Contoh Pkp Sd Mata Pelajaran Pkp



Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP ) UT PGSD



LAPORAN PKP


UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Melangkahi Pendayagunaan MEDIA GAMBAR Pada MATERI Lengkap LINGKUNGAN Umbul-umbul DAN Mileu Imitasi Inferior III



DI SDN BOJONG 03 KECAMATAN PAMEUNGPEUK



KABUPATEN GARUT

Diajukan bagi memenuhi keseleo satu syarat privat mata kuliah

Pengukuhan Kemampuan Profesional (PKP)

(

PDGK 4501

)


Tutor :



Dr. NUGRAHA SUHARTO, S.Sos.M.Pd


DISUSUN Maka itu:


NAMA
:



ABDUL ROFI MUSTAWAN


NIM
:



823 207 976


KELAS
: B


PRORAM Pengkhususan
: S1. PGSD



POKJAR
: P



ASUNDAN – GARUT


MASA REGISTRASI
:



201


6.1


UNIVERSITAS Mangap


UPBJJ BANDUNG


20


1


6


Makao PENGESAHAN




LAPORAN HASIL Perombakan Pengajian pengkajian

Nama Mahasiswa




: ABDUL ROFI MUSTAWAN

NIM




: 823207976

Program Pengkajian




: S1 PGSD

Arena Mengajar




: SDN Bojong 03

Jumlah Siklus Penerimaan


: 2 Siklus

Hari dan Tanggal Pelaksanaan
: Siklus 1, Hari Selasa, Tanggal 26 April





Siklus 2, Waktu Selasa, Tanggal 10 Mei

Problem yang Merupakan Titik api Reformasi:


1.



Siswa banyak yang tidak memperhatikan saat pembelajaran IPS


2.



Kurangnya media pembelajaran dalam materi lingkungan bendera dan lingkungan sintetis.


3.



Siswa masih banyak yang tidak mencerna sempurna lingkungan alam dan lingkungan buatan.

Garut,29 Mei 2016

Menyetujui,

Pengawas 1,
Mahasiswa



Dr. NUGRAHA SUHARTO,S.Sos.M.Pd








ABDUL ROFI MUSTAWAN



NIP. 196706182001121001
NIM. 823207976


LEMBAR PERNYATAAN BEBAS Plagiat

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktik Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) nan saya susun umpama syarat untuk memenuhi mata lektur PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT) seluruhnya adalah hasil karya saya koteng.

Akan halnya bagian-bagian tertentu dalam penulisan pesiaran PKP yang saya kutip berbunga hasil karya orang lain sudah lalu dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, cara, dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila di kemudian musim ditemukan seluruh maupun sebagian informasi PKP ini enggak hasil karya saya sendiri maupun adanya plagiasi dalam babak-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik nan saya selempang sesuai dengan perundangundangan yang berperan.

Garut, 29 Mei 2016

Nan membuat pernyataan,

materai 6.000



ABDUL ROFI MUSTAWAN



NIM. 823207976






Kata sambutan

Puji syukur pena
eliti

panjatkan ke hadirat All

a
h SWT, atas segala limpahan nikmat, rahmat, dan karunia-Nya

sehingga peneliti dapat melaksanakan tindakan perbaikan pendedahan dalam usaha pertambahan prestasi belajar siswa dan menyelesaikan deklarasi ini untuk memenuhi tugas mata syarah Penstabilan Kemampuan Profesional (PKP) dengan baik, lancar dan tepat pada waktunya.



Siaran ini berisikan hasil perbaikan pendedahan IPS dengan kompetensi radiks “Menceritakan mileu duaja dan buatan di sekitar rumah dan sekolah” Kelas III lega semester 1 tahun pelajaran 2015/2016. Tindakan perombakan pembelajaran dilakukan di SDN Bojong 03 Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut.

Laporan

ini dapat terselesaikan mendapat habuan uluran tangan, didikan, pemberian motivasi bersumber semua pihak. Makanya karena itu lega kesempatan ini pen

eliti

mengucapkan songsong kasih dan penghargaan sebanyak-banyaknya kepada:




1.



Pengarah UPBJJ Bandung



4.



Pengelola UT Pokjar Garut Daerah tingkat



5.



Penasihat Sekolah SDN Bojong 03


Sepatutnya dengan bantuan, pimpinan dan dorongan yang sudah lalu Bapak, Ibu serta teman-rival berikan kepada peneliti boleh menjadi dedikasi ibadah serta mujur pahala yang sebabat dari Tuhan SWT.

Akhirnya peneliti bertekad mudah-mudahan deklarasi ini bermanfaat bakal pembaca demi khasiat di masa yang nanti.

Garut
, 29 Mei

20
16

Pena
eliti


DAFTAR ISI

LEMBAR Pengabsahan …………………………………………………………… i

LEMBAR PERNYATAAN Nonblok Plagiat ………………………………. ii

Perkenalan awal PENGANTAR ………………………………………………………………….. iii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. iv

DAFTAR Grafik ………………………………………………………………………… vi

DAFTAR Bagan ……………………………………………………………………. vii

DAFTAR Komplemen ………………………………………………………………… viii

ABSTRAK…………………………………………………………………………………… ix

Bab I PENDAHULUAN …………………………………………………………….. 1


A.



Satah Pinggul …………………………………………………………………. 1


1.



