nama nama kitab perjanjian lama
Perjanjian Lama
adalah bagian pertama dari Alkitab Kristen, nan utamanya berlandaskan pada Alkitab Ibrani, berisikan satu kumpulan gubahan keagamaan karya bangsa Israel kuno.[1]
Bagian ini adalah pasangan berasal Perjanjian Hijau, bagian kedua dari Alkitab Serani. Terwalak variasi kanon Perjanjian Lama di antara Gereja-gereja Serani; kalangan Protestan dan Orang Suci Zaman Intiha belaka menerima kitab-kitab nan terwalak dalam kanon Alkitab Yahudi, yang mana terbagi dalam 39 kitab, padahal kalangan Katolik Roma, Ortodoks Timur, dan Ortodoks Oriental menyepakati sekumpulan tulisan dengan kuantitas yang sedikit kian banyak.[2]
Perjanjian Lama terdiri dari banyak kitab farik nan ditulis, disusun, dan disunting maka dari itu bermacam ragam penulis[3]
sepanjang kurun periode beratus-ratus. Injil Yahudi merupakan dasar berpangkal Perjanjian Lama Masehi, namun tidak cak semau kejelasan sepenuhnya pada titik mana parameter-parameter dari Bibel tersebut ditetapkan. Beberapa akademisi mengajukan pendapat bahwa kanon Alkitab Yahudi ditetapkan puas sekitar abad ke-3 M,[4]
[5]
atau lebih lagi setelahnya.[6]
Semua kitab dalam Perjanjian Lama ditulis sebelum kelahiran Yesus, yang mana 97% isi dan sisanya dalam bahasa Aram. Kitab-kitab Perjanjian Lama secara mahajana dapat dibagi menjadi sejumlah bagian:
- Kelima kitab mula-mula atau Taurat (Pentateukh, Torah)
- Kitab sejarah nan menceritakan sejarah nasion Israel sejak pendudukan Kanaan sampai pembuangan ke Babilonia
- Kitab sajak dan hikmat yang privat bermacam-macam bentuknya berhubungan dengan kelainan kebaikan dan kejahatan di dunia ini
- Kitab wahyu atau para nabi
Isi
[sunting
|
sunting sumur]
Perjanjian Lama berisikan 39 (Protestan), 46 (Katolik), atau lebih (Ortodoks dan lainnya) kitab-kitab yang secara luas terbagi dalam Taurat, kitab sejarah, kitab hikmat, dan kitab para rasul.[7]
Diagram
[sunting
|
sunting sumur]
Grafik di asal ini menunggangi pengejaan dan penamaan internal edisi-edisi bertamadun Alkitab detik ini, sebagaimana misalnya New American Bible Revised Edition, Revised Kalimantang Version, dan English Penyeragaman Version, cak bagi edisi-edisi bahasa Inggris, atau Alkitab Terjemahan Baru LAI dan Alkitab Deuterokanonika (LAI-LBI) bagi edisi-edisi bahasa Indonesia. Pengejaan dan penamaan baik dalam Perjanjian Lama Douay-Rheims 1609 (dan kerumahtanggaan Perjanjian Baru Douay-Rheims 1582) serta revisinya masa 1749 oleh Uskup Challoner (DRC, edisi cetak sekarang yang digunakan banyak umat Katolik dan sebagai sumur pengejaan Katolik tradisional dalam bahasa Inggris) alias privat Septuaginta (LXX) farik dengan penamaan dan pengejaan privat edisi-edisi modern yang berasal bersumber Naskah Masorah Ibrani.[a]
Cak bagi kanon Ortodoks, kop-titel Septuaginta dituliskan kerumahtanggaan tanda kurung apabila berbeda dari edisi-edisi tersebut. Bikin kanon Katolik, judul-kop dari Douay-Rheims dituliskan dalam cap kurung apabila farik dengan edisi-edisi tersebut. Demikian pun King James Version mereferensikan beberapa dari kitab-kitab ini dengan pengejaan tradisional saat merujuknya dalam Perjanjian Plonco, seperti “Esaias” buat
Isaiah
(Yesaya).
N domestik semangat ekumenisme, banyak parafrase Katolik kerumahtanggaan bahasa Inggris belakangan ini (seperti New American Bible, Jerusalem Bible, dan berbagai terjemahan ekumenis yang digunakan galengan Katolik begitu juga Revised Standard Version Catholic Edition) menggunakan pencalonan dan pengejaan [Injil Raja James] “standar” yang sama seperti Alkitab Protestan (misalnya
1 Chronicles
bukannya
1 Paralipomenon,
1–2 Samuel
dan
1–2 Kings
bukannya
1–4 Kings) pada kitab-kitab nan secara universal dianggap kanonik, yakni protokanonika.
Talmud (komentari Yahudi mengenai kitab suci) dalam Baba Batra 14b meladeni satu urutan yang farik untuk kitab-kitab dalam Nevi’im dan Ketuvim. Pengurutan ini sekali lagi dikutip privat Mishneh Torah Hilchot Sefer Torah 7:15. Gosokan kitab-kitab Torah/Taurat bersifat universal dalam semua denominasi agama Yahudi dan Kekristenan.
Kitab-kitab nan diperdebatkan, yang terdaftar dalam suatu kanon namun tidak terdapat intern yang lainnya, sering kali disebut apokrifa Alkitab, satu istilah yang kadang-kadang digunakan secara khusus kerjakan mendeskripsikan kitab-kitab dalam kanon Ortodoks dan Katolik nan bukan terserah dalam Naskah Masorah Yahudi dan kebanyakan Alkitab Protestan modern.
Kalangan Katolik, mengimak Kanon Trente (1546), mendeskripsikan kitab-kitab ini sebagai deuterokanonika, sedangkan landasan Ortodoks Yunani, mengikuti Sinode Yerusalem (1672), menggunakan merek tradisional
anagignoskomena
(artinya “nan harus dibaca”). Kitab-kitab tersebut terdapat dalam varian-versi Protestan historis; Bibel Luther berbahasa Jerman mengikutsertakan kitab-kitab tersebut, sebagaimana juga Alkitab Raja James perian 1611 nan beradat Inggris.[b]
Interniran-kurungan nan hampa pada tabel menunjukkan bahwa suatu kitab tidak teragendakan dalam kanon tersebut.
