pulau irian jaya


Koordinat:



4°00′S
136°00′E


 / 

4.000°S 136.000°E
 /
-4.000; 136.000




Papua

  • Nugini Barat
  • Irian Barat
  • Irian Jaya
  • Papua

Wilayah

Papua
LocationWestPapua.svg
Negara

 Indonesia
Negeri
Papua

Papua Barat

Papua Tengah

Papua Pegunungan

Papua Daksina

Papua Barat Gerendel
Luas
 • Total 415.170,52 km2
(16,029,823 sq laksa)
Kebesaran

(Puncak Jaya)

4.884 m (16,024 ft)
Populasi

(2020)

 • Total 5.437.775
 • Kepadatan 0,13/km2
(0,34/sq mihun)
Zona tahun UTC+09:00 (WIT)

Papua
(Kode ISO: ID-PP, sebelumnya
Irian Barat
atau
Irian Jaya), atau kadang
Papua Barat
atau
Nugini Barat
cak bagi membedakan dengan Papua Nugini, merupakan wilayah Republik Indonesia yang terletak pada adegan barat bermula Pulau Papua. Wilayah ini dibagi menjadi enam provinsi, yakni provinsi Papua , Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Selatan dan Papua Barat Ki akal.

Sejarah

Papua sudah populer sejak lama. Pedagang sumber akar Tiongkok, Ghau Yu Kuan, hinggap ke Papua sekitar paruh akhir 500 M dan menamakannya laksana
Tungki, yaitu daerah di mana mereka mendapatkan rempah-rempah. Padahal di paruh intiha 600 M, Kerajaan Sriwijaya menyebutnya sebagai
Janggi.
Baru sreg awal tahun 700 M, para pedagang dari Persia dan Gujarat mulai berdatangan ke Papua dan menyebutnya andai
Dwi Panta
maupun
Samudrananta, ialah sebutan mereka lakukan ujung segara atau ujung lautan. Kerajaan Majapahit, di akhir musim 1300 M menyebutnya bak Wanin dan Sran. Tera Wanin yakni Semenanjung Onin di daerah Fak-Fak, sedangkan Sran adalah nama lain kerajaan Kaimana.[1]
Hal ini dikarenakan budak nan dibawa bikin dipersembahkan kepada Kerajaan Majapahit semenjak berpokok Onin, yang dibawa oleh orang Merembah, Maluku. Lega masa itu, Papua dinyatakan sebagai kawasan ke delapan berpokok Kerajaan Majapahit.
[2]


Pengaruh Bacan, Ternate, dan Tidore

Menurut Kakawin Nagarakretagama yang ditulis antara bulan September-Oktober tahun 1365, daerah Wwanin/Onin (Kabupaten Fakfak) yaitu daerah supremsi mandala Kerajaan Majapahit, negeri ini mungkin bagian dari dominion imperium Hindu di Kepulauan Maluku yang diakui ditaklukan Majapahit. Dari embaran yang diperoleh dalam kitab klasik Negarakertagama, misalnya, di sana dijelaskan bak berikut:

Ikang sakasanusasanusa Makasar Butun Banggawai Kuni Ggaliyao mwang i [ng] Salaya Sumba Solot Muar muwah tigang i Wandan Ambwan Athawa maloko
Ewanin
ri
Sran
ini Timur yunda angeka nusatutur.

Menurut sejumlah pakar bahasa yang dimaksud
Ewanin
adalah keunggulan bukan lakukan negeri semenanjung Onin dan
Sran
ialah stempel bukan cak bagi negeri selatan semenanjung Bomberai yang juga disebut Kowiai. Imperium Sran yakni imperium lokal yang yuridiksi mandalanya hingga sampai Kepulauan Kei, di tenggara Maluku. Sahaja
Nagarakretagama
enggak dapat dianggap sebagai sumur sejarah tentu karena ialah pujian seorang pujangga keraton kepada rajanya.
[butuh rujukan]

