tekanan nada adalah
Sumatra Barat Minangkabau |
|
---|---|
Negeri |
|
Sumbar | |
Transkripsi bahasa Minangkabau | |
• Jawi | سومترا برات |
Dari kiri ke kananː Keraton Pagaruyung, Festival Budaya Minang, Sikuai, Kelok 9, Tour de Singkarak, Painan, Drum Sianok, Danau Maninjau. |
|
Bendera
Lambang |
|
Julukan:
Ranah Minang |
|
Motto:
Tuah sakato |
|
![]() Peta |
|
Negara |
![]() |
Dasar hukum pendirian | UU Darurat No. 19 Hari 1957[2] |
Hari lahir | 1 Oktober 1945 [3] |
Ibu ii kabupaten |
![]() Kota Padang |
Kota segara lainnya |
Daftar
|
Besaran ketengan tadbir |
Daftar
|
Pemerintahan | |
• Gubernur | Mahyeldi Ansharullah |
• Wakil Gubernur | Audy Joinaldy |
• Sekretaris Daerah | Hansastri |
• Ketua DPRD | Supardi |
Luas | |
• Total | 42.012,89 km2 (16,221,27 sq kwetiau) |
Populasi
(2020)[4] |
|
• Besaran | 5.534.472 |
• Peringkat | 11 |
• Kepadatan | 131,73/km2 (341,2/sq bihun) |
Demografi | |
• Agama | Islam 97,48% Kristen 2,29% — Protestan 1,36% — Katolik 0,93% Buddha 0,22% Lainnya 0,01%[4] [5] |
• Bahasa | Indonesia (lumrah) Minang (utama) Jawi, Batak, Mentawai |
• IPM |
![]() 73,26 (2022) Tinggi [6] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos |
25xxx-27xxx |
Kode area telepon |
Daftar
|
Kode ISO 3166 | ID-SB |
Pelat ki alat | BA |
Kode Kemendagri | 13![]() |
DAU | Rp 2.106.647.207.000,- (2020)[7] |
Lagu daerah |
|
Rumah adat |
|
Senjata tradisional |
|
Dunia tumbuhan biasa | Murbei |
Binatang resmi | Kuau raja |
Situs web |
sumbarprov |
Peta Administrasi Daerah Sumatera Barat
Sumatra Barat
(disingkat
Sumbar, terkadang ditulis secara tidak baku:
Sumatera Barat)[8]
merupakan sebuah area di Indonesia nan terletak di Pulau Sumatra dengan ibu kota Padang. Daerah Sumatra Barat terletak sejauh pesisir barat Sumatra bagian paruh, ceduk tinggi Dolok Barisan di sebelah timur, dan sejumlah pulau di lepas pantainya sama dengan Kepulauan Mentawai. Dari lor ke selatan, provinsi dengan wilayah seluas 42.012,89 km² ini berbatasan dengan empat daerah, yakni Sumatra Utara, Riau, Jambi, dan Bengkulu.
Sumatra Barat adalah rumah bagi etnis Minangkabau, kendatipun daerah aturan Minangkabau sendiri lebih luas dari wilayah administratif Provinsi Sumatra Barat ketika ini. Pada musim 2020, provinsi ini punya penduduk sebanyak 5.534.472 jiwa dengan mayoritas beragama Islam.[4]
Sumatra Barat terdiri dari 12 kabupaten dan 7 ii kabupaten dengan pembagian wilayah eksekutif sesudah kecamatan di seluruh kabupaten (kecuali Kabupaten Kepulauan Mentawai) dinamakan sebagai nagari.
Album
[sunting
|
sunting sumber]
Keunggulan Distrik Sumatra Barat berusul pada zaman Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), di mana sebutan wilayah untuk kawasan rantau barat Sumatra adalah
Hoofdcomptoir van Sumatra’s westkust. Kemudian dengan semakin menguatnya yuridiksi kebijakan dan ekonomi VOC, sampai abad ke 18 wilayah manajerial ini telah mencangkup area pesisir barat Sumatra mulai berasal Barus sampai Inderapura.[9]
Seiring dengan degradasi Kerajaan Pagaruyung, dan keterlibatan Belanda dalam Perang Padri, pemerintah Hindia Belanda menginjak menjadikan area pedalaman Minangkabau misal bagian dari
Pax Nederlandica, provinsi nan bakir dalam pengawasan Belanda, dan wilayah Minangkabau ini dibagi atas
Residentie Padangsche Benedenlanden
dan
Residentie Padangsche Bovenlanden.[10]
Selanjutnya dalam perkembangan administrasi pemerintahan kolonial Hindia Belanda, kewedanan ini terpusat dalam
Gouvernement Sumatra’s Westkust, termasuk di dalamnya wilayah
Residentie Bengkulu
yang hijau diserahkan Inggris kepada Belanda. Kemudian diperluas juga dengan memasukkan Tapanuli dan Singkil. Belaka pada tahun 1905, wilayah Tapanuli ditingkatkan statusnya menjadi
Residentie Tapanuli, sedangkan wilayah Singkil diberikan kepada
Residentie Atjeh. Kemudian pada tahun 1914, Gouvernement Sumatra’s Westkust, diturunkan statusnya menjadi
Residentie Sumatra’s Westkust, dan menambahkan kewedanan Kepulauan Mentawai di Samudra Hindia ke dalam
Residentie Sumatra’s Westkust, serta pada tahun 1935 negeri Kerinci sekali lagi digabungkan ke intern
Residentie Sumatra’s Westkust. Pasca penceraian
Gouvernement Sumatra’s Oostkust, wilayah Rokan Hulu dan Kuantan Singingi diberikan kepada
Residentie Riouw, dan kembali dibentuk
Residentie Djambi
pada periode yang erat bersamaan.[9]
Puas masa pencaplokan tentara Jepang, Residentie Sumatra’s Westkust berubah nama menjadi
Sumatora Nishi Kaigan Shu. Atas pangkal geostrategis militer, daerah Kampar dikeluarkan dari
Sumatora Nishi Kaigan Shu
dan dimasukkan ke intern negeri
Rhio Shu.[9]
Plong semula kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, distrik Sumatra Barat terhimpun dalam provinsi Sumatra yang berpusat di Bukittinggi. Empat tahun kemudian, Wilayah Sumatra dipecah menjadi tiga provinsi, yakni Sumatra Utara, Sumatra Tengah, dan Sumatra Kidul. Sumatra Barat beserta Riau dan Jambi merupakan bagian dari keresidenan di internal Provinsi Sumatra Tengah. Lega masa PRRI, berlandaskan Undang-undang tentatif nomor 19 tahun 1957, Wilayah Sumatra Perdua dipecah kembali menjadi tiga provinsi yakni Provinsi Sumatra Barat, Kawasan Riau, dan Provinsi Jambi. Wilayah Kerinci nan sebelumnya terhimpun privat Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci, digabungkan ke intern Provinsi Jambi bak kabupaten singularis. Begitu pula wilayah Kampar, Rokan Hulu, dan Kuantan Singingi ditetapkan masuk ke dalam wilayah Provinsi Riau.
Selanjutnya ibu kota negeri Sumatra Barat nan bau kencur ini masih patuh di Bukittinggi. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatra Barat No. 1/g/PD/1958, sungkap 29 Mei 1958 ibu ii kabupaten provinsi dipindahkan ke Padang.[9]
Geografi
[sunting
|
sunting sumber]
Sumatra Barat terdapat di tepi laut barat di bagian paruh pulau Sumatra yang terdiri dari ceduk rendah di pesisir barat dan plato vulkanik nan dibentuk maka dari itu Ardi Armada. Provinsi ini memiliki daratan seluas 42.297,30 km² yang sederajat dengan 2,17% luas Indonesia. Pecah luas tersebut, lebih berpokok 45,17% yaitu wilayah yang masih ditutupi rimba lindung. Garis tepi laut provinsi ini seluruhnya bersentuhan dengan Lautan Hindia sepanjang 2.420.357 km dengan luas perairan laut 186.580 km².[11]
Kepulauan Mentawai nan terdapat di Lautan Hindia termasuk dalam area ini.[12]
Seperti daerah lainnya di Indonesia, iklim Sumatra Barat secara umum bertabiat tropis dengan suhu mega yang layak tinggi, ialah antara 22,6 °C sebatas 31,5 °C. Kawasan ini juga dilalui oleh Ekuator, tepatnya di Benjol, Pasaman. Di provinsi ini berhulu sejumlah bengawan lautan yang bermuara ke pantai timur Sumatra seperti Jenazah Periode, Siak, Inderagiri (disebut sebagai Jenazah Kuantan di bagian hulunya), dan Kampar. Sementara batang air-kali besar yang bermuara ke pesisir barat adalah Batang Anai, Batang Arau, dan Mayit Tarusan.[13]
Terdapat 29 bukit yang tersebar di 7 kabupaten dan kota di Sumatra Barat, dengan Gunung Kerinci di kabupaten Solok Selatan bagaikan gunung tertinggi, nan mencapai ketinggian 3.085 m. Selain Jabal Kerinci, Sumatra Barat juga memiliki gunung aktif lainnya, sebagaimana Gunung Marapi, Argo Tandikat, dan Jabal Talang.[14]
Selain gunung, Sumatra Barat juga memiliki banyak danau. Haud terluas merupakan Singkarak di kabupaten Solok dan kabupaten Tanah Membosankan, disusul Maninjau di kabupaten Agam. Dengan luas menyentuh 130,1 km², Singkarak kembali menjadi danau terluas kedua di Sumatra dan kesebelas di Indonesia. Danau lainnya terdapat di kabupaten Solok ialah Danau Pialang dan Situ Kembar (julukan dari Telaga Di atas dan Telaga Dibawah).