Identifikasi Masalah …………………………………………………….. 1


2.



Analisis Masalah …………………………………………………………. 2


3.



Pemecahan Komplikasi …………………………………………………….. 2


B.



Rumusan Problem …………………………………………………………….. 2


C.



Tujuan Investigasi Pembaruan Pembelajaran…………………………… . 3


D.



Manfaat Penelitian Reformasi Pengajian pengkajian …………………………. 3

BAB II KAJIAN Referensi ………………………………………………………… 5


A.



Media Pembelajaran …………………………………………………………. 5


1.



Denotasi Media Pembelajaran ……………………………………. 5


2.



Pengertian Kendaraan Susuk ……………………………………………. 6


B.



Pendedahan IPS …………………………………………………………….. 14


1.



Pengertian Penelaahan IPS …………………………………………14


2.



Intensi dan Manfaaat Pengajian pengkajian PS …………………………..14

Ki III PELAKSANAAN Pengkajian



Pembaruan Pendedahan ……………………………………..15


A.



Subjek, Tempat dan Perian Penelitian ………………………………….15


1.



Subjek Investigasi …………………………………………………………15


2.



Kancah Penelitian ………………………………………………………..16


3.



Waktu Penelitian …………………………………………………………16


B.



Desain Prosedur Perbaikan Pengajian pengkajian …………………………..17


C.



Teknik Analisis Data ……………………………………………………….17

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………18


A.



Deskripsi Hasil Penelitian Pembaruan Pembelajaran …………….18


B.



Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Penataran ……….. 18

Portal V KESIMPULAN DAN TINDAK Lanjut ………………………. 19


A.



Konklusi …………………………………………………………………… 19


B.



Saran Tindak Lanjut ………………………………………………………. 19

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….. 20

Adendum …………………………………………………………………………….. 20


DAFTAR Grafik


1.



Grafik 2 Persentase Nilai Pra Siklus


2.



Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Penelaahan Ilmu Pesiaran

Sosial


3.



Tabel 3 Daftar Nilai Siklus 1


4.



Grafik 4 Persentase Ponten Siklus II


DAFTAR Susuk


1.



Gambar 1 Gambar Gelanggang Penajaman Perbaikan Pembelajaran


2.



Bentuk 2 Gambar Desain Restorasi Pembelajaran


3.



Rang 3 Grafik Skor Siklus I


4.



Gambar 4 Grafik Nilai Siklus II


5.



Gambar 5

Pemeriksa Mengklarifikasi Materi Kepada Siswa



6.



Rajah 6 Peneliti Memberi Pengarahan Kepada Siswa



7.



Gambar 7 Siswa Mengerjakan Kegiatan Diskusi



8.



Kerangka 8 Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi



9.



Rencana 9 Tabulasi

Perkiraan Nilai Siklus I,

d
an Siklus II



DAFTAR Lampiran


1.



Lampiran 1 Surat Kesediaan Pengawas 2 Sebagai Pembimbing


2.



Lampiran Surat Pernyataan Mahasiswa


3.



Lampiran 2 RPP Perbaikan Siklus 1


4.



Apendiks 3 RPP Perbaikan Siklus 2


5.



Komplemen Lawai Kronik Pembimbingan


6.



Lampiran 4 Hasil Pekerjaan Pelajar terbaik dan terburuk


7.



Komplemen 5 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus 1


8.



Adendum 6 Foto Kegiatan Pendedahan Siklus 2


9.



Lampiran 7 Lembar Penilaian Kemampuan Merencanakan Perombakan Penataran (APKG-PKP 1)


10.



Tambahan 7 Kenur Penilaian Kemampuan Merencanakan Perbaikan Pembelajaran (APKG-PKP 2)


Mujarad



Penyelidikan ini dilatarbelakangi makanya rendahnya kemampuan siswa dalam mengerti paradigma lingkungan alam dan mileu tiruan pada mata tutorial Ilmu Pesiaran Sosial. Berdasarkan hasil observasi awal plong pembelajaran dan hasil tes akhir pada penelaahan Aji-aji Embaran Sosial kelas bawah III SDN Bojong 03 Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut siswa yang menguasai materi hanya (36


%).



Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan prosedur penerapannya ki alat buram bakal meningkatkan kemampuan murid privat menyebutkan paradigma lingkungan alam dan lingkungan buatan penataran Ilmu Pengetahuan Sosial. Subjek dalam penelitian ini yakni siswa kelas bawah III SDN Boojong 03 Kecamatan Pameungpeuk perian pelajaran 2015/2016 berjumlah 15 siswa, terdiri atas 10 petatar laki-laki dan 5 siswa amoi. Alat penglihatan pelajaran yang
menjadi subjek pengkajian merupakan Ilmu Pemberitaan Sosial dengan sendi bahasan acuan mileu bendera dan lingkungan tiruan. Hasil penelitian menunjukan nilai evaluasi pelajar pada siklus I dengan rata-rata 72.87 meningkat pada evaluasi siklus II dengan nilai rata-rata 75,73. Tingkat pencapaian ponten tersebut telah tergolong cukup tinggi dengan tingkat pemahaman peserta nan cukup merata, kemampuan siswa seluruhnya sudah diatas KKM. Pemanfaatan media gambar terbukti berdampak terhadap kenaikan keaktifan peserta, dan prestasi pesuluh. Jadi, wahana kerangka dapat meningkatkan kemampuan siswa tentang materi contoh lingkungan alam dan lingkungan tiruan.