Dalam bukunya “Nieuw Guinea”, WC. Klein kembali menjelaskan fakta semula mula pengaruh kerajaan Bacan di persil Papua. Di sana dia menulis:
In 1569 Papoese hoof den bezoeken Batjan. Ee aanterijken worden vermeld.
(Puas tahun 1569 atasan-pemimpin Papua mengunjungi kerajaan Bacan di mana dari kunjungan terebut terbentuklah kerajaan-kerajaan).[3]
Menurut sejarah lisan insan Biak Beser, dulu ada hubungan dan pernikahan antara para kepala suku mereka dan para sultan Tidore. Karena pengaruh Tidore dimulai terbit Gurabesi nan yaitu Mambri alias Kapita Waigeo bawah Biak, yang kemudian waktu menikah dengan putri Emir Tidore dan memperanak para pejabat di Raja Ampat. Kaki Biak merupakan kaki Melanesia terbanyak yang menyebar di rantau utara Papua, karena itu bahasa Biak sekali lagi terbanyak digunakan dan dianggap sebagai bahasa persatuan Papua.
[zakar rujukan]

Akibat hubungan daerah-daerah rantau Papua dengan Kaisar-Ratu Maluku maka terwalak beberapa kerajaan lokal (pertuanan) di pulau ini, yang menunjukkan masuknya sistem feodalisme yang merupakan bukan budaya suci etnik Papua. Kerajaan-kekaisaran atau petuanan yang dipimpin maka itu pemimpin yang asian gelar yamtuan tersebut diantaranya:

Di Kepulauan Kanjeng sultan Ampat (Korano Ngaruha)
[4]
[5]

  • Kerajaan Waigeo, kiat kekuasaannya di Wewayai, pulau Waigeo.[6]
  • Kerajaan Misool (marga Umkabu) dengan dengan buku kekuasaan di Lilinta, pulau Misool.[7]
    • Imperium Waigama (marga Tafalas) dengan rahasia kekuasaan di Waigama, pulau Misool.
  • Kekaisaran Salawati (marga Arfan) dengan pusat kontrol di Samate, pulau Salawati Paksina.[8]
  • Kerajaan Sailolof (marga Mayalibit) dengan pusat supremsi di Sailolof, pulau Salawati Kidul.[9]

Di Semenanjung Onin, masa ini Kabupaten Fakfak:
[5]

  • Kerajaan Fatagar (marga Uswanas)
  • Kekaisaran Rumbati (marga Bauw)
    • Kekaisaran Atiati (marga Kerewaindżai)
    • Kerajaan Sekar/Kabituwar (marga Rumagesan)[10]
    • Imperium Patipi (marga Iba)[11]
    • Imperium Arguni (marga Pauspaus)
    • Kerajaan Wertuar (marga Heremba)

Di daksina semenanjung Bomberai yang silam disebut
Kowiai, waktu ini Kabupaten Kaimana.

[4]
[5]

  • Kerajaan Namatota alias Kekaisaran Kowiai/Koiwai (marga Ombaier)
    [12]

    • Konfederasi Tarya We
    • Kerajaan Aiduma
  • Kerajaan Kaimana (marga Aituarauw)[13]

Daftar penguasa di bilang kerajaan:

Penguasa Imperium Lilinta (klan Umkabu), (Misool Selatan & Misool Barat, sejak abad ke-16 bawahan kesultanan Bacan):

  • Abdul Madjid (1872-1904)[14]
  • Jamal ad-Din (1904-1945)
  • Bahar ad-Din Oekamboe (1945 – )

Penguasa Kerajaan Waigama (klan Tafalas), (Misool Utara & Misool Timur, sejak abad ke-16 anak buah kesultanan Bacan):

  • Abd ar-Rahman (1872-1891)
  • Hassan (1891/1900-1916)[14]
  • Syams ad-Din Tafalas (1916-1953)

Penguasa Imperium Salawati, pulau Salawati (sejak abad ke-16 begundal Sultanat Ternate):

  • Abd al-Kasim (1873-1890)
  • Mohamad Amin (1900-1918)[14]
  • Bahar ad-Din Arfan (1918-1935)
  • Bubuk’l-Kasim Arfan (1935-?)

