sel t pembunuh
KEMUNCULAN varian virus korona telah memicu kecemasan akan halnya dampaknya terhadap efektivitas vaksin dan apakah orang yang sebelumnya terinfeksi mungkin bertambah rentan terhadap infeksi ulang.
Hanya sebuah studi plonco pada Selasa (30/3) menunjukkan bahwa anak ningrat gerendel dalam respons keimunan, yang disebut sel T pembunuh, sebagian ki akbar tunak tak teruit.
Kreasi ini menggembirakan karena lamun sel darah steril ini bukan pertahanan garis permulaan melawan infeksi, mereka dapat membantu mencegah masalah menjadi kian parah.
Baca juga: BMKG: Gempa Melonguane Dangkal Akibat Subduksi Sangihe-Talaud
Ilmuwan di National Institutes of Health dan John Hopkins University menganalisis sampel darah dari 30 sosok yang telah tertular dan pulih dari covid-19 sebelum munculnya varian.
Cak regu ingin mengetahui apakah terungku-kurungan ini, yang dikenal dengan nama teknisnya kerangkeng CD8 + T masih boleh mengenali tiga varian SARS-CoV-2 ialah B117 yang permulaan mungkin ditemukan di Inggris, B1351 yang diidentifikasi di Afrika Kidul, dan B11248 yang purwa kali terlihat di Brasil.
Yang membentuk masing-masing varian ini khusus yakni mutasi nan mereka bawa, terutama di wilayah zat putih telur lonjakan virus, struktur yang menghunjamkan permukaannya dan memungkinkannya menyerang pengasingan.
Mutakadim pahit lidah bahwa alih tugas pada daerah protein lonjakan ini membuat beberapa versi kurang boleh dikenali lakukan menetralkan antibodi protein pelawan infeksi nan diproduksi oleh sel B sistem kekebalan.
Ini tampaknya benar, misalnya untuk B.1.351, menurut studi tentang dampak vaksin covid-19 generasi ketika ini.
Antibodi penetral dibuat khusus agar sesuai dengan antigen, alias struktur tersendiri patogen. Internal kasus virus korona, ini yakni protein lonjakan, nan menyambat antibodi, mencegah virus menginfeksi sel.
Sebaliknya, sel T pembunuh mencari tanda-logo kurungan nan sudah terinfeksi patogen nan sebelumnya mereka temui, dan kemudian membunuh sel tersebut.
Baca pun: Persekot Budaya perlu Ketabahan dari Ancaman Bencana
Dalam studi bau kencur, para peneliti menemukan bahwa respon sel T pembunuh sebagian besar setia utuh dan dapat mengenali damping semua mutasi dalam varian yang diteliti.
Para peneliti menyadari bahwa penelitian yang lebih besar diperlukan untuk mengonfirmasi hasil, tetapi mengatakan bahwa hal itu menunjukkan bahwa rumah pasung T pembunuh kurang rentan terhadap alih tugas pada virus korona daripada antibodi penawar.
Antibodi masih terdahulu bikin mencegah infeksi sejak awal dan berkurangnya kemanjuran vaksin terhadap varian tampaknya menjadi bukti.
Tetapi respons sel Falak pembunuh yang muncul kemudian dan kondusif membersihkan problem, membantu menjelaskan kok vaksin tampaknya dapat mencegah komplikasi parah dan rawat mengadar, meskipun kemanjurannya intern menghentikan infeksi maka dari itu versi berkurang. (H-3)
Source: https://mediaindonesia.com/humaniora/395106/sel-t-pembunuh-tingkatkan-imunitas-terhadap-varian-covid-19