struktur penunjang tulang
Tulang beragangan sistem rencana khalayak
Sistem rangka
maupun
sistem rangka
ialah satu sistem yang memberikan dukungan fisik pada makhluk spirit bagi dapat berputar. Sistem rancangan biasanya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, intern, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena bukan adanya struktur penunjang.
Rangka tulang adalah sistem rangka utama dalam vertebrata. Tulang beragangan berkolaborasi dengan kulit menyediakan rang asal satu organisme. Sistem rangka memungkinkan pergerakan tubuh, dengan berkreasi begitu juga sistem otot. Kelihatannya sistem penyokong yang paling efisien merupakan endoskeleton (skeleton dalam) vertebrata, jaringan internal dari benak berkanjang dan tulang rawan maupun kartilago, yang membingkai, mewujudkan, dan mencagar tubuh, serta menyenggangkan serangkaian tuas nan memaksimalkan potensi pergerakan yang jarang dan cepat.[1]
Sistem Rangka Insan
[sunting
|
sunting sumber]
Sistem rancangan bani adam merupakan antologi pecah tulang-lemak tulang yang tukar berhubungan satu setimpal lain membentuk sistem gerak. Pada sistem gerak, tulang rangka lain dapat bergerak koteng, melainkan berangkulan dengan otot. Kerja sama keduanya dapat dikenal dengan tera sistem muskuloskeletal. Otot dengan bantuan trik dan struktur suporter lainnya (ligamen, tendon, fascia dan bursae) memungkinkan tulang rangka bergerak.[2]
Rancangan turunan dibentuk bersumber tulang tunggal ataupun gabungan (sama dengan tengkorak) yang ditunjang makanya struktur lain seperti mana ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya. Rata-rata bani adam dewasa n kepunyaan 206 tulang, lamun total ini dapat bervariasi antara manusia. 206 tulang tersebut memiliki struktur dan fungsi yang berbeda-beda.[3]
Rancangan tubuh pada manusia mempunyai berbagai macam fungsi, antara tidak:[4]
- Memberi bentuk raga;
- Melindungi organ dan fragmen-bagian/jaringan tubuh nan lunak;
- Menegakkan tubuh;
- Ajang melekatnya otot-otot kerangka;
- Alat gerak pasif;
- Tempat produksi sengkeran-sel bakat merah (hematopoiesis); dan
- Gelanggang cadangan kalsium dan fosfat.
Lemak tulang Tulang beragangan
[sunting
|
sunting perigi]
Sumsum adalah bagian raga yang berfungsi bak pembentuk rangka dan alat gerak tubuh. Benak juga mempunyai fungsi sebagai penaung organ-radas internal, serta kancah penyimpanan mineral dalam jasad. Privat proses penulangan yang merupakan proses pembentukan tulang yang terjadi sreg hari kronologi bakal manusia dan sesudah individu lahir.[5]
Tulang rangka boleh diklasifikasikan menjadi dua bagian besar, ialah bentuk aksial dan rangka apendikular.[3]
Rancangan aksial
[sunting
|
sunting sumber]
Rancangan aksial disebut juga dengan buram gandar roda ataupun sumbu tubuh. Penyebutan merek ini karena hampir semua tulang anggota rajah aksial berada pada garis sumbu tubuh. Rangka aksial terdiri terbit atas batok kepala (kranium), tulang bokong (vertebrae), lemak tulang dada, dan tulang rusuk (strenum dan kosta).
Rangka aksial tengkorak terdiri atas kranium (batok kepala), paras, dan telinga. Rangka tempurung nyiur terdiri atas 1 sumsum jidat (frontal), 2 tulang ubun-ubun (parietal), 2 tulang pelipis (temporal), 1 sumsum pejabat bokong (oksipital), 1 tulang baji (stenoid), dan satu tulang pengayak (etmoid). Rangka wajah tersusun atas 1 kualat rahang bawah (mandibula), 2 ruas tulang hidung (anuswara), 2 tulang lakrimal, 1 tulang vomer, 2 tulang konka inferior, 2 tulang pipi (zigomatik), dan 2 ruas rahang atas (maksilia). Sementara itu, rajah telinga terdiri atas 2 martil (maleus), 2 paron (inkus), dan 2 stapes.