Gapura 1


PENDAHULUAN



A.





Latar Pinggul Penyakit

Riuk suatu tujuan pendidikan adalah menghasilkan murid didik nan mempunyai semangat untuk terus sparing seumur hidup, penuh rasa ingin tahu dan keinginan untuk menaik mantra, meskipun pendidikan formal mereka mutakadim berakhir. Trik untuk mewujudkan semua itu adalah adanya motivasi yang abadi dan terpelihara privat diri pelajar jaga bagi belajar.


Belajar diartikan sebagai perubahan tingkah larap puas diri individu, membujur adanya interaksi antar individu dan indvidu dengan lingkungannya.

Didalam UU Nomor 20 musim 2003 dijelaskan tentang Sitem Pendidikan Nasional, pasal 3, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah melebarkan potensi siswa didik sepatutnya menjadi anak adam yang beriman dan bertakwa kepada Halikuljabbar Nan Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, kebal, elok, subur, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta berkewajiban.

Sreg kenyataan untuk menjadikan intensi tersebut, masih banyak dihadapkan lega berbagai ragam kendala. Kondisi diatas juga didalami pada pencapaian maksud pendidikan radiks (SD).



1.





Identifikasi Masalah

Di SDN Bojong 03 Kecamatan Pemeungpeuk Kabupaten Garut Distrik Jawa Barat. Permasalahan pendidikan masih banyak dirasakan begitu juga salahsatunya pada Netra Tuntunan Ilmu Laporan Sosial di kelas III. Dimana masih ada siswa yang nilainya dibawah KKM.

Tabel2.1

No

KKM

Jumlah

Presentase

1

Diatas

5

25%

2

Sesuai

5

25%

3

Dibawah

10

50 %

Berdasarkan tabel diatas. Secara umum permasalahan pada mata latihan Ilmu Informasi Sosial di inferior III SDN Bojong 03 nan dihadapi adalah :


1.



Siswa banyak nan mengantuk saat proses belajar mengajar.


2.



Kurangnya alat angkut pembelajaran dalam materi lingkungan pataka dan lingkungan buatan.


3.



Murid masih banyak yang lain mencerna contoh mileu alam dan lingkungan buatan beserta manfaatnya.

Dari hasil identifikasi masalah, bakal mengatasi kesulitan pelajar dalam mata pelajaran Hobatan Pengetahuan Sosial dari beraneka ragam aspek penerimaan nan ada, penggunaan media gambar dapat dipilih sebagai cara kerjakan meningkatkan pembelajaran kognisi “ Contoh lingkungan alam dan lingkungan tiruan “ pada siswa kelas III.

Wahana gambar merupakan media yang yakni reproduksi rang murni dalam dua dimensi, yang berupa foto, lukisan, plakat, dan bukan-lain. Dengan menggunakan media buram memasrahkan pengalaman visual pada anak dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kegandrungan dan abstrak menjadi bertambah sederhana.



3.





Alternatif dan Prioritas Penceraian Kebobrokan

Hasil identifikasi dan analisis masalah, maka ibarat alternatif penceraian ki aib n domestik penelitian ini adalah “ Dengan mengunakan ki alat tulangtulangan prestasi siswa kls III n domestik netra pelajaran Mantra Laporan Sosial meningkat”.

Dari hasil refleksi permasalahan nan dipaparkan
, mengenai “ penggunaan alat angkut rancangan untuk meningkatkan kognisi pelajar terhadap materi contoh lingkungan alam dan lingkungan buatan, maka rumusan masalahnya adalah misal berikut:


1.



Bagaimana pendayagunaan media rencana dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi sempurna lingkungan alam dan lingkungan bikinan lega siklus 1 ?



2.



Bagaimana mengoptimalkan kendaraan gambar terhadap materi contoh lingkungan bendera dan lingkungan buatan sreg siklus 2 ?



3.



Apakah prestasi sparing petatar meningkat setelah guru menumbuhkan ki alat buram pada indra penglihatan pelajaran Aji-aji Pesiaran Sosial bermula siklus 1 ke siklus 2 ?




C.





Maksud Studi Perbaikan Pelajaran

Pamrih penelitin perbaikan pendedahan pada penelitian ini

yakni buat:


1.



Berbintang terang pemahaman materi tentang abstrak mileu tunggul dan lingkungan buatan puas siklus 1.


2.



Berbahagia pemahaman materi tentang contoh mileu umbul-umbul dan mileu buatan beserta manfaatnya pada siklus 2.


3.



Agar prestasi belajar siswa meningkat terhadap ain les Ilmu Pengetahuan Sosial Kls III SD pada siklus 1 dan siklus 2.



D.





Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Manfaat penggalian perbaikan pembelajaran lega studi

ini adalah :

Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pengajian pengkajian melangkahi suatu kajian yang mendalam terhadap barang apa yang terjadi dikelasnya. Keberhasilan dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa sreg bagi guru, karena ia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi siswanya melalui proses pembelajaran yang dikelolanya.

Membaja dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, kepelesiran intern diri peserta untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas bawah. Disamping itu, hasil belajar siswa pula boleh meningkat.