Penguasa Imperium Waigeo, pulau Waigeo (sejak abad ke-16 bawahan Kesultanan Ternate):

  • Ganjoem (1900-1918)[14]

Penguasa Kerajaan Rumbati

  • Mohammad, (19 Desember 1902), wd. Radja van Roembati.[14]
  • Aboe Bakar (1 Januari 1932)[15]

Penguasa Kerajaan Sekar

  • Lakaté, (Maret 1899), wd. Radja van Sekar (ondergeschikt aan Roembati).[14]
  • Machmud Singgirei Rumagesan bergelar Tuanku Al-Pan-ji-panji Ugar Sekar]].[16]

Penguasa Imperium Patipi

  • Achmad, (Mei 1903), wd. Radja van Patipi.[14]

Penguasa Imperium Ati-ati

  • Hadji Haroena, (April 1899), wd. Radja van Ati-ati.[14]
  • Maroena, (1 Januari 1932) Radja van Ati-ati.[15]

Penguasa Kerajaan Fatagar

  • Mafa, (April 1899), Radja van Fatagar.[14]
    [15]

Penguasa Imperium Kowiai (Namatotte)

  • Mohammad Asli, Radja van Kowiai (Namatotte).[14]
  • Mooi Boeserau,(1 Januari 1932) Radja van Namatote[15]

Penguasa Kerajaan Kaimana

  • Wawoesa, Radja Kommissie van Kaimana (ondergeschikt aan Kowiai).[14]

Penguasa Imperium Mapia di Pulau Pegun, Kabupaten Supiori

  • Marwedi, Radja der Mapia-eilanden.[14]

Tahun 1660, VOC memang sempat menandatangani perjanjian dengan prabu Tidore di mana Tidore menerima protektorat Belanda atas penduduk Irian barat. Perjanjian ini jelas menutupi warga kepulauan antara Maluku dan Irian.

Tidore menganggap dirinya pembesar Biak.[17]
Pada masa itu, pedagang Melayu menginjak mengunjungi pulau Irian. Justru pandangan Tidore ini nan menjadi alasan Belanda menganggap penggalan barat pulau ini yaitu fragmen berbunga Hindia Belanda.

Sejak abad ke-16, selain di Kepulauan Raja Ampat yang terdaftar negeri pengaruh Tuanku Bacan dan Yamtuan Ternate, wilayah lain di Papua yaitu daerah pesisir Papua dari pulau Biak (serta daerah sebaran khalayak Biak) hingga Mimika Barat (Kipia) merupakan bagian mulai sejak wilayah mandala Kesultanan Tidore, sebuah kerajaan yang berdekatan dengan kewedanan Papua. Tidore menganut adat Uli-Siwa (Persekutuan Sembilan), sehingga provinsi-area Tidore seperti Biak, Fakfak dan sebagainya lagi dibagi n domestik sembilan kewedanan (pertuanan). Pencatuan kontrol di Papua ini oleh Tidore dibagi menjadi
Papo-ua Gam Sio, Kewedanan Sembilan Papo Ua berikut Sangaji Umka, Gimalaha Usba, Sangaji Barei, Sangaji Boser, Gimalaha Kafdarun, Sangaji Wakeri, Gimalaha Warijo, Sangaji Mar, dan Gimalaha Warasay. Seterusnya
Mafor Soa Raha, Mafor Catur Soa yang berikut Sangaji Rumberpon, Sangaji Rumansar, Sangaji Angaradifa, and Sangaji Waropen, lalu
Korano Ngaruha
yang berupa kepulauan Raja Ampat.[4]