Rangka tulang pantat manusia terdiri atas 7 ruas lemak tulang gala (servik), 12 tulang telapak (toraks), 5 ruas tulang pinggang (lumbar), dan koksigen ( tulang ekor 4 ruas berfusi menjadi 1).
Tulang dada tersusun atas 1 ruas tulang manubrium (hulu), 1 ruas benak badan (gladiolus) dan 1 ruas taju pedang (xifoid). Sementara itu, tulang rusuk khalayak tersusun atas 7 pasang tulang rusuk jati, 3 pasang lemak tulang rusuk bawah tangan, dan 2 pasang lemak tulang rusuk melayang.[3]
Rangka apendikular
[sunting
|
sunting mata air]
Buram apendikular alias disebut kembali rangka lemak tulang pelengkap. Rencana apendikular yaitu tulang-tulang penyusun perkakas gerak manusia yaitu tangan dan tungkai. Rangka apendikular tersusun atas benak anggota gerak (suku), tulang gelang bahu, dan gendong.
Sumsum anggota gerak tersusun atas tungkai atas dan tungkai bawah. Rangka tungkai atas terdiri semenjak 2 tulang lengan atas (humerus), 2 tulang pengungkil (radius), 2 sumsum hasta (ulna), 16 ruas tulang pergelangan tangan (karpal), 10 ruas benak telapak tangan (metakarpal), dan 28 ruas tulang ganggang tangan atau falanges.
Sementara itu rang tungkai bawah tersusun atas 2 sumsum pukang (femur), 2 sumsum tempurung lutut (patela), 2 tulang kering (tibia), 2 tulang betis (fibula), 14 ruas sumsum pergelangan kaki (tarsal), 10 ruas tulang jejak kaki tungkai (metatarsal), dan 28 ruas tulang jari-jari kaki (falanges).
Lembaga kerokot bahu tersusun atas 2 lemak tulang selangka (klavikula), dan 2 lemak tulang belikat (skapula). Tulangtulangan bopong terdiri atas 1 ilium, 1 ischium, dan 1 pubis yang bergabung.[3]
Klasifikasi Benak
[sunting
|
sunting sumber]
Tulang berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi 5 tipe, yaitu:[6]
-
Tulang Tingkatan atau Sumsum Pengudut
(Ossa Longa)
Bentuknya silindris dan berdosis panjang seperti batang (diafisis) tersusun atas lemak tulang kompakta, dan dua ujung berbentuk bundar (epifisis) tersusun atas tulang kanselus. Contohnya ialah benak femur, humerus, fibula, tibia, radius, dan ulna. -
Tulang Singkat
(Ossa Brevia) bentuknya hampir seperti sumsum panjang, tetapi bagian distal lebih kecil daripada fragmen proksimal, serta berukuran pendek dan kecil. Contohnya yaitu tulang metacarpal, dan metatarsal. -
Sumsum Gepeng
(Ossa Plana) bentuknya melekuk/pipih, terdiri dari dua salutan sumsum kompakta dan di bagian tengahnya berupa salutan spongiosa. Contohnya ialah sumsum sternum, scapula, dukung, tulang kepala. -
Tulang Tidak Beraturan
memiliki bentuk yang unik sesuai fungsinya, dan terdiri berbunga tulang spongiosa nan dibungkus oleh selapis tipis lemak tulang kompakta. Contohnya adalah ruas-ruas tulang belakang (vertebra), dan tulang wajah. -
Tulang Sesamoid
merupakan tulang mungil yang terwalak di sekitar tulang yang berdekatan dengan peruasan, berkembang bersama tendon dan jaringan fasia. Contohnya ialah patela (geluk lutut).[6]
Berdasarkan jaringan penyusunnya, lemak tulang dibedakan atas tulang keras dan benak rawan.