Menumbuh-kembangkan budaya ilmiah di lingkungan sekolah, buat proaktif dalam mengamalkan pembaruan mutu pendidikan/penataran secara berkesinambungan.

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi teks dan pemahaman intern menuntaskan masalah pembelajaran khususnya netra pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan subur menerapkan pembelajaran yang efektif.


BAB II


KAJIAN Wacana



1.





Pengertian Ki alat pengajian pengkajian

Media penelaahan secara umum yakni alat bantu proses belajar mengajar. Barang apa sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang perhatian, manah, perhatian dan kemampuan alias keterampilan pebelajar sehingga bisa mendorong terjadinya proses membiasakan. Batasan ini memadai luas dan tekun mencakup signifikansi sumur, lingkungan, cucu adam dan metode yang dimanfaatkan bikin tujuan pembelajaran/pelatihan.

Sedangkan menurut Briggs (1977)

(http;//www.kompasiana.com/ikpj/media-pembelajaran)


kendaraan pembelajaran yaitu sarana fisik bikin menyampaikan isi/materi pembelajaran sebagai halnya : buku, gambar hidup, vidio dan sebagainya.

Kemudian menurut National Education Associaton (1969) (http;//www.kompasiana.com/ikpj/media-penelaahan)
membeberkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi kerumahtanggaan bentuk cetak maupun pandang-dengar, teragendakan teknologi peranti keras.


Posisi alat angkut pembelajaran. Makanya karena proses sarana penataran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka wahana media pembelajaran menempari posisi nan pas terdahulu sebagai salah satu onderdil sistem pembelajaran. Minus media, komunikasi tak akan terjadi dan proses pembelajaran bak proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal.

Berusul pendapat di atas disimpulkan bahwa sarana pembelajaran adalah segala sesuatu nan dapat menyalurkan wanti-wanti, bisa memberahikan fikiran, perasaan, dan kemauan siswa jaga sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri petatar ajar.



2.





Denotasi Media Buram

Sarana gambar ialah media yang merupakan reproduksi bentuk kalis internal dua matra, yang berupa foto, lukisan, plakat, dan enggak-tidak. Dengan menggunakan media buram memberikan camar duka visual plong anak dalam buram menunda motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep nan obsesi dan ideal menjadi bertambah keteter.

Materi gambar merupakan satu tulang beragangan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Media gambar ini dapat membantu murid lakukan membuka keterangan nan terkandung dalam masalah sehingga sangkut-paut antar komponen dalam masalah tersebut dapat terlihat dengan lebih jelas.

Menurut Purwanto dan Alim (internal taktik: Pengembangan Modul) kelebihan sarana rang adalah :


1.



Sifatnya konkrit, gambar kian utilitarian menunjukan anak kunci penyakit dibandingkan dengan media oral semata.


2.



Media gambar bisa tanggulang batasan ruang dan waktu.


3.



Media gambar dapat memintasi keterbatasan pengamatan.


4.



Dapat memperjelas suatu masalah, dan bidang segala apa tetapi.


5.



Murah harganya, mudah didapatkan dan digunakan.

Padahal kelemahan media gambar menurut Purwanto
dan Alim (intern anak kunci: Peluasan Modul) yakni


1.



Gambar menekankan kecabuhan indera mata


2.



Gambar mampu yang berlebih kompleks minus efektif cak bagi kegiatan pembelajaran


3.



Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

Menurut Sadiman Arief S. (privat sosi Kendaraan Pendidikan) ada enam syarat nan perlu dipenuhi maka itu wahana susuk, yaitu:

Gambar tersebut haruslah secara valid melukiskan peristiwa sebagaimana kalau orang benda sememangnya.

Komposisinya hendak memadai jelas menunjukan skor-biji pokok intern rajah.

Buram boleh membesarkan ataupun mengecilkan alamat/benda sebenarnya.


d.



Tulangtulangan mudah-mudahan mengandung gerak atau perbuatan bagi mencapai tujuan penelaahan.


e.



Gambar nan terhidang perlu digunakan sebaik-baiknya cak bagi mencapai tujuan penerimaan.


f.



Rancangan hendaklah bagus berpunca sudut seni dan sesuai dengan tujuan penerimaan yang ingin dicapai.

Dengan demikian, pada momen guru mengepas mengajarkan garis haluan ini, penekanan perlu dilakukan bahwa kerangka maupun diagram yang dibuay tidak teristiadat sempurna, bersisa bagus ataupun terlalu detail. Hal ini perlu digambar ataupun dibuat diagramnya adalah fragmen-bagian terpenting nan diperkirakkan mampu memperjelas permasalahan nan dihadapi.



1.





Pengertian Pembelajaran IPS

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan mata air belajar pada suatu mileu sparing nan meliputi temperatur dan siswa yang tukar bertukar pengetahuan. Penelaahan IPS yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi bukan menitikberatkan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan kebobrokan sosial masyarakat, nan berbobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan per.

Secara mendasar, pengajian pengkajian IPS berkaitan dengan spirit anak adam yang mengikutsertakan segala apa tingkah kayun dan kebutuhannya. IPS berkaitan dengan pendirian manusia memenuhi kebutuhannya, memanfaatkan sumberdaya yang ada di satah bumi, mengatur ketenteraman dan pemerintahannya atau kebutuhan lainnya dalam tulangtulangan mempertahankan kehidupanmasyarakat hamba allah.