Sumatra Barat merupakan salah satu daerah hitam gempa di Indonesia. Hal ini disebabkan karena letaknya yang berada sreg jalur patahan Semangko, tepat di antara perjumpaan dua lempeng tanah raya samudra, yakni Eurasia dan Indo-Australia.[15]
Oleh karenanya, wilayah ini sering mengalami lindu. Gempa manjapada besar nan terjadi penutup-akhir ini di Sumatra Barat di antaranya adalah Gempa bumi 30 September 2009 dan Nyeri Gugusan pulau Mentawai 2010.
-
-
Tepi laut Pulau Cubadak, Pantai Kidul
-
Berikut daftar ancala yang berada di Sumatra Barat:[16]
Kabupaten/Kota | Logo
Ardi |
Tinggi
(meter) |
Kabupaten/Ii kabupaten | Nama
Gunung |
Jenjang
(meter) |
---|---|---|---|---|---|
Pasaman | Agam | ||||
Ambun | 2.060 | Marapi | 2.891 | ||
Tambin | 2.271 | Singgalang | 2.877 | ||
Sigapuak | 729 | Tepi laut Kidul | |||
Kulabu | 2.179 | Rasan | 2.039 | ||
Malenggang | 1.630 | Mande | 2.430 | ||
Padang Pariaman | Pemuda Juaro | 1.377 | |||
Tandikat | 2.438 | Bukit Gadang | 1.960 | ||
Solok | Limapuluh Kota | ||||
Talang | 2.572 | Sago | 2.261 | ||
Solok Selatan | Buncit | 1.253 | |||
Kerinci[17] | 3.805 | Konde | 1.495 | ||
Pasaman Barat | |||||
Sicancang | 198 | Galanggang | 20 | ||
Marando | 230 | Lantuer | 425 | ||
Jawi-Melayu | 250 | Ranggasan | 659 | ||
Terusan | 175 | Leco | 84 | ||
Sigantang | 1.573 | Talamau | 2.913 | ||
Malintang | 1.983 | Pasaman | 2.190 |
Heterogenitas hayati
[sunting
|
sunting sumber]
Sumatra Barat merupakan salah satu kewedanan di Indonesia yang kaya dengan mata air diversitas hayati. Sebagian besar wilayah Sumatra Barat masih terwalak hutan tropis alami dan dilindungi. Berbagai macam susah masih dapat dijumpai, misalnya
Rafflesia arnoldii
(anakan terbesar di dunia), harimau sumatera, siamang, tapir, rusa, beruang, dan berbagai jenis burung dan kupu-kupu.
Terdapat dua Ujana Nasional di kawasan ini, yaitu Taman nasional Siberut yang terletak di pulau Siberut (Kabupaten Kepulauan Mentawai) dan Taman Nasional Kerinci Seblat. Taman nasional terakhir ini wilayahnya membentang di catur provinsi: Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatra Selatan.
Selain kedua Yojana Nasional tersebut terdapat juga bilang cagar alam lainnya, merupakan Cagar Alam Rimbo Panti, Taman nasional Tong Anai, Tanda jadi Umbul-umbul Batang Palupuh, Suaka alam Air Ikhlas di kewedanan Kelok Sembilan, Taman nasional Drum Harau, Taman nasional Mendira Sakti dan Yojana Raya Bung Hatta.
Sumber daya tunggul
[sunting
|
sunting sumber]
Sumber daya pan-ji-panji yang ada di Sumatra Barat adalah berwujud batubara, batu besi, batu galena, timah hitam, seng, mangan, emas, batu kapur (sperma), kerambil sawit, kakao, gambir dan hasil perikanan.
Perairan pesisir barat dan Gugusan pulau Mentawai memiliki banyak hidup laut nan memiliki nilai ekonomi hierarki. Nelayan bisa mengait beragam jenis iwak di area ini. Ikan kerapu, udang, jukut laut, kepiting, dan mutiara merupakan bilang hasil perikanan laut andalan. Daerah pesisir pantai, terutama daerah kepulauan, menghasilkan banyak pembesar. Di daerah perbukitan dan pegunungan terdapat pertanaman karet, cengkih, dan cili. Kawasan pegunungan yang ditutupi hutan menghasilkan kayu. Gelanggang yang berat karena banyaknya lereng perbukitan nan curam yaitu tantangan utama pengembangan sektor pertanian dan perkebunan di negeri ini.
Incaran galian kembali banyak terdapat di negeri ini. Salah satu yang sudah lalu banyak menjatah manfaat bagi daerah ini yaitu batuan kapur umpama target radiks industri semen. PT Semen Padang telah memanfaatkan aset duaja ni sepanjang puluhan waktu. Batu kapur banyak terdapat di selingkung Padang, daerah seputar Danau Singkarak, dan Padangpanjang. Di Padangpanjang, deposit gamping nan dapat dieksploitasi mencapai 43 juta ton. Mangsa tambang lainnya adalah provokasi bara di Sawahlunto serta batu gelas dan batu andesit di Padang Pariaman. Sumber air yang melimpah sekali lagi sudah lalu banyak menjatah manfaat bagi pembangunan daerah ini. Perairan danau Singkarak dan Maninjau sudah lama dimanfaatkan umpama pembangkit setrum tenaga air. Sendang air ini pula memiliki potensi osean buat terjamah dan dikemas menjadi air mineral.
Politik dan pemerintahan
[sunting
|
sunting sumber]
Provinsi Sumatra Barat dipimpin oleh seorang gubernur yang dipilih dalam pemilihan secara langsung bersama dengan wakilnya bagi masa jabatan 5 tahun. Gubernur selain andai pemerintah daerah juga berperan sebagai perwakilan ataupun perluasan tangan pemerintah daya di negeri daerah yang kewenangannya diatur dalam Undang-undang nomor 32 Masa 2004 dan Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2010.
Sementara hubungan pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten dan kota bukanlah sub-ordinat, masing-masing pemerintahan distrik tersebut mengeset dan ikutikutan sendiri urusan tadbir menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
Daftar Gubernur
[sunting
|
sunting sumber]
No | Potret | Nama | Tiba menjawat | Akhir menjabat | Keterangan | |
1 |
![]() |
Kaharuddin Datuk Rangkayo Basa |
17 Mei 1958 | 5 Juli 1965[ket. 1] | ||
2 |
![]() |
Harun Al-Rasjid Zain | 4 Juni 1966[18] [ket. 2] |
4 Juni 1971 | ||
— | 4 Juni 1971 | 3 April 1972 | Transisi | |||
2 | 3 April 1972 | 3 April 1977 | Tahun kedua[21] | |||
— | 3 April 1977 | 18 Oktober 1977 | Persilihan | |||
3 |
![]() |
Azwar Anas | 18 Oktober 1977 | 18 Oktober 1982 | ||
— | 18 Oktober 1982 | 30 Oktober 1982 | Perlintasan | |||
3 | 30 Oktober 1982 | 30 Oktober 1987 | Periode kedua | |||
4 |
![]() |
Hasan Basri Durin | 30 Oktober 1987 | 30 Oktober 1992 | ||
— | 30 Oktober 1992 | 29 Desember 1992 | ||||
4 | 29 Desember 1992 | 29 Desember 1997 | Periode kedua | |||
5 |
![]() |
Muchlis Ibrahim | 29 Desember 1997 | 27 Maret 1999[ket. 3] | ||
6 |
![]() |
Zainal Bakar | 24 Februari 2000 | 24 Februari 2005 | ||
— | 24 Februari 2005 | 14 Maret 2005 | ||||
7 |
![]() |
Gamawan Fauzi | 15 Agustus 2005 | 22 Oktober 2009[ket. 4] | ||
8 |
![]() |
Marlis Rahman | 7 Desember 2009[24] | 15 Agustus 2010 | ||
9 |
![]() |
Irwan Prayitno | 15 Agustus 2010 | 15 Agustus 2015[25] | ||
12 Februari 2016 | 12 Februari 2021[26] | Masa kedua | ||||
10 |
![]() |
Mahyeldi | 25 Februari 2021 | Petahana |
Dewan Perwakilan
[sunting
|
sunting mata air]
DPRD Sumbar beranggotakan 65 orang yang dipilih melangkahi penyortiran umum setiap lima tahun sekali. Berdasarkan UU Nomor 27 tahun 2009, struktur bimbingan DPRD Sumatra Barat terdiri atas satu individu kepala dan tiga orang wakil ketua nan dipilih dari partai strategi berlandaskan urutan perolehan kursi terbanyak.