Bahasa Ibrani
Alkitab Yahudi |
Bahasa Yunani
Septuaginta |
Bahasa Indonesia | Bahasa suci naskah sumber |
||
---|---|---|---|---|---|
Protestan Perjanjian Lama (39 kitab)[9] |
Katolik Perjanjian Lama (46 kitab)[10] |
Ortodoks Timur Perjanjian Lama (51 kitab)[11] |
|||
Hukum |
Taurat atau Pentateukh |
||||
Beresyit | Genesis | Kejadian | Kejadian | Kejadian | Ibrani |
Syemot | Exodos | Bekas | Keluaran | Keluaran | Yahudi |
Vayiqra | Leuitikon | Imamat | Imamat | Imamat | Ibrani |
Bemidbar | Arithmoi | Qada dan qadar | Predestinasi | Ganjaran | Ibrani |
Devarim | Deuteronomion | Ulangan | Ulangan | Ulangan | Ibrani |
Sejarah | Kitab-kitab sejarah | ||||
Yehosyua | Iesous Naue | Yosua | Yosua | Yosua | Yahudi |
Syofetim | Kritai | Juri-hakim | Wasit-hakim | Hakim-hakim | Yahudi |
Rut | Routh | Rut | Rut | Rut | Ibrani |
Syemuel | 1 Basileion | 1 Samuel | 1 Samuel[d] | 1 Samuel (1 Sinuhun-pangeran)[e] | Ibrani |
2 Basileion | 2 Samuel | 2 Samuel[d] | 2 Samuel (2 Yamtuan-raja)[e] | Ibrani | |
Melakhim | 3 Basileion | 1 Ratu-raja | 1 Emir-raja[d] | 1 Raja-raja (3 Raja-raja)[e] | Yahudi |
4 Basileion | 2 Aji-kanjeng sultan | 2 Raja-raja[d] | 2 Ratu-raja (4 Sunan-raja)[e] | Ibrani | |
Divre Hayyamim | 1 Paraleipomenon | 1 Tawarikh | 1 Tawarikh | 1 Tawarikh (1 Paraleipomenon)[e] | Ibrani |
2 Paraleipomenon | 2 Tawarikh | 2 Tawarikh | 1 Tawarikh (2 Paraleipomenon)[e] | Yahudi | |
1 Esdras | 1 Ezra (1 Esdras)[e] [f] [g] |
Yunani | |||
Ezra–Nekhemyah | 2 Esdras | Ezra | Ezra | 2 Ezra (2 Esdras)[e] [h] |
Yahudi dan Aram |
Nehemia | Nehemia | Nehemia[h] | Ibrani | ||
Tobit | Tobit[i] | Tobit[g] | Aram dan Ibrani | ||
Ioudith | Yudit[i] | Yudit[g] | Yahudi | ||
Ester | Esther | Ester | Ester[j] | Ester[j] | Ibrani |
1 Makkabaion | 1 Makabe[i] [k] |
1 Makabe[g] | Yahudi | ||
2 Makkabaion | 2 Makabe[i] [k] |
2 Makabe[g] | Yunani | ||
3 Makkabaion | 3 Makabe[g] | Yunani | |||
3 Ezra (3 Esdras)[e] [g] |
Yunani | ||||
4 Makabe[l] [m] |
Yunani | ||||
Hikmat | Kitab-kitab puisi | ||||
Iyov | Iob | Ayub | Ayub | Ayub | Ibrani |
Tehillim | Psalmoi | Mazmur | Mazmur | Mazmur[lengkung langit] | Ibrani |
Proseukhe Manasse | Doa Manasye[ozon] | Yunani | |||
Misylei | Paroimiai | Amsal | Amsal | Amsal | Ibrani |
Qohelet | Ekklesiastes | Pengkhotbah | Pengkhotbah | Pengkhotbah | Ibrani |
Syir Hasyirim | Asma Asmaton | Kidung Agung | Kidung Agung | Kidung Agung | Ibrani |
Sophia Salomontos | Kebijaksanaan Salomo[i] | Kebijaksanaan Salomo[g] | Yunani | ||
Sophia Iesou Seirakh | Yesus bin Sirakh[i] [p] |
Kebijaksanaan Sirakh[p] [g] |
Yahudi | ||
Nabi-nabi (segara) |
Kitab-kitab kenabian (Utusan tuhan-nabi besar) |
||||
Yesyayahu | Esaias | Yesaya | Yesaya | Yesaya | Ibrani |
Yirmeyahu | Hieremias | Yeremia | Yeremia | Yeremia | Yahudi |
Eikhah | Threnoi | Tangis | Ratapan | Ratapan | Yahudi |
Baroukh | Barukh[q] [i] |
Barukh[r] [g] |
Yahudi[12] | ||
Epistole Ieremiou | Surat Yeremia[r] [g] |
Yunani[s] | |||
Yekhezqel | Iezekiel | Yehezkiel | Yehezkiel | Yehezkiel | Ibrani |
Daniyyel | Daniel | Daniel | Daniel[t] | Daniel[lengkung langit] | Aram dan Ibrani |
Nabi-rasul (kerdil) |
Kitab-kitab kenabian (Utusan tuhan-nabi kecil) |
||||
Trei Asar | Hosee | Hosea | Hosea | Hosea | Ibrani |
Ioel | Yoël | Yoël | Yoël | Ibrani | |
Amos | Amos | Amos | Amos | Ibrani | |
Obdiou | Obaja | Obaja | Obaja | Ibrani | |
Ionas | Yunus | Yunus | Yunus | Ibrani | |
Mikhaias | Mikha | Mikha | Mikha | Ibrani | |
Naoum | Nahum | Nahum | Nahum | Ibrani | |
Ambakoum | Habakuk | Habakuk | Habakuk | Ibrani | |
Sophonias | Zefanya | Zefanya | Zefanya | Ibrani | |
Angaios | Hagai | Hagai | Hagai | Yahudi | |
Zakharias | Zakharia | Zakharia | Zakharia | Yahudi | |
Malakhias | Maleakhi | Maleakhi | Maleakhi | Ibrani |
Beberapa kitab dalam kanon Ortodoks Timur juga ditemukan internal apendiks Vulgata Latin, yang mana suntuk adalah Kitab Putih resmi dalam Gereja Katolik Roma (masa ini menggunakan Nova Vulgata).