IPS juga dikenal dengan nama social studies adalah kajian mengenai insan dengan segala apa aspeknya dalam sistem hidup bermasyarakat. IPS mengkaji bagaimana perhubungan individu dengan sesamanya di mileu sendiri, dengan jiran nan erat sebatas jauh. IPS pun mengkaji bagaimana turunan mengalir dan menetapi kebutuhannya. Dengan demikian, IPS mengkaji tentang keseluruhan kegiatan manusia



2.





Tujuan dan Manfaat Pendedahan IPS

Pendidikan IPS menyerahkan kontribusi yang cukup raksasa kerumahtanggaan menyelesaikan problem sosial, sebab pendidikan IPS punya kelebihan dan peran dalam meningkatkan sumber sosi manusia untuk memperoleh bekal pengetahuan tentang harkat dan martabat manusia sebagai makhluk sosial, keterampilan menerapkan warta tersebut dan mampu berpose berlandaskan nilai dan norma sehingga mampu hidup bermasyarakat.

Intensi IPS menurut NCSS adalah kondusif generasi muda melebarkan kemampuan amanat dan keputusan yang rasional sebagai warga masyarakat yang beraneka budaya, publik demokratis n domestik manjapada nan saling berketergantungan (NCSS, 2008:2).

Menurut Waterwroth, (http:///www.endartougik.blogspot.) menyebutkan bahwa harapan social studies (IPS) yaitu buat mempersiapkan petatar menjadi penduduk negara nan baik dalam kehidupannya di masyarakat, dimana secara tegas ia mengatakan “to prepare students to be well-functioning citizens in a democratic society”

Menurut KTSP (2006) tujuan mata tuntunan Ilmu Pemberitaan Sosial di sekolah dasar agar peserta bimbing mempunyai kemampuan umpama berikut :


1.



Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan sukma masyarakat dan lingkungannya.


2.



N kepunyaan kemampuan sumber akar berfikir logis dan responsif, rasa kepingin tau, inkuiri, mengendalikan masalah, dan keterampilan kerumahtanggaan spirit sosial.


3.



Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-niai sosial manusiawi.


4.



Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi n domestik masyarakat yang bermacam ragam dan ditingkat domestik, kewarganegaraan dan mondial.



Manfaat IPS :


1.



Membekali peserta bimbing dengan pengetahuan sosial nan berguna kerumahtanggaan kehidupannya nanti di publik.


2.



Membekali peserta bimbing dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan merumuskan alternatif pemecahan komplikasi sosial yang terjadi dalam atma di masyarakat.


3.



Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan semua warga masyarakat dan bineka rataan keilmuan serta bidang kepiawaian.


4.



Membekali pesuluh tuntun dengan kognisi, sikap mental
yang positif dan keterampilan terhadap eksploitasi mileu hidup yang menjadi bagian dari nasib tersebut.


5.



Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan alamiah IPS sesuai dengan perkembangan semangat, masyarakat, ilmu maklumat dan teknologi.

Di arah tak, melampaui pendedahan IPS diharapkan mampu dikembangkan aspek pengetahuan dan pengertian (atitude and value), dan aspek keterampilan (skill) (Skeel, 1995; Jarolimek, 1993). Untuk skala Indonesia, maka tujuan IPS khususnya pembelajaran IPS pada jenjang sekolah dasar sebagaimana tercantum dalam kurikulum IPS-SD Tahun 2006 adalah hendaknya peserta tuntun mampu mengembangkan kabar dan keterampilan dasar yang berarti bagi dirinya dalam kehidupannya sehari-waktu. (Depdiknas, 2006).


BAB III


PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN Pengajian pengkajian



A.





Subjek, Panggung dan Musim Eksplorasi Serta Pihak yang Membantu

Dalam kegiatan restorasi pembelajaran serta pihak yang mendukung meliputi :



1.





Subjek Eksplorasi Restorasi Pembelajaran

Subjek riset pembaruan pembelajaran yakni pesuluh kelas III plong materi cak bimbingan Ilmu Pengetahuan Sosial akan halnya Cermin Lingkungan Alam dan Lingkungan Sintetis yang dilaksanakan di SDN Bojong 03 Desa Bojong Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut., dengan kuantitas siswa terdiri semenjak 15 siswa.

Perbaikan tersebut antara lain adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam mata latihan Ilmu Informasi Sosial dengan penggunaan media gambar.



2.





Palagan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Tempat penajaman perbaikan pembelajaran pada siklus 1 dan 2 dilaksanakan di SDN Bojong 03 yang beralamat di Desa Boojong Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut.

Gambar 4.1

Penelitian ini dilakukan tiba bulan April 2016 sampai Mei 2016. Adapun mata pelajaran yang diteliti ialah Ilmu Wara-wara Sosial kelas III SDN Bojong 03. Kuantitas peserta yang diteliti terdiri terbit 10 adam dan 5 dayang. Peserta kls III SDN Bojong 03 sudah dikelompokan secara bermacam rupa, dengan kemampuan yang berbeda-beda berdasarkan tes awal.

Waktu penelitian terbagi menjadi dua fase, antara bukan sebagai berikut:


a.



Siklus 1 dilaksanakan di SDN Bojong 03 pada sungkap 26 April 2016.


b.



Siklus 2 dilaksanakan di SDN Bojong 03 pada terlepas 10 Mei 2016.


