Contoh Penyusunan Satuan Pembelajaran Terpadu Di Sd
MAKALAH
PERENCANAAN PEMBELAJARAN TERPADU
Disusun untuk menunaikan janji tugas Pembelajaran Terpadu
Dosen Wali: Drs. Noto Suharto, M.Pd.
maka dari itu :
Wangsit Dwi Prastuti 1401411535
Husnun Nisa’ 1401411537
Etika Rahmawati 1401411538
Novita Yuliastuti 1401411541
Manendha Rimadhiana Sari 1401411544
6E
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH Bawah
FAKULTAS Didaktik
UNIVERSITAS Provinsi SEMARANG
2014
Gapura I
PENDAHULUAN
Idealnya, model pembelajaran terpadu bertolak dan dikembangkan semenjak kurikulum yang sudah terpadu ( integrated curriculum ). Namun n domestik pendidikan di Indonesia, biasanya kurikulum itu sudah dikembangkan ke privat berbagai indra penglihatan pelajaran yang terpisah satu separas lainnya. Keuntungan dalam pelaksanaan penelaahan terpadu pada tingkat sekolah bawah yaitu dengan adanya penerapan system guru kelas, dimana dengan pengalamannya mengajarkan seluruh mata pelajaran, guru bias lebih cepat melihat keterhubungan kompetensi pangkal dan indicator antar mata pelajaran. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran terpadu ini sangat ditentukan bagaimana kemampuan suhu privat menyusun perancangan dan scenario pembelajaran yang tepat dan dikemas dengan memperhatikan karakteristik siswa.
Pada dasarnya sebagian osean temperatur di indonesia belum menerapkan pembelajaran terpadu, tidak seperti mana di negara-negara bertamadun yang kebanyakan sudah menerapkan pembelajaran terpadu dalam pengajaranya. Lakukan itu sebaiknya guru menerapkan pembelajaran terpadu, karena kita tahu bahwa keefektifan dari pembelajaran terpadu dahulu baik lakukan peserta didik dilihat dari efektivitas dan efisiensi. Dalam referat ini kami menjabarkan cacat adapun perencanaan pembelajaran terpadu
1.
Bagaimana strategi pembelajaran terpadu?
2.
Bagaimana persiapan-langkah penerimaan terpadu?
3.
Bagaimana cara penyusunan silabus dan perlengkapan pembelajaran?
1.
Mengerti garis haluan pembelajaran terpadu
2.
Mengetahui langkah-langkah penerimaan terpadu
3.
Mengetahui cara penyusunan silabus dan perngkat pembelajaran
Ki II
PEMBAHASAN
A.
STRATEGI Penerimaan TERPADU
Privat pembelajaran terpadu sendiri membutuhkan suatu strategi sreg detik pengaplikasian di papan bawah. Tentunya strategi yang digunakan bermakna bakal mengaras maksud penelaahan. Pembelajaran terpadu dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu memadukan petatar dan memadukan materi-materi dari mata cak bimbingan-indra penglihatan pelajaran.
1.
Integrasi melampaui pemaduan siswa
Cara ini memadukan beberapa kelas menjadi satu papan bawah, sehingga suatu pembelajaran kelas diikuti oleh kian dari satu tingkat usia siswa. Misalnya kelas bawah 1 dan kelas 2 SD diajar matematika spontan. Kaidah ini tentunya memerlukan keahlian guru untuk memberikan tugas yang bertingkat sehingga siswa belajar dari yang mudah membidik tingkat yang kian sulit. Siswa kelas 1 bisa belajar pecah peserta yang lebih tua dan lebih pengetahuannya, sedangkan pesuluh nan makin gaek (inferior 2) dapat mengajarkan pengetahuannya kepada siswa yang makin muda.
2.