Kitab-kitab dalam Komplemen Bibel Vulgata |
|
Nama dalam Vulgata | Nama dalam penggunaan Ortodoks Timur |
---|---|
3 Esdras | 1 Esdras |
4 Esdras | |
Tahlil Manasye | Tahmid Manasye |
Mazmur Daud ketika beliau membantai Goliat (Mazmur 151) | Mazmur 151 |
Atak
[sunting
|
sunting sumber]
Kelima kitab pertama – Kejadian, Mantan, Imamat, Bilangan, dan Ulangan – merupakan kitab Taurat, mengisahkan bangsa Israel dari invensi menurut Kitab Kejadian sampai dengan kematian Musa. Beberapa akademisi sekarang ragu bahwa kitab-kitab tersebut memperoleh bentuknya sebagai halnya yang sekarang plong masa Persia (538–332 SM), dan bahwa para penulisnya adalah kaum elit dari mereka yang juga pecah pembuangan yang kemudian mengatasi Bait Salih bilamana itu.[13]
Namun kreasi babak-fragmen Alkitab Ibrani pada masa 2004 di Ketef Hinnom dengan tarikh abad ke-7 SM, yang bermakna sebelum pembuangan ke Babilonia (Babel), menunjukkan bahwa setidaknya beberapa elemen berpokok Taurat telah ada sebelum pembuangan Babel.[14]
[15]
[16]
[17]
Kemudian Yosua, Wasit-penengah, Samuel, dan Raja-raja, memuat ki kenangan Israel sejak bermula Pendudukan Kanaan setakat dengan Pengepungan Yerusalem (587 SM). Ada suatu konsensus luas di kalangan akademisi bahwa kitab-kitab ini asalnya adalah sebuah karya tunggal (yang dikenal sebagai “sejarah Deuteronomistik”) selama masa pembuangan Babel pada abad ke-6 SM.[18]
Kedua Kitab Tawarikh menutupi banyak materi yang ekuivalen seperti kerumahtanggaan Taurat dan sejarah Deuteronomistik, dan siapa berasal berusul abad ke-4 SM.[19]
Kitab-kitab Tawarikh berkaitan dengan kitab-kitab Ezra dan Nehemia, yang mungkin terselesaikan pada abad ke-3 SM.[20]
Perjanjian Lama Ortodoks dan Katolik memuat dua (Katolik) sampai catur (Ortodoks) Kitab Makabe, nan ditulis pada abad ke-2 dan ke-1 SM.
Kitab-kitab album takhlik sekitar sehelai dari keseluruhan isi Perjanjian Lama. Sisanya positif kitab-kitab dari berbagai utusan tuhan – Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Daniel, dan dua belas “utusan tuhan-nabi boncel” – nan ditulis antara abad ke-8 dan ke-6 SM, kecuali Kitab Yunus dan Daniel yang mana dituliskan jauh di kemudian hari.[21]
Kitab-kitab “hikmat” atau “kebijaksanaan” dan nan lainnya – Ayub, Amsal, dan seterusnya – bertanggal antara abad ke-5 SM dan abad ke-2 atau ke-1 SM, dengan pengecualian beberapa mulai sejak Kitab Mazmur.[22]
Tema
[sunting
|
sunting sumur]
Allah secara setia digambarkan umpama suatu individu yang menciptakan maupun mengadakan keteraturan marcapada ini dan memandu sejarahnya. Lamun Allah dalam Perjanjian Lama lain secara konsisten ditampilkan sebagai satu-satunya Allah yang suka-suka, Ia selalu digambarkan bagaikan amung Tuhan yang disembah nasion Israel; baik umat Ibrani maupun Kristen selalu menafsirkan Alkitab sebagai suatu penegasan akan akan kesendirian Sang pencipta allah.[23]
Perjanjian Lama mengistimewakan hubungan khusus antara Allah dengan bangsa pilihan-Nya, Israel, namun mencakup visiun-wahyu buat kaum proselit juga. Hubungan ini diungkapkan dalam perjanjian antara keduanya, yang mana diterima oleh Musa. Syariat-hukum n domestik kitab seperti Keluaran dan terutama Ulangan merupakan istilah-istilah dari perjanjian itu sendiri: nasion Israel bersumpah teguh kepada Sang pencipta, dan Tuhan bersumpah bakal menjadi pendukung dan penaung khusus nasion Israel.[23]
Tema-tema berikutnya dalam Perjanjian Lama meliputi keselamatan, penebusan, penghakiman ilahi, ketaatan dan ketidaktaatan, iman dan ketaatan, dan lainnya. Internal kesemuanya itu terdapat suatu penekanan kuat pada etika dan kemurnian ritual, nan mana keduanya merupakan permohonan Allah, kendatipun beberapa katib hikmah dan rasul tampaknya memperdebatkan kejadian ini, dengan alasan bahwa Allah makin menekankan kesamarataan sosial daripada kesejatian, dan mungkin dipandang tidak peduli separas sekali akan halnya kesejatian. Hukum moral Perjanjian Lama memerintahkan keadilan, intervensi demi mereka nan lemah, dan beban dari mereka yang berkuasa lakukan menegakkan keadilan dengan bermoral. Hukum tersebut melarang pembantaian, penyuapan dan kecurangan, perdagangan yang tidak independen, dan banyak pelanggaran seksual. Semua moralitas ditelusuri kembali sumbernya kepada Allah, yang mana merupakan sumber apa kebaikan.[24]
Penyakit kejahatan banyak berperan dalam keseluruhan bagian Perjanjian Lama. Masalah yang dihadapi para penulis Perjanjian Lama adalah bahwa sosok Halikuljabbar yang baik harus memiliki alasan yang adil dan tepat lakukan mengizinkan terjadinya bencana (yang terutama, belaka tidak hanya, berharga pembuangan Babel) atas umat-Nya. Tema tersebut diperlihatkan, dengan banyak jenis, dalam kitab-kitab yang berbeda seperti Raja-prabu dan Tawarikh, para rasul seperti Yehezkiel dan Yeremia, dan dalam kitab-kitab hikmat seperti Ayub dan Pengkhotbah.[24]
Sejarah penyusunan
[sunting
|
sunting sumber]
Perjanjian Lama Yunani, Latin, dan Protestan
[sunting
|
sunting sumber]