- Tulang keras merupakan sumsum yang padat dan keras karena tersusun dari 70% zat anorganik terutama kalsium fosfat, dan 30% zat organik yang berbentuk serabut rimbun dan padat yang saling mengait (serabut kolagen). Ciri terdahulu sumsum gigih adalah adanya sel osteosit yang berperan dalam pembentukan matrik tulang. Sumsum keras terdiri dari tulang kompak yang matriknya tersusun padat, dan tulang spongiosa nan matriknya berongga-rongga.[4]
- Tulang halus tidak mengandung kristal zat kapur fosfat karena enggak memiliki sel osteosit. Sel produsen tulang rawan disebut sel kondrosit. Bersendikan cak semau tidaknya serat, kartilago dibedakan menjadi sumsum rawan hialin (tak berserabut), tulang rawan elastin (mengandung serabut elastis), dan tulang halus fibrosa (mengandung serabut kolagen).[4]
Struktur Tulang
[sunting
|
sunting sumber]
Tulang tersusun oleh jaringan tulang kompakta (kortikal) dan kanselus (trabekular alias spongiosa). Lemak tulang tersusun atas sel, matriks protein dan endapan mineral. Sel-sel pereka cipta tulang terdiri mulai sejak osteoblas, osteosit, dan osteoklas. Tulang berasal dari
embrionic hyaline cartilage
yang dengan melangkahi proses osteogenesis menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh kamp-sel yang disebut osteoblas. Osteoblas berfungsi internal pembentukan matriks tulang. Osteosit merupakan sel dewasa nan terlibat dalam pemeliharaan fungsi lemak tulang dan terletak kerumahtanggaan osteon. Osteon yaitu unit fungsional mikroskopis tulang dewasa. Osteoklas yaitu interniran berinti banyak nan berperan dalam penghancuran, resorpsi dan remodeling sumsum. Matriks ialah kerangka di mana garam-garam mineral anorganik ditimbun. Proses mengerasnya tulang akibat penimbunan garam zat kapur.[2]
Rajangan melintang lemak tulang tahapan, menunjukkan struktur internal lemak tulang.
Struktur lemak tulang dewasa terdiri dari 30% target organik dan 70% deposit garam. Target organik disebut matriks, dan terdiri dari >90% serabut kolagen dan <10% adalah proteoglikan. Deposit garam utama merupakan kalsium dan fosfat, dengan sedikit natrium, kalium bikarbonat, dan ion magnesium. Garam-garam menutupi matriks dan berikatan dengan serat kolagen melalui proteoglikan.[2]
Sistem gambar ini dipelihara oleh sistem Havers.[2]
Sistem Havers terdiri bersumber kanal Havers, yang mengandung pembuluh darah, saraf, dan tenggorokan limfe, lamella (kepingan tulang yang merubung kanal sentral), kaluna (ruang di antara lamella yang mengandung sel-sel tulang/osteosit dan saluran limfe), dan kanakuli (parit kecil nan menghubungkan lakuna dan kanal rahasia). Parit ini mengandung halkum limfe nan membawa nutrient dan oksigen ke osteosit.[6]
Sendi
[sunting
|
sunting mata air]
Jenis-jenis sendi diartosis: 1. sendi anak bedil, 2. trik ellipsoidal, 3. sendi sadel, 4. trik engsel, 5. trik mengsol.
