Contoh Implementasi Teori Dienes Kelas 5 Pada Pembelajaran Matematika Sd
Teori Penguatan Skinner | Kegiatan proses membiasakan mengajar di sekolah merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu yaitu mendapatkan persilihan tingkah kayun secara ingat.
Terjadinya proses berlatih boleh diidentifikasi dari interaksi nan dilakukan makanya pesuluh dengan lingkungannya selama membiasakan. Para ahli psikologi cenderung kerjakan menggunakan pola-pola tingkah laku manusia sebagai suatu model yang menjadi prinsip-prinsip belajar atau sahih disebut teori belajar.
Di dalam teori membiasakan terkandung dua hal yaitu:
1. Penjelasan mengenai apa nan terjadi dan diharapkan terjadi puas pesuluh didik,
2. Penjelasan adapun kemampuan jauhari peserta didik tentang hal-hal yang dapat dipikirkan pada jiwa tertentu.
Adapun yang dimaksud dengan teori mengajar yaitu satu model nan berisi cara-mandu awam adapun bagaimana mudahmudahan mengajar siswa.
Pada teori mengajar terdapat dua hal kancing yaitu:
1. Prosedur mengajar
2. Pamrih mengajar.
Terserah tiga diseminasi raksasa nan sepanjang ini dikenal n domestik teori membiasakan-mengajar, yakni:
1. Psikologi Tingkah-Laku (Behaviorism),
2. Psikologi Gestalt, dan
3. Psikologi Kognitif (Constructivism)
Pada tulisan mungkin ini saya kan menfokuskan pada keseleo satu teori belajar mengajar psikologi tingkah laku yaitu Teori Penguatan yang dipelopori oleh B. F. Skinner
Skinner merupakan riuk suatu pengikut paham psikologi tingkah-laris yang sangat mempengaruhi para ahli psikologi maju. Skinner mengembangkan teori belajarnya juga berasal hasil percobaan-percobaannya dengan menunggangi hewan. Hasil percobaan-percobaannya dan amatan ilmiahnya mengenai tingkah laris memiliki implikasi yang sangat besar dalam proses berlatih mengajar (Bell, 1981:148).
Berusul percobaannya, Skinner menyimpulkan bahwa kita dapat membuat tingkah larap manusia melewati yuridiksi kondisi lingkungan (operant conditioning) dan penguatan.
Di intern proses penelaahan, guru harus menyampaikan bahan pelajaran sedemikian rupa (misalnya dengan mengajukan pertanyaan secara verbal) sehingga murid menerimakan respon terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Selanjutnya hawa memberi penstabilan terhadap respon nan diberikan maka dari itu siswa dan pemantapan ini juga adalah stimulus lakukan memantapkan respon sebelumnya ataupun mengutarakan respon yang tak.
Untuk lebih memahami penerapan pengaturan kondisi lingkungan dan penguatan dalam pembelajaran, perhatikan ilustrasi akan halnya situasi kegiatan pendedahan berikut:
Situasi 1.
Guru : “Amir, apa nan dimaksud dengan a3?”
Amir : diam (tidak memberikan respon)
Hawa : “Nah anak-momongan, tampaknya Amir sudah lupa bagaimana ia harus wicara?” (Kelas bawah menjadi gaduh karena seluruh siswa tertawa dan wajah Amir menjadi merah karena sipu)
Situasi 2.
Guru : “Amir, segala apa yang dimaksud dengan a3?”
Amir : diam (tidak memberikan respon)
Guru : “Baiklah, rupanya Amir sedang berusaha mengingat dan saya berpengharapan Amir dapat menjawabnya.”
(Kemudian Amir berusaha menjawab dan dengan bimbingan guru akhirnya Amir dapat menjawab dan lain merasa malu malah ia merasa dapat menjawab pertanyaan temperatur dengan baik).
Kedua situasi sparing di atas merupakan contoh
operant conditioning
yang keduanya menghasilkan respon berlatih. Namun, pada situasi permulaan pengukuhan yang diberikan hawa terhadap respon siswa (bungkam) merupakan stimulus nan mengedepankan respon belajar nan tidak dikehendaki. Sedang pada situasi kedua pemantapan yang diberikan guru terhadap respon siswa (diam) yakni stimulus yang memunculkan respon belajar yang dikehendaki.
Berusul kedua keadaan belajar di atas tampak bahwa respon peserta didik terhadap stimulus nan diberikan bukan selalu secara otomatis menampilkan tingkah laris yang sesuai dengan segala apa yang ingin dicapai.
Untuk bertambah jelas perhatikan arketipe pembelajaran adapun memperkirakan hasil perhitungan dari perbanyakan dua ketentuan desimal berikut.
Perkirakan hasil kalkulasi: 61,403 x 0,0041
Langkah-langkah yang disusun untuk menjawab tanya di atas adalah sebagai berikut.
Langkah 1.
Dekatilah kedua qada dan qadar tersebut dengan membulatkan hingga suatu angka
signifikan. ………………………………………………………… 60 x 0,004
Awalan 2.
Tulislah dalam suratan baku …………………………………6 x 101
x 4 x 10-3
Langkah 3.
Kelompokkan kodrat-bilangan tersebut ………………… 6 x 4 x 101
x 10-3
Langkah 4.
Hitunglah hasilnya ………………………………………………… 24 x 10-2
Awalan 5.
Tulislah dalam buram desimal …………………………………. 0,24
Jadi jawabnya ………………………………………… 61,403 x 0,0041
»
0,24
Skinner membagi penguatan ini menjadi dua: (1) pengukuhan positif dan (2) penguatan merusak.
Pemantapan positif sebagai stimulus, apabila penyajiannya mengiringi suatu tingkah laku siswa yang cenderung bisa meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu, peristiwa ini penting tingkahlaku tersebut diperkuat. Kodrat aktual pujian yang diberikan temperatur kepada petatar nan menjawab cak bertanya dengan baik yakni contoh penguatan positif.
Reaksi (ucapan ataupun perbuatan) guru yang bukan menyabarkan pelajar didik yang mengiringi kegagalan siswa dalam menjawab pertanyaan guru maupun siswa yang bungkam (tidak menjawab) tanya guru, juga merupakan sempurna penguatan positif.
Sedangkan penguatan merusak adalah stimulus yang dihilangkan/dihapuskan karena cendrung memerdukan tingkah laku. Contohnya, perhatian peserta privat mengikuti pelajaran ilmu hitung dapat ditingkatkan dengan menghilangkan stimulus yang mengganggu pemfokusan pelajar seperti suara gempita, tindakan pelajar yang mengacau, maupun tingkah (gerak-gerik) master yang abnormal baik (Bell, 1981; Hudojo, 1990).
Demikian salah satu teori pembelajaran matematika yang bisa saya bagikan. Semoga ada manfaatnya. Syukur sudah lalu berkunjung dan membaca sampai akhir. Salam.
Source: https://www.matematrick.com/2016/05/teori-pembelajaran-matematika-teori.html
Posted by: skycrepers.com