Proses pemilahan kitab-kitab yang membentuk satu kanon dan Bibel merupakan suatu proses yang panjang, dan kompleksitasnya dapat menjelaskan banyaknya Perjanjian Lama nan berbeda pron bila ini. Timothy H. Lim, seorang profesor Alkitab Ibrani dan Yudaisme Bait Kedua di Universitas Edinburgh, mengenali Perjanjian Lama sebagai “suatu kumpulan teks-bacaan otoritatif nan mudahmudahan berpokok sumber ilahi, yang melalui suatu proses insani penulisan dan pengeditan.”[3]
Kamu menyatakan bahwa kitab tersebut bukanlah suatu ki akal ajaib nan ditulis secara harfiah oleh Almalik dan diteruskan ke basyar. Pada sekitar abad ke-5 SM, suku bangsa Yahudi memandang kelima kitab Taurat (Pentateukh Perjanjian Lama) punya status otoritatif maupun berkarisma; pada abad ke-2 SM kitab-kitab para nabi n kepunyaan suatu status nan sama, kendatipun bukan pada tingkat penghormatan yang ekuivalen dengan Taurat; selain semua kitab tersebut, kitab-kitab safi Yahudi tidak kukuh, karena masing-masing gerombolan yang berbeda melihat wibawa internal kitab-kitab yang farik.[25]
Alkitab Yunani
[sunting
|
sunting perigi]
Kitab-kitab bersih permulaan kali diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani antara hari 280–130 SM, di Aleksandria.[26]
Terjemahan-terjemahan Yunani sediakala ini – konon ditugaskan oleh Ptolemaios II Philadelphos – disebut Septuaginta (artinya “Tujuh puluh”), suatu sebutan yang berasal berbunga jumlah penerjemah yang diduga terlibat di dalamnya (maka singkatannya “LXX”). Septuaginta ini menjadi radiks berpangkal Perjanjian Lama dalam Katedral Ortodoks Timur.[27]
Terwalak banyak spesies dalam isinya dibandingkan dengan Skenario Masorah dan mencakup beberapa kitab nan tidak lagi dianggap kanonik dalam tradisi tertentu: 1–2 Esdras, Yudit, Tobit, 3–4 Makabe, Kitab Kebijaksanaan, Sirakh, dan Barukh.[28]
Para kritikus Alkitab zaman modern awal biasanya menjelaskan variasi-variasi ini sebagai persilihan yang disengaja oleh para cendekiawan dari Aleksandria, tetapi keilmuan terbaru memandang bahwa hal tersebut disebabkan oleh perbedaan teks-wacana sumber awal dengan yang digunakan kemudian makanya kabilah Masoret internal pekerjaan mereka.
Septuaginta awalnya digunakan oleh kabilah Yahudi internal periode Helenisasi secara global, sehingga proklamasi mereka adapun bahasa Yunani menjadi lebih baik dibandingkan dengan bahasa Ibrani mereka. Makin meningkatnya jumlah insan non Yahudi yang memeluk Kekristenan menciptakan suatu kebutuhan akan penerjemahan Kitab Suci Yahudi ke n domestik bahasa Yunani dan Latin. Tiga penerjemah awal yang paling diakui adalah Akwila berasal Sinope, Symmakus, dan Theodotion; dalam Heksapla karyanya, Origen memangkalkan edisi pustaka Yahudi di sebelah salinannya dalam alfabet Yunani dan catur terjemahan paralel: karya-karya Akwila, Symmakus, Theodotion, dan Septuaginta. Yang disebut “edisi kelima” dan “keenam” merupakan dua tafsiran Yunani lainnya yang diduga secara ajaib ditemukan maka itu para pelajar di luar kota Yerikho dan Nikopolis: keduanya ini dulu ditambahkan ke internal Oktapla karya Origen.[29]
Puas masa 331, Kaisar Konstantinus I menugaskan Eusebius bermula Kaisarea untuk memberikan lima desimal Injil bikin Gereja Konstantinopel. Athanasius[30]
mengingat-ingat para tukang kitab Aleksandria medium mempersiapkan Alkitab-Alkitab untuk Ratu Konstans pada seputar tahun 340. Hanya sedikit hal lainnya yang diketahui, kendati ada banyak spekulasi sekitar hal tersebut. Seumpama komplet, cak semau premis bahwa kejadian ini mungkin mendorong adanya inventarisasi kanon, dan bahwa Kodeks Vaticanus dan Kodeks Sinaiticus merupakan beberapa contoh dari Bibel-Injil ini. Bersama dengan Pesyita dan Kodeks Alexandrinus, semuanya ini yakni Alkitab-Bibel Serani minimal semula yang masih cak semau sampai sekarang.[31]
Lain ditemukan bukti dalam kanon-kanon Konsili Nicea Pertama mengenai adanya suatu penetapan kanon Bibel; belaka Hieronimus (347–420), dalam
Prologue to Judith, membuat klaim bahwa Kitab Yudit “ditetapkan oleh Konsili Nicea cak bagi dimasukkan dalam keseluruhan Kitab Masif”.[32]
Bibel Latin
[sunting
|
sunting sumber]
Dalam Kekristenan Barat atau Kekristenan di putaran barat Kekaisaran Romawi, bahasa Latin menggantikan bahasa Yunani umpama bahasa umum berpangkal umat Kristen semula, dan sekitar tahun 400 M Uskup Damasus I menugaskan Hieronimus, koteng cendekiawan terkemuka saat itu, bagi memperbarui Alkitab Latin untuk menggantikan Vetus Latina. Karya Hieronimus disebut Vulgata (artinya: bahasa umum), dan anda menerjemahkan sebagian samudra Perjanjian Lama dari wacana Yahudi, sebab anda berpendapat bahwa teks Ibrani makin berjaya buat mengoreksi Septuaginta baik dalam situasi teologis maupun filologis.[33]
Vulgata karyanya kemudian menjadi Alkitab tolok yang digunakan intern Katedral Barat, terutama andai Vulgata Sixto-Clementina, sementara itu Gereja-gereja Timur masih terus memperalat Septuaginta sampai sekarang.[34]
Cuma Hieronimus, n domestik prolog-prolog Vulgata, mendeskripsikan beberapa bagian dari kitab-kitab dalam Septuaginta yang tidak gunakan makanya kaum Ibrani misal non kanonik (kamu menyebutnya