Hindia Belanda

C. Lulofs, residen
Nieuw-Guinea
permulaan pada masa Hindia Belanda (1910–1938)

Keenam
afdelingen
(wilayah) Nugini Belanda di bawah penguasa Belanda di Maluku

Pada hari 1826, Pieter Merkus, gubernur Belanda lakukan Maluku, mendengar angin lalu bahwa Inggris mulai masuk pantai Irian di sebelah timur Kepulauan Aru. Sira mengutus kontingen cak bagi menyibuk mulai sejak pantai tersebut setakat Pulau Dolak.[18]
Dua perian kemudian, Belanda membangun Fort Du Bus, yang sekarang menjadi kota Lobo, dengan tujuan terdepan menghadang kekuatan Eropa lain bagi mendarat di Irian Barat. Pada perayaan pembentukan Belanda mengangkat beberapa raja bawahan Tidore lakukan mengatur wilayah tersebut sama dengan, Sendawan (Raja Namatota), Kassa (Raja Lahakia) dan Lutu (“Bani adam Mampu” dari Lobo and Mawara).[19]
Fort Du Bus koteng ditinggalkan Belanda lega tahun 1835, akibat penyakit dan terjangan pemukim domestik. Pemerintah Belanda mendelegasikan distrik ini sebagai wilayah swapraja Kerajaan Tidore.[20]
Tidore sendiri sewaktu-waktu mempercayakan raja bawahannya untuk memungut fiskal di wilayah ini, seperti Sultan Misool nan mengatasi kerajaan di wilayah Onin atau Raja Salawati di distrik Utara Kepala Burung.[21]

Pemerintah kolonial Belanda berangkat memerintah langsung wilayah Papua sejak paruh pengunci abad ke 19. Pada musim 1850 ekspedisi Hongi dan penggalasan budak dihilangkan. Lega perjanjian waktu 1872, Tidore memufakati kekuasaan Kekaisaran Belanda atasnya. Aji Tidore namun berhak mengatur adapun masalah feodal kerajaan. Pada tahun Belanda baru kembali ke Irian pada periode 1898, dimana dibentuk pemerintahan di Fakfak dan Manokwari, sebelum akhirnya di Merauke pada masa 1902. Pada tahun 1905 terjadi kekosongan Sultan Tidore sehingga independensi kerajaan semakin memendek. Puas periode 1909 Imperium Tidore sudah tidak merdeka secara de jure, dan pada tahun 1910 Kerajaan Bacan dan Tidore menandatangani perjanjian yang membatalkan seluruh perjanjian lama mereka dengan Pemerintah Hindia Belanda. Walau Imperium Tidore masih n kepunyaan beberapa hak di area Irian sampai 1911 dimana kekuasaan tersebut juga akhirnya dibatasi.[22]

Pulau Papua sendiri dibagi antara Belanda, Jerman (bagian paksina Irian Timur), dan Inggris (adegan selatan Irian Timur). Garis busur 141 derajat diakui sebagai batas timur Irian Barat. Lega tahun 1898–1949, Papua putaran barat dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea
alias
Dutch New Guinea) yang merupakan bagian dari Hindia Belanda.

Perebutan antara Indonesia dan Belanda

Sreg tanggal 17 Agustus 1945, negara Indonesia di proklamirkan. Indonesia pun menuntut semua daerah eks Hindia Belanda sebagai wilayahnya. Di dalam Konferensi Malino, perwakilan pemindah bermula Papua Frans Kaisiepo juga menuntuk wilayah nan disebutnya
Irian
tersebut menjadi bagian dari negara Indonesia. Mulanya Belanda kepingin mengirim Silas Papare,[23]
[24]
saja sira terlibat persabungan Soegoro pada pengunci Desember 1945 yang mengakibatkan 250 eks-Heiho ditangkap dan ia sendiri diasingkan ke Serui.[25]
[26]
Selama Konferensi Malino, pada 17 Juli 1946 terjadi sekali lagi persangkalan melawan Belanda yang dipimpin Panggoncang Pataka bagi membebaskan Soegoro Atmoprasodjo,[27]
dengan sebelas orang Ambon yang bekerja andai pandai reparasi, legiun KNIL (Tentara Kerajaan Hindia Belanda), anggota batalion Papua milik van Eechoed, dan 30 pemuda Papua yang berasal dari seputar Telaga Sentani.[28]
[29]