Anggota DPRD Sumbar yang sedang menjawat ketika ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 28 Agustus 2019.[27]
Komposisi anggota DPRD Sumbar periode 2019-2024 terdiri berpunca sembilan partai kebijakan dengan Organisasi politik Gerindra sebagai pemilik kedudukan terbanyak adalah 14 kursi, disusul oleh Puak Keadilan Sejahtera, Partai Demokrat, dan Organisasi politik Amanat Nasional yang masing-masing mempunyai 10 kursi.
Partai ketatanegaraan | Jumlah kursi dalam waktu | ||||
---|---|---|---|---|---|
2004–2009 | 2009–2014 | 2014–2019 | 2019–2024 | ||
Golkar |
![]() 16 |
![]() 9 |
![]() 9 |
![]() 8 |
|
PDI-P |
![]() 4 |
![]() 3 |
![]() 4 |
![]() 3 |
|
PPP |
![]() 7 |
![]() 4 |
![]() 8 |
![]() 4 |
|
PAN |
![]() 10 |
![]() 6 |
![]() 8 |
![]() 10 |
|
PKS |
![]() 7 |
![]() 5 |
![]() 7 |
![]() 10 |
|
PBB |
![]() 5 |
![]() 3 |
![]() 1 |
![]() 0 |
|
PKB |
![]() 0 |
![]() 0 |
![]() 1 |
![]() 3 |
|
PKPI |
![]() 0 |
![]() 0 |
![]() 0 |
![]() 0 |
|
PBR |
(baru) 3 |
![]() 2 |
|||
Demokrat |
(hijau) 3 |
![]() 14 |
![]() 8 |
![]() 10 |
|
Gerindra |
(baru) 4 |
![]() 8 |
![]() 14 |
||
Hanura |
(baru) 5 |
![]() 5 |
![]() 0 |
||
NasDem |
(baru) 6 |
![]() 3 |
|||
Jumlah anggota |
![]() 55 |
![]() 55 |
![]() 65 |
![]() 65 |
|
Jumlah partai |
![]() 8 |
![]() 10 |
![]() 11 |
![]() 9 |
Tidak ikut serta n domestik pemilu
Pemerintahan nagari
[sunting
|
sunting mata air]
Sampai tahun 1979 satuan pemerintahan terkecil di Sumatra Barat yakni nagari, yang mutakadim ada sebelum kedaulatan Indonesia. Dengan diberlakukannya Undang-undang nomor 5 tahun 1979 akan halnya pemerintahan desa, harga diri nagari dihilangkan diganti dengan desa, dan bilang jorong ditingkatkan statusnya menjadi desa. Kursi wali nagari juga dihapus dan administrasi pemerintahan dijalankan maka dari itu para penasihat desa. Hanya sejak bergulirnya reformasi tadbir dan otonomi daerah, maka sejak pada tahun 2001, istilah “Nagari” lagi digunakan di provinsi ini.
Budaya politik yang hidup di pemerintahan desa Sumatra Barat terbit kebijaksanaan penyeragaman (UU No.5 Tahun 1979) diberlakukan ialah budaya politik parokhial. kondisi ini tertentang melalui sistem kekuasaan, sistem pemilihan penguasa, syarat penguasa, dan peranan penguasa di pemerintahan desa.
Sistem peguyuban dalam membangun budaya kebijakan partisipan mulai terjadi pergeseran, dalam peristiwa tingkat kepekaan, kerangka toleransi dalam peguyuban, dan peranan kesenioran dalam komunitas. Artinya berkurangnya kekompakan kerumahtanggaan sistem kekuasaan peguyuban.
Rezim nagari adalah suatu struktur pemerintahan yang otonom, punya teritorial yang jelas dan menganut kebiasaan seumpama pengatur tata kehidupan anggotanya,[28]
sistem ini kemudian disesuaikan dengan konstitusi yang berlaku di Indonesia, sekarang pemerintah wilayah Sumatra Barat menetapakan pemerintah nagari bak aktivis kemerdekaan daerah terendah untuk area kabupaten mengantikan istilah
pemerintah desa
yang digunakan sebelumnya. Padahal bagi nagari nan berada pada sistem tadbir kota masih sebagai rang rasam belum menjadi bagian dari struktur pemerintahan daerah.
Peluang yang terjadi sreg pemerintahan desa yaitu munculnya pertumbuhan ekonomi nan bersifat individualistik. Kondisi ini sebagai akibat ketagihan puas pemerintah pusat, sehingga tekor kebebasan. Kondisi ini dapat memperlemah ketahanan wilayah bidang ekonomi itu koteng. Namun, sekarang desa-desa Sumatra Barat mutakadim mencoba membangun upaya mempermudah kebijaksanaan politik pemerintah desa atau sejak menengok lagi menjadi nagari, ialah mengubah struktur dan proses antarstruktur pemerintahan desa yang dibuat bersendikan UU No. 5 tahun 1979 itu.
Nagari sreg awalnya dipimpin secara bersama makanya para penghulu ataupun pasak negeri di nagari tersebut, kemudian pada masa pemerintah Hindia Belanda dipilih salah seorang bersumber para penghulu tersebut untuk menjadi wali nagari. Kemudian dalam menjalankan pemerintahannya, pengasuh nagari dibantu makanya bilang sosok kepala jorong atau
wali jorong, sahaja kini dibantu maka itu
sekretaris nagari
(setnag) dan beberapa pegawai negeri sipil (PNS) bergantung dengan kebutuhan tiap-tiap nagari. Pengasuh nagari ini dipilih oleh
momongan nagari
(warga nagari) secara demokratis dalam penyortiran sewaktu bikin 6 perian masa jabatan.
Privat sebuah nagari dibentuk
Konsistensi Kebiasaan Nagari, merupakan lembaga nan beranggotakan
Tungku Tigo Sajarangan. Tungku Tigo Sajarangan merupakan perwakilan anak asuh nagari yang terdiri berpokok
Alim Ulama,
Cadiak Pakar
(suku bangsa sarjana) dan
Niniak Mamak
para pengarah suku dalam satu nagari, sebabat dengan Jasmani Permusyawaratan Desa (BPD) kerumahtanggaan ssistem administrasi desa. Keputusan keputusan terdepan nan akan diambil burung laut dimusyawarahkan antara wali nagari dan Pendiangan Tigo Sajarangan di Balai Adat alias Balairung Sari Nagari.