Integrasi meteri/mata tuntunan
Prinsip ini memadukan meteri bermula beberapa ain cak bimbingan dalam satu kesatuan kegiatan pendedahan. Dalam satu kegiatan pengajian pengkajian siswa belajar berbagai ragam indra penglihatan pelajaran misal ilmu hitung, bahasa, IPA, dan IPS. Pendirian ini biasanya dilakukan dengan memadukan topik-topik (tema-tema) menjadi suatu kesatuan tema yang disebut tematik unit. Tematik unit merupakan perantaraan tema nan dikembangkan berpangkal suatu tema dasar. Sedangkan tema radiks merupakan pilihan atau kesepakatan antara guru dengan siswa berdasarkan kajian keseharian yang dialami siswa denga orientasi pecah materi-materi yang terserah pada kurikulum. Lebih jauh tema dasar tersebut dikembangkan menjadi benyak tema yang disebut unit tema (subtema).
B.
Langkah-Anju PERENCANAAN Penataran TERPADU
Ekspansi penerimaan terpadu dapat nyata contoh, permintaan, pemahaman, analisis, dan evaluasi. Konsep-konsep dapat dipadukan semenjak semester yang berbeda nan pembelajarannya boleh dilaksanakan pada semester yang selevel dengan tidak menghindari standar kompetensi dan kompetensi bawah sreg semester lainnya. Terserah berbagai konseptual kerumahtanggaan melebarkan penelaahan Terpadu yang bisa dilihat pada silsilah penyusunan perencanaan pembelajaran terpadu berikut ini:
Gambar 1. Diagram Alur Penyusunan Perencanaan Pengajian pengkajian Terpadu
Ancang 1:
Menetapkan bidang kajian yang akan dipadukan. Pada saat menetapkan beberapa meres kajian yang akan dipadukan sepatutnya sudah disertai dengan alasan atau rasional nan berkaitan dengan pencapaian barometer kompetensi dan kompetensi dasar oleh peserta pelihara dan kebermaknaan belajar.
Anju 2:
Ancang berikutnya dalam pengembangan kamil pengajian pengkajian terpadu adalah mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar dari bidang kajian yang akan dipadukan dan melakukan pemetaan sreg semua Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bidang kajian per kelas bawah yang dapat dipadukan. Kegiatan pemetaan ini dilakukan kerjakan memperoleh gambaran secara universal dan utuh. Beberapa suratan dalam pemetaan Kompetensi Radiks dalam pengembangan model pendedahan terpadu adalah sebagai berikut.
1.
Mengidentifikasikan beberapa Kompetensi Radiks intern majemuk Standar Kompetensi nan memiliki potensi buat dipadukan.
2.
Beberapa Kompetensi Asal nan tidak berpotensi dipadukan, jangan dipaksakan bakal dipadukan dalam pembelajaran.
Kompetensi Dasar yang tak diintegrasikan dibelajarkan/disajikan secara tersendiri.
3.
Kompetensi Dasar dipetakan tidak harus berasal mulai sejak semua Standar Kompetensi yang suka-suka puas indra penglihatan cak bimbingan puas papan bawah yang sama, melainkan memungkinkan sekadar dua alias tiga Kompetensi Dasar cuma.
4.
Kompetensi Dasar yang sudah lalu dipetakan dalam satu topik/tema masih boleh dipetakan dengan topik/tema lainnya.
Langkah 3:
Setelah pemetaan Kompetensi Radiks selesai, langkah lebih jauh dilakukan penentuan tema pemersatu antar-Patokan Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Tema yang dipilih harus relevan dengan Kompetensi Asal yang telah dipetakan dan dapat dirumuskan dengan melihat isu-isu yang terkini, misalnya penyakit demam berdarah, HIV/AIDS, dan lainnya, kemudian baru dilihat koneksitasnya dengan kompetensi dasar bermula beraneka macam latar kajian.
Dengan demikian, dalam satu mata pelajaran pada suatu tingkatan kelas bawah terdapat sejumlah topik nan akan dibahas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan topik/tema pada pembelajaran terpadu antara lain meliputi hal-hal berikut.