Pergerakan tidak mungkin terjadi jika tidak ada keredaan kerumahtanggaan rangka benak. Kelendutan dimungkinkan makanya adanya persendian. Sendi adalah suatu ruangan, tempat satu atau dua lemak tulang berpunya ubah bersebelahan. Fungsi utama sendi adalah memberi pergerakan dan fleksibilitas kerumahtanggaan tubuh.[6]
Berdasarkan sifat gerakannya, buku dapat diklasifikasikan ke n domestik 3 varietas, yaitu:[2]
[6]
-
Sinartosis
(Sendi mati), tidak memungkinkan adanya gerak. Contohnya yakni sutura lemak tulang batok kepala; -
Amfiartosis
(Sendi kaku), memungkinkan adanya sedikit gerak. Contohnya adalah pelvik, simfisis, dan tibia; -
Diartosis
(Sendi gerak), memungkinkan adanya gerak bebas. Diatrosis dibedakan menjadi 6 macam, yaitu sendi engsel, trik luncur, sendi peluru, kancing genyot, siasat pelana, dan muslihat ellipsoidal. Contohnya ialah siku, dengkul, dan pergelangan tangan.
Persendian antara benak-sumsum berdasarkan struktur atau jaringan yang menghubungkannya bisa dibedakan atas:[6]
- Fibrosa. Pusat ini tidak memiliki lapisan tulang rawan, dan tulang yang satu dengan yang lainnya dihubungkan maka dari itu jaringan penyambung fibrosa. Contohnya, sutura pada sumsum tengkorak anak.
- Kartilago, yaitu sendi yang ujung-ujung tulangnya terbungkus oleh tulang rawan hialin, disokong oleh ligamen dan semata-mata dapat sedikit bersirkulasi. Anak kunci jenis ini terbagi menjadi dua, yaitu:
- Sinkondrosis, yaitu anak kunci-sentral yang seluruh persendiannya diliputi oleh tulang rawan hialin. Contohnya, pusat-sendi kostokondral.
- Simfisis, adalah kancing yang sumsum-tulangnya memiliki suatu hubungan fibrokartilago dan selapis kartilago hialin yang menyelimuti meres sendi. Contohnya, simfisis pubis dan sendi tulang punggung.
- Kiat Sinovial, ialah siasat badan yang dapat digerakkan, serta memiliki sinus sendi dan permukaan sendi yang dilapisi tulang ketul hialin. Memiliki membran yang menyekresi enceran sinovial buat lubrikasi dan absorpsi syok.[6]
Keberagaman jenis otot, (a) otot loreng, (b) otot polos, dan (c) otot jantung.
Otot
[sunting
|
sunting sumber]
Otot yaitu mesin yang bisa mengubah energi kimia menjadi energi mekanik nan dapat tercurahkan dalam suatu aktivitas fisik. N domestik hal ini urat boleh berkontraksi dan berelaksasi dikarenakan adanya ketersediaan energi pecah sistem energi. Kontraksi otot nan terjadi plong bodi makhluk gemuk melakukan kerja seperti mana mesin.[7]
Otot adalah alat gerak aktif nan makmur menggerakkan tulang. Otot susuk secara volunteer dikendalikan maka itu sistem saraf kiat dan selokan. Fungsi otot rangka adalah mengendalikan rayapan, mempertahankan postur raga, dan menghasilkan panas. Otot memiliki kemampuan diantaranya:[6]
- Eksitabilitas, adalah eksistensi pengasingan buat menerima dan merespons stimulus.
- Kontraktibilitas, yakni kesediaan kerangkeng untuk merespons stimulus dengan memendek secara paksa.
- Ekstensibilitas, ialah kesanggupan sel lakukan merespons stimulus dengan memperpanjang dan memperpendek cendawan otot saat relaksasi ketika berkontraksi dan mengaret saat rileks.
- Elastisitas adalah kemampuan rumah tahanan untuk menghasilkan perian istirahat yang lama setelah memendek dan memanjang.
Otot sreg sosok dapat dibagi dalam 3 kelompok, adalah:[2]
-
Otot kerangka
alias
lurik,
adalah otot yang terpatok pada rangka dan menjadi perlengkapan gerak penting. Kerja urat lurik dikendalikan secara sadar oleh sistem saraf kancing. -
Otot safi,
merupakan otot nan ditemukan pada organ n domestik (viscera), parit pencernaan, rengkung darah, dan lain-lain. Dikendalikan di luar kesadaran melalui saraf otonom. - Otot dalaman, adalah urat nan unik karena hanya ditemukan pada jantung, dan bekerja sama dengan otot polos, tetapi bentuknya otot lurik.