Daftar kabupaten dan kota
[sunting
|
sunting sumber]
No. | Kabupaten/ii kabupaten | Ibu kota | Bupati/penanggung jawab kota | Luas provinsi (km2)[29] | Besaran penghuni (2020)[30] | Kecamatan | Kelurahan/desa | Lambang
|
Peta lokasi |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Kabupaten Agam | Lubuk Bungkus | Andri Warman | 1.804,30 | 529.138 | 16 | -/92 |
|
|
2 | Kabupaten Dharmasraya | Pulau Punjung | Sutan Riska Tuanku Kerajaan | 2.961,13 | 228.591 | 11 | -/52 |
|
|
3 | Kabupaten Gugusan pulau Mentawai | Tua bangka Pejat | Martinus Dahlan (Pj.) | 6.011,35 | 87.623 | 10 | -/43 |
|
|
4 | Kabupaten Panca Puluh Kota | Sarilamak | Safaruddin Datuak Bandaro Rajo | 3.571,14 | 383.525 | 13 | -/79 |
|
|
5 | Kabupaten Padang Pariaman | Saluran Malintang | Suhatri Bur | 1.332,51 | 430.626 | 17 | -/103 |
|
|
6 | Kabupaten Pasaman | Lubuk Sikaping | Benny Penting | 3.947,63 | 299.851 | 12 | -/62 |
|
|
7 | Kabupaten Pasaman Barat | Simpang Ampek | Hamsuardi | 3.887,77 | 431.672 | 11 | -/90 |
|
|
8 | Kabupaten Tepi laut Selatan | Painan | Rusma Yul Anwar | 5.749,89 | 504.418 | 15 | -/182 |
|
|
9 | Kabupaten Sijunjung | Muaro Sijunjung | Benny Dwifa Yuswir | 3.130,40 | 235.045 | 8 | -/62 |
|
|
10 | Kabupaten Solok | Arosuka | Epyardi Asda | 3.738,00 | 391.497 | 14 | -/74 |
|
|
11 | Kabupaten Solok Selatan | Padang Aro | Khairunas | 3.346,20 | 182.027 | 7 | -/39 |
|
|
12 | Kabupaten Tanah Datar | Batusangkar | Eka Putra | 1.336,10 | 371.704 | 14 | -/75 |
|
|
13 | Daerah tingkat Bukittinggi | – | Erman Safar | 25,24 | 121.028 | 3 | 24/- |
|
|
14 | Kota Padang | – | Hendri Septa | 693,66 | 909.040 | 11 | 104/- |
|
|
15 | Kota Padang Tahapan | – | Fadly Amran | 23,00 | 56.311 | 2 | 16/- |
|
|
16 | Daerah tingkat Pariaman | – | Genius Umar | 66,13 | 94.224 | 4 | 16/55 |
|
|
17 | Kota Payakumbuh | – | Rida Ananda (Pj.) | 85,22 | 139.576 | 5 | 47/- |
|
|
18 | Kota Sawahlunto | – | Deri Asta | 231,93 | 65.138 | 4 | 10/27 |
|
|
19 | Daerah tingkat Solok | – | Zul Elfian | 71,29 | 73.438 | 2 | 13/- |
|
|
Demografi
[sunting
|
sunting sendang]
Berdasarkan sensus penghuni tahun 2010, kuantitas populasi Sumatra Barat mencapai 4.846.909 nasib, dengan kepadatan penghuni sebanyak 110 hidup/km2. Kabupaten/kota nan memiliki penghuni paling banyak adalah Ii kabupaten Padang, nan mencapai 833.562 jiwa. Sementara itu kabupaten/daerah tingkat yang mempunyai tingkat kepadatan teratas adalah Kota Bukittinggi, ialah 4.400 jiwa/km2. Mayoritas masyarakat Sumatra Barat beretnis Minangkabau, yang keseluruhannya memeluk Islam selain itu terwalak Suku Mentawai nan mayoritas memeluk Agama Kristen.
Pendidikan
[sunting
|
sunting sumber]
Sumatra Barat pernah menjadi buku pendidikan di pulau Sumatra, terutama pendidikan Islam dengan surau laksana basis utamanya.[31]
Pada periode kolonial Hindia Belanda, selain pendidikan Islam berkembang pula pendidikan model Barat. Pada tahun 1856, pemerintah Hindia Belanda mendirikan
Sekolah Paduka tuan
di Bukittinggi. Selain sekolah nan dikelola maka itu pemerintah, banyak pula sekolah yang dikelola oleh swasta, sebagaimana Sekolah Adabiah di Padang, INS Kayutanam, Sumatra Thawalib, MTI Canduang di Kecamatan Canduang, dan Diniyyah Puteri di Padang Tahapan. Sehingga pron bila itu, Sumatra Barat merupakan salah satu distrik Hindia Belanda yang memiliki kuantitas sekolah dan peserta cukup raksasa.[32]
Sesudah masa kemerdekaan, di Sumatra Barat juga banyak didirikan universitas dan perhimpunan.[9]
Bermula berusul Jamiah Andalas pada tahun 1955, selanjutnya pula berdiri UIN Imam Benjol Padang, Universitas Negeri Padang, dan IPDN Bukittinggi. Beberapa jamiah swasta terkemuka di kawasan ini antara tidak Perhimpunan Bung Hatta dan Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat. Waktu ini hampir disetiap kabupaten dan daerah tingkat di Sumatra Barat mutakadim memiliki perkumpulan, dengan kuantitas terbesar kreatif di Padang.
Pada masa 2006, angka melek huruf latin di provinsi ini mencapai 96,35%. Angka kerja sama sekolah bakal usia 19-24 tahun, alias yang mengambil hierarki perkumpulan mencapai 27,8%. Kredit ini gemuk di atas kebanyakan nasional nan hanya sebesar 16,13%.
Dayang berpakaian khas Minangkabau, dalam buku Sejarah Sumatra karya Wilham Marsden
Suku nasion
[sunting
|
sunting sumber]
Mayoritas penduduk Sumatra Barat ialah Tungkai Minangkabau. Di provinsi Pasaman selain etnis Minang, juga beralamat Suku Batak Mandailing. Kebanyakan dari mereka pindah dari Sumatera Utara ke Sumatra Barat lega waktu Perang Paus. Di sejumlah provinsi hasil transmigrasi, seperti di Sitiung, Lunang Silaut, dan Padang Gelugur, tinggal juga sekelompok suku Jawa, sebagian terbit mereka ialah nasab imigran asal Suriname yang memilih pun ke Indonesia plong akhir perian 1950-an.[33]
[34]
Maka itu Kepala negara Soekarno saat itu, diputuskan cak bagi mengedrop mereka di sekitar daerah Sitiung. Hal ini lagi tidak terlepas dari peristiwa strategi pasca perbantahan PRRI.
[kontol rujukan]
Di Kepulauan Mentawai yang mayoritas penduduknya beretnis Mentawai, jarang dijumpai mahajana Minangkabau. Etnis Tionghoa hanya terdapat di kota-kota besar, seperti Padang, Bukittinggi, dan Payakumbuh. Di Padang dan Pariaman, juga terwalak masyarakat Nias dan Tamil dalam besaran kecil.[35]
Di Sumatra Barat, khususnya Padang, terletak kompilasi kerukunan anak bini yang berbeda dasar suku nasion sebagai halnya Tenang dan tenteram Batih Kerinci, Aman Keluarga Cina (HBT dan HTT), Universitas Keluarga Jawa, dsb.
Berdasarkan data dari Sensus Pemukim Indonesia 2010, berikut ini tata letak etnis atau suku bangsa di provinsi Sumatera Barat:[36]
No | Suku | Jumlah 2010 | % |
---|---|---|---|
1 | Minangkabau | 4.219.729 | 87,33% |
2 | Batak | 222.549 | 4,61% |
3 | Jawa | 217.096 | 4,49% |
4 | Mentawai | 69.246 | 1,43% |
5 | Jawi | 39.629 | 0,82% |
6 | Nias | 18.239 | 0,38% |
7 | Sunda | 15.934 | 0,33% |
8 | Tionghoa | 10.799 | 0,22% |
9 | Suku lainnya | 18.924 | 0,39% |
Sumatra Barat | 4.832.145 | 100% |
Gubahan: Data yang dihitung adalah data nan tercatat, di luar data yang enggak diketahui, internal Cacah jiwa Indonesia 2010. Temporer tungkai asal Sumatra lainnya, umumnya adalah suku Mentawai.