1.
Tema, dalam pembelajaran terpadu, merupakan perekat antar-Kompetensi Dasar nan terwalak dalam bidang analisis.
2.
Tema yang ditentukan selain relevan dengan Kompetensi-kompetensi Pangkal nan terdapat internal satu tingkatan kelas, juga sebaiknya relevan dengan pengalaman pribadi murid didik, internal arti sesuai dengan keadaan lingkungan setempat.
3.
Dalam menentukan topik, isu sentral yang medium berkembang saat ini, dapat menjadi prioritas yang dipilih dengan tidak mengabaikan keterkaitan antar-Kompetensi Asal plong bidang kajian yang telah dipetakan.
Persiapan 4:
Membuat matriks keterhubungan kompetensi dasar dan tema/topik pemersatu. Tujuannya ialah buat menunjukkan kaitan antara tema/topik dengan kompetensi pangkal yang bisa dipadukan.
Awalan 5:
Setelah membuat matriks keterhubungan kompetensi radiks dan tema pemersatu, maka Kompetensi-kompetensi Dasar tersebut dijabarkan ke dalam penanda pencapaian hasil belajar yang nantinya digunakan untuk penyusunan silabus.
Awalan 6:
Menyusun silabus pembelajaran terpadu, dikembangkan dari bermacam-macam indikator bidang kajian menjadi bilang kegiatan pembelajaran yang konsep keterpaduan atau keterkaitan menyatu antara beberapa rataan amatan. Komponen penyusunan silabus terdiri dari Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian, dan Sumur Belajar.
Langkah 7:
Selepas teridentifikasi peta Kompetensi Bawah dan tema nan terpadu, selanjutnya adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
Pada pembelajaran terpadu, sesuai dengan Kriteria Isi, keterpaduan terletak pada strategi pembelajaran. Hal ini disebabkan Patokan Kompetensi dan Kompetensi Sumber akar telah ditentukan kerumahtanggaan Standar Isi Rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut adalah realisasi dari pengalaman berlatih pelajar didik yang telah ditentukan pada silabus pembelajaran terpadu.
Komponennya terdiri atas: identitas mata pelajaran, Kompetensi Pangkal yang hendak dicapai, materi pokok beserta uraiannya, langkah penerimaan, radas ki alat nan digunakan, penilaian dan tindak lanjut, serta perigi incaran yang digunakan.
Langkah-anju penelaahan terpadu separas halnya dengan awalan-langkah pembelajaran pada umumnya, yang menghampari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Langkah- langkah tersebut tidak bersifat statis,namun berkepribadian dinamis, luwes, fleksibel, dan boleh diakomodasikan semenjak berbagai acuan pembelajaran.
Tahap Perencanaan
Perencanaan ialah kegiatan penentuan tentang apa yang akan dibutuhkan dalam gambar oencapaian tuuan. Mengenai perencanaan pencekokan pendoktrinan berarti suatu penerapan yang rasional dari amatan system proses jalan pendidikan dengan intensi agar pendidikan berlangsung secara fektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan harapan peserta didik dan publik. N domestik tahap perencanaan pembelajaran terrpadu terwalak sejumlah persiapan yang harus ditempuh, antara enggak :
-
Menentukan macam netra tuntunan.
Menentukan jenis mata pelajaran dilakukan sesudah menciptakan menjadikan petakompetensi dasar secara mendunia pada semua mata pelajaran yang akan diajarkan dengan mengintegrasikan materi penelaahan. N domestik menargetkan netra pelajaran yang akan dipadukan hendaknya mempunyai alas an dengan pencapaian kompetensi pangkal oleh siswa dan kebermaknaan berlatih.
2.
Penetapan kompetensi sumber akar
Pada strata ini dilakukan identifikasi kompetensi dasar sreg strata kelas dan semester nan sama berpangkal setiap mata pelajaran yang akan dipadukan dengan menggunakan tema pemersatu, akan belaka sampai-sampai dahulu menetukan aspek terbit setiap mata pelajaran yang akan dipadukan.
