kelurahan sungai nangka


Pengabdian Kepada Masyarakat “Penerapan Lubang Resapan Biopori di RT 12 – RT.19 Kel.Sungai Nangka Kec.Balikpapan Kidul Seumpama Upaya Konservasi Air Pemukiman Padat Warga”

  • 27 September 2021
  • Admin


Penurunan durja tanah karena berkurangnya daerah resapan air dari aktifitas-aktifitas sosial-ekonomi publik menimbulkan isu nan serius. Ironinya, isu ini masih menjadi topik yang krusial bakal dikaji mengingat dampak yang ditimbulkan terutama ialah banjir akibat kurangnya kawasan ruang melangah yunior ataupun penumpukan sampah rumah tinggi. Pelecok suatu negeri di Balikpapan yang mengalami isu ini adalah Kelurahan Sungai Nangka RT 12 hingga RT 19 Balikpapan Daksina dimana Wilayah ini adalah salah satu Kawasan padat penduduk di Kota Balikpapan yang harus menghadapi banjir saban-saban ketika guyur hujan strata. Kawasan ini berada di kawasan dengan tinggi muka tanah lebih rendah jika dibandingkan daerah sekitarnya. Akan halnya negeri ini n kepunyaan jenis tanah podsolik merah kuning yang memiliki khuluk topsoil tipis sehingga struktur tanahnya mudah tererosi. Tipe provinsi ini memiliki permeabilitas petak masuk kerumahtanggaan kelas lambat, sehingga plong detik musim penghujan, terjadi
run off
nan berakibat pada semakin berkurangnya wilayah infiltrasi air hujan. Kondisi tentu akan dipengaruhi saat curah hujan tinggi. Riuk satu warga wilayah ini,
Bapak sonymemaparkan bahwa saat curah hujan abu tinggi, wilayah perumahan pemukim dapat terendam hingga ½ meter atau sepinggang orang dewasa. “Pernah mobil juga terkekang hanyut tergoda distribusi karena aliran banjirnya rimbun itu”- Utas Beliau.




Beralaskan hasil penelusuran skuat, kondisi ini juga diperburuk oleh belum terkelola tumpukan sampah. Tumpukan sampah sampah organik masih dapat ditemukan di bilang titik dan hanya ditampung kantong plastik. Selokan air pun di beberapa titik mengalir lambat dan bersendikan penuturan penduduk, air comberan menguap detik kondisi hujan lebat dalam waktu bertambah berbunga 2 jam dikarenakan tidak menampar jumlah air. Ki aib lain yang menjadi pentingnya adalah minimnya pemberitahuan penghuni sekitar terkait konservasi air tanah maupun teknik pengelolaan sampah organik.



Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk pengendalian banjir adalah meningkatkan resapan air dengan memasukkan air semaksimal mungkin ke n domestik petak tersapu dengan pengendalian banjir dan peningkatan cadangan air kapling. Bilang metode nan dapat dilakukan diantaranya merupakan Terowongan Resapan Biopori (LRB), Mata air Resapan, Bangunan Terjunan Air (BTA), dan Susukan Pengelolaan Air (SPA). Metode alternatif Lubang Resapan Biopori (LRB) dipilih dikarenakan memiliki beberapa keunggulan diantaranya teknik pembuatannya mudah, operasinya sederhana, biaya yang dibutuhkan murah dan dapat dilakukan secara gotong royong.  Selain berfungsi kerjakan meningkatkan luasan resapan air, tanda dari penerapan metode ini adalah eksploitasi limbah organik yang boleh dikonversi menjadi pupuk tanah daun yang dapat dimanfaatkan maka itu masyarakat.


Melihat potensi kelainan dan potensi sumur daya nan ada, menginsiasinya program pelaksanaan kegiatan programa pengabdian melangkaui Kuliah Kerja Berwujud (KKN) Tematik, ITK nan dilaksanakan selama 4 rembulan periode Februari-Juni 2021. Seluruh kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan Wai Nangka di 7 RT diantaranya RT 12, RT 13, RT 14, RT 15, RT 16, RT 17, RT 18 dan RT 19 sejauh 4 bulan. Target pelajar pelaksanaan acara ialah warga setempat terutama karang taruna dan ibu-ibu PKK.