Bahasa
[sunting
|
sunting sumber]
Di Provinsi Sumatra Barat puas rata-rata terdapat 3 bahasa yang dipertuturkan yang tersebar di kabupaten dan kota di Sumatera Barat. 3 bahasa tersebut ialah, bahasa Minangkabau, Batak, dan Mentawai. Masyarakat yang habis di wilayah Sumatera Barat memperalat bahasa Minangkabau dalam berkomunikasi satu sama bukan pada kesehariannya.[37]
Mayoritas atau hampir secara keseluruhan bahasa yang digunakan intern keseharian di Sumatra Barat ialah bahasa Minangkabau yang mempunyai lima dialek, sebagaimana dialek Pasaman, dialek Agam-Tanah Menjemukan, dialek Lima Puluh Kota, dialek Koto Yunior, dan dialek Pancung Soal. Dialek Pasaman dituturkan di Kabupaten Pasaman Barat dan Pasaman. Dialek Agam-Tanah Datar dituturkan di Kabupaten Agam, Tanah Datar, Daerah tingkat Padang Panjang, Padang Pariaman, Solok, Kota Solok, Solok Selatan, dan Pesisir Selatan. Dialek Lima Puluh Kota dituturkan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh, Tanah Menjemukan, Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, dan Dharmasraya. Dialek Koto Baru dituturkan di Kabupaten Dhamasraya. Dialek Tusuk Soal dituturkan di Tepi laut Selatan.[38]
Agama
[sunting
|
sunting sumur]
Berdasarkan data Badan Pokok Statistik tahun 2021 mengingat-ingat bahwa mayoritas penghuni Sumatra Barat menganut agama Islam yakni, 97,48%. Sebagian lagi menganut agama Masehi sebanyak 2,29% dan terutama di kabupaten Kepulauan Mentawai yang mayoritas beragama Protestan dan Katolik. Sebagian kecil beragama Budha, yaitu 0,22%, merupakan keturunan Tionghoa yang berada di kota, seperti kota Padang, Ardi Tingkatan, Payakumbuh, Padang Panjang dan Solok. Sementara pemeluk agama Hindu dan kepercayaan, minus bermula 0,01%.[4]
Bermacam-macam palagan ibadah, yang didominasi oleh zawiat dan musala, boleh dijumpai di setiap kabupaten dan kota di Sumatra Barat. Bandarsah terbesar adalah Musala Raya Sumatra Barat di Padang. Sedangkan musala tertua diantaranya merupakan Masjid Raya Ganting di Padang, Musala Bingkudu di Kabupaten Agam, dan Masjid Tuo Tiang Jao di kabupaten Solok. Arsitektur partikular Minangkabau mendominasi baik bentuk masjid maupun musala. Surau Raya Sumatra Barat memiliki gedung berbentuk gonjong, dihiasi tatahan Minang sekaligus kaligrafi. Ada juga langgar dengan atap yang terdiri dari beberapa tingkatan nan lebih ke atas makin katai dan adv minim cekung. Total rumah ibadah yang terdapat di Sumatra Barat berlandaskan data BPS 2021 adalah lakukan umat Islam terdapat 5.218 masjid dan 9.661 musholah atau surau. Buat umat Serani terdapat 267 basilika Protestan, 62 flat kebaktian, dan 131 dom Katolik. Kemudian terdapat 8 Vihara untuk umat Budha dan 1 Pura bagi umat Hindu yang terletak di kota Padang.[4]
Tahun | 2000 | 2004 | 2005 | 2006 | 2007 | 2010 | 2020 | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Kuantitas penduduk | 4.227.689 |
![]() 4.594.961 |
![]() 4.566.126 |
![]() 4.732.678 |
![]() 4.763.130 |
![]() 4.846.909 |
![]() 5.534.472 |
|||||
Sejarah kependudukan Sumatra Barat Sumber: [4] |
Perekonomian
[sunting
|
sunting sendang]
Secara bertahap perekonomian Sumatra Barat mulai bergerak positif pasca- mengalami impitan akibat dampak gempa mayapada periode 2009 nan melanda kewedanan tersebut. Dampak bencana ini terlihat puas kuartal IV-2009, di mana pertumbuhan ekonomi hanya mencecah 0,90%. Namun kini perekonomian Sumatra Barat telah membaik, dengan tingkat pertumbuhan di atas umumnya kebangsaan. Sreg perian 2012 ekonomi Sumatra Barat tumbuh sebesar 6,35%, lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 6,25%. Dan lega suku tahun I-2013 perekonomian Sumatra Barat mutakadim merecup mencapai 7,3%. Tingginya pertumbuhan ekonomi Sumatra Barat dalam tiga masa terakhir, telah menurunkan tingkat kemiskinan di provinsi ini pecah 8,99% (2011) menjadi 8% (2012). Untuk Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), lega tahun 2012 provinsi ini n kepunyaan PDRB mengaras Rp 110,104 triliun, dengan PDRB per kapita sebesar Rp 22,41 juta.
Tenaga kerja
[sunting
|
sunting sendang]
Seiring dengan bertumbuhnya perekonomian Sumatra Barat, maka jumlah pegawai yang diperlukan semakin bertambah lagi. Keadaan ini sudah mendorong turunnya akan pengangguran di provinsi ini. Sejauh Februari 2011-Februari 2012, jumlah penduduk yang menganggur mengalami penurunan dari 162.500 basyar menjadi 146.970 manusia. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurun dari 7,14% menjadi 6,25%. Angka tersebut berada dibawah biasanya nasional puas periode akhir 2011 yang mencapai 6,56%. Sreg Februari 2012, jumlah angkatan kerja Sumatra Barat mencecah 2.204.218 khalayak, bertambah 90.712 khalayak dibandingkan dengan jumlah barisan kerja puas Februari 2011.
Sebagian besar penduduk nan berkreasi terserap di sektor pertanian. Lapangan pekerjaan di sektor ini mampu menyerap 42,4% dari pegawai yang suka-suka. Namun, persentase penyerapan ini makin melandai dibandingkan masa sebelumnya yang sebesar 44%. Tentatif itu, persentase penduduk berkarya yang terhirup di sektor perdagangan kembali meningkat, dari sebelumnya 18,5% pada Februari 2011 menjadi 19,8% lega Februari 2012. Demikian juga penyerapan di sektor jasa mengalami peningkatan, dari 16,7% menjadi 17,4%.
Pertanian
[sunting
|
sunting sumber]
Area pertanian di desa Bulaan, Lubuk Basung, Kabupaten Agam.
Sreg triwulan IV-2012, sektor persawahan mengalami pertumbuhan relatif tinggi, didorong oleh menggeliatnya subsektor tanaman alamat makanan. Di triwulan ini pertumbuhan sektor pertanian mencapai 4,14%, lebih tangga dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 2,05%. Kinerja sektor perkebunan yang layak baik pada perian 2012, telah menopang pertumbuhan industri pertanian sebesar 4,07%.
Pabrik Penggarapan
[sunting
|
sunting sendang]
Industri Sumatra Barat didominasi maka itu industri nisbah kecil atau rumah tangga. Jumlah unit industri sebanyak 47.819 unit, terdiri dari 47.585 unit industri kecil dan 234 unit industri raksasa menengah, dengan perbandingan 203: 1. Lega tahun 2001 kapitalisasi pabrik osean menengah mencecah Rp 3.052 miliar, alias 95,60% bersumber total investasi, sementara itu industri boncel investasinya tetapi Rp 1.412 miliar atau 4,40% cuma dari kuantitas investasi. Poin produksi pabrik besar menengah tahun 2001 mencapai Rp 1.623 miliar, adalah 60 % dari total poin produksi, dan kredit produksi industri kecil hanya mencapai Rp 1.090 miliar, atau 40% berbunga besaran nilai produksi.[39]
Cak bagi industri pengolahan semen, pada hari 2012 Sumatra Barat telah memproduksi sebanyak 6.522.006 ton, lebih tinggi dibandingkan tahun terlampau yang sekadar sebesar 6.151.636 ton. Provisional volume penjualannya puas tahun 2012 sebesar 6.845.070 ton, meningkat 10,20 % dibandingkan hari tinggal yang sebesar 6.211.603 ton.
Jasa
[sunting
|
sunting sumber]
Kembali bergeraknya perekonomian Sumatra Barat pasca gempa serta semakin pulihnya perekonomian global terutama zona Sumatra fragmen tengah sekali lagi merupakan faktor pendorong bergeraknya kembali sektor jasa (7,38%). Sektor jasa yang cukup penting di provinsi ini merupakan keuangan, hotel, kedai kopi, dan agen perjalanan. Pertumbuhan hotel di Sumatra Barat kerumahtanggaan tiga tahun keladak cukup pesat. Situasi ini seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang hinggap ke provinsi ini. Sepanjang tahun 2012 terdapat 36.623 wisatawan mancanegara nan berkunjung ke Sumatra Barat, atau meningkat 8,27% dibandingkan masa lalu yang sebanyak 33.827 wisatawan.
Pertambangan
[sunting
|
sunting perigi]
Sumatra Barat memiliki potensi bulan-bulanan tambang golongan A, B dan C. Objek galian golongan A, yaitu batu bara terwalak di kota Sawahlunto. Sedangkan Alamat tambang golongan B yang terdiri dari merkurium, belerang, pasir ferum, tembaga, plumbum dan perak hambur di wilayah kabupaten Sijunjung, Dharmasraya, Solok, Solok Daksina, Lima Desimal Kota, Pasaman, dan Tanah Datar. Bahan tambang golongan C menyebar di seluruh kabupaten dan kota, sebagian besar terdiri pecah pasir, alai-belai dan gravel.[39]
Keuangan & Perbankan
[sunting
|
sunting sumber]
Perkembangan berbagai indikator perbankan lega suku tahun IV-2012, menunjukkan perbaikan seiring dengan pemulihan kondisi ekonomi pasca gempa. Pada perian 2012, total kekayaan bank umum di provinsi ini mencapai Rp 40,1 triliun dengan nilai penyaluran kredit oleh bank umum sebesar Rp 33,8 triliun. Sementara itu total aset BPR di provinsi ini mencapai Rp 1,53 triliun dengan nilai penyaluran kredit oleh bank tersebut sebesar Rp 1,03 triliun.
Transportasi
[sunting
|
sunting sumber]
Transportasi berbunga dan ke Sumatra Barat kini dihubungkan oleh Bom Udara Internasional Minangkabau dan Bom Teluk Bayur. Lapangan terbang Minangkabau mulai aktif beroperasi pada akhirusanah 2005 menggantikan Pelabuhan udara Tabing. Bom peledak ini terhubung dengan berbagai kota utama di Indonesia, begitu juga Jakarta, Gelanggang, Batam, Bandung, serta Kuala Lumpur di Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas Pelabuhan udara Minangkabau, pemerintah mutakadim menyiapkan kereta bandara Minangkabau Ekspres dari dan menuju sendi ii kabupaten Padang.