3.
Menentukan hasil belajar dan indicator
Kegiatan yang dilakukan dalam strata ini adalah mempelajari dan menentukan hasil belajar dari masing-masing ain pelajaran. Penentuan hasil belajar bertujuan sebagai petunjuk tentang perubahan perilaku yang akan dicapai oleh peserta didik berkaitan dengan kegiatan belajar yang dilakukan sesuai dengan kompetensi radiks dan materi. Sedangkan penentuan indicator bertujuan sebagai adanya stempel label yang menunjukkan terjadiya transisi perilaku lega diri peserta bimbing.
Tema adalah gagasan pokok alias rahasia manah nan menjadi pusat pembicaraan atau bahasan. Dalam pembelajaran terpadu penentuan tema yaitu peristiwa yang adv amat berguna, karena dengan adanya tema materi pelajaran bisa dipadukan.
Dalam penentuan tema pembelajaran, khususnya sreg strata sekolah pangkal, tema yang dipilih harus disesuaikan dengan usia, kronologi peserta, minat, dan kemampuan peserta didik, selain itu tema harus dipilih berkaitan dengan lingkungan terdekat siswa dan dipilih berpokok hal nan kongkrit mendatangi peristiwa abstrak. Selain itu tema yang dipilih harus dapat mengakomodasi beberapa mata tuntunan, seperti contohnya suatu tema mengakomodasi mata pelajaran agama, social, sains, dan lain-bukan, jadi tema pembelajaran bias berfariasi.
5.
Pemetaan
keterhubungan kompetensi dasar dengan nama pemersatu.
Pemetaan keterhubungan kompetensi bawah dengan tema pemersatu dapat dilakukan dengan takhlik matriks jaringan topic yang mencela kaitan antara tema pemersatu dengan kompetensi dasar berpangkal setiap alat penglihatan cak bimbingan. N domestik pemetaan tersebut juga tampak pernah tema pemersatu dengan hasil berlatih yang harus dicapai peserta berikut indicator.
6.
Penyusunan silabus
Silabus yaitu rencana pembelajaran lega satu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencengap patokan kompetensi, kompetensi dasar, materi pelajaran, indicator, penilaian, alokasi waktu, dan mata air belajar yang dikembangkan maka dari itu eceran pendidikan, khususnya pada pemberlakuan kurikulum tingkat ketengan pendidikan. Dalam implementasi KTSP, peluasan silabus harus sesuai dengan perinsip ilmiah, relevan, lentur, kelangsungan, konsisten, memadai, dan efisien. Peluasan silabus intern penelaahan terpadu disusun dengan menuding komponen-komponen yang sudah lalu ditentukan privat tahapan-tahapan sebelumnya, komponen-suku cadang tersebut dijadikan dasar pengembangan silabus.
C.
SILABUS DAN Peranti PEMBELAJARAN
Sebelum guru mengerjakan pembelajaran di sekolah, guru harus mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal-kejadian yang diperlukan maka itu temperatur diantaranya adalah wahana pembelajaran, materi pembelajaran dan ki memenungkan alat angkut pembelajaran yang dibutuhkan dalam penerimaan. Hanya ada keadaan yang paling utama yang teradat dipersiapkan maka dari itu guru adalah mempersiapkan organ pembelajaran perumpamaan bekal atau panduan untuk mengajar. Perangkat pembelajaran merupakan berupa silabus, prota, promes, alokasi waktu, RPP/SAP.
Pengertian silabus menurut Salim (1987) merupakan garis segara, ringkasan, ringkasan, atau sub pokok-pokok isi atau materi pembelajaran. Silabus juga bisa diartikan bagaikan satu produk pengembangan kurikulum maujud penjabaran seterusnya dari barometer kompetensi dan kompetensi dasar nan mau dicapai, dan pusat-pokok serta uraian materi nan wajib dipelajari siswa dalam rangka pencapaian standar kompetensi dan kompetensi radiks. Di dalam silabus, akan menjawab pertanyaan: Segala apa yang diajarkan, Bagaimana cara mengajarkannya dan Bagaimana pendirian mengarifi pencapaiannya.