Diagram 3.1


Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan



Sosial


No


Waktu/Terlepas


Indra penglihatan Pelajaran


Siklus


Jam Tuntunan

1

Selasa
,

26
-0
4
-201
6

IP
S

I

3

2

Selasa
,

10

05
-2
016

IP
S

II

3



4.





Pihak Nan Membantu






Kepala UT UPBJJ Bandung






Pengarah Sekolah



B.





Desain Prosedur Perbaikan Penerimaan



1.





Desain Perbaikan Pembelajaran

Dalam pelaksanaan perombakan pendedahan dilalui sejauh 2 siklus,. Nan saban siklus terdiri dari empat tahap ialah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Untuk makin jelasnya dapat dilihat dari gambar di bawah ini :















































(Gambar 4.2 Desain Perbaikan Penerimaan)



2.





Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Kegiatan Awal ( 5 Menit )


·



Mengkondisikan siswa kedalam hal kelas nan kondusif dengan mandu melempengkan wadah duduk, berdoa, mengabsen, dan menyuruh siswa menyiapkan pesuluh menyiapkan rahasia pelajaran dan alat-alat tulis.


·



Berbuat apersepsi melalui tanya jawab kerjakan cak bagi mengaitkan materi nan akan dibahas. (
Pernahkah kalian mengamati lingkungan sekitarmu? Kamu akan mengintai sawah, sungai tali air, jalan bentar, dan taman.



·



Memajukan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti ( 20 Menit )


·



Siswa mengamati gambar pangan, kali besar, pemukiman warga, gedung sekolah dan sawah lalu membidas lingkungan sekitar.


·



Melintasi penjelasan temperatur, murid bisa mengerti adapun contoh lingkungan pataka dan mileu buatan beserta kegunaannya


·



Berbuat wawansabda hasil pengamatan peserta


·



Pesuluh suatu persatu ke depan kerjakan menunjukan contoh lingkungan alam dan lingkungan tiruan


·



Suhu Memberikan kesempatan kepada pelajar lakukan bertanya


·



Pelajar dibagi menjadi beberapa kerubungan bikin melakukan urun pendapat


·



Temperatur Menjelaskan tugas yang harus diolah


·



Peserta mengamalkan sumbang saran untuk mengerjakan soal-soal tuntunan pada lembar kerja peserta ( LKS Terlampir )


·



Perwakilan kelompok melaporkan hasil urun rembuk didepan kelas, kerumunan lain mendengarkn dan menjatah tanggapan


·



Temperatur bersama-sebanding pelajar membincangkan hasil diskusi

Kegiatan Akhir ( 10 Menit )


·



Dengan didikan guru, siswa menyimpulkan materi tuntunan yang telah disampaikan


·



Melaksanakan evaluasi akhir


·



Menindaklanjuti pembelajaran dengan pemberian PR



C.





Teknik Analisis Data


1.



Pendayagunaan rumus dalam menghitung biji

X
= Z x





N


X
= kredit biasanya

X
= nilai peserta

Falak
= total petatar


2.



Persentase Dengan Rumus


P
= Jumlah murid yang nilai X
x 100



Kuantitas petatar


3.



Menggunakan Tabulasi

Grafik yang digunakan bikin mencitrakan persentase nilai puas siklus 1 dan 2 ialah stacked column.

Bentuk 4.3 Siklus 1

Beralaskan hasil amatan data evaluasi sparing siswa Siklus 1 seperti Grafik 4 di atas terpandang bahwa, jumlah siswa yang telah tuntas internal belajar sebanyak 10

bani adam ( 66,67
% ) dan yang belum tuntas sebanyak 5 orang ( 33,33% ). Nilai tertinggi diperoleh siswa yang bernama Pian, dan nilai terendah diperoleh siswa nan bernama Husnul. Hal ini bermanfaat parameter keberhasilan belum tergapai sreg siklus 1.


,

Rencana. 4.4

Setelah menerobos proses refleksi, maka guru telah berupaya untuk memperbaiki kehilangan-kekurangan yang terserah. Kejadian ini dapat dilihat dari data hasil belajar
sreg Siklus 2 yang menghadap meningkat hingga hingga ke parameter kesuksesan. Pada siklus 2 tertentang bahwa besaran pesuluh yang mutakadim tuntas dalam belajar sebanyak 13 0rang ( 86,67

%
) dan tertinggal 2 insan peserta (13,33% ). Nilai tertinggi lega siklus ke 2 diperoleh pelajar yang bernama Ega Setiawan dan kredit terendah diperoleh petatar yang bernama Maya Rosani.




 Amanat Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP ) UT PGSD


BAB IV


HASIL DAN PEMBAHASAN



A.





Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran





Hasil penelitian perbaikan pembelajaran diuraikan bagaikan berikut:



1.





Hasil Penajaman Siklus I



a.





Proses Pembelajaran

Sebagai tindak lanjur dari proses pembelajaran dan hasil belajar pengkajian awal yang lalu minus, maka peneliti melakukan PTK dengan melakukan proses pembaruan pembelajaran siklus I. Sesuai dengan jadwal yang ditentukan, proses pembelajaran siklus I dilakukan pada sungkap 26 April 2016.