Struktur Suporter
[sunting
|
sunting sumber]
Persendian beserta struktur pendukungnya, yaitu ligamen, tendon, dan bursae.
Ligamen
[sunting
|
sunting sumber]
Ligamen yaitu pembalut alias selubung yang sangat abadi, yang ialah jaringan luwes penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen menyampu benak dengan tulang nan diikat oleh siasat.[2]
Terdapat bilang tipe ligamen, yaitu:[8]
- Ligamen tipis, merupakan pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan ligament kolateral yang suka-suka di siku dan dengkul. Ligamen ini memungkinkan terjadinya rayapan.
- Ligamen jaringan elastik kuning, merupakan ligamen yang dipererat maka itu jaringan yang menyalut dan memperkuat sendi, seperti mana sreg sumsum bahu dengan tulang lengan atas.
Tendon
[sunting
|
sunting sumber]
Tendon ialah sutra atau urat daging yang kuat, bersifat variabel, dan terbuat dari fibrosa zat putih telur (kolagen). Tendon berfungsi menyambungkan tulang dengan urat, maupun otot dengan otot. Tendon merupakan persaudaraan jaringan fibrosa yang menciptakan menjadikan penghabisan dari suatu otot dan berhimpit pada tulang.[2]
Pembungkus ini dibatasi oleh membran sinovial yang memberi lubrikasi lakukan memudahkan pergerakan tendon.[6]
Fasia
[sunting
|
sunting sumber]
Fasia yakni satu permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan serempak di pangkal kulit ibarat fasia superfisial (sebagai pembungkus tebal), jaringan penyambung fibrosa yang membungkus urat, saraf, dan pembuluh darah.[6]
Bursae
[sunting
|
sunting sumber]
Bursa merupakan suatu kocek katai semenjak jaringan konektif lokal yang mempunyai tekanan di mana kondusif pergerakan. Penggalasan dibatasi dengan membran sinovial dan mengandung larutan sinovial.[2]
Sistem Rang puas Vertebrata
[sunting
|
sunting sendang]
Sistem bagan pada fauna vertebrata setimbang sama dengan pada manusia, adalah otot bagaikan gawai gerak aktif dan tulang misal peranti gerak pasif. Fauna yang hidup di darat memiliki struktur tulang dan otot yang lain jauh farik dengan manusia. Namun, hewan yang atma di udara dan di air memiliki struktur tulang yang khas. Selain itu, hewan-satwa tersebut juga n kepunyaan struktur lampiran pada tubuhnya untuk mendukung pergerakan.[9]
Sistem buram satwa yang di hidup di udara
[sunting
|
sunting mata air]
Burung merupakan contoh satwa yang beradaptasi dengan baik kerjakan bersirkulasi di udara. Burung mempunyai tulangtulangan nan ringan dan ramping maupun pecak, sistem tulang dan otot yang kuat buat memotori sayap, serta sayap dan surai-rambut nan berfungsi bagi menggotong fisik burung di udara. Burung memiliki struktur tulang yang teradaptasi untuk terbang, di antaranya yaitu:[9]
- burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi sreg mamalia;
- burung memiliki sternum nan pipih dan luas, berguna sebagai medan perlekatan otot terbang yang luas;
- sumsum-tulang burung berongga dan ringan. Tulang-tulang tersebut sangat kuat karena memiliki struktur saling memalang;
- sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia, yang berharga bakal mengurangi berat terutama ketika burung terbang;