Tabel 1
CONTOH Format SILABUS
Nama Sekolah :
Netra Tuntunan :
Kelas/ Smt. :
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar |
Materi Kiat |
Asam garam Belajar |
Indikator |
Penilaian |
Alokasi Waktu |
Mata air/ Bahan/ Radas |
Tegal, 2014
Guru Kelas bawah
Tahap nan kedua yakni membuat amatan alokasi hari. Setelah silabus dibuat, maka tahap lebih lanjut yang harus dilakukan temperatur adalah menentukan alokasi periode bikin satu semester internal masa perminggunya. Alokasi Masa adalah pelacakan besaran minggu dalam semester/ perian tutorial tersapu dengan pengusahaan perian pembelajaran pada indra penglihatan pelajaran tertentu.
Alokasi waktu ada 2 macam yakni kajian alokasi masa banyaknya minggu efektif kerumahtanggaan satu semester kerjakan per-minggunya kegiatan pembelajaran akan dilakukan. Sedangkan amatan alokasi periode banyaknya jam efektif semester gasal ataupun genap privat kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
Kepastian jumlah pekan efektif pada semester atau periode tuntunan akan memudahkan suhu internal menyebarkan jam kursus puas setiap latihan yang telah dipetakan sebelumnya.
Hal nan teradat diperhatikan suhu dalam amatan alokasi waktu ialah sebagai berikut:
·
Penentuan jumlah ahad pada setiap rembulan dalam semester/tahun pelajaran dengan mengintai kalender umum
·
Penentuan jumlah minggu yang tidak efektif sreg setiap wulan alias semester/perian pelajaran dengan mengaram kalender pendidikan.
·
Penentuan jumlah minggu yang efektif sreg setiap bulan intern semester/tahun pelajaran dengan melihat takwim pendidikan.
·
Penyerantaan total jam pelajaran pada setiap unit tutorial nan telah dipetakan sebelumnya (liat hasil pemetaan kompetensi dasar per unit).
·
Pembagian jam pelajaran untuk ulangan harian (kalau suka-suka), ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester.
·
Pembagian kuantitas perian atau jam latihan efektif (privat satu tahun ataupun satu semester ) kesemua unit secara sekufu dan semua jenis ulangan.
Tabel 2
Arketipe FORMAT Kajian ALOKASI WAKTU
I.
Banyaknya minggu dalam satu semester: … minggu.
Mata Pelajaran :
Inferior/ Smt. :
Periode Pelajaran :
Besaran Jam :
No. |
Wulan |
Jumlah Pekan Keseluruhan |
Kuantitas Ahad Efektif |
Jumlah Minggu Enggak Efektif |
Jumlah |
Tegal, … 2014
Mengetahui,
Penasihat Sekolah Temperatur Ain Pelajaran
Tabulasi 3
II.
Banyaknya jam efektif semester gasal/genap:
Ain Latihan :
Kelas/ Smt. :
Hari Latihan :
Jumlah Jam :
No. |
Uraian/ materi Pembelajaran Sosi |
Alokasi Musim |
Jumlah |
Tegal, … 2014
Mengerti,
Penasihat Sekolah Guru Mata Pelajaran
Tahap lebih lanjut yang harus disusun olah guru adalah prota dan promes. Setelah prnyusunan alokasi tahun mingguan dan jam mengajaryang efektif, dilanjutkan dengan mengekspresikan prota dan promes lakukan pendedahan.
Prota (Program Tahunan) yakni tulangtulangan penetapan alokasi waktu satu waktu untuk mencapai maksud (SK dan KD) yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar nan suka-suka intern kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswa. Penentuan alokasi waktu ditentukan puas jumlah jam pelajaran sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku serta keluasan materi nan harus dikuasai maka dari itu murid.