Rancangan 4.3 Peneliti menjelaskan materi kepada siswa



Peneliti membagi siswa dalam kelompok besar dengan jumlah 4 atau 5 siswa dalam satu kelompok. Peneliti menjelaskan selincam materi kemudian membagikan lembar kerja siswa (LKS). Pemeriksa memberikan wangsit dalam kegiatan diskusi tersebut.



Rancangan 4.4 Peneliti menyerahkan pengarahan sreg siswa



Sepanjang proses pembelajaran peneliti berkeliling untuk memantau dan menerimakan bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan.



Gambar 4.5 Siswa berdiskusi kelompok plong siklus 1

Siswa bekerjasama berdiskusi dalam kelompok mereka, beberapa diantara mereka antusias dan aktip, cuma ada pun siswa kurang aktif intern bekerja secara kerubungan.

Pada kegiatan pendedahan ini, kotoran diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas.

Rencana 4.6 Pesuluh mempresntasikan hasil diskusi kelompok

Siswa masih terlihat canggung dan tidak terbiasa dalam mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, namun dengan arahan dan arahan penyelidik akhirnya siswa menjadi lebih percaya diri dan makin baik dalam presentasi hasil diskusi kerumunan.

Hasil membiasakan pelajar sesudah dilaksanakannya siklus 1 mengalami pertambahan yang baik, saja terserah beberapa siswa yang belum tuntas atau masih mendapatkan angka di bawah KKM.

Kejadian ini dapat dilihat berasal data nilai siswa Siklus 1 pada tabel di bawah ini:

Tabel 4 .1: Tabel Siklus 1

No


Nama Pelajar




KKM


Siklus 1


Ket


Skor


Persentase


ST


BT

1

Andri

70

7,2

72


ü


2

Sopyan

70

8

80


ü


3

Heru

70

7,5

75


ü


4

Yayan

70

6,8

68


ü


5

Estu

70

7

70


ü


6

Husnul

70

6,5

65


ü


7

Sopi

70

7,2

72


ü


8

Maya Rosani

70

6,8

68


ü


9

Zahfa Fauziah

70

7,8

78


ü


10

Ega Setiawan

70

8

80


ü


11

Pian

70

8,5

85


ü


12

Beri

70

6,8

68


ü


13

Cepi Nugraha

70

7,2

72


ü


14

Risna

70

6,8

68


ü


15

Citra

70

7,2

72


ü


Jumlah

Ponten Rata-Rata

%

Siswa (ST)

%

Siswa ( BT)

109,3

7,28

1093

72,86

66,67
%


33,33
%


10

5

Berlandaskan hasil analisis data evaluasi berlatih petatar Siklus 1 seperti Tabel 4 di atas terlihat bahwa, total siswa yang sudah lalu tuntas intern membiasakan sebanyak 10

orang ( 66,67
% ) dan yang belum tuntas sebanyak 5 orang ( 33,33% ). Nilai tertinggi diperoleh pelajar nan bernama Pian, dan nilai terendah diperoleh pelajar yang bernama Husnul. Hal ini berguna indikator keberhasilan belum tercapai lega siklus 1.




2.





Hasil Pendalaman Siklus 2







a.





Proses Penerimaan





Siklus II dilaksanakan andai tindak lanjur dari proses pembelajaran dan hasil belajar pada siklus I yang belum optimal. Siklus II dilaksanakan sreg terlepas 10 Meia 2016 .

Gambar 4.7 Peneliti menguraikan materi kepada siswa

Peneliti membagi siswa dalam kelompok kecil dengan jumlah 3 maupun 4 murid intern satu kelompok. Peneliti menjelaskan sececah materi, kemudian membagikan lembar kerja murid (LKS). Pengkaji memasrahkan petunjuk kerumahtanggaan mengerjakan LKS

Gambar 4.8 Penyelidik memberikan petunjuk n domestik pengerjaan LKS

Siswa bekerjasama berdiskusi dalam keramaian mereka. Puas Siklus II ini siswa lalu antusias dan aktip. N domestik mengamalkan pengamatan proses, penyelidik dibantu makanya Supervisor 2 sebagai observer.

Puas kegiatan pembaruan pengajian pengkajian Siklus II ini, kegiatan yang dilakukan siswa ialah mempresentasikan hasil urun rembuk di depan kelas.

Rencana 4.9 Siswa mempresentasikan hasil diskusi kerumunan



Pada siklus II ini pesuluh sangat percaya diri. Hal ini dimungkinkan siswa telah mesti internal mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

Hasil membiasakan pesuluh sesudah dilaksanakannya Siklus II mengalami eskalasi nan sangat baik, sahaja ada 2 siswa dari 15 murid yang belum tuntas ataupun masih mendapatkan nilai di asal KKM.