apokrifa);[35]
kerjakan Kitab Barukh, kamu menyebutnya dalam
Prologue to Jeremiah
dan mengingat-ingat bahwa kitab tersebut tidak dibaca ataupun dimiliki makanya manusia-orang Ibrani, sahaja tidak secara eksplisit menyebutnya apokrif ataupun “tidak terdapat dalam kanon”.[36]
Sinode Hippo (tahun 393), yang kemudian disusul dengan Konsili Kartago (masa 397 dan 419), kali merupakan konsili mula-mula yang secara eksplisit menyepakati kanon pertama yang menghampari kitab-kitab nan tak terdapat internal Bibel Ibrani; konsili-konsili tersebut berpunya di radiks pengaruh yang cukup ki akbar dari Agustinus, yang menganggap seolah-olah kanon mutakadim ditutup sejak saat itu.[37]
Pada abad ke-16, para reformis Protestan berpihak lega Hieronimus; dan kendatipun sebagian samudra Alkitab Protestan sekarang hanya memuat kitab-kitab Perjanjian Lama yang terletak dalam Alkitab Yahudi, pengurutan kitab-kitabnya mengikuti Alkitab Yunani.[38]
Roma kemudian secara normal mematok suatu kanon, yaitu Kanon Trente, yang mana dianggap mengikuti hasil semenjak konsili-konsilinya Agustinus[39]
atau Konsili Roma,[40]
[41]
dan menyertakan sebagian besar, namun tidak semua, kitab terbit Septuaginta (3 Ezra dan 3–4 Makabe tidak dimasukkan).[42]
Galangan Anglikan, setelah Perang sipil Inggris, mengambil suatu posisi kompromis adalah dengan menyembuhkan kembali 39 Kata sandang dan mempertahankan kitab-kitab tambahan yang dikeluarkan oleh Persaksian Iman Westminster, tetapi sahaja bagi pengkhususan pribadi dan pembacaan di gereja; sementara itu kalangan Lutheran mempertahankannya untuk eksplorasi pribadi, dan dikelompokkan n domestik suatu tambahan nan disebut seumpama Apokrifa Alkitab.[38]
Versi-versi lainnya
[sunting
|
sunting sumber]
Versi Ibrani, Yunani, dan Latin berasal Injil Yahudi ialah versi-versi Perjanjian Lama yang paling kecil dikenal baik, namun ada juga versi lainnya. Pada kurun waktu yang tekor makin selevel dengan proses pembuatan Septuaginta, berbagai interpretasi semenjana dibuat ke dalam bahasa Aram, bahasa kaum Yahudi yang tinggal di Palestina dan Timur Dekat, serta kemungkinan besar merupakan bahasa yang digunakan Yesus. Tafsiran-terjemahan ini disebut Targum bahasa Aram, dari sebuah pembukaan yang berarti “parafrase”, dan digunakan bagi membantu jemaat Yahudi agar dapat memahami kitab steril mereka.[43]
Bikin umat Kristen Aram, ada satu terjemahan dalam bahasa Suryani (Suriah) dari Alkitab Ibrani yang disebut Pesyita; selain itu ada juga varian-varian dalam bahasa Koptik (bahasa sehari-perian di Mesir pada abad-abad awal Kekristenan, turunan dari bahasa Mesir bersejarah), bahasa Ethiopik (buat digunakan privat gereja Ethiopia, riuk suatu gereja Masehi tertua), bahasa Armenia (Armenia merupakan yang pertama mengadopsi Kekristenan sebagai agama resminya), dan bahasa Arab.[43]
Perjanjian Lama dan dogma Serani
[sunting
|
sunting sumber]
Kekristenan didasarkan pada klaim bahwa Yesus dalam sejarah pun merupakan Kristus, sebagaimana diungkapkan dalam Pengakuan Petrus. Klaim ini lega akhirnya didasarkan plong pemahaman kaum Ibrani akan makna istilah Ibrani berusul mesias, yang mana, ekuivalen seperti istilah Yunani berusul “Kristus”, artinya “nan diurapi”. Internal Kitab-kitab Safi Ibrani, situasi tersebut menggambarkan koteng sri paduka yang diurapi dengan minyak saat beliau panjat kedudukan: ia menjadi “Yang Diurapi Sang pencipta”. Plong zaman Yesus, beberapa kalangan Ibrani berharap bahwa seorang keturunan Daud berdasarkan darah dan daging (sang “Momongan Daud”) akan datang untuk mendirikan suatu kerajaan Yahudi yang nyata di Yerusalem, bukan di provinsi Romawi.[44]
Lingkaran lainnya menonjolkan si Anak Manusia, seorang sosok yang jelas terbit dunia enggak yang akan menampakkan diri bak koteng hakim sreg akhir zaman; dan bilang kalangan menyelaraskan keduanya dengan mendambakan suatu kerajaan mesianik keduniaan nan akan berlangsung sepanjang satu periode dan diikuti dengan era dunia yang lain maupun dunia yang akan datang. Beberapa lingkaran berpikir bahwa Mesias telah hadir, tetapi belum dikenali karena dosa-dosa Israel; beberapa lainnya berpikir bahwa Mesias akan diumumkan oleh seorang pembuka perkembangan ataupun pendahulu, barangkali Elia (sebagaiman dijanjikan oleh nabi Maleakhi, yang mana kitabnya masa ini mengakhiri Perjanjian Lama dan mendahului siaran Injil Markus tentang Yohanes Pembaptis). Lain suka-suka satu pula memprediksi Mesias yang menderita dan wafat buat dosa-dosa semua khalayak.[44]
Kisahan wafatnya Yesus oleh karena itu menyertakan suatu pergeseran yang mendasar internal makna dari tradisi Perjanjian Lama.[45]
Istilah “Perjanjian Lama” mencerminkan pemahaman Kekristenan tentang dirinya sebagai penggenapan nubuat Yeremia tentang satu Perjanjian Baru untuk menggantikan perjanjian yang ada antara Allah dan Israel (Yeremia 31:31).[1]
