teori semiotika charles sanders peirce
Teori Semiotika Peirce
merupakan ilmu atau metode kajian yang membahas tentang sistem label nan diciptakan ahli makulat radiks Amerika bernama Charles Sanders Pierce yang populer dalam bidang ilmu mantik terhadap manusia dan penalarannya. Peirce mencadangkan bahwa intern nyawa orang memiliki ciri merupakan adanya pencampuran tera dan kaidah penggunaannya intern aktivitas nan bersifat representatif.[1]
Tanda merupakan sesuatu yang tampak, merujuk puas sesuatu, mampu mewakili perantaraan antara tanda dengan penerima tanda yang bersifat representatif dan berorientasi pada interpretasi. Akan halnya syarat agar sesuatu dapat disebut sebagai keunggulan yakni apabila sesuatu itu bisa ditangkap, menunjuk pada sesuatu, menggantikan, mewakili, melayani dan dan n kepunyaan rasam representatif, yang memiliki hubungan langsung dengan sifat interpretatif.[1]
Menurut Peirce, tanda yakni sesutu nan berfungsi lakukan mewakili sesuatu yang lain dengan mempresentasikan sesuatu nan diwakilinya.[2]
Peirce memberi sistem tanda (semiotik) menjadi tiga elemen yang telah dimuat dalam teori segitiga yaitu tanda (sign), contoh tanda (object), dan penggunaan stempel (interpretant).[3]
Tanda yaitu sesuatu yang berbentuk fisik yang dipedulikan maka dari itu panca indera manusia dan bisa merepresentasikan situasi lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari simbol, ikon dan penunjuk. Acuan dari segel disebut bahan. Objek merupakan sesuatu yang menjadi wacana dari tanda ataupun sesuatu yang dirujuk tera. Sementara itu, interpretant yaitu konsep pemikiran semenjak sosok yang menunggangi logo dan menyerahkan makna terhadap objek yang dirujuk sebuah tera. Peirce memanggil tera dengan sebutan
semiosis,
artinya setiap situasi yang cak semau di manjapada adalah sebuah tanda nan merupakan suatu proses pemaknaan terhadap tiga tahap (triatidic).[4]
Trikotomi Peirce
Trikotomi mula-mula yakni hubungan antara representamen dan bulan-bulanan.
- Ikon merupakan pertautan yang berdasarkan puas kemiripan artinya representamen memiliki kemiripan dengan objek yang diwakilinya.
- Indeks merupakan hubungan yang mempunyai hubungan eksistensial. Sesuatu kejadian disebabkan adanya sesuatu yang enggak maupun adanya hubungan sebab akibat. Begitu juga tidak suka-suka asap bila tidak ada api. Asap boleh dianggap misal stempel lakukan eksisnya jago merah dan dalam kekeluargaan seperti ini tabun adalah penunjuk.
- Simbol merupakan tanda yang menggerutu antara segel dan objek ditentukan maka itu suatu kanun nan bertindak di umum. Simbol mempunyai sifat konvensional dan arbiter artinya stempel itu mutakadim disepakati oleh dua belah pihak untuk ditaati. Misalnya umbul-umbul kuning berarti melambangkan adanya mortalitas atau lelayu.
Trikotomi kedua yaitu ki perspektif pandang antara gabungan representamen dengan tanda. Pierce membaginya menjadi tiga yaitu:
-
Qualisign
merupakan tanda-merek yang adalah tanda berdasarkan suatu rasam. -
Sinsign
adalah eksistensi dan aktualitas atas satu benda atau hal terhadap satu tanda. sesuatu yang sudah terbentuk dan dapat dianggap sebagai representamen, semata-mata belum berfungsi perumpamaan tanda. -
Lesigsign
ialah norma nan terkandung dalam suatu logo. Situasi ini berkaitan dengan aturan-kebiasaan nan berperan secara umum. Misalkan nama dilarang mengambil kerangka peristiwa tersebut menunjukan bahwa kita dilarang mencoket rajah pada mileu dimana keunggulan itu berada.
Trikotomi ketiga yaitu berdasarkan interpretan. Peirce mengkhususkan tiga macam interpretan, yaitu.
-
Rheme
adalah tera yang memungkinkan ditafsirkan internal pemaknaan yang berbeda-cedera. Misalnya saja khalayak yang matanya berma, maka bisa jadi dia sedang mengantuk, ataupun mungkin linu mata. -
Dicent sign
adalah tera yang sesuai dengan kenyataanya. Misalnya, saja disuatu urut-urutan kampung yang terjal dan demap terjadi kesialan maka di jalan tersebut dipasang pacak suntuk lintas hati-lever kurangi kecepatan. -
Argument
merupakan tanda yang berisi alasan tentang sesuatu hal. Sama dengan tanda larangan merokok di SPBU, kejadian tersebut di bagi karena merupakan tempat yang mudah terbakar.[4]
Referensi
-
^
a
b
As ambarini, Umaya, Nazla Maharani.
Semiologi Teori dan Aplikasi puas karya Sastra. ISBN 978-602-8047-12-8.
-
^
Patriansyah, Mukhsin (2014). “Analisis Semiotika CHARLES SANDERS PEIRCE KARYA PATUNG RAJUDIN BERJUDUL MANYESO DIRI”.
Surat kabar Ekspresi Seni.
16
(2).
-
^
Morissan (2009).
Teori Komunikasi Organisasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
-
^
a
b
Zaimar, Okke K.S. (2008).
Semiotik dan Penerapannya dalam Karya Sastra. Jakarta: Muslihat Bahasa, Departemen Pendidikan Kewarganegaraan.
Source: https://profilbaru.com/Teori_semiotika_Peirce