Kejadian ini dapat dilihat dari data nilai Siklus II berikut ini:

Tabel 5.1 : Tabel Siklus 2

No


Nama Siswa




KKM


Siklus 2


Ket


Nilai


Persentase


ST


BT

1

Andri

70

7,5

75


ü


2

Sopyan

70

8,2

82


ü


3

Heru

70

7,8

78


ü


4

Yayan

70

7

70


ü


5

Estu

70

7,2

72


ü


6

Husnul

70

6,9

69


ü


7

Sopi

70

7,5

75


ü


8

Maya Rosani

70

6,8

68


ü


9

Zahfa Fauziah

70

8

80


ü


10

Ega Setiawan

70

9

90


ü


11

Pian

70

8,7

87


ü


12

Pasrah

70

7

70


ü


13

Cepi Nugraha

70

7,5

75


ü


14

Risna

70

7

70


ü


15

Citra

70

7,5

75


ü


Jumlah

Skor Rata-Rata

%

Siswa (ST)

%

Siswa ( BT)

113,6

7,57

1136

75,73

86,67
%


13,33
%


13

2

Selepas melangkaui proses refleksi, maka hawa telah berupaya bakal memperbaiki kekurangan-kehabisan yang ada. Hal ini dapat dilihat dari data hasil belajar pada Siklus 2 yang menjurus meningkat sebatas mencecah indikator keberhasilan. Plong siklus 2 terlihat bahwa kuantitas siswa yang telah tuntas dalam belajar sebanyak 13 0rang ( 86,67

%
) dan tersisa 2 sosok murid (13,33% ). Angka tertinggi plong siklus ke 2 diperoleh siswa yang bernama Ega Setiawan dan kredit terendah diperoleh siswa yang bernama Maya Rosani.





B.





Pembahasan Hasil Penelitian Reformasi Pendedahan

Proses penelaahan pada siklus I mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan kacamata mulanya pembelajaran. Proses pembelajaran lega riset awal aktivitas. Proses pembelajaran pada studi awal aktivitas dan ki dorongan murid belum unjuk, hal ini disebabkan pembelajaran masih berwatak stereotip. Penguraian materi hanya dengan metode ceramah saja tanpa dibarengi dengan media penerimaan nan konkrit dan belum dilaksanakannya pengelolaan kelas adalah dengan diskusi keramaian, sehingga aktivitas siswa belum terlihat.

Proses pembelajaran pada Siklus I aktivitas siswa menginjak tertentang dan tembung siswa kerumahtanggaan proses pembelajaran juga meningkat. Peristiwa ini disebabkan adanya media rajah dalam pembelajaran dan penyelenggaraan kelas nan silam baik. Peneliti tidak hanya menyampaikan materi dengan ceramah, melainkan dibantu dengan media tulang beragangan yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

Kenaikan aktivitas dan pecut dalam pembelajaran siklus I memang sudah mengalami peningkatan, namun peningkatan tersebut menurut peneliti belum optimal, sehingga peneliti melanjutkan PTK intern siklus II.

Proses pembelajaran pada siklus II lebih meningkat bila dibandingkan dengan siklus I. Proses pembelajaran pada siklus I murid namun memahami materi dari metode syarah dan sarana rangka yang disediakan, dan kegiatan diskusi yang dilakukan masih belum maksimal.

Sedangkan puas proses pembelajaran pada siklus II petatar lebih aktip dan makmur, karena petatar kian dilibatkan dalam pendedahan. Adapun
dalam pembelajaran siklus II peneliti tidak hanya menunggangi sarana gambar dalam penyampaian materi, melainkan peneliti mengajak peserta keluar kelas bawah lakukan melihat secara serempak contoh mileu alam dan lingkungan buatan yang cak semau lingkungan sekitar. Sehingga pembelajaran puas siklus II tingkat kognisi iswa terhadap contoh lingkungan alam dan lingkungan imitasi beserta manfaatnya sangat baik.

Berikut rekapitulasi poin dari menginjak siklu I sampai siklus II digambarkan privat diagram di bawah ini :

Rangka
4.5 Tabel

Rekaan Nilai Siklus I,

d
an Siklus II



BAB V


SIMPULAN DAN SARAN

Beralaskan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa eksploitasi kendaraan pembelajaran adapun

contoh lingkungan alam dan lingkungan imitasi

dapat meningkatkanpemahaman hasil berlatih

IPS


siswa kelas bawah

III

SDN Bojong 0
3

Kecamatan Pameungpeuk. Hal ini tampak dari siklus I ketuntasan siswa mencapai



72,86

% dan siklus II ketuntasan siswa mencapai


86,67

%.





B.





Saran




Tindak Lanjut






Sesudah melaksanakan penataran dan perbaikan pembelajaran siswa kelas bawah III SDN Bojoong 03 semuanya telah menyentuh KKM nan mutakadim ditentukan, pemeriksa sarankan agar caruk mengamalkan pembaruan pengajian pengkajian dalam setiap indra penglihatan les.





DAFTAR Pustaka






Agus Taufiq, Puji Lestari Prianto, Hera lestari Mikarsa (2015). Pendidikan Anak di SD. Tangerang Daksina: Pusat penerbitan Jamiah pendidikan


http;//www.kompasiana.com/ikpj/media-penelaahan


Ngadi Marsinah, dkk.(2014).Pengembang desain (PKP). Jakarta: penerbitan Universitas Melangah


Purwanto, Alim (2010). Pengembangan Modul.


Sadiman Arief S. (2003) Sarana Pendidikan


Tim FKIP-UT (2014) Pemantapan Kemampuan Profesional. Tangerang Daksina: Universitas Terbuka


Wardani, IGAK, Kuswoyo Wihardi. (2015). Investigasi Tindakan Papan bawah. Jakarta: Resep
penerbitan Perhimpunan Terbuka

Source: https://tugaskuliahutpgsd.blogspot.com/2018/12/laporan-pemantapan-kemampuan.html

Posted by: skycrepers.com