Bagaimanapun penekanannya telah bergeser berasal kesadaran Yudaisme tentang perjanjian ibarat suatu perjanjian abadi antara Halikuljabbar dengan bangsa Israel menjadi suatu perjanjian antara Allah dengan semua orang di “n domestik Kristus”.[46]
Lihat pula
[sunting
|
sunting sumber]
- Alkitab
- Injil Ibrani
- Perjanjian Baru
- Taurat Samaria
- Timur Tengah Kuno
- Eneateukh
- Tetrateukh
- Pentateukh
Catatan
[sunting
|
sunting sumber]
-
^
Galibnya karena turunan dari transliterasi tanda-segel yang digunakan internal Vulgata Latin kerumahtanggaan peristiwa Katolikisme, dan dari transliterasi Septuaginta Yunani n domestik peristiwa Fanatisme (karena farik dengan bani adam parafrase, bukannya alih huruf, dari judul-judul privat bahasa Ibrani) seperti misalnya Eklesiastikus (Ecclesiasticus, DRC) bukannya Sirakh (Sirach, LXX) atau Ben Anda (Ibrani), Paralipomenon (Yunani) bukannya Tawarikh (Chronicles), Sophonias bukannya Zefanya (Zephaniah), Henoch bukannya Henokh (Enoch), dan tidak-tidak. -
^
39 Artikel dasar dari Anglikanisme, dalam Artikel VI, menegaskan bahwa kitab-kitab nan privat perdebatan ini tidak digunakan “untuk menetapkan doktrin apapun”, tetapi “dibaca laksana teladan dalam hidup”. Kendatipun apokrifa Alkitab masih digunakan dalam Liturgi Anglikan,[8]
kecenderungannya momen ini adalah tidak mencetak apokrifa Perjanjian Lama internal edisi-edisi Alkitab yang digunakan pematang Anglikan. -
^
24 kitab Alkitab Ibrani adalah seperti 39 kitab Perjanjian Lama Protestan, sahaja doang pembagian dan pengurutannya berbeda: kitab Nabi-nabi Kerdil terbagi menjadi 12 kitab di dalam Injil Kristen, dan dalam Alkitab Yahudi kasatmata satu kitab yang disebut “Kedua Belas”. Demikian lagi Alkitab Masehi membagi Kitab Raja-raja menjadi catur kitab, baik 1–2 Samuel dan 1–2 Raja-raja ataupun 1–4 Yamtuan-raja, sedangkan Bibel Yahudi membaginya dalam dua kitab. Kaum Yahudi juga menargetkan 1–2 Tawarikh/Paralipomenon perumpamaan satu kitab. Ezra dan Nehemiah juga digabungkan di dalam Alkitab Yahudi, sebagaimana dalam banyak Bibel Ortodoks, bukan membaginya menjadi dua kitab sebagaimana pada leluri Katolik dan Protestan. -
^
a
b
c
d
Kitab 1–2 Samuel dan 1–2 Raja-emir disebut 1–4 Raja-raja kerumahtanggaan tradisi Katolik sebelum Perombakan. -
^
a
b
c
d
e
f
g
h
i
Nama-nama dalam parentesis yakni tanda-nama dalam Septuaginta dan juga cerbak kali digunakan makanya umat Masehi Ortodoks. -
^
Disebut 2 Esdras dalam Alkitab Sinode Rusia. -
^
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
Pelecok suatu dari 11 kitab deuterokanonika kerumahtanggaan Bibel Sinode Rusia. -
^
a
b
Beberapa Gereja Ortodoks Timur mengikuti Injil Ibrani dengan mengganggap kitab-kitab Ezra dan Nehemia sebagai satu kitab. -
^
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
Dalam Injil TB Deuterokanonika oleh LAI-LBI, kitab-kitab ini tidak dimasukkan internal Perjanjian Lama cuma ditempatkan lega bagian khusus “Deuterokanonika” di antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. -
^
a
b
Dalam Alkitab Ortodoks dan Katolik, Kitab Ester memuat Tambahan-tambahan pada Kitab Ester,[i]
adalah 103 ayat tambahan yang diterjemahkan berpangkal Septuaginta, nan tidak terletak intern naskah sumber Ibrani. -
^
a
b
Vulgata, Douay-Rheims, dan Revised Standard Version Catholic Edition menempatkan 1–2 Makabe setelah Maleakhi; terjemahan-tafsiran Katolik yang tak menempatkannya sesudah Ester. -
^
Sebagian besar Gereja Ortodoks Timur mengeluarkan kitab ini dari kanon dengan asalan bahwa kitab ini tidak cak semau kerumahtanggaan Septuaginta. -
^
Dalam Alkitab bahasa Yunani, 4 Makabe dimasukkan kerumahtanggaan lampiran. -
^
Dom Ortodoks Timur menjaringkan Mazmur 151 dan Doa Manasye. Bukan semua kanon Ortodoks memiliki kedua kitab ini. -
^
Termasuk dalam Kitab 2 Tawarikh dalam Alkitab Sinode Rusia. -
^
a
b
Kitab Yesus bin Sirakh dikenal juga dengan nama
Kitab Sirakh,
Kitab Putra Sirakh,
Kitab Kebijaksanaan Sirakh, ataupun
Kitab Ekleastikus
-
^
Privat Alkitab Katolik, Kitab Barukh memuat pasal keenam yang disebut Dokumen Nabi Yeremia.[i]
-
^
a
b
Alkitab Ortodoks Timur menenangkan Kitab Barukh dengan Tindasan Rasul Yeremia. -
^
Mayoritas menganggapnya berpangkal pecah bahasa Yunani, sedangkan ada gudi minoritas yang menganggapnya dari bahasa Ibrani; lihat Tembusan Nabi Yeremia bakal pengumuman sesudah-sudahnya. -
^
a
b
Dalam Alkitab Ortodoks dan Katolik, Kitab Daniel memuat Tambahan-apendiks pada Kitab Daniel,[i]
adalah tiga putaran yang tidak terdapat dalam Alkitab Protestan. Doa Azarya dan Gita puja Ketiga Pemuda terjadwal di antara Daniel 3:23–24. Susana dimasukkan andai Daniel 13. Betara Genta dan Dragon Babel dimasukkan sebagai Daniel 14. Semuanya ini tidak terdapat dalam Alkitab Protestan.
Referensi
[sunting
|
sunting sumur]
-
^
a
b
Jones 2001, hlm. 215. -
^
Barton 2001, hlm. 3. -
^
a
b
(Inggris)
Lim, Timothy H. (2005).
The Dead Sea Scrolls: A Very Short Introduction. Oxford: Oxford University Press. hlm. 41.
-
^
(Inggris)
Riches, John (2000).
The Bible: A Very Short Introduction. Oxford: Oxford University Press. hlm. 37. ISBN 978-0-19-285343-1.