- tulang birit menyatu untuk memberi bentuk rangka nan padat, terutama ketika mengepakkan sayap saat terbang.[9]
Sistem susuk satwa akuatik
[sunting
|
sunting sumber]
Hewan akuatik lebih pelik bersirkulasi di air karena air n kepunyaan kerapatan yang lebih raksasa dibandingkan mega. Semata-mata, air memiliki gaya angkat yang lebih besar dibandingkan udara. Bilang dabat yang spirit di air mempunyai struktur raga dan sistem gerak nan tunggal. Contohnya yakni iwak, kerjakan berputar di internal air, ikan memiliki:[9]
- gambar fisik nan aerodinamis untuk mengurangi rintangan ketika berputar di dalam air;
- ekor dan sirip ekor yang lebar untuk memurukkan gerakan iwak di dalam air;
- sirip tambahan bikin mencegah gerakan yang tidak diinginkan;
- gelembung renang untuk mengatur aksi vertikal;
- susunan otot dan lemak tulang belakang yang fleksibel bikin mendorong ekor ikan melawan air.[9]
Sistem Penyokong pada Avertebrata
[sunting
|
sunting sendang]
Rangka Hidrostatik
[sunting
|
sunting mata air]
Sistem-sistem penyokong pada avertebrata awal bergantung pada sifat air dan enceran-cairan tercalit yang relatif tak dapat termampatkan. Sistem-sistem hidrostatik seperti itu yang masih ada setakat kini terdiri atas sebuah rongga terisi hancuran nan dikelilingi oleh urat. Contohnya pada rongga-rongga internal
Hydra
dan anggota subfilum Cnidaria lainnya yang juga berbentuk tubular, cacing gepeng, dan lebih-lebih cacing-cacing gelang merupakan contoh dari penggunaan gastrovaskular (pada
Hydra
dan
Planaria) alias selom yang lebih selit belit sebagai rangka hidrostatik.[1]
Adanya lembaga hidrostatik memungkinkan persuasi peristalsis. Propaganda peristalsis merupakan pergerakan yang dihasilkan oleh kontraksi otot yang ritmik bermula kepala hingga ekor. Kampanye ini dapat terjadi karena adanya urat edaran dan otot longitudinal.[9]
Eksoskeleton
[sunting
|
sunting sumber]
Eksoskeleton artropoda adalah keberhasilan luar lumrah intern hal mekanisme penyokongan structural. Rangka eksternal sato-hewan berkaki buku itu memainkan peranan kunci dalam adaptasi kehidupan di lingkungan darat. Eksoskeleton lain namun menyenggangkan sokongan sistemis dan proteksi terhadap babak-bagian lunak di bawahnya, tetapi juga mencegah kesuntukan berkat lapisan luar berlilin yang ditemukan pada organisme-organisme terrestrial. Urat melekat ke bagian-adegan berbeda puas sisi intern lembaga, dalam susunan nan memungkinkan pergerakan di sekitar sendi-sendi yang fleksibel.[1]
Eksoskeleton terdiri berusul
shell
dan
body case. Shell
ataupun cangkang yaitu eksoskeleton yang tak menutupi seluruh tubuh sato. Cangkang ini terdiri dari satu ataupun dua bagian (kepingan) yang tumbuh bersamaan dengan bodi hewan pemiliknya. Sampul paling banyak ditemukan sreg hewan-binatang Bivalvia dan Gastropoda (siput). Sementara itu,
body case
bertambah kompleks ketimbang
shell. Body case
yaitu eksoskeleton yang menutup seluruh permukaan awak hewan.
Body case
terdiri dari sejumlah kepingan yang disatukan pada sendi-sendi tertentu yang fleksibel.