Selain Teluk Bayur, transportasi laut untuk jarak dempang berpusat di Pelabuhan Muara. Pelabuhan ini antara lain juga melayani transportasi menuju Gugusan pulau Mentawai dengan menggunakan kapal feri atau
speed boat. Pelabuhan Muara juga menjadi tempat bersandar kapal-kapal pesiar (yacht) dan kapal-kapal nelayan.
Untuk transportasi antar kota, sekarang dilayani oleh bus-bus AKDP dan AKAP serta travel. Di Padang, angkutan umum berpusat di Terminal Bingkuang Air Pacah. Di Bukittinggi berpusat di Terminal Aua Kuniang, Payakumbuh berpusat di Terminal Koto Yang Ampek, dan Solok berpusat di Terminal Bareh Solok.
Transportasi darat lainnya, kereta api masih digunakan bakal jalur dari Padang ke Sawahlunto, yang melewati Padang Panjang dan Solok. Puas jalur ini, kereta api semata-mata dipergunakan sebagai sarana pengapalan batubara. Sedangkan dari Padang mengarah Pariaman, kini masih digunakan kerjakan angkutan penumpang.
Pelancongan
[sunting
|
sunting sumber]
Laut dan Gugusan pulau di Pantai, Sumatra Barat.
Sumatra Barat merupakan pelecok satu pamrih utama wisata di Indonesia. Fasilitas wisatanya yang cukup baik, serta gelojoh diadakannya beragam festival dan even internasional, menjadi pendorong datangnya wisatawan ke daerah ini.[40]
Beberapa kegiatan antarbangsa yang diselenggarakan untuk menunjang pariwisata Sumatra Barat adalah lomba balap besikal
Tour de Singkarak, even paralayang
Event Fly for Fun in Lake Maninjau, serta kejuaraan selancar
Mentawai International Pro Surf Competition.[41]
Sumatra Barat memiliki dekat semua jenis objek ekoturisme sama dengan laut, pesisir, danau, gunung, dan lurah. Selain itu pariwisata Sumatra Barat kembali banyak menjual budayanya yang khas, sama dengan Festival Tabuik, Festival Rendang, permainan kim, dan seni bertenun. Disamping tamasya bendera dan budaya, Sumatra Barat juga populer dengan wisata kulinernya.
Sumatra Barat memiliki akomodasi wisata, sebagai halnya hotel dan agen avontur yang pas baik. Pada akhir tahun 2012, provinsi ini mutakadim mempunyai 221 hotel dengan jumlah kamar mencapai 5.835 unit.[42]
Namun hotel-hotel berbintang lima dan empat, sahaja terdapat di Padang dan Bukittinggi.[43]
Sedangkan untuk agen pengelanaan di bawah keanggotaan ASITA, Sumatra Barat sudah memiliki lebih dari 100 kantor cabang. Untuk melengkapi fasilitas penunjang pariwisata, pemerintah juga menyediakan kereta api wisata nan beroperasi pada periode tertentu.
Untuk plural informasi serta literatur album dan kebudayaan Minangkabau, wisatawan dapat memperolehnya di Pusat Pengarsipan dan Warta Kebudayaan Minangkabau (PDIKM) yang terletak di Perkampungan Minangkabau, Padang Panjang. Di PDIKM terdapat majemuk pengarsipan berupa foto mikrograf, manuskrip kabar, pakaian tradisional, kaset album lagu daerah, dokumentasi surat-surat kepemerintahan, dan alur sejarah masyarakat Minangkabau sejak abad ke-18 hingga waktu 1980-an.
Seni dan Budaya
[sunting
|
sunting sumber]
Musik
[sunting
|
sunting mata air]
Nuansa Minangkabau yang ada di dalam setiap musik Sumatra Barat nan dicampur dengan jenis nada apapun saat ini karuan akan terlihat dari setiap karya lagu yang beredar di masyarat. Hal ini karena musik Minang bisa diracik dengan sirkuit musik jenis apapun sehingga enak didengar dan bisa dituruti oleh masyarakat. Anasir musik pemberi nuansa terdiri berusul perangkat peranti musik tradisional saluang, bansi, celempong, rabab, pupuik, teluki, dan gandang tabuik.
Ada pun saluang jo dendang, yakni penguraian dendang (narasi berlagu) nan diiringi saluang yang dikenal juga dengan nama sijobang.[44]
Musik Minangkabau berupa instrumentalia dan lagu-lagu dari provinsi ini pada umumnya bersifat melankolis. Situasi ini berkaitan sanding dengan struktur masyarakatnya nan mempunyai rasa koneksi, sangkut-paut rangkaian dan kecintaan akan kampung pelataran yang tingkatan ditunjang dengan kebiasaan memencilkan merantau.
Pabrik irama di Sumatra Barat semakin berkembang dengan munculnya seniman-artis Minang nan bisa membaurkan musik beradab ke dalam musik tradisional Minangkabau. Perkembangan musik Minang modern di Sumatra Barat sudah dimulai sejak tahun 1950-an, ditandai dengan lahirnya Orkes Gumarang. Elly Kebiri, Tiar Ramon dan Nurseha adalah penyanyi Sumatra Barat yang terkenal pada era 1970-an hingga saat ini. Saat ini para pendendang, pencipta lagu, dan penata musik di Sumatra Barat, bernaung dibawah organisasi PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi Pembuat lagu Penata musik Rekaman Indonesia) dan PARMI (Persatuan Artis Minang Indonesia).
Perusahaan-perusahaan rekaman di Sumatra Barat yang ikut kontributif industri musik Minang antara lain: Tanama Record, Bintang beredar Record, Pitunang Record, Sinar Padang Record, Caroline Record yang terletak di Padang dan Minang Record, Gita Virma Record yang terletak di Bukittinggi.
Tari tradisional
[sunting
|
sunting sumur]
Secara garis besar seni tari dari Sumatra Barat yaitu semenjak adat budaya etnis Minangkabau dan rasial Mentawai. Kekhasan seni tari Minangkabau biasanya dipengaruhi maka dari itu agama Islam, keunikan adat matrilineal dan kebiasan merantau masyarakatnya juga memberi dominasi besar dalam jiwa sebuah tari tradisi yang bersifat klasik, di antaranya Tari Pasambahan, Tari Piring, Tari Payung, dan Tari Nyiru. Darurat itu terletak pula satu pertunjukan spesial kedaerahan Minangkabau lainnya berupa perpaduan unik antara seni bela diri yang disebut
silek
dengan tarian, nyanyian dan seni peran (acting) yang dikenal dengan nama Randai.[45]
Sementara itu bagi disko khas kedaerahan Mentawai disebut
Turuk Laggai. Tarian Turuk Langai ini kebanyakan berkisah akan halnya tingkah laku binatang, sehingga judulnya pula disesuaikan dengan jenama-nama dabat tersebut, misalnya tari burung, tari monyet, tari ayam aduan, tari bedudak dan sebagainya.[46]
Rumah Adat
[sunting
|
sunting sumber]
Rumah adat Sumatra Barat khususnya berpunca etnis Minangkabau disebut Rumah Tampah. Kondominium Nyiru biasanya dibangun di atas sebidang kapling kepunyaan keluarga induk intern kaki/kabilah tersebut secara turun temurun.[32]
Tidak jauh dari komplek flat badang tersebut kebanyakan juga dibangun sebuah masjid kaum yang berfungsi sebagai panggung ibadah dan tempat terlampau pria dewasa kaum tersebut namun belum menikah.
Apartemen Tampi ini dibuat berbentuk empat persegi tingkatan dan dibagi atas dua bahagian muka dan pantat,[47]
umumnya berbahan kayu, dan sepintas kelihatan seperti mana berbentuk kondominium panggung dengan atap nan khas, menonjol sebagai halnya tanduk kerbau, umum setempat menyebutnya
Lancip
dan dahulunya tarup ini berbahan ijuk sebelum berganti dengan sengkuap seng.
Rumah Bagonjong
[48]
ini menurut masyarakat setempat diilhami berpangkal tambo, yang mengisahkan keberadaan kakek moyang mereka dengan kapal dari laut. Ciri khas tak rumah kebiasaan ini adalah tidak mengaryakan pakis ferum hanya menunggangi pasak dari gawang, namun memadai kuat sebagai pengikat.[49]
Sementara etnis Mentawai kembali memiliki flat sifat yang berbentuk rumah panggung besar dengan tinggi lantai dari tanah mengaras suatu meter yang disebut dengan
uma.[50]
Uma
ini dihuni makanya secara bersama oleh lima sampai sepuluh keluarga. Secara umum konstruksi
uma
ini dibangun tanpa menggunakan paku, tetapi dipasak dengan kusen serta sistem sambungan simpang berakuk.