-
^
(Inggris)
Philip R. Davies in
The Canon Debate, page 50: “With many other scholars, I conclude that the fixing of a canonical list was almost certainly the achievement of the Hasmonean dynasty.” -
^
(Inggris)
McDonald & Sanders,
The Canon Debate, 2002, page 5, cited are Neusner’s
Judaism and Christianity in the Age of Constantine, pages 128–145, and
Midrash in Context: Exegesis in Formative Judaism, pages 1–22. -
^
Boadt 1984, hlm. 11, 15–16. -
^
(Inggris)
The Apocrypha, Bridge of the Testaments
(PDF), Orthodox Anglican, diarsipkan dari varian asli
(PDF)
terlepas 2009-02-05, diakses terlepas
2015-11-30
,
Two of the hymns used in the American Prayer Book office of Morning Prayer, the Benedictus es and Benedicite, are taken from the Apocrypha. One of the offertory sentences in Holy Communion comes from an apocryphal book (Tob. 4: 8–9). Lessons from the Apocrypha are regularly appointed to be read in the daily, Sunday, and special services of Morning and Evening Prayer. There are altogether 111 such lessons in the latest revised American Prayer Book Lectionary [Books used are: II Esdras, Tobit, Wisdom, Ecclesiasticus, Baruch, Three Holy Children, and I Maccabees.]
-
^
Alkitab Parafrase Bau kencur oleh LAI. -
^
Bibel Terjemahan Mentah Deuterokanonika makanya LAI-LBI. -
^
Sorot Perjanjian Lama: Septuaginta (LXX) – Basilika Ortodoks Indonesia -
^
Britannica, 1911
-
^
Blenkinsopp 1998, hlm. 184. -
^
(Inggris)
Davila, James, “MORE ON THE KETEF HINNOM AMULETS in Ha’aretz,”
Paleojudaica, Sept. 2004. -
^
(Inggris)
Barkay, Gabriel, et al., “The Challenges of Ketef Hinnom: Using Advanced Technologies to Recover the Earliest Biblical Texts and their Context”,
Near Eastern Archaeology, 66/4 (Dec. 2003): 162-171. -
^
(Inggris)
Solving a Riddle Written in Silver -
^
(Inggris)
‘Silver scrolls’ are oldest O.T. scripture, archaeologist says -
^
Rogerson 2003, hlm. 153–54. -
^
Coggins 2003, hlm. 282. -
^
Grabbe 2003, hlm. 213–14. -
^
Miller 1987, hlm. 10–11. -
^
Crenshaw 2010, hlm. 5. -
^
a
b
Barton 2001, hlm. 9. -
^
a
b
Barton 2001, hlm. 10. -
^
Brettler 2005, hlm. 274. -
^
Gentry 2008, hlm. 302. -
^
Würthwein 1995. -
^
Jones 2001, hlm. 216. -
^
(Inggris)
Cave, William.
A complete history of the lives, acts, and martyrdoms of the holy apostles, and the two evangelists, St. Mark and Luke, Vol. II. Wiatt (Philadelphia), 1810. Accessed 6 Feb 2013. -
^
Apol. Const. 4
-
^
The Canon Debate, pp. 414–15, for the entire paragraph -
^
Herbermann, Charles, ed. (1913). “Book of Judith”.
Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton Company.
Canonicity: “…”the Synod of Nicaea is said to have accounted it as Sacred Scripture” (Praef. in Lib.). It is true that no such declaration is to be found in the Canons of Nicaea, and it is uncertain whether St. Jerome is referring to the use made of the book in the discussions of the council, or whether he was misled by some spurious canons attributed to that council”. -
^
(Inggris)
Rebenich, S.,
Jerome
(Routledge, 2013), p. 58. ISBN 9781134638444 -
^
Würthwein 1995, hlm. 91–99. -
^
(Latin)
Prologues of St. Jerome, Latin text -
^
(Inggris)
Kevin P. Edgecomb,
Jerome’s Prologue to Jeremiah, diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-31, diakses tanggal
2015-12-01
-
^
(Inggris)
Everett Ferguson, “Factors leading to the Selection and Closure of the New Testament Canon,” in
The Canon Debate. eds. L. M. McDonald & J. A. Sanders (Hendrickson, 2002) p. 320; F. F. Bruce,
The Canon of Scripture
(Intervarsity Press, 1988) p. 230; cf. Augustine,
De Civitate Dei
22.8 -
^
a
b
Barton 1997, hlm. 80–81. -
^
(Inggris)
Philip Schaff, “Chapter IX. Theological Controversies, and Development of the Ecumenical Orthodoxy”,
History of the Christian Church, CCEL
-
^
(Inggris)
Lindberg (2006).
A Brief History of Christianity. Blackwell Publishing. hlm. 15.
-
^
(Inggris)
F.L. Cross, E.A. Livingstone, ed. (1983),
The Oxford Dictionary of the Christian Church
(edisi ke-2nd), Oxford University Press, hlm. 232
-
^
Soggin 1987, hlm. 19. -
^
a
b
Würthwein 1995, hlm. 79–90, 100–4. -
^
a
b
Farmer 1991, hlm. 570–71. -
^
Juel 2000, hlm. 236–39. -
^
Herion 2000, hlm. 291–92.