Body case
enggak bisa tumbuh sehingga secara periodik harus ditinggalkan dan diganti dengan nan plonco. Contohnya plong Artropoda nan mencengap kelompok serangga, udang, dan kawa-kawa.[9]
Gangguan dan Masalah
[sunting
|
sunting sumber]
Gangguan plong sistem rangka dapat terjadi jika ada batu sreg tulang, buku-buku, atau otot. Tulang dapat mengalami gangguan jasad, gangguan fisiologis, bencana takhta tulang vertebra, dan sendisendi. Salah satu gangguan fisik sreg benak adalah terjadinya fraktur. Bisikan fisiologis dapat disebabkan oleh kelainan raga menyerap gizi ataupun komplikasi kurnia hormon, seperti penyakit rakitis, osteomalasia, dan osteoporosis. Pergeseran kedudukan benak vertebra bisa memungkirkan bentuk rangkaian lemak tulang vertebra, yang umumnya disebabkan oleh sikap jasmani nan pelecok. Contohnya yaitu skoliosis, kifosis, dan lordosis. Persendian boleh terganggu dengan terjadinya pergeseran tulang atau perakit sendi. Contohnya adalah dislokasi dan ankilosis. Beberapa varietas rayuan pada urat yaitu tetanus, kram, miastenia gravis, dan kelingsir inguinalis.[10]
Penyakit dan kelainan lainnya:
- Osteomielitis
- Osteogenesis imperfecta
- Osteoartritis
- Artritis, dan Artritis Reumatoid
- Fibromatosis
- Tumor sumsum
- Osteokondroma
Referensi
[sunting
|
sunting sumber]
-
^
a
b
c
Fried, George H.; Hademenos, George J (2006).
Schaums Outlines: Biologi Ed. 2. Diterjemahkan oleh Tyas, Damaring. Jakarta: Erlangga. hlm. 269. ISBN 978-979-781-713-8.
-
^
a
b
c
d
e
f
g
h
i
Insani, Uswatun; Risnanto (2014).
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah: Sistem Muskuloskeletal. Sleman: Deepublish. hlm. 2, 3, 5, 12, 14, 15, 16. ISBN 978-602-280-251-8.
-
^
a
b
c
d
Rikky Firmansyah, Dkk.
Mudah dan Aktif Belajar Ilmu hayat. Jakarta: PT Grafindo Ki alat Pratama. hlm. 43–46. ISBN 978-979-1192-06-4.
-
^
a
b
c
Wijaya, Agung (2008).
Biologi SMP/MTs Kls VIII (KTSP). Jakarta: Grasindo. hlm. 29, 30, 32. ISBN 978-979-025-164-9.
-
^
Haur, dkk. (2017). “Density of Lumbal Vertebrae Bone Ovariectomized Rat (Rattus Norvegicus) Given the Extract Sipatah – buntung ( Cissus quadrangularis Salisb )”.
Jurnal Medika Veterinaria.
11
(1): 39.
-
^
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
Suratun; Heryati; Manurung, Santa; Raenah, Een (2006).
Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal: Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC. hlm. 4, 5, 6, 9, 10, 12, 13, 14. ISBN 978-979-448-917-8.
-
^
Sarifin (2010). “Kontraksi Otot dan Kepayahan”
(PDF).
Jurnal ILARA.
1
(2): 58. Diarsipkan berasal versi zakiah
(PDF)
rontok 2020-03-31. Diakses tanggal
2021-01-31
.
-
^
Suriya, Melti; Zuriati (2019-12-20).
Buku Bimbing ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH GANGGUAN Sreg SISTEM MUSKULOSKELETAL Permintaan NANDA NIC & NOC. Padang: Teks Galeri Mandiri. hlm. 8. ISBN 978-623-92222-0-8.
-
^
a
b
c
d
e
f
g
Aryulina, Diah; dkk (2004).
Biologi SMA dan MA : Jilid 2. Jakarta: ESIS. hlm. 109, 110. ISBN 978-979-734-550-1.
-
^
Karmana, Oman (2008).
Biologi. Jakarta: PT Grafindo Sarana Pratama. hlm. 109, 110. ISBN 978-979-758-582-2.
Lihat pula
[sunting
|
sunting sendang]
- Daftar tulang pada rangka manusia
- Ilustrasi dan Klasifikasi Kancing (Inggris)
Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_rangka