Senjata tradisional
[sunting
|
sunting sumber]
Senjata tradisional Sumatra Barat adalah Keris dan Kurambiak atau Kerambit berbentuk begitu juga cakar macan. Keris biasanya dipakai oleh suku bangsa pria dan diletakkan di jihat depan, dan kebanyakan dipakai makanya para penghulu terutama dalam setiap acara lumrah ada terutama dalam acara
malewa gala
maupun penstabilan gelar, selain itu pun biasa dipakai oleh para mempelai pria n domestik acara majelis perkawinan nan umum setempat menyebutnya
baralek. Padahal kerambit yakni senjata tajam kerdil yang bentuknya melengkung begitu juga kakas harimau, karena memang terinspirasi dari kuku hewan buas tersebut. Senjata mematikan ini dipakai maka dari itu para pendekar silat Minang dalam pertarungan jarak pendek yang biasanya merupakan senjata rahasia, terutama yang menggunakan jurus silat maung. Berjenis-jenis macam senjata lainnya juga sangkutan digunakan seperti tembiang, pedang panjang, kirana, sumpit dan sebagainya.
Masakan khas
[sunting
|
sunting sumber]
N domestik dunia kuliner, Sumatra Barat terkenal dengan masakan Padang dan restoran Padang dengan citarasa nan pedas. Masakan Padang dapat ditemui hampir di seluruh penjuru Nusantara, malar-malar hingga ke luar negeri.[51]
Beberapa contoh ki gua garba dari Sumatra Barat yang cukup populer adalah Rendang, Sate Padang, Dendeng Balado, Itiak Lado Mudo, Soto Padang, dan bubur juara.
Setiap negeri di Sumatra Barat, n kepunyaan makanan perumpamaan ciri khas negeri, yang biasa dijadikan sebagai buah tangan (oleh-oleh) misalnya: Padang tersohor dengan bengkuang, Padang Panjang terkenal dengan pergedel jaguang, Bukittinggi dengan karupuak sanjai, Payakumbuh dengan galamai dan batiah. Selain itu Sumatra Barat juga punya ratusan muslihat, sama dengan kipang kacang, bareh randang, randang telur, dakak-dakak angko 8, rakik maco, pinyaram, Karupuak Balado, dan termasuk juga menghasilkan Sahifah Luak.
Olahraga
[sunting
|
sunting sumber]
Distrik Sumatra Barat punya sejumlah even latihan jasmani yang berskala tempatan, nasional, maupun internasional, diantaranya adalah lomba pacu kuda. Perlombaan pacu kuda sudah menjadi adat istiadat dan budaya masyarakat Minangkabau. Rangkaian kejuaraan pacu kuda kebanyakan diselenggarakan di beberapa kota di Sumatra Barat secara bergiliran.[52]
Even antarbangsa lainnya adalah Tour de Singkarak nan lega tahun 2013 telah memasuki tahun kelima. Kejuaraan ini secara sah telah menjadi agenda perhelatan tahunan
Union Cycliste Internationale
(UCI). Bilang daerah pelancongan menjadi bagian berasal jalur lintasan lomba termasuk Lurah Harau, Situ Maninjau, Kelok 44, Istana Basa Pagaruyung, dan haud Di atas-Dibawah.[53]
Di jihat lain, silang olah tubuh sampan naga (dragon boat) juga rutin dilaksanakan di Sumatra Barat, sebagai halnya kompetisi Perahu Naga Internasional di Padang yang mendatangkan murid berbunga mancanegara, serta perlombaan Kayuh Tradisional di Pesisir Carocok, Painan dan Dharmasraya.
Kendaraan dan informasi
[sunting
|
sunting sumber]
Sanding keseluruhan saluran stasiun televisi kewarganegaraan telah boleh menjangkau kawasan Sumatra Barat. Selain itu area ini juga memiliki bilang stasiun televisi tempatan, seperti TVRI Sumatra Barat, Padang TV, Minang TV, TV E, Favorit TV dan Bukittinggi Televisi (BiTV).
Biasanya disetiap kabupaten dan kota di provinsi ini telah memiliki pemancar radio selain kepunyaan pemerintah juga swasta, sama dengan RRI Padang, Radio Classy FM, Radio Jelita FM, Radio SK FM, dan Radio Fanesa 5 FM, Radio Arif FM, Radio Harau FM.
Sumatra Barat sekarang kembali banyak mempunyai ki alat cetak varietas manuskrip kabar, diantaranya Harian Padang Ekspres, Jurnal Haluan, dan Surat kabar Singgalang, Harian Posmetro Padang, Jurnal Metro Andalas (Metrans), Buletin Rakyat Sumbar dan Harian Koran Padang. Serta beberapa media cetak mingguan seperti mana Tabloid Indonesia Raya, Binnews, dan Bakinews. Wahana cetak tersebut kembali tersuguh dan dapat diakses secara
online
melalui internet.
Pada awalnya
Sumatra Courant
merupakan koran pertama yang terbitkan di Sumatra Barat oleh pemerintah Hindia Belanda lega tahun 1862. Selanjutnya tahun 1877 terbit
Padangsche Handelsblad
milik swasta. Kedua kronik ini menggunakan bahasa Belanda, dan baru pada tahun 1890 terbit surat pemberitahuan bulanan
Pelita Boncel
nan telah menggunakan bahasa Melayu.[54]
Hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2020 mencatat, Sumatra Barat yaitu provinsi dengan persentase pemakai internet termulia di Sumatra. Pemakai internet tercatat sebanyak 5.008.263 hamba allah atau 91,4% berbunga populasi.[55]
![]() |
Samudra Hindia | Sumatra Utara | Riau |
![]() |
Lautan Hindia |
![]() |
Riau | ||
![]() Sumatra Barat ![]() |
||||
![]() |
||||
Samudra Hindia | Bengkulu | Jambi |
Lihat pula
[sunting
|
sunting sumber]
- Daftar tokoh Sumatra Barat
- Uda Uni Sumbar
Catatan suku
[sunting
|
sunting sumber]
-
^
Diberhentikan -
^
Dilantik sebagai gubernur walaupun kalah kerumahtanggaan pemilihan Gubernur Sumatra Barat sreg 17 Maret 1966[19]
[20]
-
^
Mengundurkan diri[22]
[23]
-
^
Berhenti setelah diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Referensi
[sunting
|
sunting sumber]
-
^
“Arti Lambang Tuah Sakato”. Pemprov Sumbar. Diarsipkan berbunga versi ceria tanggal 2017-04-28. Diakses tanggal
20 Januari
2020.
-
^
(ditetapkan menjadi Undang-Undang maka itu UU No. 61 Periode 1958) -
^
Putra, Perdana. Gabrillin, Abba, ed. “1 Oktober 1945 Ditetapkan andai Hari lahir Sumatera Barat”.
Kompas.com. Diarsipkan bersumber versi ceria sungkap 2019-12-26. Diakses terlepas
2019-12-26
.
-
^
a
b
c
d
e
f
“Provinsi Sumatra Barat Dalam Angka 2021”
(pdf). BPS Sumbar. hlm. 139-365. Diakses sungkap
27 Februari
2021.
-
^
“Pencitraan Data Kependudukan – Departemen Dalam Negeri 2022”.
www.dukcapil.kemendagri.go.id
. Diakses tanggal
27 Februari
2021.
-
^
“Indeks Pembangunan Bani adam 2021-2022”.
www.bps.go.id
. Diakses copot
29 Desember
2022.
-
^
“Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Daerah/Kabupaten Kota N domestik APBN Lengkung langit.A 2020”
(PDF).
www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal
16 Februari
2021.
-
^
“Hasil Pengejaran – KBBI Daring”.
-
^
a
b
c
d
e
Asnan, Gusti, (2007),
Memikir ulang regionalisme: Sumatra Barat tahun 1950-an, Yayasan Obor Indonesia, ISBN 978-979-461-640-6. -
^
Amran, Rusli (1981).
Sumatra Barat setakat Poster Panjang. Penerbit Kirana Harapan.
-
^
“Potensi Sektor Kelautan dan Perikanan Sumatra Barat”.
Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatra Barat
. Diakses tanggal
2012-05-16
.
-
^
“Awak Kunci Statistik Provinsi Sumatera Barat”.
sumbar.bps.go.id
. Diakses terlepas
2023-02-10
.
-
^
“Badan Kiat Statistik Negeri Sumatera Barat”.
sumbar.bps.go.id
. Diakses tanggal
2023-02-10
.
-
^
Sieh, Kerry; Natawidjaja, Danny (December 10, 2000). “Neotectonics of the Sumatran fault, Indonesia”
(PDF).
Journal of Geophysical Research.
105
(B12): 28295–28326. doi:10.1029/2000JB900120.
-
^
Sieh, K.; Natawidjaja, D. (2000). “Neotectonics of the Sumatran fault, Indonesia”
(PDF).
Journal of Geophysical Research, 105 (B12). hlm. 28, 295–28, dan 326.