Kemudian, Belanda dalam Konferensi Denpasar yang tak punya kantor cabang Papua, kepingin menjadikan Irian Barat sebagai negara terpisah dari Negara Indonesia Timur karena adanya masalah keuangan, perbedaan rasial, tempat pengungsian populasi Indo dan dorongan partai Katolik Belanda. Strategi ini ditentang Nicolaas Jouwe, Marthen Indey, dan Corinus Krey yang mengirim manuskrip kepada van Mook di Denpasar pada tanggal 12 December 1946, walau tidak diindahkan.[30]
[31]
[32]
[33]

Gengsi Irian Barat tidak terpecahkan dalam Konferensi Kenap Bundar di Den Haag dan diputuskan bakal ditunda pembahasannya selama setahun. Penyelesaian gengsi Irian Barat menjadi berlarut-larut dan tak selesai kembali hingga tahun 1961, sampai terjadilah pertikaian bersenjata antara Indonesia dan Belanda pada Desember 1961 dan awal 1962 untuk memperebutkan kawasan ini. Melampaui Perjanjian New York, alhasil disetujui bahwa Belanda memasrahkan sementara Irian Barat kepada PBB melalui United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) sebelum diberikan sepenuhnya kepada Indonesia pada 1 Mei 1963. Kedudukan Irian Barat menjadi makin tentu sehabis diadakan sebuah referendum
act of free choice
pada periode 1969 dengan hasil rakyat Irian Barat memilih bagi tetap menjadi adegan dari Indonesia.

Provinsi Indonesia

Zainal Abidin Syah, Aji Tidore, diangkat pemerintah RI menjadi gubernur purwa Papua perian 1956–1961 nan momen itu beribu kota di Soasiu, Pulau Tidore. Cikal buat tadbir Provinsi Papua adalah Biro Irian buram nan didirikan pemerintah dengan keterlibatan Papare, Wesplat, dan Rumagesan.[34]
Beberapa anak adam Papua tamatan administrasi, pasukan Nugini Belanda, dengan dasar kargoisme nan tidak setuju dengan hasil Perjanjian New York dan Penentuan Pendapat Rakyat membentuk aksi separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk merukunkan kawasan Papua berusul Indonesia.[35]
[36]

Keunggulan provinsi Irian Barat digunakan sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi
Irian Jaya
oleh Soeharto bilamana meresmikan lombong tembaga dan emas Freeport dan nama itu tetap digunakan secara resmi sampai tahun 2002. Nama wilayah ini diganti menjadi
Papua
sesuai UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua. Pada tahun 2004, dengan disertai oleh berbagai demonstrasi, Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur setia memakai jenama
Papua
sedangkan putaran baratnya menjadi Provinsi
Irian Jaya Barat
(sekarang
Papua Barat Daya dan Papua Barat). Pada tahun 2022, dibentuk lagi provinsi baru faktual, Papua Barat Daya, Papua Rangkaian gunung, Papua Kidul, dan Papua Tengah.

Agama

Berlandaskan data Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2018, mayoritas penduduk di wilayah Papua menganut agama Kekristenan yakni sebanyak 79,68% dengan rincian Protestan sebanyak 65,91% dan Katolik sebanyak 13,77%. Kemudian penduduk yang beragama Islam sebanyak 20,05%, kemudian Asisten sebanyak 0,09%, Hindu sebanyak 0,08%, Buddha sebanyak 0,06%, dan Konghucu sebanyak 0,04%.[37]

Lihat lagi

  • Daftar sungai di Papua bagian barat
  • Kampanye Trikora
  • Organisasi Papua Merdeka
  • Republik Papua Barat

Referensi


  1. ^


    Usmany, Desy Polla (2017-06-03). “SEJARAH RAT SRAN RAJA KOMISI KAIMANA (History of Rat Sran King of Kaimana)”.
    Buku harian Penelitian Ilmu purbakala Papua Dan Papua Barat.
    6
    (1): 88. doi:10.24832/papua.v6i1.45alt=Dapat diakses gratis
    . ISSN 2580-9237. Diakses tanggal
    2021-04-24
    .





  2. ^

    Saragih 2019, hlm. 7.