Bibliografi
[sunting
|
sunting perigi]
-
Bandstra, Barry L (2004),
Reading the Old Testament: an introduction to the Hebrew Bible, Wadsworth, ISBN 978-0-495-39105-0
-
Barton, John (1997),
How the Bible came to be, Westminster John Knox Press, ISBN 978-0-664-25785-9
-
——— (2001), “Introduction to the Old Testament”, dalam Muddiman, John; Barton, John,
Bible Commentary, Oxford University Press, ISBN 978-0-19-875500-5
-
Blenkinsopp, Joseph (1998), “The Pentateuch”, privat Barton, John,
The Cambridge companion to biblical interpretation, Cambridge University Press, ISBN 978-0-521-48593-7
-
Boadt, Lawrence (1984),
Reading the Old Testament: an introduction, Paulist Press, ISBN 978-0-8091-2631-6
-
Brettler, Marc Zvi (2005),
How to read the Bible, Jewish Publication Society, ISBN 978-0-8276-1001-9
-
Bultman, Christoph (2001), “Deuteronomy”, privat Barton, John; Muddiman, John,
Oxford Bible Commentary, Oxford University Press, ISBN 978-0-19-875500-5
-
Coggins, Richard J (2003), “1 and 2 Chronicles”, kerumahtanggaan Dunn, James DG; Rogerson, John William,
Commentary on the Bible, Eerdmans, ISBN 978-0-8028-3711-0
-
Crenshaw, James L (2010),
Old Testament wisdom: an introduction, Westminster John Knox Press, ISBN 978-0-664-23459-1
-
Davies, GI (1998), “Introduction to the Pentateuch”, dalam Barton, John,
Oxford Bible Commentary, Oxford University Press, ISBN 978-0-19-875500-5
-
Dines, Jennifer M (2004),
The Septuagint, Continuum, ISBN 978-0-567-08464-4
-
Farmer, Ron (1991), “Messiah/Christ”, dalam Mills, Watson E; Bullard, Roger Aubrey,
Mercer dictionary of the Bible, Mercer University Press, ISBN 978-0-86554-373-7
-
Gentry, Peter R (2008), “Old Greek and Later Revisors”, dalam Sollamo, Raija; Voitila, Anssi; Jokiranta, Jutta,
Scripture in transition, Brill, ISBN 978-90-04-16582-3
-
Grabbe, Lester L (2003), “Ezra”, dalam Dunn, James DG; Rogerson, John William,
Commentary on the Bible, Eerdmans, ISBN 978-0-8028-3711-0
-
Hasel, Gerhard F (1991),
Old Testament theology: basic issues in the current debate, Eerdmans, ISBN 978-0-8028-0537-9
-
Herion, Gary A (2000), “Covenant”, dalam Freedman, David Noel,
Dictionary of the Bible, Eerdmans, ISBN 978-90-5356-503-2
-
Jobes, Karen H; Silva, Moises (2005),
Invitation to the Septuagint, Baker Academic
-
Jones, Barry A (2000), “Canon of the Old Testament”, dalam Freedman, David Noel,
Dictionary of the Bible, William B Eerdmans, ISBN 978-90-5356-503-2
-
Juel, Donald (2000), “Christ”, n domestik Freedman, David Noel,
Dictionary of the Bible, William B Eerdmans, ISBN 978-90-5356-503-2
-
Lim, Timothy H. (2005).
The Dead Sea Scrolls: A Very Short Introduction. Oxford: Oxford University Press.
-
McLay, Cak regu (2003),
The use of the Septuagint in New Testament research, Eerdmans, ISBN 978-0-8028-6091-0
-
Miller, John W (2004),
How the Bible came to be, Paulist Press, ISBN 978-0-8091-4183-8
-
Miller, John W (1987),
Meet the prophets: a beginner’s guide to the books of the biblical prophets, Paulist Press, ISBN 978-0-8091-2899-0
-
Rogerson, John W (2003), “Deuteronomy”, dalam Dunn, James DG; Rogerson, John William,
Commentary on the Bible, Eerdmans, ISBN 978-0-8028-3711-0
-
Schniedewind, William M (2004),
How the Bible Became a Book, Cambridge, ISBN 978-0-521-53622-6
-
Soggin, J. Alberto (1987),
Introduction to the Old Testament, Westminster John Knox Press, ISBN 978-0-664-22156-0
-
Würthwein, Ernst (1995),
The text of the Old Testament: an introduction to the Biblia Hebraica, William B Eerdmans, ISBN 978-0-8028-0788-5
Bacaan lanjutan
[sunting
|
sunting perigi]
- Anderson, Bernhard.
Understanding the Old Testament. ISBN 0-13-948399-3 - Bahnsen, Greg, et al.,
Five Views on Law and Gospel
(Grand Rapids: Zondervan, 1993). -
Berkowitz, Ariel; Berkowitz, D’vorah (2004),
Torah Rediscovered
(edisi ke-4th), Shoreshim, ISBN 0-9752914-0-8
. -
Dever, William G. (2003),
Who Were the Early Israelites?, Grand Rapids, MI: William B Eerdmans, ISBN 0-8028-0975-8
. -
von Rad, Gerhard (1982–1984),
Theologie des Alten Testaments
(privat bahasa German), Band 1–2, Munich: Auflage
. -
Hill, Andrew; Walton, John (2000),
A Survey of the Old Testament
(edisi ke-2nd), Grand Rapids: Zondervan, ISBN 0-310-22903-0
. -
Kuntz, John Kenneth (1974),
The People of Ancient Israel: an introduction to Old Testament Literature, History, and Thought, Harper & Row, ISBN 0-06-043822-3
. -
Lancaster, D Thomas (2005),
Restoration: Returning the Torah of God to the Disciples of Jesus, Littleton \ publisher = First Fruits of Zion
. -
Papadaki-Oekland, Stella,
Byzantine Illuminated Manuscripts of the Book of Job, ISBN 978-2-503-53232-5
. -
Rouvière, Jean-Marc (2006),
Brèves méditations sur la Création du monde
(kerumahtanggaan bahasa French), Paris: L’Harmattan
. -
Salibi, Kamal (1985),
The Bible Came from Arabia, London: Jonathan Cape, ISBN 0-224-02830-8
. -
Schmid, Konrad (2012),
The Old Testament: A Literary History, Minneapolis: Fortress, ISBN 978-0-8006-9775-4
. -
Silberman, Neil A; et al. (2003),
The Bible Unearthed
(hardback), New York: Simon & Schuster, ISBN 0-684-86912-8
, ISBN 0-684-86913-6 (paperback). -
Sprinkle, Joseph ‘Joe’ M (2006),
Biblical Law and Its Relevance: A Christian Understanding and Ethical Application for Today of the Mosaic Regulations
(clothbound), Lanham, MD: University Press of America, ISBN 0-7618-3371-4
and ISBN 0-7618-3372-2 (paperback).
Pranala luar
[sunting
|
sunting sendang]
-
“The Old Testament Canon”,
Scripture & tradition, Church Fathers, diarsipkan terbit varian putih tanggal 2016-05-17, diakses tanggal
2015-11-30
. -
Bible gateway
. Full texts of the Old (and New) Testaments including the full Roman and Orthodox Catholic canons. -
“Old Testament”,
Écritures, La feuille d’Olivier, diarsipkan dari versi kudus tanggal 2010-12-07, diakses tanggal
2015-11-30
. Protestant Old Testament on a single page. -
“Old Testament”,
Reading Room, CA: Tyndale Seminary
. Extensive online OT resources (incl. commentaries). -
“Old Testament”,
Religious studies
(video)
(lectures), Yale University, 2011-11-30
. -
Bible, X10 host
: Old Testament stories and commentary. -
Old Testament Timeline
(PDF), LDS
. -
Tanakh ML
(parallel Bible)
– Biblia Hebraica Stuttgartensia and the King James Version.
Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Lama