-
^
Kesalahan pengambilan: Tag
<ref>
bukan biasa; bukan ditemukan referensi kerjakan ref bernama
:1
-
^
Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan bacaan lakukan ref bernama
:2
-
^
Yusra, Abrar (1997).
Pelopor yang berhati rakyat: biografi Harun Zain. Yayasan Gebu Minang. hlm. 168. ISBN 978-979-8428-01-2. Diarsipkan bersumber varian tahir tanggal 2023-03-18. Diakses tanggal
2021-11-28
.
-
^
Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak baku; tidak ditemukan referensi untuk ref bernama
gempil
-
^
Rochman, Fathur (19 Oktober 2014). Auliani, Palupi Annisa, ed. “Siapa Almarhum Harun Al Raysid Zain yang Ditakziahi Jusuf Kalla”.
Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli sungkap 4 Desember 2014. Diakses tanggal
23 November
2014.
-
^
“Salinan arsip”. Diarsipkan mulai sejak versi asli tanggal 2023-03-18. Diakses tanggal
2021-08-12
.
-
^
Alkatiri, Mansyur; Putra, Maifil Eka; Abidin, Hamid (30 Maret 1999). “Gub Muchlis Ibrahim Mengundurkan Diri”.
Ummat. Diarsipkan berpangkal versi asli tanggal 15 Desember 2014. Diakses tanggal
15 Desember
2014.
-
^
Sudarsono; Tjiauw, Sen; Nauli, Hangit Sakti (29 Maret 1999). “Muchlis Tersodok Kursi Wagub”.
Majalah Forum. Diarsipkan berasal varian masif tanggal 15 Desember 2014. Diakses tanggal
15 Desember
2014.
-
^
“Gubernur Sumbar Dilantik di Garasi Oto” Diarsipkan 2021-01-07 di Wayback Machine..
JPNN.com. 07 Desember 2009. Diakses 2 Januari 2021 -
^
Widjaya, Ismoko; Erinaldi (15 Agustus 2010). “Irwan Prayitno Dilantik Jadi Gubernur Sumbar”.
VIVA.co.id. Diarsipkan dari varian kudrati terlepas 2014-12-15. Diakses copot
23 Juni
2014.
-
^
“Sebelum Dilantik, Kepala Daerah Terpilih Kronologi Kaki Bersama Jokowi”.
Situs Resmi Kementerian Internal Negeri. Diakses copot 19 Februari 2016. Diarsipkan 14 Februari 2016 di Wayback Machine.. -
^
“65 Anggota DPRD Sumbar Dilantik”.
news.detik.com. 28-08-2019. Diakses tanggal 31-10-2019.
-
^
Haris, Syamsuddin, 2005,
Pemilu langsung di paruh oligarki partai: proses nominasi dan seleksi calon legislatif Pemilu 2004, Gramedia Referensi Terdahulu, ISBN 978-979-22-1695-0. -
^
“Kode dan Data Kawasan Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.137-2017)”.
Kementerian N domestik Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari varian asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal
2018-07-09
.
-
^
“(Hasil SP dan Hasil Supas) Jumlah Penduduk Menurut Variasi Kelamin dan Kabupaten/Kota di Sumatera Barat (Atma), 2010-2020”.
Badan Anak kunci Statistik Provinsi Sumatera Barat
. Diakses copot
2021-03-17
.
-
^
Marsden, William, (2009),
The History of Sumatra, BiblioBazaar, ISBN 978-0-559-09304-3. -
^
a
b
Graves, Elizabeth E., (2007),
Asal usul elite Minangkabau modern: respons terhadap kolonial Belanda abad XIX/XX, Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, ISBN 978-979-461-661-1. -
^
https://historia.id/ekonomi/articles/asa-jawa-suriname-terurai-di-negeri-asal-DpYMv -
^
https://sumbarsatu.com/berita/20367-emma-yohana-mari-kita-perjuangkan-hakhak-warga-alumnus-suriname-yang-terampas -
^
http://www.jambi-independent.co.id Kampung Keling, Palagan Adv amat Muslim India di Pariaman dan Padang
[
pranala bebas tugas permanen
]
-
^
“Kewarganegaraan, Suku bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia”
(pdf).
www.bps.go.id. hlm. 36–41. Diakses tanggal
22 September
2021.
-
^
“Kebudayaan Sumatera Barat”.
sumbarprov.go.id
(kerumahtanggaan bahasa Inggris). Diakses sungkap
2021-01-24
.
-
^
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pedidikan dan Kebudayaan. “Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia”. Diakses copot 24-01-2021.
-
^
a
b
http://www.bi.go.id Diarsipkan 2020-12-11 di Wayback Machine. Profil Sumbar Diarsipkan 2010-01-18 di Wayback Machine. -
^
http://www.metrotvnews.com Tour de Singkarak Naikan 24 Persen Kunjungan Wisatawan Diarsipkan 2014-01-07 di Wayback Machine. -
^
Sumbar Gelar Tiga Kegiatan Internasional -
^
http://www.beritasatu.com Sektor Perhotelan di Sumatra Barat Alami Peningkatan -
^
Ryan Ver Berkmoes, Celeste Brash; Lonely Satelit Indonesia; 2010 -
^
Phillips, Nigel, (1981),
Sijobang: sung narrative poetry of West Sumatra, Cambridge University Press, ISBN 978-0-521-23737-6. -
^
Pauka K., (1998),
Theater and martial arts in West Sumatra: Randai and silek of the Minangkabau, Ohio University Press, ISBN 978-0-89680-205-6. -
^
http://www.indosiar.com Sajian Tarian Khas Mentawai Diarsipkan 2010-06-26 di Wayback Machine. (diakses pada 25 juli 2010) -
^
Azinar Sayuti, Rifai Debu, (1985),
Sistem ekonomi tradisional bagaikan perwujudan tanggapan aktif manusia terhadap lingkungan daerah Sumatra Barat, hlm. 202, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Bestelan Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. -
^
Navis, A.A.,
Cerita Rakyat berpangkal Sumatra Barat 3, Grasindo, ISBN 979-759-551-X. -
^
Mengenal Flat Adat, Pakaian Adat, Tarian Resan, Dan Senjata Tradisional, PT Niaga Swadaya, ISBN 979-788-145-8. -
^
Schefold R., (1991),
Mainan bagi atma: kebudayaan Mentawai, PT Balai Pustaka, ISBN 979-407-274-5. -
^
Ramli, Andriati, 2008,
Masakan Padang: Terkenal & Mak-nyus, Niaga Swadaya, ISBN 978-979-1477-09-3. -
^
travel.kompas.com Sungga “Kudo” Bangkitkan Wisata Domestik (diakses 28 Oktober 2010) -
^
http://www.tourdesingkarak.com Diarsipkan 2012-04-24 di Wayback Machine. TdS Diarsipkan 2012-04-24 di Wayback Machine. (diakses plong 6 Juni 2011) -
^
Syamdani, (2009),
PRRI, resistansi maupun bukan, Sarana Pressindo, ISBN 978-979-788-032-3 -
^
https://www.infotek.id/licenses/survey_apjii_2020/Survei_APJII_2019-2020_Q2.pdf
Bacaan lainnya
[sunting
|
sunting sumur]
-
(Indonesia)
Rusli Amran, (1981),
Sumatra Barat sebatas Plakat Panjang, Jakarta: Sinar Harapan. -
(Indonesia)
Audrey R. Kahin, (2005),
Berasal pemberontakan ke integrasi: Sumatra Barat dan strategi Indonesia, 1926-1998, Yayasan Oncor Indonesia, ISBN 979-461-519-6 -
(Indonesia)
A.A. Navis, (1984),
Alam Takambang bintang sartan Guru. Jakarta: PT Grafiti Pers. -
(Indonesia)
M.D. Mansoer, (1970),
Sedjarah Minangkabau, Jakarta: Bhratara.
Pranala luar
[sunting
|
sunting sendang]
-
(Indonesia)
Situs web stereotip provinsi Sumbar Diarsipkan 2012-01-15 di Wayback Machine. -
(Indonesia)
Profil Ilmu kependudukan Sumbar -
(Indonesia)
Profil Ekonomi Sumbar -
(Indonesia)
Profil Wisata Sumbar -
(Indonesia)
Ekonomi Regional Sumbar -
(Indonesia)
Statistik Regional Sumbar -
(Indonesia)
Informasi sekeliling Sumatra Barat -
(Indonesia)
Situs Antara Sumbar Gapura Berita Sumatra Barat. -
(Indonesia)
Situs Cimbuak.com Pintu Kekerabatan Minang. -
(Indonesia)
Situs West-Sumatra.com Diarsipkan 2019-03-09 di Wayback Machine. Portal Parawisata Bebas Komunitas Minang bertajuk fotografi.
Koordinat:
0°56′16.94″S
100°21′38.3″E
/
0.9380389°S 100.360639°E
/
-0.9380389; 100.360639
(Sumatra Barat)
Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra_Barat