Promes (Program Semester) adalah satuan masa yang digunakan cak bagi penyelenggaraan programa pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan buat penyelenggaraan program pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam semester itu adalah kegiatan bertatap, pratikum, keraja lapangan, mid semester, ujian semester dan berbagai rupa kegiatan lainya yang diberi penilaian keberhasilan.
Prota dan promes secara umum adalah rencana umum penelaahan indra penglihatan pelajaran setelah diketahui kepastian jumlah jam efektif kerumahtanggaan satu tahun/ semester.
Tabel 4
CONTOH Format PROGRAM TAHUNAN (PROTA) DAN PROGRAM SEMESTER (PROMES)
Mata Pelajaran :
Satuan Pendidikan :
Kelas :
Masa Pendidikan :
Semester |
Kompetensi Dasar |
Materi Pembelajaran Pokok |
Alokasi Perian |
Tegal, … 2014
Mengetahui,
Penasihat Sekolah Guru Mata Kursus
Tahap selanjutnya yang harus dilakukan oleh guru setelah membuat silabus, menyusun alokasi tahun, prota dan promes, selanjutnya adalah menyusun RPP/SAP. RPP yakni rancangan pemebelajaran alat penglihatan pelajaran per unit nan akan diterapkan suhu intern penelaahan di kelas. Biasanya RPP dibuat untuk setiap satu kali pertemuan dengan segala persiapannya.
Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran terpadu di inferior perlu disusun satu satuan penelaahan terpadu. Komponen runcitruncit pembelajaran terpadu meliputi :
a.
Identitas mata les (tera mata cak bimbingan yang akan dipadukan, kelas, semester, dan hari pertemuan yang dialokasikan)
b.
Kompetensi dasar nan hendak dicapai
c.
Materi buku beserta uraiannya yang terbiasa dipelajari petatar n domestik rangka mencapai kompetensi bawah
d.
Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan pelajar intern berinteraksi dengan materi pembelajaran dan perigi elajar untuk tanggulang kompetensi sumber akar)
e.
Peranti dan kendaraan yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar
f.
Penilaian dan tindaklanjut
g.
Mata air bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran terpadu sesuai dengan kompetensi dasar nan harus dikuasai.
Tabulasi 5
Teladan Ukuran Kerangka PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP
)
Satuan Pendidikan :
Netra Pelajaran :
Tema :
Kelas bawah/ Semester :
Standar Kompetensi :
Kompetensi Pangkal :
Parameter :
Alokasi Musim : … x … menit (…pertemuan)
D.
Langkah-langkah Kegiata Pengajian pengkajian
Pertemuan 1
Kegiatan Awal: (dilengkapi dengan alokasi musim)
Kegiatan Inti: (dilengkapi dengan alokasi hari)
Kegiatan Penutup: (dilengkapi dengan alokasi waktu)
Pertemuan 2
Dan lebih lanjut
E.
Sumber Membiasakan (disebutkan secara konkrit)
Teknik
Bentuk Perabot
Hipotetis Instrumen (soal/ tugas)
(ditambahkan kunci jawaban alias pedoman penilaian)
Ladang, … 2014
Mengetahui,
Superior Sekolah Hawa Mata Pelajaran
Gerbang III
Penutup
Penelaahan terpadu yang dapat dilihat padaalur penyusunan perencanaan penelaahan terpadu berikut ini :
Mudah-mudahan guru kian jeli n domestik proses pembelajaran dimana pendedahan terpadu lebih efektif dan efisien privat membelajarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Resmini Novi dkk, 2009. Pengajian pengkajian Terpadu di SD, Jakarta : Universitas Melenggong
Source: https://ayoe29.blogspot.com/2014/03/perencanaan-pembelajaran-terpadu.html
Posted by: skycrepers.com