bersendikan hasil yang
diperoleh, dapat diambil simpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
terbukti dapat meningkatkan hasil dan aktivitas berlatih petatar, serta performansi
guru.
Kata Kiat:
Jigsaw
, Hasil
belajar, Luas Bangun Perantaraan
Source: http://eproceedings.umpwr.ac.id/index.php/sendika/article/view/336
Posted by: skycrepers.com