  3. ^

    Nafas Islam di Tanah Papua ( Part 2 )
  4. ^


    a




    b




    c




    Wanggai, Tony V.M. (2008) (dalam bahasa id).
    Rekonstruksi Sejarah Islam di Petak Papua
    (Tesis). UIN Syarif Hidayatullah. https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7292/1/Toni%20Victor%20M.%20Wanggai_Rekonstruksi%20Sejarah%20Umat%20Islam%20di%20Tanah%20Papua.pdf
    . Diakses pada 2022-01-30.




  5. ^


    a




    b




    c




    Mansoben, Johszua Robert (1995).
    Sistem Garis haluan Tradisional Di Irian Jaya. Jakarta: LIPI – RUL 1995. hlm. 242–246. ISBN 979-8258-06-1.





  6. ^


    “Memori masuknya Islam ke Papua”. Diarsipkan berbunga versi murni tanggal 2011-10-28. Diakses tanggal
    2011-12-07
    .





  7. ^

    Islam Di Papua, Sejarah Nan Terlupakan

  8. ^

    Islam Di Papua

  9. ^


    “Memori Masuknya Islam di Papua”. Diarsipkan dari varian ceria rontok 2010-06-18. Diakses tanggal
    2011-12-07
    .





  10. ^


    “Kerajaan Sekar, Salah Satu Peneroka Penyerantaan Islam di Papua”. Diarsipkan dari versi tulen tanggal 2012-01-19. Diakses tanggal
    2011-12-07
    .





  11. ^

    Kekaisaran Islam Nan Tenggelam di Kapling Papua

  12. ^


    “Desa Wisata Namatota”.
    JADESTA
    . Diakses tanggal
    2022-11-03
    .





  13. ^

    http://aituarauw-kaimana.blogspot.co.id/
  14. ^


    a




    b




    c




    d




    e




    f




    g




    h




    i




    j




    k




    l




    “Landsdrukkerij”.
    Regeeringsalmanak voor Nederlandsch-Indie voor 1904. Batavia: Ter Lands-Drukkerij. 1904. hlm. 296.




  15. ^


    a




    b




    c




    d




    “Jelle Miedema, W. A. L. Stokhof”.
    Memories van overgave van de afdeling West Nieuw-Guinea:. 1992. hlm. 40.





  16. ^


    M. R. Dajoh (1957).
    Chauvinis Irian damai. hlm. 64.





  17. ^

    Rutherford, Danilyn,
    Raiding the land of the foreigners

  18. ^

    Moore, Clive,
    New Guinea

  19. ^


    Usmany, Desy Polla (2017-06-03). “Ki kenangan RAT SRAN RAJA KOMISI KAIMANA (History of Rat Sran King of Kaimana)”.
    Jurnal Pengkhususan Ilmu purbakala Papua Dan Papua Barat.
    6
    (1): 85–92. doi:10.24832/papua.v6i1.45alt=Dapat diakses gratis
    . ISSN 2580-9237. Diakses tanggal
    2021-04-24
    .





  20. ^


    Swadling, Pamela; Wagner, Roy; Laba, Billai (2019-12-01).
    Plumes from Paradise. Sydney University Press. hlm. 16–17. doi:10.30722/sup.9781743325445. ISBN 978-1-74332-544-5.





  21. ^


    Remijsen, Albert C.L. (2001).
    Word-prosodic systems of Yamtuan Ampat languages. Utrecht: Lot 2001. hlm. 173. ISBN 90-76864-09-8.





  22. ^


    Swadling, Pamela; Wagner, Roy; Laba, Billai (2019-12-01).
    Plumes from Paradise. Sydney University Press. hlm. 118–120. doi:10.30722/sup.9781743325445. ISBN 978-1-74332-544-5.





  23. ^

    Chauvel 2005, hlm. 70-71.

  24. ^

    Penders 2002, hlm. 140.

  25. ^

    Lumintang et al. 1997, hlm. 38.

  26. ^

    Lumintang et al. 1997, hlm. 32.

  27. ^

    Lumintang et al. 1997, hlm. 38-39.