Kegiatan Pelatihan Instalasi LRB di Kelurahan Sungai Nangka RT 12-19 memperoleh dukungan antusiasme nan tinggi dari seluruh
stakeholder
sasaran. Pendekatan tadinya kepada publik dilakukan melalui Sosialisasi pelaksanaan program yang dihadiri oleh agen perangkat penghuni setempat. Proses inisiasi kegiatan dan FGD dengan mitra program dilakukan sebanyak 2 barangkali. Mufakat yang telah disepakati diantaranya bentuk kegiatan, teknis dan jadwal pelaksanaan, dan keterlibatan masyarakat lakukan berpartisipasi aktif n domestik pelaksanaan program.


Tim KKN Tematik berperan penting bakal menyediakan peralatan dan bahan nan diperlukan, serta konsultasi dan pendampingan kegiatan untuk mewujudkan terlaksananya program, yaitu instalasi LRB. Tim melakukan kunjungan rutin per 2-4 minggu sekali, untuk melakukan pencantuman secara pengontrolan dengan warga secara bergotong royong. Menurut Kanyon Sungai Nangka, LRB sendiri senggang diterapkan dengan pemasangan sreg 3 tutul lokasi hanya saja tidak dilakukan pemantauan dan jumlahnya masih terlalu sedikit sehingga kinerjanya tidak optimal. Selain itu, desain instalasinya masih minus tepat dikarenakan LRB rajin tersumbat dan susah bagi dibuka untuk dikontrol produksi komposnya.


Langkah-langkah yang dilakukan dalam instalasi LRB diantaranya perumpamaan berikut. Hal pertama nan dilakukan adalah mengincar tanah dengan alat bor  dengan prinsip mengimpitkan ke bawah dan memutarnya secara tegak lurus dengan sengkang 10-30 cm dengan kedalaman sekitar 1 meter. Persiapan lebih jauh adalah menjaringkan culim yang telah dilubangi ke dalam lubang nan sudah lalu disiapkan. Pamrih pelubangan pada pipa merupakan andai jalur aliran air. Selanjutnya ke intern pipa lalu diisi sampah organik bikin media
composting. Setelah pengudut biopori terisi dengan sampah organik maka pipa ditutup dengan penutup honcoe yang berongga dengan fungsi untuk mencegah benda-benda lain masuk ke n domestik lubang dan memberikan kesempatan air hujan abu cak bagi mengalir lagi ke dalam tanah.


Kedekatan silahturahmi antar warga pun kondusif pelaksanaan program ini, karena pada akhir pekan-pun para warga bosor makan melaksanaan polos dan menanam bersama di
Taman Kampung Dandan-Warni.
Diharapkan kompos yang internal LRB bisa dipanen setelah pengurukan 3 minggu dan bisa digunakan cak bagi serat organik tanaman sayur-mayur dan pengasosiasi-obatan yang ditanam oleh penduduk setempat.



“Kami rutin melakukan kegiatan guyub seperti ini tiap akhir pekan, dengan kedatangan adek-adek mahasiswa mewujudkan suasananya semakin hidup dan rame ya, galibnya adat kami yaitu makan-makan bersama seusai beraktifitas bersama”- Ujar Ibu Titin, salah seorang anggota PKK. Diharapkan walaupun kegiatan KKN Tematik ini telah ditutup selepas 4 rembulan program, keberlanjutan acara konstan bisa berlanjut dilanjutkan melalui monitoring pihak ITK dan antusiasme dari warga seumpama praktisi penghasil.



Kegiatan Sosialasi Pelaksanaan Program FGD dengan perwakilan perangkat penghuni dan Alas kata simbolis pelaksaan acara



Instalasi LRB, pengeboran persil, dan pengepakan pipa PVC kedalam tanah serampak pemasangan kawat buat akhir lubang berongga

Source: https://lppm.itk.ac.id/detail-berita/pengabdian-kepada-masyarakat-penerapan-lubang-resapan-biopori-di-rt-12-rt19-kelsungai-nangka-kecbalikpapan-selatan-sebagai-upaya-konservasi-air-pemukiman-padat-penduduk