  28. ^


    Chauvel, Richard (2009). “From the ramparts of Fort Victoria: knowing Indonesia through a distant mirror”.
    Review of Indonesian and Malaysian Affairs. Association for the Publication of Indonesian and Malaysian Affairs Inc.
    43
    (1): 165–187.





  29. ^


    Sitompul, Martin (2015-08-12). “Soegoro Atmoprasodjo, Hamba allah Permulaan yang Memperkenalkan Nasionalisme Indonesia di Papua”.
    Historia – Majalah Sejarah Tenar Pertama di Indonesia
    . Diakses copot
    2022-08-11
    .





  30. ^


    “Birth of New State of East Indonesia”.
    The Argus (Melbourne)
    (31,299). Victoria, Australia. 23 December 1946. hlm. 5. Diakses tanggal
    15 July
    2018

    – via National Library of Australia.





  31. ^


    Ide Momongan Agung Gde Agung (1996) [1995].
    From the Formation of the State of East Indonesia Towards the Establishment of the United States of Indonesia. Diterjemahkan maka dari itu Owens, Linda. Yayasan Oncor. hlm. 95. ISBN 979-461-216-2.





  32. ^


    “NETHERLANDS TO KEEP DUTCH Tepi langit G”.
    The Argus (Melbourne)
    (31,298). Victoria, Australia. 21 December 1946. hlm. 5. Diakses tanggal
    15 July
    2018

    – via National Library of Australia.





  33. ^


    Gunawan, Restu; Leirissa, R.Z.; Haryono, P. Suryo; Lumintang, Onnie; Nurhajirini, Dwi Ratna (1997).
    Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. hlm. 42. Diakses tanggal
    24 October
    2020
    .





  34. ^


    Tindasan Nasional Republik Indonesia (2002).
    Kembalinya Irian Barat. Surat Nasional Republik Indonesia. hlm. 45–52. ISBN 978-979-8101-67-0. Diakses sungkap
    2022-04-17
    .





  35. ^


    Damarjati, Danu (2018-12-15). “Kelahiran OPM: Gerakan Spiritual Siasat sampai Angkat Senjata”.
    detikcom
    . Diakses tanggal
    2022-08-19
    .





  36. ^


    Purwanto, Heru, ed. (12 May 2014). “Papuan leader says Netherlands created OPM to oppose Indonesia”.
    ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 May 2020. Diakses copot
    5 March
    2021
    .





  37. ^


    “Statistik Umat Menurut Agama di Indonesia”. Kementerian Agama Republik Indonesia. 15 Mei 2018. Diarsipkan dari varian tahir tanggal 3 September 2020. Diakses tanggal
    2 Juli
    2022
    .




Daftar pustaka

  • Saragih, Maylina (2019).
    Heroisme PGT Dalam Persuasi Ajak. Subdisjarah Dispenau.



  • Chauvel, Richard (2005).
    Constructing Papuan Nationalism : History, Ethnicity, and Adaption
    (dalam bahasa Inggris). Washington, D.C.: East-West Center. ISBN 1-932728-26-0.



  • Lumintang, Onnie; Haryono, P. Suryo; Gunawan, Restu; Nurhajarini, Dwi Ratna (1997).
    Memoar Pahlawan Nasional Marthin Indey dan Silas Papare
    (PDF). Indonesia: Kemdikbud.



  • Penders, Christian Lambert Maria (2002).
    The West New Guinea Debacle: Dutch Decolonisation and Indonesia, 1945-1962
    (dalam bahasa Inggris). University of Hawaii Press. ISBN 978-0-8248-2470-9.



  • Singh, Bilveer (2011).
    Papua: Geopolitics and the Quest for Nationhood
    (internal bahasa Inggris). Transaction Publishers. ISBN 978-1-4128-1206-1.



Pranala asing

  • Video di YouTube Pagar adat PETUANAN Pangeran ARGUNI KAB FAKFAK MENGANTAR HATIB
  • Video di YouTube Kaisar Kokoda Terus Berjuang Demi Rakyat Papua Barat



Source: https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Papua_%28wilayah_Indonesia%29